Ruang olahraga, para pemain basket sedang latihan. Mereka terlihat mulai lelah.
Disinilah akhirnya Athalla dan Lintang, menonton latihan basket teman-temannya.
Lintang terus memperhatikan Athalla. Dia melihat Athalla berkeringat di pelipisnya.
Lintang mengusapnya dengan tisu, Athalla kaget.
"Eh, gak usah kak," tolak Athalla.
"Gak apa-apa. Bukannya kamu pernah melakukan hal yang sama kepadaku?" ucap Lintang tersenyum.
Athalla mengingatnya. Dia hanya mengangguk.
"Terima kasih kak," ucap Athalla.
Lintang menatap Athalla, dia mengikuti ke arah mata Athalla menatap. Dan berakhir di Chadfael.
Apa benar Athalla menyukai Chadfael? Jika benar, aku harus bergerak lebih cepat. Tapi, kenapa sulit sekali mengajaknya? Dia mempunyai banyak alasan. Entah itu sungguhan atau hanya alasan untuk menghindar?
Ah, kenapa aku terpikir bahwa dia ingin menghindar dariku. Jika benar, kenapa dia harus menghindar?
Apa dia sudah tahu aku menyukainya? Atau dia tidak menyukaiku? Batin Lintang.
Lintang mulai membuka pembicaraan, sekedar basa-basi.
"Kamu menyukai basket?"
"Sebenarnya suka sih kak, tapi aku belum bisa. Makanya nanti aku mau minta ajarkan sama Baldwin," Athalla menunjuk ke arah Baldwin.
"Aku juga bisa bermain basket, mau minta ajari sama aku?" ucap Lintang.
"Benarkah? Em, sepertinya itu akan mengganggu dan merepotkan kakak."
"Kenapa kamu berpikir begitu?" tanya Lintang.
"Kakak sudah kelas 11, sebentar lagi naik kelas 12. Jadi, sebaiknya mengurangi aktifitas di bidang non akademik. Apalagi kakak seorang juara kelas, aku khawatir nilai kakak akan menurun."
Lintang tertawa, polos sekali Athalla, pikirnya.
"Kau tenang saja, apapun aktifitas ku sama sekali tidak mengganggu pelajaranku."
Latihan tim basket berakhir, Baldwin mendekati Athalla. Wanita itu langsung sigap, dia memberikan minuman dan handuk kecil kepada Baldwin.
"Asisten yang baik." Baldwin tertawa.
"By the way, kakak Zeva gak datang Win?" tanya Athalla.
"Gak, dia ada pelajaran tambahan." Baldwin meminum air mineralnya.
"Lah? Bukannya tadi mau ajak kamu jalan?" tanya Athalla.
"Iya, dia berniat mau bolos. Tapi, aku larang," ucap Baldwin.
"Ceileh, tumben jadi kekasih yang baik," goda Athalla.
"Memangnya selama ini aku jadi kekasih yang jahat?" tanya Baldwin.
Lintang tertawa melihat kelakuan dua sahabat ini.
Baldwinpun menyadari keberadaan Lintang.
"Eh kak Lintang? Tumben nih nonton latihan basket," ucap Baldwin.
"Iya, nemenin Athalla biar gak sendiri," jawabnya tersenyum.
"Gak mungkin sendiri, orang ada banyak penonton disini," tunjuk Athalla ke kursi penonton lainnya.
Baldwin gregetan dengan sahabatnya ini, dia mengerti maksud lain dari Lintang.
"Iya memang banyak, tapi kan kamu jomblo. Jadi, pasti merasa sepi," ledek Baldwin.
"Baldwin Bennett, anak semata wayang!
Gak perlu pakai diperjelas segala ya? Kamu mau aku pukul?" ucap Athalla terlihat emosi pada sahabatnya tersebut.
"Waduh galak amat! Ampun bosku!" goda Baldwin.
Baldwin berlari, Athalla melempar botol air mineral ke arah Baldwin. Namun naas, lemparannya meleset yang terkena bukan Baldwin, tapi Chadfael. Athalla kaget, dia menutup mulutnya.
