Kisah Cinta Senjaya Bag 10

"Baiklah Ayuni. Mari kita lihat.."

Mereka pun menuju ke ruang belakang dekat dengan dapur. Ayuni dan Ayahnya mendekati sebuah jendela dan mengintip Senjaya yang sedang memilih-milih kayu yang sudah tua dan kering. Lalu Senjaya mengambil segelondong kayu hutan yang masih utuh. Gelondongan itu besar sekali

Dan dengan sekali tebas bagai tak pakai tenaga, mudah saja Senjaya membelah kayu itu. Ki Demang pun berdecak kagum.

"Luar biasa..kau benar Ayuni. Senjaya mempunyai tenaga yang tak bisa disamakan dengan manusia pada umumnya. Hanya orang yang melatih tenaga dalam saja yang bisa melakukannya. Itu pun tak akan seperti Senjaya. Ia memotong kayu itu bagai memotong daun saja,"

"Nah apakah Ayah mempercayainya,?"

"Yah Ayah percaya nak. Seperti kata Ayah kemarin. Kemungkinan ia mendapatkan ilmunya mirip dengan Raden Rangga,"

"Ya bisa jadi Yah,"

"Ah sudahlah. Apa kau tak mau kembali kedapur Ayuni,?"

"Ya Ayah. Aku kedapur dulu.." Ayuni pun bergegas kembali kedapur. Lalu Ki Demang menghampiri Senjaya.

"Luar biasa. Sepertinya sekarang aku mempercayai kata-katamu semalam. Tak ada yang bisa membelah gelondongan kayu sebesar ini hanya dengan sekali tebas,"

"Ah Ki Demang terlalu memuji. Aku pun heran dengan tenagaku ini Ki Demang,"

"Kenapa kau heran Senjaya. Seharusnya kau bangga akan kemampuanmu itu,"

"Ki Demang, semua ini terjadi dengan tiba-tiba. Sebenarnya aku senang. Tapi aku pun khawatir dengan kekuatanku ini mudah saja mencelakai orang. Itu yang ku tak mau. Kemarin aku merasa bersalah setelah memelintir kaki seseorang kawan dari Randu. Sepertinya ia sangat kesakitan dan meronta. Aku jadi tak tega." Ki Demang pun mendesah lirih. Lalu ia menceritakan sedikit pengalaman hidupnya.

"Ya aku mengerti perasaanmu Senjaya. Asal kau tahu, sebenarnya, aku dulu juga berguru. Tapi setelah aku memukul musuhku hingga berdarah, aku jadi tak tega pula. Besok nya aku pergi dan tak mau belajar silat lagi. Tapi setelah tua aku menyesal Senjaya. Bahkan aku tak bisa melindungi Putriku sendiri. Bila saja aku menjadi dirimu sewaktu kau menolong anak ku?, pastilah ceritanya jadi lain. Karena apa Senjaya? Karena aku hanya bisa sedikit beladiri.." Ki Demang berhenti sebentar lalu melanjutkan kata-katanya.

"Nah Senjaya sudah seharus nya kau bersyukur punya kemampuan yang jarang dimiliki orang lain. Pergunakanlah dijalan kebaikan. Kembangkanlah ilmumu itu. Jangan malah kau menyia-nyiakannya. Banyak orang yang akan membutuhkanmu Senjaya. Dunia ini sekarang memang diliputi oleh nafsu dan keangkara murkaan. Sudah seharusnya kau berperang melawannya. Gunakanlah kemampuanmu untuk menolong orang lain. Nah bagaimana menurutmu?. Apakah yang kukatakan ini benar atau salah..?" Senjaya pun jadi berpikir keras. Tapi ia mengakui kebenaran kata-kata Ki Demang.

"Ki Demang memang benar. Aku pun tadi malam sudah mulai menimbang-nimbang tentang itu. Dan kata-katamu menambahkan keyakinanku. Aku sudah memutuskan nanti bila Ayah pulang, Aku akan berguru padanya,"

"Bagus..Ayuni pun akan senang mendengar ini,"

"Aku akan berusaha semampuku Ki Demang. Oh ya ada hal lain yang ingin kubicarakan,"

"Katakanlah Senjaya,"

"Begini Ki Demang. Seharusnya sekarang aku sudah sibuk di petak-petak sawah kepunyaan Ayah. Aku juga harus mengurusi ladang jagung dan ketela pohon,"

"Oh ya..kau tenang saja Senjaya. Aku akan menyuruh pegawaiku melakukannya. Kau tenang saja disini dan kumohon kau mau selama 3 hari ini tak usah berpergian dulu. Hingga Ayahmu datang,"

"Baiklah Ki Demang. Aku berterima kasih untuk itu,"

"Ah itu tak seberapa dibanding pertolonganmu kepada Ayuni. Sudahlah kau tak perlu khawatir disini. Anggap lah ini rumahmu sendiri,"

"Baiklah Ki Demang. Terima kasih sekali lagi".

"Ya. Lanjutkan lah pekerjaanmu. Aku mandi dulu. Kalau perlu sesuatu, panggil lah aku dipendapa. Oh ya Senjaya aku tau kau pasti ingin kesibukan di rumah ini iya kan,?"

