Lintang Xenos

Lintang Xenos, seorang senior populer. Tampan? Pasti. Pintar? Dia lebih dari sekedar pintar, dia seorang yang jenius memiliki IQ 141. Dia selalu mengikuti lomba yang berhubungan dengan akademik. Selalu membawa prestasi karena selalu memenangkan perlombaan. Menjadi siswa kebanggaan sekolahnya.

Dia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler musik. Selain pintar di bidang akademik, dia juga pandai bernyanyi. Memiliki suara yang merdu dan soft jika didengar.

Selain berwibawa, dia memiliki sifat yang easy going. Mudah bersosialisasi, karena ramah dengan semua orang. Tidak membeda-bedakan dalam berteman.

Seorang pria yang perfect, tentu saja disukai banyak orang. Tidak hanya dikejar banyak wanita, namun dia juga disegani banyak teman pria.

Tidak hanya menarik perhatian dari kalangan adik kelas dan teman sebayanya, dia juga mendapat perhatian dari para kakak kelasnya.

Banyak wanita yang menyatakan perasaannya pada Lintang, namun tak seorangpun yang diterimanya.

Cara menolaknya pun dengan cara yang halus, sehingga tidak membuat perasaan orang lain terluka.

Meskipun ditolak oleh Lintang, para wanita bisa menerimanya dengan lapang dada, mereka tetap bersikap baik dengan Lintang.

 

🍃🍃🍃

 

Flashback on ~

Satu tahun yang lalu, saat itu Lintang berada di ruang musik. Dia tidur disana, setelah selesai jam pelajaran berakhir.

Dua orang, siswa dan siswi dari kelas 10 masuk ke ruangan tersebut. Lintang terbangun.

"Ma'af mengganggu kak, apakah benar ini ruang musik?" tanya seorang siswi, berambut pendek sebahu.

"Iya, benar. Ada apa?" tanya Lintang.

"Kami dari kelas 10. Kami ingin mendaftar ekstrakurikuler musik. Masih bisa tidak, kak?" tanya siswi itu lagi.

"Iya, tentu masih bisa. Silahkan isi formulirnya,"

Lintang menyerahkan lembar formulirnya kepada mereka berdua.

"Terima kasih kak," ucap mereka berdua.

Mereka mulai mengisi formulir dan hampir selesai.

"Win, kamu bisa memainkan alat musik apa?"

tanya siswi tersebut kepada temannya.

"Aku bisa bermain piano. Bagaimana denganmu?"

siswa yang dipanggil 'Win' tersebut menjawab.

"Aku biola. Wah, keren. Aku ingin sekali bisa bermain piano, nanti ajari aku ya?"

"Tentu, Thal."

Mereka selesai mengisi formulirnya dan mengumpulkannya pada Lintang.

Siswi yang dipanggil 'Thal' tersebut memperhatikan kakak kelasnya tersebut, dia menyerahkan sapu tangannya kepada Lintang.

"Kakak berkeringat, nih ambil saja sapu tanganku."

"Tidak perlu, dek. Aku baik-baik saja,"

Lintang menyeka keringat di dahinya dengan tangannya.

"Aku Athalla Putri kelas 10-3 dan ini temanku Baldwin Bennett. Salam kenal kak. Nama kakak siapa?" Ujar Athalla memperkenalkan diri.

"Aku Baldwin Bennet, dipanggil Baldwin. Salam kenal juga kak." Ujar Baldwin juga memperkenalkan diri.

"Namaku .... "

Athalla melihat wajah Lintang yang masih berkeringat, dia mendekati Lintang dan menyapu keringatnya dengan sapu tangan miliknya.

"Eh?"

"Ma'af kak, aku tidak bermaksud berperilaku tak sopan,"

Athalla membungkuk minta ma'af, sadar karena perlakuannya itu sendiri terjadi karena spontan tanpa minta izin.

"Tidak apa-apa, kok. Oh ya, namaku Lintang Xenos, kelas 11-1. Salam kenal juga. Dan juga terima kasih ya sapu tangannya, nanti aku kembalikan," Lintang tersenyum.

"Eh, tidak perlu kak. Ambil saja, aku masih punya lagi." Ucap Athalla.

"Ok, terima kasih ya dek Athalla," Lintang tersenyum pada Athalla.

