Kelas 10-3, suasana kelas tersebut terdengar berisik, para siswa sedang asyik melakukan berbagai aktifitas masing-masing.
Athalla Putri duduk sebangku dengan Baldwin Bennett, mereka sangat dekat. Sehingga yang lain berpikir mereka sepasang kekasih, tapi dibantah oleh Athalla dan juga Baldwin.
“Win, kau kenal dengan kakak Chadfael, kan?” tanya Athalla.
“Tentu, aku kan wakil ketua tiim basket. Siapa sih yang tidak kenal dengan Chadfael tiang itu?” ucap Baldwin antusias. Athalla hanya mendecih karena tak terima dengan ucapan Baldwin yang menjelek-jelekkan nama Chadfael.
“Memangnya kenapa Thal? Kenapa tiba-tiba kau bertanya tentangnya?” tanya Baldwin penasaran.
“Ah, tidak kok. Cuma ingin bertanya saja," jawab Athalla.
“Ish, kau menyembunyikan sesuatu dariku?” Selidik Baldwin.
"Baiklah, aku mengaku. Aku menyukainya sejak pertama kali bertemu dengannya di perpustakaan waktu itu," Athalla menyerah, dia tidak bisa menyembunyikannya dari Baldwin. Baldwin tertawa puas.
“Kenapa kau bisa menyukainya?” tanya Baldwin.
“Oh ayolah Win, semua orang tau dia tampan. Tapi, sebenarnya bukan karena itu.
Aku juga tidak tau kenapa aku menyukainya, yang jelas jantungku berdegup kencang saat itu, melihat senyumnya yang sangat manis dengan dimple di pipinya," ucap Athalla tersenyum sambil membayangkan.
“Hoeeek. Dasar lebay!” ucap Baldwin menunjukkan ekspresi seolah muntah.
“Ih, kenapa kau seperti itu? Kau iri karena dia lebih tampan darimu?” ucap Athalla sewot.
“Big no! Siapapun tau, aku tampan dan manis. Mana mungkin aku iri?” jawab Baldwin.
“Tapi kau pendek," ucap Athalla meledeknya, dia menjulurkan lidahnya dan berlari.
“Hei! Aish, awas kau ya?!” Baldwin mengejar Athalla yang sudah berlari lebih dahulu daripada dia.
...🌼🌼🌼...
Seminggu berlalu, Athalla selalu menonton latihan basket, dia duduk di samping Baldwin, di kursi penonton.
“Kau suka kan dengan Chadfael?
Kenapa tidak mencoba menyatakan cinta saja padanya?” tanya Baldwin.
“Hah? Kau gila? Mau ditaruh dimana mukaku?” ucap Athalla.
“Sekarang bukan waktunya untuk memikirkan gengsi. Mungkin saja dia suka juga denganmu, aku sering sekali melihatnya saat menatapmu,” ucap Baldwin meyakinkan.
“Win, kau membuatku GR (Gede Rasa). Mana mungkin dia seperti itu.” Athalla merasa tak yakin.
“Tidak salahnya dicoba. Kamu tak akan tahu, jika kamu tidak mencobanya," ucap Baldwin mengangkat bahunya.
“Baiklah, kau mau membantuku?” tanya Athalla.
“Dasar wanita ini, masa iya minta bantuan padaku?” ucap Baldwin.
“Hey! Kau yang menyuruhku tadi.” Athalla memukul lengan Baldwin.
“Aww! Baiklah, kau buat saja surat cinta atau coklat atau apalah itu. Nanti aku akan membantumu mempertemukan kalian.”
"Win, aku malu jika berhadapan langsung dengannya," ucap Athalla.
“Lalu kau maunya apa?” tanya Baldwin.
“Entahlah, mungkin aku hanya akan mengirim surat untuknya," ucap Athalla, dia mengangkat bahunya.
“Terserah kau saja," ucap Baldwin.
...🌻🌻🌻...
Keesokannya Athalla memasukkan surat ke loker Chadfael, seperginya Athalla dari situ datanglah Chadfael membuka lokernya.
“Hah? Surat cinta?”
Kakak...
Aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu di perpustakaan waktu itu.
Athalla Putri
Chadfael memasang pose berpikirnya dia bergumam, “Athalla Putri? Sepertinya aku kenal?
Ah, dia kan teman Baldwin yang selalu menempel dengan Baldwin. Hmm." Lalu dia membuang surat itu ke sampah dan mengambil seragam olahraganya di loker.
