Kelas 12-1
Sejak memasuki kelasnya, Chadfael memasang wajah kesalnya. Semua temannya yang menegurnya, sama sekali tak ditanggapinya. Kecuali satu orang....
"Hai, Fael! Bagaimana tugasmu? Sudah selesai?
Kenapa wajahmu terlihat kusut seperti itu sepagi ini?" sapa orang tersebut.
"Hmm, sudah selesai kok. Thanks ya bantuannya. Ma'af meneleponmu malam-malam.
Gak apa-apa kok, lagi kesal saja sama seseorang," ucap Chadfael.
"Bukan apa-apa, lagipula aku memang masih belum tidur.
Kesal? Sama siapa?" tanya orang tersebut.
"Sama Lintang kelas 11, dia sok keren banget," ucap Chadfael, dia memutar bola matanya.
"Hah? Gimana ceritanya?" tanya orang tersebut.
"Dah lah, aku gak mau ceritain tentang dia lagi, Ran."
Ya, seseorang itu adalah Inaranti Bellisa atau lebih akrab dipanggil Ranti.
Zeva yang sedari tadi hanya mendengarkan obrolan mereka, akhirnya mulai paham permasalahan Athalla dan Lintang dengan Chadfael.
Baldwin mengirim pesan dan menjelaskan permasalahan yang terjadi kemarin. Zeva mengerti sepenuhnya sekarang. Tapi, aneh menurutnya seorang Chadfael dengan mudahnya kesal dengan seseorang hanya karena permasalahan kecil.
Saat Zeva sedang termenung memikirkan hal tersebut, dia tak sadar seseorang duduk disampingnya.
Dia menepuk bahunya, Zeva terkesiap karena kaget.
Orang tersebut tertawa melihat ekspresi Zeva.
"Kenapa sekaget itu? Pagi-pagi sudah melamun saja, Zev."
"Hah? Enggak kok," Zeva menggeleng.
"Kamu tahu sesuatu gak tentang masalah Chadfael dan Lintang?" tanya Ranti dengan berbisik, berusaha mengecilkan suaranya agar tak terdengar Chadfael. Ya orang tersebut adalah Ranti.
"Kenapa aku?" tanya Zeva.
"Karena kamu kekasih Baldwin, juga berteman dengan Athalla dan kenal dengan Lintang. Aku hanya merasa ini ada hubungannya dengan salah satu dari mereka," ucap Ranti menghela nafas.
"Kok bisa kamu berpikir seperti itu?" tanya Zeva.
Ranti mengangkat bahunya, "soalnya kemarin aku melihat Athalla bersama Lintang ke ruang olahraga, menonton latihan basket.
Tapi, aku gak tahu ceritanya karena aku harus segera pulang."
"Oh, kenapa kamu ingin mencari tahu dariku? Aku kan juga gak ada di tempat itu," ucap Zeva.
"Kan sudah ku bilang, kau kekasih Baldwin? Pasti dia bercerita ke kamu," ucap Ranti memegang pundak Zeva.
Zeva menggeleng, "aku gak tahu."
"Zeva, jangan bohong ah," ucap Ranti.
Zeva menghela nafas, "kau kan mantannya Lintang, mending tanya dia saja.
Kenapa kau kepo sekali urusan mereka?
Sebenarnya kau menyukai siapa? Chadfael atau Lintang?"
"Wow Zev, aku terkejut dengan keingintahuanmu. Aku dan mereka hanya berteman. Mereka temanku Zev.
Aku hanya tidak ingin mereka bermasalah satu sama lain," ucap Ranti.
Ranti melanjutkan, "aku rasa akan sulit menanyai Chadfael maupun Lintang, mereka pasti tidak ingin membicarakannya denganku. Padahal, aku hanya ingin membantu."
Obrolan mereka terhenti, saat guru sudah memasuki kelas.
🌼🌼🌼
Jam istirahat, kantin terlihat penuh para siswa berdesakan mengantri membeli makanan dan minuman.
Dari awal Athalla duduk di kantin hingga sekarang dia sama sekali tak berbicara apapun.
Baldwin memandang ke arah Zeva, meminta untuk membantunya mengajak bicara Athalla.
"Thal, pulang sekolah kita jalan yuk?
Sudah lama kita gak jalan, semenjak Baldwin sibuk dengan basketnya," ucap Zeva.
"Pulang sekolah ya?"
Akhirnya ada respon dari Athalla.
"Iya, bisa kan?" tanya Zeva.
"Baldwin gimana? Dia kan harus latihan lagi? Minggu depan kan pertandingannya?" tanya Athalla.
"Gak usah mikirin dia, kita jalan berdua saja," jawab Zeva tersenyum.
"Beneran nih kak?" tanya Athalla, dia mengernyitkan alis.