"Sama-sama kak. Oh iya, aku ada air mineral sama roti nih kak. Buat kakak saja, sebagai tanda terima kasih juga karena sudah mengizinkan kami mendaftar disini." Ucap Athalla.

"Wah, jadi tidak enak nih. Apa kau ingin menyogokku?"

ucap Lintang bercanda sambil tertawa.

"Ya tidak lah, kak. Cuma berterima kasih kok.

Kalau begitu kami pergi dulu ya kak. Nanti hubungi kami ya?" Ujar Athalla.

"Baiklah, hati-hati ya. Terima kasih untuk minuman dan rotinya, juga sapu tangannya," Lintang melambaikan tangan. Merekapun pamit pulang.

 

🍁🍁🍁

Keesokan harinya ....

Athalla dan Baldwin di kantin sekolah.

"Thal, kamu lancar sekali bicara sama kakak kelas. Aku yang biasanya tidak bisa diam, malah jadi diam. Rasanya lihat kalian ngobrol tu, serasa dunia cuma milik kalian berdua. Aku jadi tidak ingin mengganggu,"

ucap Baldwin.

"Ya ampun, Win. Kamu ini ada-ada saja. Perasaan kamu saja begitu. Aku biasa saja kok." Ucap Athalla.

"Terus, mana kamu perhatian sekali lagi sama kak Lintang." Goda Baldwin.

"Hmm entahlah, Win. Iya tidak tau juga, aku jadi kebiasaan begitu sama orang-orang di dekatku.

Kamu kan tahu bagaimana aku sama kamu?" Ujar Athalla.

"Iya sih, kamu care ke semua orang di dekatmu. Dan aku merasa kaya bayi besar." Ujar Baldwin.

Baldwin dan Athalla tertawa karena celotehan Baldwin tersebut. Tiba-tiba seseorang datang membawakan sekotak pizza, dia duduk di samping Baldwin.

Baldwin dan Athalla saling bertatapan, seolah bertanya-tanya karena bingung.

"Aku boleh duduk disini?" tanya pria itu.

"Tentu saja boleh kak," ucap Baldwin cepat.

"Terima kasih. Ini buat kalian, aku dan temanku kelebihan membelinya. Kebetulan aku melihat kalian disini, jadi aku bagi ke kalian," ucap pria tersebut.

"Tapi, kak Lintang...," ucap Athalla.

Ya, pria tersebut adalah Lintang. Baldwin segera mengambilnya.

"Terima kasih kak. Kakak baik sekali, perhatian dengan kami. Padahal baru kenal kemarin," Baldwin sumringah.

Athalla menatap Baldwin tajam, berusaha memberi tahu untuk tidak menerimanya. Athalla juga menginjak kaki Baldwin.

"Aww ..., " pekik Baldwin.

"Ma'af kak, kami pergi ke kelas duluan ya?" ucap Athalla, dia menarik tangan Baldwin. Baldwin memegang erat kotak pizza tersebut.

"Terima kasih banyak kak Lintang. Sering-sering saja ngasih kami makanan," ucap Baldwin tanpa tahu malu.

Lintang hanya mengangguk dan tersenyum. Athalla merasa sangat malu dengan Lintang, karena sikap Baldwin tersebut.

Di kelas 10-3, Athalla bergegas duduk dia terlihat cemberut.

"Hey Win! Kamu itu malu-maluin banget sih? Kenapa menerima begitu saja? Mana pakai acara bilang sering-sering ngasih begini lagi. Aku malu banget tahu." Ujar Athalla.

"Ya ma'af, Thal. Aku paling tidak tahan dengan godaan pizza, aku tidak bisa menolaknya. Kan kamu tahu aku suka banget sama pizza?" Ucap Baldwin.

"Iya tahu kok, kan nanti kita bisa beli. Jadi tidak enak tahu gak sih sama kak Lintang. Kita kan baru kenal kemarin." Athalla merasa tak enak.

"Iya sih. Ya sudahlah, Thal. Lagian kan aku yang ngomong begitu. Jadi, kamu tidak usah ikutan malu begitu lah," ucap Baldwin.

"Win, ya ampun kamu ini ...," Athalla menyerah.

"Rezeki tidak boleh ditolak, Thal. Lagian ya, misalkan kamu yang di posisi kak Lintang, terus pemberian kamu ditolak, bagaimana perasaan kamu? Sedih kan?