Seseorang melihatnya dari kejauhan, setelah Chadfael menjauh, dia memungut surat yang dibuang di tempat sampah tadi dan membacanya.
...🍃🍃🍃...
Seperti biasa, Athalla tak pernah ketinggalan menonton latihan basket. Seusai latihan basket, Chadfael mendekati Baldwin dan mengambil air mineral di tangannya.
Athalla merasa gugup, pasalnya sekarang Chadfael sangat dekat dengannya. Chadfael menatap Athalla, “Apa kau Athalla Putri?” tanyanya.
“Apa? Ah iya kak," ucap Athalla gugup.
“Bisa kita bicara berdua sebentar?”
“I-iya,” jawab Athalla kikuk.
Baldwin memasang wajah menggodanya, menaik- turunkan alisnya, Athalla memukul lengan Baldwin.
“Aww sakit, Thal," ucap Baldwin manja, Athalla hanya mendecih dan mengikuti Chadfael yang menuju ruang ganti.
“Athalla. Aku sungguh minta ma'af.
Aku tidak bisa menerimamu, ma'af sekali.
Ku harap kau mengerti, karena saat ini aku juga sedang menyukai seseorang. Apa kau baik-baik saja?”
Athalla terdiam, hatinya terasa sakit. Dia berusaha sekuat mungkin menahan air matanya. Akhirnya dia hanya mengangguk dan pergi, dia tak sanggup mengucapkan sepatah katapun, dia takut jika suaranya akan bergetar karena dia sedang berusaha menahan tangisnya.
...🌻🌻🌻...
Pulang sekolah, cuaca di luar sangat terik. Sehingga membuat para siswa bergegas untuk menuju kendaraan masing-masing untuk pulang.
“Thal, sepertinya aku tidak bisa pulang bersama denganmu. Aku pulang bersama Zeva," ucap Baldwin.
Athalla mengangguk dan menjawab, “baiklah, Win. Hati-hati ya?"
Baldwin mengangguk, "aku pergi dulu, kamu juga hati-hati ya?"
“Iya, Win," ucap Athalla tersenyum.
“Jangan galau lagi, lebih baik kau lupakan saja si Tiang itu. Dia sudah menyakitimu," ucap Baldwin prihatin, Athalla hanya mengangguk. Baldwin pergi menjauh.
Athalla berjalan ingin menyeberang. Namun tiba-tiba ada mobil dari arah kanannya melaju dengan cepat.
Brakkk!
Athalla terkapar, sang penabrak shock. Orang-orang yang berada di sekitar langsung mengerubunginya. Sang penabrak panik melihat Athalla bersimbah darah.
Orang di sekitarnya pun berteriak agar si penabrak membawanya ke rumah sakit. Si penabrak kembali pada kesadarannya dan mengangkat Athalla ke mobilnya.
Di rumah sakit, Chadfael duduk di kursi di depan ruangan Athalla dirawat, dia menelpon Baldwin.
📞: “Halo, Baldwin?” ucap Chadfael pelan.
📞: “Halo, ada apa Chadfael? Tumben sekali menelponku," sahut Baldwin.
📞: “Bisa kau hubungi keluarga Athalla?” tanya Chadfael hati-hati.
📞: “Maksudmu Athalla temanku, Athalla Putri? Ada apa Fael?” tanya Baldwin.
📞: “Dia ... aku ....
Dia kecelakaan dan aku yang menabraknya," ucap Chadfael gugup.
📞: "APA? KAU GILA?
APA YANG TELAH KAU LAKUKAN, HAH?
AKU AKAN MENGHUBUNGI KELUARGANYA.
JANGAN HARAP KAU SELAMAT DARIKU FAEL! HAH!” teriak Baldwin.
📞: “M ... ma'af ... ma'afkan aku...,” ucap Chadfael bergetar.
Sambunganpun di putus dari seberang.
Keluarga Athalla tiba bersama Baldwin, mereka langsung masuk ruangan Athalla. Baldwin menarik Chadfael ke toilet di sebelah ruangan rawat Athalla.
“APA YANG KAU LAKUKAN CHADFAEL JERICHO PRADIPTA? KAU INGIN MEMBUNUHNYA? KAU GILA!”
Baldwin mengamuk dengan sepupunya itu, dia memukul Chadfael hingga roboh.
Sudut bibirnya berdarah, dia hanya duduk dan tak berdiri lagi. Dia tak melawan Baldwin.