"Iya, beneran. Kita shopping terus ke salon, kalau kamu mau ke toko buku juga bisa," ucap Zeva.
"Wah, kedengarannya asik tuh kak? Oh iya, memang kakak gak ada pelajaran tambahan?" tanya Athalla.
"Hari ini gak ada, cuma senin sampai kamis saja," jawab Zeva.
"Bagus lah, ayo kita jalan," ucap Athalla bersemangat.
"Duh senangnya melihat istri pertama dan kedua akur gini," ucap Baldwin, dia menopang dagu dengan tangannya.
Athalla melayangkan tangan ke udara berniat ingin memukul kepala Baldwin, tapi dia urungkan, karena teringat janjinya sama Baldwin. Dia menurunkannya.
"Kak Ze, kita abaikan saja dia. Aku gak kenal sama dia," ucap Athalla.
"Iya nih, aku juga gitu," sahut Zeva.
"Hei, hei, hei yang benar saja," teriak Baldwin tak terima.
"Yuk kak, kita tinggalin orang aneh ini," ucap Athalla.
Zeva tertawa, Athalla menggandeng tangan Zeva.
Athalla menjulurkan lidahnya ke Baldwin.
Mereka pun melenggang pergi.
"Hei! Kalian mau pergi kemana? Tunggu aku!" teriak Baldwin.
Baldwin terburu-buru membawa sisa snacknya.
Athalla dan Zeva berpisah kembali ke kelas masing-masing.
Athalla melirik jam tangannya, masih ada 15 menit masuk kelas. Dia memutuskan ke perpustakaan.
Baldwin menyusul di belakangnya.
Di perpustakaan terlihat sepi, hanya ada beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
"Win, snack kamu simpan. Jangan dibawa masuk," ucap Athalla mengingatkan.
"Iya, aku tahu," jawab Baldwin.
Athalla segera menuju rak bagian fiksi, dia mencari novel.
"Novel lagi? Memang yang kemarin sudah selesai?" tanya Baldwin.
"Belum sih, tapi sebentar lagi selesai. Jadi, mau lanjutin cerita baru," ucap Athalla nyengir.
"Kayanya memang benar antara rajin dan suka baca itu balance," ucap Baldwin menggeleng-geleng.
Athalla tak menanggapinya. Baldwin duduk mencari tempat yang dekat dengan AC. Dia memainkan handphonenya.
Seseorang mendekati Athalla dan memegang pundaknya. Athalla terkesiap.
"Ma'af bikin kamu kaget," ucap orang itu.
"Kak Jaya?" ucap Athalla.
"Syukurlah kau ingat namaku," ucap orang itu, ya dia Jaya.
"Mana mungkin lupa sama kakak kelasnya," ucap Athalla.
"Ada yang ingin aku bicarakan." Wajahnya terlihat serius.
"Tentang apa kak?" tanya Athalla.
Kring!!!
Bel masuk telah berbunyi.
"Boleh minta nomor WhatsApp kamu gak?
Supaya lebih mudah berkomunikasi," tanya Jaya.
Athalla mengangguk, Jaya menyerahkan handphonenya. Athalla segera mengetikkan nomornya.
"Thanks," ucap Jaya.
"Aku pergi ke kelas duluan kak." Pamit Athalla.
Jaya hanya mengangguk. Athalla menepuk bahu Baldwin. Merekapun segera pergi.
🍃🍃🍃
WhatsApp • 1 Pesan Baru • Sekarang
Athalla mengecek handphonenya, tertera nomor tak dikenal di layar.
"Pulang sekolah, apa kamu sibuk?"
Athalla mengklik profilnya, tertera nama Jayadarma Kusuma.
"Ma'af kak, aku ada janji. Kenapa kak?" balas Athalla.
"Oh, bagaimana dengan besok?" tanya Jaya.
"Bukannya besok libur?" balas Athalla.
"Iya, maksud aku kamu sibuk gak? Ada yang ingin aku bicarakan."
"Gak sih, kak."
"Bisa ketemu gak? Di dekat rumah kamu saja, gak apa-apa."
"Ok, kak."
Baldwin yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Athalla, mulai penasaran.
"Chatting sama siapa sih? Serius banget?"
Baldwin berbisik, karena di depan ada guru yang sedang menjelaskan.
"Kakak Jaya," ucap Athalla pelan.
Baldwin berekspresi penuh tanda tanya. Kok bisa?
"Sudahlah, perhatikan Ibu di depan saja tuh."
Baldwin pasrah, dia memilih menyimpan pertanyaannya untuk nanti saat istirahat kedua.
🍂🍂🍂
Hari sabtu, Athalla dan Jaya bertemu di Cafe dekat rumah Athalla. Setelah keduanya memesan minum, Jaya mulai membuka pembicaraan.
"Athalla, aku kagum sama bakat kamu bermain biola. Apalagi waktu audisi kemarin itu.