Jadi, tidak salahnya kan menghargai pemberian kak Lintang?" Ujar Baldwin membela diri.

"Iya Win, aku tau kok. Yang aku khawatirin tadi, pas kamu bilang 'sering-sering' itu loh. Kan jadinya seperti tidak tahu malu. Walaupun cuma bercanda." Athalla menghela nafas.

"Iya, ma'af deh. Lain kali kamu ya yang beliin aku pizza. Bagaimana?" Goda Baldwin.

Athalla geleng-geleng, Baldwin hanya cengengesan. Dia membuka kotak pizzanya dan segera melahapnya.

 

🍂🍂🍂

 

Athalla memeriksa handphonenya.

1 Pesan Baru

From: +628xxxxxxx

Athalla Putri, kelas 10-3.

Pulang sekolah berkumpul di ruang musik bersama dengan siswa baru lainnya yang mengikuti ekskul musik.

By: Lintang Xenos

"Win, kamu dapat sms ini tidak?" Athalla memperlihatkan handphonenya ke Baldwin.

"Tidak ada, Thal," Baldwin menggeleng.

"Oh ya sudah, mungkin karena kita berdua sekelas, jadi dia tidak sms kamu. Yang penting sekarang kita sudah dapat informasi ini. Pulang sekolah kamu tidak ada acara kan?" Ujar Athalla.

"Kamu tahu betul, Thal. Mana mungkin aku mempunyai acara?" Baldwin terkekeh.

"Iya tahu, mungkin saja hari ini tiba-tiba ada acara apa gitu." Ujar Athalla.

"Tidak ada, aku free kok." Jawab Baldwin.

Jam Istirahat,

Baldwin dan Athalla berada di kantin, mereka ngobrol tentang ekskul musik yang akan mereka ikuti.

Tiba-tiba Ibu di kantin menyodorkan dua gelas minuman bersoda kepada Athalla dan Baldwin.

"Bu, kami tidak memesan minuman ini," ucap Athalla.

"Iya, tadi ada yang bayarin dan menyuruh Ibu kasih ini ke kalian," jawab Ibu kantin.

"Siapa, Bu?" tanya Athalla.

"Ada tadi kelas 11, dia tidak mau namanya disebutin." Ujar Ibu kantin.

Athalla celingukan melihat ke segala arah, di kantin sedang ramai, agak sulit mengenali orang.

"Oh, kalau begitu, terima kasih ya Bu," ucap Athalla sopan.

"Bilangin terima kasih juga sama orang itu Bu," ucap Baldwin menambahkan.

"Iya." Ibu kantin pun menjauh kembali ke tempatnya.

"Firasatku bilang, kalau ini kak Lintang lagi deh,"

ucap Baldwin.

"Iya Win, aku juga mikirnya dia juga. Duh Win, jadi makin tidak enak aku sama dia." Ujar Athalla.

"Santai lah, Thal. Bukan kita yang minta juga." Ucap Baldwin.

"Iya sih Win, tapi kalau keseringan tidak enak juga lah Win." Ucap Athalla.

"Ya terserah kamu. Aku sih fine aja dikasih terus." Sahut Baldwin santai.

"Iih, Baldwin Bennett anak semata wayang. Please ya, dimana harga dirimu?" Ujar Athalla kesal.

"Loh kok bilang harga diri sih, apa hubungannya coba?" Sahut Baldwin kesal juga.

"Denger ya Baldwin. Memberi itu lebih baik daripada menerima. Lagian kalau terus-terusan begini, jadinya kita itu berasa punya hutang sama kak Lintang.

Dan suatu saat kalau dia minta tolong apa gitu, kamu bakalan tidak enak untuk bilang tidak sama dia. Walaupun kita memang seharusnya membantu." Tutur Athalla panjang lebar.

"Duh, lama-lama pusing dengerin kau ceramah mulu Thal. Kalau memang tak enak, ya harus diomongin sama orangnya langsung lah Thal." Sahut Baldwin.

"Dibilangin malah pusing. Iya sih, nanti aku bicara lagi sama kak Lintang." Ujar Athalla.

"Begitu dong. Berhenti bikin aku pusing." Ucap Baldwin.

 

🍀🍀🍀

 

Ruang musik,

Lintang dan teman-temannya kelas 11, terlihat sangat sibuk merapikan dan mengatur tempat, memastikan agar ruang tersebut terasa nyaman untuk adik kelasnya yang mendaftar menjadi anggota baru di ekskul tersebut. Kelas 10 sudah mulai berdatangan.