"Ki Demang betul. Aku tak ingin berpangku tangan. Berilah aku pekerjaan apa saja. Aku akan mengerjakannya,"

"Kau memang anak yang rajin Senjaya. Baiklah, kau lihat beberapa pohon yang lapuk itu?. Nah tebang lah. Aku takut bila ada angin kencang, pohon itu menimpa rumahku. Dan panjat lah 3 pohon kelapa itu. Kau petik buahnya. Kita akan menikmatinya bersama,"

"Baiklah. Aku akan melakukannya,"

Sebenarnya senjaya sudah biasa melakukan pekerjaan itu. Ia akan memanjat pohon yang lapuk itu. Lalu menebang dahulu ranting-ranting yang mati. Lalu ia menebang batang pohon itu sedikit demi sedikit. Dari pucuk pohon hingga kebawah. Dengan begitu akan lebih aman. Ketimbang ia menebang batang pohon yang paling bawah. Setelah beberapa pohon yang lapuk itu selesai, Ia melanjutkan memanjat pohon kelapa.

Kembali terjadi ke anehan pada dirinya. Sebenarnya ia sudah merasakannya semenjak menebang pepohonan yang lapuk itu. Tapi kali ini kelainan itu makin terasa. Ya..ia merasakan sesuatu ditelapak tangannya. Lalu ia perhatikan telapak tangan itu. Tersentaklah dirinya dikala melihat duri-duri kecil mencuat dikedua belah telapak tangannya.

"Pantas saja sedari tadi aku memanjat dengan mudah sekali. Bahkan rasanya telapak tangan ini seperti menempel di batang pohon.." Senjaya bergumam dalam hati. Ia mencoba melepaskan pegangan kakinya secara hati-hati. Terkejutlah ia akan dirinya yang tak jatuh ketanah. Padahal ia berada di tengah pohon kelapa yang tinggi itu. Telapak tangan nya bagai merekat di pohon kelapa.

"Luar biasa. Ke anehan apalagi yang terjadi pada diriku ini.." Senjaya menggelengkan kepalanya sendiri. Lalu ia melanjutkan memanjat dan memetik dengan mudah buah kelapa yang banyak itu. Setelah selesai, ia kumpulkan semua buah kelapa itu dekat dapur. Kemudian Senjaya ingin mencoba sesuatu atas dirinya.

Terpopuler

Comments

Alta [Fantasi Nusantara]

Alta [Fantasi Nusantara]