Sejak kapan kamu belajar?" tanya Jaya.
Athalla tersipu, "kakak berlebihan sekali. Aku masih belajar juga kak.
Emm, sejak kapan ya? Mungkin waktu SMP, kak."
"Tapi, sungguh permainan kamu bagus sekali. Aku terpukau," ucap Jaya.
"Oh iya, kakak mau bertanya apa?" Athalla mulai menyedot es cappucinonya.
"Wah, to the point sekali. Baiklah, jadi aku mau bertanya tentang Lintang," ucap Jaya dengan nada serius.
Athalla tersedak minumannya.
"Kamu gak apa-apa, Thal?" tanya Jaya khawatir.
"Aku baik-baik saja, kak. Apa yang ingin kakak tanyakan?" tanya Athalla.
Jaya menghela nafas, "yah, dia terlihat murung. Saat aku tanya kenapa, dia gak mau bilang. Sebagai sahabatnya, aku khawatir."
"Kenapa kakak bertanya padaku?" tanya Athalla.
Jaya mengangkat bahunya, "aku hanya merasa, kalau kau tahu sesuatu. Dia mempunyai banyak teman, tapi yang paling dekat dengan dia cuma aku dan kamu."
"Kakak sepertinya salah paham, aku dan kak Lintang gak sedekat itu kok. Hanya hubungan antara kakak kelas dan adik kelas biasa," ucap Athalla berusaha meyakinkan.
"Please, terlepas apapun hubungan kalian, kalau kamu tahu sesuatu tolong beritahu aku," ucap Jaya.
Jauh dari dalam lubuk hati Athalla dia ingin melupakan semua kejadian tersebut, dia merasa tak ingin membicarakannya lagi dengan siapapun.
Tapi, Athalla paham dengan posisi Jaya. Dia membayangkan itu terjadi dengan Baldwin, tentu saja dia harus mencari tahunya.
Akhirnya Athalla dengan sedikit ragu menceritakan kejadian tersebut kepada Jaya.
Jaya mengangguk tanda mengerti, "setidaknya, aku sudah tahu penyebabnya. Dia terlihat murung. Tapi, aku merasa ini bukan tentang permasalahannya dengan Chadfael. Namun denganmu."
"Hah?"
"Aku melihat akhir-akhir ini sikapmu ke Lintang berbeda, kau terlihat menghindarinya," ucap Jaya.
"Ah, ini tidak seperti itu kak. Hanya perasaan kakak saja," Athalla mengelak.
"Gak tahu lah. Sebaiknya kau bicarakan dengan Lintang, apa yang membuatmu gak nyaman dengannya?" ucap Jaya mulai pasrah.
"Gak. Gak ada kok kak. Kak Lintang baik banget sama aku, mana mungkin bikin gak nyaman," jawab Athalla terlihat grogi.
"Baiklah, kalau begitu. Hanya itu saja yang ingin ku tahu. Ku harap kalian cepat membicarakan masalah kalian, jangan sampai saling mengabaikan," ucap Jaya.
Athalla hanya mengangguk.
"Akan aku antar kau sampai ke rumah." Jaya berdiri.
"Gak usah kak, rumahku dekat kok. Jalan kaki juga sampai," Athalla berusaha menolak.
"Gak apa-apa, tetap aku antar walaupun dengan jalan kaki." Jaya bersi keras.
Athalla tak bisa lagi menolak, akhirnya dia hanya menurut. Jaya mengantarkannya sampai depan rumah.
"Terima kasih, kak."
Jaya hanya mengangguk, dia melambaikan tangan.
⭐⭐⭐
Seminggu berlalu, hari ini adalah pertandingan basket antar SMA. Para penonton sudah berkumpul di lapangan sekolah SMAN 2. SMAN 1 Vs SMAN 2.
SMAN 1 dengan kapten tim basket, Chadfael dan SMAN 2 dengan kapten tim basket, Rangga.
Pertandingan dimulai, Athalla dan Zeva duduk di kursi penonton. Athalla melihat Ranti dari kejauhan, dia melihat Athalla, dia pun duduk mendekati gadis itu.
"Athalla? Aku boleh duduk disini?" tanya Ranti.
"Silahkan kak," jawab Athalla.
"Eh, ada Zeva juga," Ranti ke arah Zeva.
"Hai, Ran," balas Zeva.
Tak ada pembicaraan diantara mereka hingga 15 menit.
Mereka fokus ke lapangan. Chadfael memasukkan bola ke ring lawan. Terdengar sorakan penontoh riuh, meneriakkan nama sang kapten.
"Thal, aku boleh bertanya gak?" Ranti membuka pembicaraan.
"Bertanya tentang apa kak?" tanya Athalla.
"Kamu tahu sesuatu tentang Lintang?"