Lintang menyambut mereka dan mempersilahkan mereka masuk.

Setelah anggota baru sudah banyak berkumpul, Lintang celingukan menatap ke kiri dan ke kanan, dia terlihat gelisah. Dia memeriksa handphonenya.

Dia hampir memencet tombol panggil kontak seseorang. Tiba-tiba dua orang yang ditunggu telah datang, mereka terlihat ngos-ngosan, karena habis berlari. Lintang tersenyum, dia memasukkan kembali handphonenya ke saku.

"Ma'af kak, kami terlambat. Tadi Gurunya sedikit terlambat keluar kelas," ucap Athalla yang masih terlihat ngos-ngosan.

"Iya tidak apa-apa, baru mau mulai kok. Ayo masuk." Ujar Lintang tersenyum.

Sementara itu, di depan sudah ada seseorang dari kelas 11, teman Lintang.

"Halo semua, adik-adik kelas 10.

Perkenalkan nama kakak, Jayadarma Kusuma. Panggil saja, kak Jaya. Kakak kelas 11-2, beda kelas dengan Lintang Xenos yang kelas 11-1.

Tapi, kakak tidak kalah ganteng kan dengan kak Lintang?" Ujar Jaya.

"IYA!" sahut mereka serentak.

"Baik, terima kasih.

Tahun ini ada banyak yang ingin bergabung, namun kami tidak bisa menerima kalian semua. Kapasitasnya tidak mencukupi.

Jadi, nanti kami akan seleksi lagi. Bagi yang tidak masuk, jangan patah semangat ya. Masih ada kesempatan, di tempat yang lain.

Untuk saat ini, alangkah baiknya kita semua berkenalan terlebih dahulu.

Sebutkan nama lengkap, nama panggilan dan kelas kalian. Kalian bisa maju satu persatu ke depan sini,"

ucap Jaya.

Satu persatu maju mengenalkan diri, hingga tiba giliran Athalla.

"Nama saya Athalla Putri, panggil saja Athalla. Kelas 10-3. Salam kenal semua." Athalla melambaikan tangan pada teman-temannya.

"Tunggu dulu, Athalla. Apa kau kekasihnya Lintang?"

tanya Jaya secara tiba-tiba.

"Ah, bukan kak. Kenapa kakak berpikir seperti itu?"

Athalla terkejut mendapat pertanyaan yang tak terprediksi olehnya.

Lintang hanya tersenyum kecil dari kejauhan.

Dia berdiri di barisan paling belakang.

"Kau yakin? Lihat Lintang, dia tersipu." Ujar Jaya menunjuk ke orang yang dia maksud.

Semua mata pun tertuju ke belakang tempat Lintang berdiri. Lintang menatap Jaya seperti mengisyaratkan 'awas kau Jaya.'

"Tidak kak. Kakak salah paham. Kami hanya berteman. Kalau begitu aku boleh duduk kembali kan, kak?" Athalla segera menjawab, takut disalahpahami semua orang.

"Baiklah, silahkan kembali duduk." Ujar Jaya mempersilahkan.

"Terima kasih," Athalla kembali duduk di tempatnya. Terdengar bisik-bisik, "mana mungkin kan kak Lintang naksir cewek tomboy seperti itu."

"Kak Lintang itu perfect, jadi juga harus bersama cewek yang sempurna."

Masih banyak lagi yang mereka bisikkan, Athalla berusaha menutup telinganya, berpura-pura tak mendengar. Baldwin memegang pundak Athalla, menenangkan Athalla.

"Kau baik-baik saja?" tanya Baldwin khawatir.

"Tentu," jawab Athalla, mencoba tersenyum.

"Kau yakin?" tanya Baldwin lagi memastikan.

"Iya aku yakin. Lagipula aku tidak berkencan kan dengan kak Lintang, jadi santai saja." Ucap Athalla.

Athalla sendiri masih berpikir, bagaimana mungkin dia bisa disalahpahami oleh kakak kelasnya tersebut.

Terpopuler

Comments

Baranzha_Putri

Baranzha_Putri

semangat kak aku kembali mampir 😉

2020-10-21

1

Muffi

Muffi

love n like

2020-09-21

1

Ita Yulfiana

Ita Yulfiana

like

2020-09-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!