Buat apa berpikir keras? /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 Lahirnya Sang Pendekar
2 Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3 Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4 Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5 Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6 Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7 Kisah Cinta Senjaya
8 Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9 Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10 Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11 Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12 Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13 Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14 Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15 Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16 Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17 Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18 Makhluk Terkutuk
19 Makhluk Terkutuk Bag 2
20 Makhluk Terkutuk Bag 3
21 Makhluk Terkutuk Bag 4
22 Makhluk Terkutuk Bag 5
23 Makhluk Terkutuk Bag 6
24 Makhluk Terkutuk Bag 7
25 Makhluk Terkutuk Bag 8
26 Makhluk Terkutuk Bag 9
27 Makhluk Terkutuk Bag 10
28 Makhluk Terkutuk Bag 11
29 Makhluk Terkutuk Bag 12
30 Penempaan diri
31 Penempaan Diri Bag 2
32 Penempaan Diri Bag 3
33 Penempaan Diri Bag 4.
34 Penempaan Diri Bag 5
35 penempaan Diri Bag 6
36 Penempaan Diri Bag 7
37 Penempaan Diri Bag 8
38 Penempaan Diri Bag 9
39 Penempaan diri Bag 10
40 Penempaan diri Bag 11
41 Penempaan diri Bag 12
42 Penempaan diri Bag 13
43 Penempaan diri Bag 14.
44 Penempaan Diri Bag 15
45 Penempaan Diri Bag 16
46 Penempaan Diri Bag 17
47 Penempaan Diri Bag 18
48 Penempaan Diri Bag 19
49 Penempaan Diri Bag 20
50 Penempaan Diri Bag 21
51 Penempaan Diri Bag 22
52 Penempaan Diri Bag 23
53 Penempaan Diri Bag 24
54 Penempaan Diri Bag 25
55 Penempaan Diri Bag 26
56 Penempaan Diri Bag 27
57 Penempaan Diri Bag 28
58 Penempaan Diri Bag 29
59 Penempaan Diri Bag 30
60 Penempaan Diri Bag 31
61 Penempaan Diri Bag 32
62 Penempaan Diri Bag 33
63 Penempaan Diri Bag 34
64 Penempaan Diri Bag 35
65 Penempaan Diri Bag 36
66 Penempaan Diri Bag 37
67 Penempaan Diri Bag 38
68 Penempaan Diri Bag 39
69 Penempaan Diri Bag 40
70 Penempaan Diri Bag 41
71 Penempaan Diri Bag 42
72 Menuju Tanah Pasundan
73 Menuju tanah pasundan bag 2
74 Menuju tanah pasundan bag 3
75 Menuju tanah pasundan bag 4
76 Menuju tanah pasundan bag 5
77 Menuju tanah pasundan bag 6
78 Menuju tanah pasundan bag 7
79 Menuju tanah pasundan bag 8
80 Menuju tanah pasundan bag 9
81 Menuju tanah pasundan bag 10
82 Menuju tanah pasundan bag 11
83 Menuju tanah pasundan bag 12
84 Menuju tanah pasundan bag 13
85 Menuju tanah pasundan bag 14
86 Menuju tanah pasundan bag 15
87 Menuju tanah pasundan bag 16
88 Menuju tanah pasundan bag 17
89 Menuju tanah pasundan bag 18
90 Menuju tanah pasundan bag 19
91 Es dawet cendol
92 Menuju tanah pasundan bag 20
93 Menuju tanah pasundan bag 21
94 Menuju tanah pasundan bag 22
95 Menuju tanah pasundan bag 23
96 Menuju tanah pasundan bag 24
97 Menuju tanah pasundan bag 25
98 Menuju tanah pasundan bag 26
99 Menuju tanah pasundan bag 27
100 Menuju tanah pasundan bag 28
101 Menuju tanah pasundan bag 29
102 Menuju tanah pasundan bag 30
103 Menuju tanah pasundan bag 31
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Lahirnya Sang Pendekar
2
Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3
Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4
Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5
Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6
Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7
Kisah Cinta Senjaya
8
Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9
Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10
Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11
Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12
Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13
Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14
Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15
Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16
Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17
Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18
Makhluk Terkutuk
19
Makhluk Terkutuk Bag 2
20
Makhluk Terkutuk Bag 3
21
Makhluk Terkutuk Bag 4
22
Makhluk Terkutuk Bag 5
23
Makhluk Terkutuk Bag 6
24
Makhluk Terkutuk Bag 7
25
Makhluk Terkutuk Bag 8
26
Makhluk Terkutuk Bag 9
27
Makhluk Terkutuk Bag 10
28
Makhluk Terkutuk Bag 11
29
Makhluk Terkutuk Bag 12
30
Penempaan diri
31
Penempaan Diri Bag 2
32
Penempaan Diri Bag 3
33
Penempaan Diri Bag 4.
34
Penempaan Diri Bag 5
35
penempaan Diri Bag 6
36
Penempaan Diri Bag 7
37
Penempaan Diri Bag 8
38
Penempaan Diri Bag 9
39
Penempaan diri Bag 10
40
Penempaan diri Bag 11
41
Penempaan diri Bag 12
42
Penempaan diri Bag 13
43
Penempaan diri Bag 14.
44
Penempaan Diri Bag 15
45
Penempaan Diri Bag 16
46
Penempaan Diri Bag 17
47
Penempaan Diri Bag 18
48
Penempaan Diri Bag 19
49
Penempaan Diri Bag 20
50
Penempaan Diri Bag 21
51
Penempaan Diri Bag 22
52
Penempaan Diri Bag 23
53
Penempaan Diri Bag 24
54
Penempaan Diri Bag 25
55
Penempaan Diri Bag 26
56
Penempaan Diri Bag 27
57
Penempaan Diri Bag 28
58
Penempaan Diri Bag 29
59
Penempaan Diri Bag 30
60
Penempaan Diri Bag 31
61
Penempaan Diri Bag 32
62
Penempaan Diri Bag 33
63
Penempaan Diri Bag 34
64
Penempaan Diri Bag 35
65
Penempaan Diri Bag 36
66
Penempaan Diri Bag 37
67
Penempaan Diri Bag 38
68
Penempaan Diri Bag 39
69
Penempaan Diri Bag 40
70
Penempaan Diri Bag 41
71
Penempaan Diri Bag 42
72
Menuju Tanah Pasundan
73
Menuju tanah pasundan bag 2
74
Menuju tanah pasundan bag 3
75
Menuju tanah pasundan bag 4
76
Menuju tanah pasundan bag 5
77
Menuju tanah pasundan bag 6
78
Menuju tanah pasundan bag 7
79
Menuju tanah pasundan bag 8
80
Menuju tanah pasundan bag 9
81
Menuju tanah pasundan bag 10
82
Menuju tanah pasundan bag 11
83
Menuju tanah pasundan bag 12
84
Menuju tanah pasundan bag 13
85
Menuju tanah pasundan bag 14
86
Menuju tanah pasundan bag 15
87
Menuju tanah pasundan bag 16
88
Menuju tanah pasundan bag 17
89
Menuju tanah pasundan bag 18
90
Menuju tanah pasundan bag 19
91
Es dawet cendol
92
Menuju tanah pasundan bag 20
93
Menuju tanah pasundan bag 21
94
Menuju tanah pasundan bag 22
95
Menuju tanah pasundan bag 23
96
Menuju tanah pasundan bag 24
97
Menuju tanah pasundan bag 25
98
Menuju tanah pasundan bag 26
99
Menuju tanah pasundan bag 27
100
Menuju tanah pasundan bag 28
101
Menuju tanah pasundan bag 29
102
Menuju tanah pasundan bag 30
103
Menuju tanah pasundan bag 31

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!