"Baiklah Ayuni. Mari kita lihat.."
Mereka pun menuju ke ruang belakang dekat dengan dapur. Ayuni dan Ayahnya mendekati sebuah jendela dan mengintip Senjaya yang sedang memilih-milih kayu yang sudah tua dan kering. Lalu Senjaya mengambil segelondong kayu hutan yang masih utuh. Gelondongan itu besar sekali
Dan dengan sekali tebas bagai tak pakai tenaga, mudah saja Senjaya membelah kayu itu. Ki Demang pun berdecak kagum.
"Luar biasa..kau benar Ayuni. Senjaya mempunyai tenaga yang tak bisa disamakan dengan manusia pada umumnya. Hanya orang yang melatih tenaga dalam saja yang bisa melakukannya. Itu pun tak akan seperti Senjaya. Ia memotong kayu itu bagai memotong daun saja,"
"Nah apakah Ayah mempercayainya,?"
"Yah Ayah percaya nak. Seperti kata Ayah kemarin. Kemungkinan ia mendapatkan ilmunya mirip dengan Raden Rangga,"
"Ya bisa jadi Yah,"
"Ah sudahlah. Apa kau tak mau kembali kedapur Ayuni,?"
"Ya Ayah. Aku kedapur dulu.." Ayuni pun bergegas kembali kedapur. Lalu Ki Demang menghampiri Senjaya.
"Luar biasa. Sepertinya sekarang aku mempercayai kata-katamu semalam. Tak ada yang bisa membelah gelondongan kayu sebesar ini hanya dengan sekali tebas,"
"Ah Ki Demang terlalu memuji. Aku pun heran dengan tenagaku ini Ki Demang,"
"Kenapa kau heran Senjaya. Seharusnya kau bangga akan kemampuanmu itu,"
"Ki Demang, semua ini terjadi dengan tiba-tiba. Sebenarnya aku senang. Tapi aku pun khawatir dengan kekuatanku ini mudah saja mencelakai orang. Itu yang ku tak mau. Kemarin aku merasa bersalah setelah memelintir kaki seseorang kawan dari Randu. Sepertinya ia sangat kesakitan dan meronta. Aku jadi tak tega." Ki Demang pun mendesah lirih. Lalu ia menceritakan sedikit pengalaman hidupnya.
"Ya aku mengerti perasaanmu Senjaya. Asal kau tahu, sebenarnya, aku dulu juga berguru. Tapi setelah aku memukul musuhku hingga berdarah, aku jadi tak tega pula. Besok nya aku pergi dan tak mau belajar silat lagi. Tapi setelah tua aku menyesal Senjaya. Bahkan aku tak bisa melindungi Putriku sendiri. Bila saja aku menjadi dirimu sewaktu kau menolong anak ku?, pastilah ceritanya jadi lain. Karena apa Senjaya? Karena aku hanya bisa sedikit beladiri.." Ki Demang berhenti sebentar lalu melanjutkan kata-katanya.
"Nah Senjaya sudah seharus nya kau bersyukur punya kemampuan yang jarang dimiliki orang lain. Pergunakanlah dijalan kebaikan. Kembangkanlah ilmumu itu. Jangan malah kau menyia-nyiakannya. Banyak orang yang akan membutuhkanmu Senjaya. Dunia ini sekarang memang diliputi oleh nafsu dan keangkara murkaan. Sudah seharusnya kau berperang melawannya. Gunakanlah kemampuanmu untuk menolong orang lain. Nah bagaimana menurutmu?. Apakah yang kukatakan ini benar atau salah..?" Senjaya pun jadi berpikir keras. Tapi ia mengakui kebenaran kata-kata Ki Demang.