"Aww..., " Chadfael mengusap kepalanya.
"Duh, gimana ini?" Athalla panik, dia segera mendatangi Chadfael.
"Kak, a-aku... minta ma'af, aku gak sengaja," ucap Athalla, wanita itu merasa bersalah.
"Lain kali, jangan sembarangan asal lempar benda," sahut Chadfael.
"Iya kak. Ma'af." Athalla hanya menunduk.
Baldwin dan Lintang mendatangi Athalla dan Chadfael.
"Ma'af juga Fael, karena aku, Athalla jadi salah lempar," ucap Baldwin.
"Entah itu kamu atau siapapun, memangnya dia atau orang lain mempunyai hak yang mengizinkan melempar benda sembarangan ke orang?" Chadfael emosi.
"Sudahlah, Fael. Kok kamu jadi marah-marah gini sih? Athalla juga sudah minta ma'af." Baldwin mencoba menenangkan.
"Masalah kecil saja dibesar-besarkan. Orang juga sudah minta ma'af," ucapan Lintang kembali menyulut emosi Chadfael.
"Heh, ini bukan urusan kamu ya? Kamu mau membela orang yang salah?" ucap Chadfael emosi.
Baldwin menghentikan, "sudah Fael, hentikan. Lebih baik, kita pulang saja sekarang. Kayanya kondisi fisik yang lelah, cepat banget bikin naik emosi.
Sebaiknya masalah ini selesai sampai disini saja."
"Ma'af ya kak, aku benar-benar gak sengaja. Lain kali aku gak akan melakukannya lagi." Athalla membungkuk.
"Sudah Thal, mending kamu pulang saja.
Kak Lintang, minta tolong antarkan Athalla. Aku khawatir padanya," ucap Baldwin.
"Baik, Win." Lintang merangkul Athalla.
Masih ada api membara di mata Chadfael dan Lintang.
Baldwin sebisa mungkin menenangkan Chadfael.
🌸🌸🌸
Kamar Athalla, pulang dari sekolah yang dia lakukan hanya mengurung diri di kamar, tangisnya pecah, tak sanggup menahan sesak di dadanya. Dia menahan air matanya sejak dia dimarahi oleh Chadfael. Namun, sebisa mungkin untuk menutupi kesedihannya tersebut.
Lintang ingin mengajaknya jalan untuk menenangkan Athalla, namun ditolaknya. Dia berusaha terlihat baik-baik saja.
Apa hatiku mempunyai dua ruang yang berbeda untukmu?
Aku tak bisa membencimu, meskipun kau marah padaku
Harusnya cinta ini menjadi benci untukmu
Perasaan sedih dan kecewa, tidak mengubah rasa cintaku
Rasa itu tetap ada
Aku harus bagaimana? Aku seperti orang bodoh
Namun pilihanku mencintaimu adalah mutlak
Aku sedih, tapi ingin terus ku lanjutkan rasa ini.
Panggilan Masuk
"Baldwin Bennett 😝"
Jawab • Tolak
Athalla menerima panggilan teleponnya. Sebisa mungkin menghilangkan suara seraknya yang habis menangis.
📞: "Thal!!! Are you okay?
I know, you're not okay! Please tell me!"
📞: "Woy! Gak usah ngegas juga kali ah! Telingaku sakit ini. I'm okay, don't worry about me."
📞: "Don't lie to me! Memangnya siapa yang coba kau bohongi? Suaramu sangat tidak mendukung, aku tahu kamu habis nangis kan?
Kamu bisa bercerita padaku, aku akan menghiburmu, Thal. We are best friends. Aku akan selalu ada untukmu. Jadi, keluarkan segala sesak yang ada di dadamu dan dipikiranmu. I'm a good listener, right?"