“Semuanya terjadi begitu saja, Win. Aku tidak sengaja. Waktu itu aku menyetir dan menunduk untuk mengambil handphoneku yang terjatuh di kakiku, tiba-tiba saat aku mendongak ke depan, Athalla terkapar di depanku. Aku shock..., " ucap Chadfael, suaranya bergetar.
“Fael, aku kecewa padamu. Dia sahabatku dan kau menabraknya. Dia salah apa, Fael? Dia bahkan menyukaimu, tapi kau menolaknya. Kau harus bertanggung jawab,” ucap Baldwin.
“Baiklah. Aku akan bertanggung jawab dengan apa yang telah aku lakukan. Aku tidak akan lari, kau tenang saja," jawab Chadfael.
“Kau sudah menyakiti hatinya dan sekarang melukai fisiknya, kau benar-benar keterlaluan Fael," ucap Baldwin menggeleng-geleng.
...🌸🌸🌸...
Mereka berdua telah kembali ke ruangan Athalla.
“Tante, bagaimana keadaaan Athalla?” tanya Baldwin pada Mama Athalla.
“Baldwin, Athalla… dia, kakinya lumpuh. Tapi, tidak permanent. Athalla akan sembuh, jika dia terus mengikuti terapi,” ucap Mama Athalla sedih.
Baldwin dan Chadfael kaget mendengar itu, akhirnya Chadfael memberanikan diri untuk mengakuinya pada Orangtua Athalla.
“Om, Tante. Saya Chadfael… saya sungguh minta ma'af, saya yang sudah menabrak Athalla. Tapi, saya akan bertanggung jawab Om, Tante. Saya benar-benar tidak sengaja,” ucap Chadfael menunduk, Mama Athalla hanya menggeleng, dia masih menangis.
“Om ma’afkan kau, Nak. Om percaya kau orang yang bertanggung jawab. Om harap kau bisa menjaganya dengan baik,” ucap Papa Athalla melirik ke arah Athalla yang terbaring dengan oksigen sebagai alat bantu pernafasannya.
Mata Chadfael merah, karena menangis, dia mengangkat wajahnya dan menatap Papa Athalla, dia kaget, Papa Athalla mema’afkannya dan percaya dengannya.
"Terima kasih, Om,” dia membungkuk, Papa Athalla menepuk pundaknya.
Athalla telah sadar, dia terkejut melihat Chadfael.
“Athalla, kau sudah sadar, Nak? Ini Mama dan Papamu,” ucap Mamanya, Athalla hanya mengangguk pelan.
“Thal, apa yang sakit?” tanya Baldwin.
Athalla hanya menggeleng dan menatap Chadfael yang berdiri disamping Baldwin. Baldwin menyenggol Chadfael.
“Ah, apa kau baik-baik saja Athalla?” tanya Chadfael, Athalla hanya mengangguk pelan.
“Sebaiknya kau istirahat saja. Nanti kita bicara lagi,” kata Mama Athalla.
“Om, Tante, aku yang akan menjaga Athalla disini. Kalian berdua pulang saja, kalian pasti lelah,”
ucap Baldwin.
Chadfael yang merasa dirinya bertanggung jawab akhirnya juga ikut meyakinkan Mama dan Papa Athalla.
“Iya. Om, Tante. Kalian pulang saja, biar kami saja yang menjaganya," ucap Chadfael.
“Huh? Baiklah kalau begitu, terima kasih Chadfael, Baldwin,” ucap Mama Athalla, merekapun pulang.
“Win, bisa kita bicara diluar sebentar?” ajak Chadfael.
Merekapun keluar.
“Ada apa, Fael?” tanya Baldwin.
Chadfael menghela nafas, “bisakah kau rahasiakan ini? Jangan beritahu Athalla, kalau aku yang menabraknya.”
“Kenapa? Kau tidak bermaksud melarikan diri kan?” tanya Baldwin.
“Tentu saja tidak, aku hanya tidak ingin dia tambah terluka karenaku, Win. Please ...,” Chadfael memohon pada Baldwin.
“Baiklah, sebaiknya jaga ucapanmu itu. Kau harus bertanggung jawab atas kesembuhannya," ancam Baldwin.
Chadfael mengangguk, “hmm, tentu saja.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Bukan pembaca gelap
nyicil baca
2020-09-29
1
Maria W.H
Like.
Mari kita saling mendukung.
2020-09-28
2
Muffi
menarik ceritanya
2020-09-21
1