"Ki Demang memang benar. Aku pun tadi malam sudah mulai menimbang-nimbang tentang itu. Dan kata-katamu menambahkan keyakinanku. Aku sudah memutuskan nanti bila Ayah pulang, Aku akan berguru padanya,"
"Bagus..Ayuni pun akan senang mendengar ini,"
"Aku akan berusaha semampuku Ki Demang. Oh ya ada hal lain yang ingin kubicarakan,"
"Katakanlah Senjaya,"
"Begini Ki Demang. Seharusnya sekarang aku sudah sibuk di petak-petak sawah kepunyaan Ayah. Aku juga harus mengurusi ladang jagung dan ketela pohon,"
"Oh ya..kau tenang saja Senjaya. Aku akan menyuruh pegawaiku melakukannya. Kau tenang saja disini dan kumohon kau mau selama 3 hari ini tak usah berpergian dulu. Hingga Ayahmu datang,"
"Baiklah Ki Demang. Aku berterima kasih untuk itu,"
"Ah itu tak seberapa dibanding pertolonganmu kepada Ayuni. Sudahlah kau tak perlu khawatir disini. Anggap lah ini rumahmu sendiri,"
"Baiklah Ki Demang. Terima kasih sekali lagi".
"Ya. Lanjutkan lah pekerjaanmu. Aku mandi dulu. Kalau perlu sesuatu, panggil lah aku dipendapa. Oh ya Senjaya aku tau kau pasti ingin kesibukan di rumah ini iya kan,?"
"Ki Demang betul. Aku tak ingin berpangku tangan. Berilah aku pekerjaan apa saja. Aku akan mengerjakannya,"
"Kau memang anak yang rajin Senjaya. Baiklah, kau lihat beberapa pohon yang lapuk itu?. Nah tebang lah. Aku takut bila ada angin kencang, pohon itu menimpa rumahku. Dan panjat lah 3 pohon kelapa itu. Kau petik buahnya. Kita akan menikmatinya bersama,"
"Baiklah. Aku akan melakukannya,"
Sebenarnya senjaya sudah biasa melakukan pekerjaan itu. Ia akan memanjat pohon yang lapuk itu. Lalu menebang dahulu ranting-ranting yang mati. Lalu ia menebang batang pohon itu sedikit demi sedikit. Dari pucuk pohon hingga kebawah. Dengan begitu akan lebih aman. Ketimbang ia menebang batang pohon yang paling bawah. Setelah beberapa pohon yang lapuk itu selesai, Ia melanjutkan memanjat pohon kelapa.
Kembali terjadi ke anehan pada dirinya. Sebenarnya ia sudah merasakannya semenjak menebang pepohonan yang lapuk itu. Tapi kali ini kelainan itu makin terasa. Ya..ia merasakan sesuatu ditelapak tangannya. Lalu ia perhatikan telapak tangan itu. Tersentaklah dirinya dikala melihat duri-duri kecil mencuat dikedua belah telapak tangannya.
"Pantas saja sedari tadi aku memanjat dengan mudah sekali. Bahkan rasanya telapak tangan ini seperti menempel di batang pohon.." Senjaya bergumam dalam hati. Ia mencoba melepaskan pegangan kakinya secara hati-hati. Terkejutlah ia akan dirinya yang tak jatuh ketanah. Padahal ia berada di tengah pohon kelapa yang tinggi itu. Telapak tangan nya bagai merekat di pohon kelapa.
"Luar biasa. Ke anehan apalagi yang terjadi pada diriku ini.." Senjaya menggelengkan kepalanya sendiri. Lalu ia melanjutkan memanjat dan memetik dengan mudah buah kelapa yang banyak itu. Setelah selesai, ia kumpulkan semua buah kelapa itu dekat dapur. Kemudian Senjaya ingin mencoba sesuatu atas dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
🇮 🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
Spiderman nemplik
2024-08-05
0
Teteh Lia
kekuatan mu bisa untuk jaga2 kalau ada yang berniat jahat sama kamu seperti kemarin. atau untuk
2024-05-22
2
Bumirang_TJ
Buat apa berpikir keras? /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-04-27
2