Baldwin memang sahabat yang paling pengertian, dia sangat mengenal Athalla dengan baik. Meskipun Athalla berusaha menutupinya. Mungkin 100 orang akan percaya, bahwa dia baik-baik saja. Karena Athalla seseorang yang pandai menyembunyikan kesedihannya. Tapi, tidak untuk Baldwin, dia sangat mengenal Athalla.
Akhirnya tangis Athalla kembali pecah, Baldwin dengan sabar menunggu sahabatnya itu menyelesaikan tangisannya.
📞: "Thank you, Win."
📞: "Syukurlah, telingaku masih berfungsi dengan baik."
📞: "Sembarangan memang, kau pikir suaraku membuat gendang telingamu pecah?" Athalla tertawa.
📞: "Akhirnya kau tertawa juga, Thal.
By the way, kamu gak usah mikirin apa-apa lagi ya? Lupakan semua hal yang menyakitimu hari ini?"
📞: "Gak, Win. Kak Chadfael memang benar, gak seharusnya aku kasar kaya gitu. Dia sudah bikin aku sadar. Selama ini kamu sangat sabar menghadapi aku yang sering emosi dan memukul kamu. Aku menyakiti sahabatku tanpa sadar.
Aku akan berusaha mengubah sifat dan sikapku, terutama padamu."
📞: "Duh, mellow banget. Terharu sekali aku mendengarnya."
📞: "Jangan mulai deh ya, Win."
📞: "Aku hanya bercanda." Baldwin tertawa.
Hening beberapa saat. Dia melanjutkan kembali.
📞: "Lagipula aku baik-baik saja kok, Thal. Memang aku mempunyai banyak teman, tapi yang benar-benar klop sama aku itu ya cuma kamu.
Kita masing- masing mempunyai kekurangan, kamu bisa menerima itu, dan aku pun juga harus bisa.
Kita bisa saling mengisi satu sama lain.
Selama aku dan kamu bisa bahagia, kenapa enggak?"
📞: "Duh, seandainya kak Zeva yang denger ini pasti klepek-klepek dong. Untung ini aku," Athalla tertawa.
📞: "Tuh kan, sulit emang kamu ini, Thal. Pantes saja, kak Lintang sampai sekarang belum bisa dapetin hati kamu. Gak mempan dengan rayuan."
📞: "Dih, kok bahasannya ke kak Lintang sih?"
📞: "Susah bicara sama orang yang gak peka."
📞: "Eh, tapi kemarin kak Ranti ngomongnya aneh juga ke aku, Win. Dia bilang, 'sebelum kau melihat orang lain. Sebaiknya kau melihat yang ada disekitarmu terlebih dahulu.'
Aku gak paham sih, jadi aku cuma diam saja.
Aku pikir, kan yang di sekitarku cuma kamu, Win? Masa iya, aku melihatnya ke kamu?"
📞: "Tuh kan! Sampai kak Ranti juga ikutan, dia gregetan kayanya melihat kamu.
Aku mau bilang kamu polos, ya enggak juga. Ya, kata yang cocok itu cuma 'gak peka'."
📞; "Terserah, kamu mau nyebut aku apa. Aku gak perduli.
*B*y the way, kita teleponan lama gini, nanti kak Zeva marah lagi sama kamu Win."
📞: "Jangan salah, dia itu kekasih yang pengertian, baik.... "
📞: "Hati, tidak sombong dan rajin menabung," sambung Athalla cepat.
📞: "Bisa aja kamu nyambung, Thal," Baldwin tertawa.
"Malah aku yang tertawa, niatnya menghibur kamu."
📞: "Thank you ya Win, setidaknya sekarang perasaanku sudah lega. Sudah dulu ya, mau istirahat nih. Kamu juga, Win. Kamu pasti lebih capek. See you."
📞: "U'r welcome, Princess. Bye."
Baldwin terkadang suka memanggil Athalla dengan sebutan Princess, karena nama belakang Athalla adalah Putri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Ita Yulfiana
keren
2020-09-08
1
Kucing Manis
Next...
2020-09-06
1
Nay⚘
like part tertinggal
2020-09-06
1