Deg! Pertanyaan ini lagi? Aku tak mau membicarakannya lagi dengan siapapun. Sepertinya disini memang aku yang salah. Batin Athalla.
"Tentang apa ya kak?" tanya Athalla berpura-pura seolah tak tahu.
"Permasalahannya dengan Chadfael?" ucap Ranti.
Athalla mengangkat bahunya, "aku gak tahu, kak. Bukannya kakak temannya?" gadis itu bertanya balik.
"Iya, dia gak mau memberitahu aku," ucap Ranti menghela nafas.
Zeva merasa harus membantu Athalla.
"Thal, aku mau ke toilet. Temenin aku, ya?" ajak Zeva.
"Iya, kak." Athalla segera berdiri mengikuti Zeva.
Thanks kak Zeva. Batin Athalla.
Di toilet, Zeva bercermin dia merapikan rambutnya dan mengoleskan liptint ke bibirnya.
"Kenapa sih tuh orang gak berhenti kepo?"
Zeva ngedumel.
"Ya karena dia adalah teman mereka berdua," sahut Athalla.
"Mereka saja sebagai temannya, gak mau memberi tahu juga sama dia," ucap Zeva.
"Sudah kak. Sabar." Athalla menenangkan Zeva.
"Iya sih, seharusnya kamu yang perlu dikuatin Thal. Kan ini masalahmu juga," Zeva prihatin pada Athalla.
"Aku berniat minta ma'af lagi pada kak Chadfael.
Semoga saja dia mau mema'afkanku." Athalla menunduk.
Zeva mengangkat bahunya, "entahlah, Thal. Aku rasa dia gak marah sama kamu, tapi ke Lintang."
"Tapi, tetap saja kan itu semua gara-gara aku?" ucap Athalla lirih.
"Berhenti nyalahin diri sendiri, lagian si Chadfael juga aneh, tumben banget marah karena permasalahan kecil." Zeva memperhatikan Athalla.
" ..., " Athalla hanya diam.
"Thal, kita ke kantin yuk!" ajak Zeva.
"Lah? Kan acaranya belum selesai?" tanya Athalla.
"Sudah biarin saja, nanti kita tahu juga hasilnya. Aku gak hobi nonton basket, cuma nonton Baldwin doang.
Kalau kamu mau nonton Chadfael, nanti aku minta kirimin video permainan mereka ke teman aku yang sekolah disini."
"Hah?" Athalla merasa kaget, tak percaya.
"Santai saja sih, gak perlu kaget. Siswi disini banyak juga yang ngefans sama Chadfael," ucap Zeva.
🌼🌼🌼
Athalla dan Zeva ke kantin di sekolah tersebut. Ternyata di kantin ada tv yang menampilkan siaran langsung permainan basket.
"Wah, bagus dong Thal. Ternyata ada livenya di kantin.
Jujur saja, aku gerah disana Thal. Mana haus lagi," ucap Zeva mengibas-ngibaskan tangannya karena merasa kepanasan.
"Iya, kak," ucap Athalla tersenyum.
Athalla memilih makanan di kantin, dia terpaku pada kue stroberi di etalase. Dia teringat pada Chadfael.
"Kamu mau makan kue?" tanya Zeva.
"Gak, buat kak Chadfael," ucap Athalla, matanya tak lepas dari kue tersebut.
"Duh, enak banget jadi Chadfael dikasih kue mulu sama kamu, Thal. Belum lagi fansnya yang lain," celetuk Zeva, Athalla hanya tersenyum menanggapinya.
Permainan telah berakhir, SMAN 1 berhasil memenangkan pertandingan. Athalla terharu melihat tim sekolahnya, yang disorot kamera, terutama sang kapten.
"Ayo, Thal. Kita jemput Baldwin," ajak Zeva.
Athalla dan Zeva menghampiri Baldwin. Chadfael melihat ke arah mereka.
Athalla memberanikan diri mendekati Chadfael.
"Ini buat kakak, sebagai permintaan ma'afku dan kak Lintang." Gadis itu menyerahkan kantong berisi kue ke arah Chadfael.
Chadfael hanya menatapnya tanpa ekspresi, tak berniat mengambilnya.
Baldwin gregetan dan mengambil kue tersebut dari tangan Athalla dan menyerahkannya ke tangan Chadfael. Chadfael menyambutnya dengan malas.
"Baiklah, sebenarnya aku sudah mema'afkanmu. Tapi, tidak dengan Lintang. Dia harus minta ma'af secara langsung denganku," ucap Chadfael tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Kak jasmine
12 like mendarat Thor
nanti aku mampir lagi
mmapir ke cerita aku juga yah
CEO Angkuh itu jodoku
misteri villa angker
pendekar samurai
lov you thor
2021-01-03
0
FauLia
suka ❤️
2020-09-08
1
Ita Yulfiana
semangat
2020-09-08
1