"Hentikan Kisanak.." Kedua orang itu pun menghentikan serangannya.
"Akhirnya kau keluar juga Ki Demang..?"
"Siapa kalian?. Dan kenapa kalian membunuh pengawalku..?" Lalu orang dengan penutup muka itu menjawab.
"Bukan salahku Ki Demang. Mereka menyerang kami lebih dahulu. kami hanya membela diri. Mengenai siapa kami, kau tak perlu mengetahui nya.."
"Baik..tapi apa keperluan kalian denganku..?"
"Aku ragu dengan kesediaan Ki Demang. Tapi bila kau menolak. Terpaksa kami melakukan kekerasan. Sebelum itu. Agar kau mau berpikir jernih. Aku akan memanggil anak buahku.."
Sesaat kemudian orang itu pun bersiul. Lalu dari atas pohon dan dibalik semak-semak bermunculan sepuluh orang yang juga memakai penutup wajah. Ki Demang pun terperanjat.
"Nah Ki Demang, sekarang aku minta kau berpikir jernih. Enam orang pengawalmu saja tak bisa mengalahkan kami berdua. Apalagi sekarang kami berjumlah dua belas. Rumahmu sudah terkepung ki demang.."
Kecutlah hati Ki Demang. Pengawalnya hanya tersisa dua orang. Tapi ia tak mau terjadi apa-apa dengan keluarganya.
"Baiklah Kisanak... katakan apa yang kau minta..?"
"Hahaha. Bagus Ki Demang. Kau mau juga berpikir jernih. Baiklah Ki Demang. Kumpulkan perhiasanmu dalam satu kantong. Juga keping uang emas. Aku tak perlu masuk ke dalam. Kau dan pengawalmu harus mempersiapkannya. Aku akan menunggu kalian disini.."
"Baik. Aku penuhi permintaanmu Kisanak.." Lalu ia memanggil sisa pengawalnya lalu bergegas masuk. Tapi orang dengan penutup wajah itu kembali berbicara.
"Tunggu dulu Ki Demang, aku belum selesai berbicara.." Ki Demang pun menghentikan langkahnya.
"Apalagi yang ingin kau bicarakan..?"
"Panggil lah Putrimu. Kami akan membawanya serta dengan hartamu.." Bagai di sambar petir, Terkejutlah Ki Demang dengan permintaan itu.
"Apa hubungan Putriku dengan ini semua Kisanak..?" Aku sudah bersedia memberikan hartaku. Kenapa kau malah meminta hal yang tak akan ku kabulkan.
"Hahaha. Sudah kubilang aku meragukan kau Ki Demang. Sekali lagi kukatakan panggil Putrimu. Atau kalian semua akan mati disini.."
Ki demang tak menyangka dengah hal ini. Ternyata firasat Senjaya benar-benar terjadi. Tapi ia tak mau menyerahkan Putrinya. Ki Demang pun tahu sebenarnya siapa orang itu. Pastilah mereka adalah anak buah Kiyai Jagat Purba. Dan ia juga yakin Randu ada di antara mereka. Ki Demang mengenal pula suara orang yang memakai penutup wajah itu. Pastilah ia Ki Jagat Purba. Guru Randu.
"Aku tau sebenarnya Siapa kalian. Kalian ternyata manusia-manusia durjana berhati bejat. Aku tak akan menyerahkan Putriku. Lebih baik kau langkahi dulu mayatku.."
Ki Demang mencabut kerisnya lalu memasang kuda-kuda. Kemudian sisa tiga orang pengawal itu pun bersiap-siap.
"Waladalah. Kau memang keras kepala Ki Demang. Aku tau kau hanya bisa sedikit beladiri. Janganlah bertindak konyol. Atau kau akan menyesalinya.."
"Aku tak akan menyesalinya Kisanak. Keris ini sudah keluar dari sarungnya. Walau aku hanya sedikit paham beladiri. Tapi kau tak akan bisa mengalahkan kerisku.." Lalu Ki Demang merapal mantra-mantra. Tiba-tiba keris itu pun Bersinar kekuningan. Kiyai Jagat Purba dan anak buahnya tertegun.
"Bukan main Ki Demang. Kau mempunyai keris Nagabaya. Dari mana kau mencurinya..?"
"Hahahah. Jangan terkejut Kisanak. Kau pasti kenal Ki Darmala.." Seketika itu juga Ki Demang melempar keris itu ke arah Ki Jagat purba. Keris itu pun berterbangan bagai punya nyawa sendiri. Melihat ini Ki Jagat Purba tak mau bermain-main. Ia pun segera menarik kujang dari sarungnya. Lalu menangkis keris itu. Tapi keris itu terus melayang menyerang dirinya. Ia pun kelabakan menangkisnya.
Sejenak ia mengatur gerakannya. Lalu melompat menjauhi keris itu. Sebelum keris itu tiba. ia segera merapal mantra. Kujang itu bersinar keperakan. Ia pun melemparnya ke arah keris itu. Disaat keris dan kujang itu bertemu. Keluarlah percikan api. Lalu tiba-tiba terjadi ledakan yang sangat dahsyat menggetarkan area itu. Yang disayangkan terjadi. keris itu ternyata hancur berkeping-keping. Sementara kujang yang masih utuh itu kembali ke pemiliknya.
"Ki Demang. Kau telah membuatku marah. Kau benar-benar hendak membunuhku dengan keris laknat itu. Sekarang terimalah pembalasanku.."
Ia pun melempar kembali kujangnya dan melesat ke arah kening Ki Demang. Dirinya yang tertegun dengan serangan yang cepat itu tak sempat mengelak. Sekejap lagi kujang itu menghujam keningnya. Tiba-tiba Ki Demang merasakan hempasan angin yang kuat di sampingnya. Ia terkejut dikala entah dari mana, Senjaya telah menangkap kujang itu dengan tangannya.
"Kau Senjaya. Oh kau telah menyelamatkanku.."
"Masuklah Ki Demang. Biar aku yang mengurus gerombolan ini.."
Melihat hal itu Ki Jagat Purba pun membentak.
"Anak kurang ajar. Siapa kau hah..?"
Lalu seorang dari anak buahnya mendekati Kiyai itu dan berbisik di kupingnya. "Itulah yang bernama Senjaya Guru. Kau harus hati-hati ia punya ilmu gelap ngampar.."
"Aku tak takut. Akan kita buktikan kekuatan Anak itu.."
"Baiklah guru. Berhati-hatilah.."
Ki Jagat Purba memperhatikan Senjaya dengan seksama. Belum pernah ada satu pun orang yang mematahkan serangan kujangnya. Tapi anak muda itu dengan mudah menangkapnya.
"Jadi kau yang bernama Senjaya. Hah..!!?"
"Betul Kisanak. Dan aku minta kau minggat bersama komplotanmu itu. Ki Demang tak akan memenuhi semua permintaanmu.." Ki Jagat purba pun meradang
"Kau jangan sombong Senjaya. Kau pikir dengan menangkap kujangku, kau sudah menang..?"
Lalu ia merapal mantra lagi. Kujang yang berada di genggaman Senjaya bersinar kembali. Kujang itu bergerak ingin melapaskan diri. Senjaya pun tersentak ke depan. Ia tahan keris itu agar tak lepas dari genggaman. Terjadilah tarik menarik antara senjaya dan Ki Jagat Purba. Kiyai itu mengerahkan seluruh tenaganya. Tapi memang Senjaya lebih kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Teteh Lia
senjaya mana ini,,, situasi darurat seperti ini, belum nongol juga.
2024-05-22
2