"Oh tidak...tidak...mana kelabang itu..?" Ia bangkit dan berputar melihat keadaan sekitarnya. Tubuhnya bergetar ketakutan. Malam yang gelap menyelimuti sekitar air terjun itu. Hanya temaram rembulan merah yang membias di permukaan air. Tapi tak ada apa-apa di sekitarnya. Dalam keadaan panik, tiba-tiba Senjaya merasakan aliran darahnya memancar keseluruh tubuh. Hawa hangat pun mengalir di sekujur tubuhnya. Hingga hatinya pun merasakan ketentraman yang tiba-tiba.
"Aneh. Tadi aku merasakan dingin yang luar biasa. Kenapa sekarang menjadi nyaman dan hangat begini? Hahh...tubuhku...rasanya ringan sekali. Ada apa ini..?" Senjaya pun mencoba untuk melompat. Ia terkejut ketika lompatannya tinggi sekali,
"Apa yang terjadi dengan diriku? Kelabang itu? Oh apa yang telah dilakukan dengan diriku..?" Senjaya merasa cemas. Tapi juga senang dengan keadaan dirinya. Lalu ia teringat kalau sekarang sudah larut malam. Pastilah ibunya sedang menunggu dengan cemas.
Ia pun berlari meninggalkan tempat itu. Keanehan pun kembali terjadi. Ia berlari dengan cepat sekali. Betapa ia merasakan tubuhnya yang ringan bagai kapas. Tapi ia terhenti dikala dikejauhan dalam hutan terdengar suara kakek-kakek yang tertawa.
"Hiih apakah itu? Demit kah? Hantu kah?. Hiii..." Tak ada yang menjawab. "Hah aku harus pulang. Peduli setan dengan suara tertawa itu.." Senjaya pun melanjutkan perjalanan ke rumahnya.
Didalam hutan yang gelap, seorang kakek yang sudah tua duduk bersila diatas batang pohon. Ia memakai penutup mata berupa kain putih. Janggutnya menjuntai panjang. Rambutnya yang putih dan kerutan diwajahnya menandakan kakek itu sudah sepuh. Dibawahnya melingkar kelabang raksasa hitam. Kakek itulah yang tertawa tadi. Ia tertawa karena puas dengan yang dikerjakan oleh kelabang raksasa peliharaannya itu. Lalu ia berkata.
"Senjaya. Bersyukurlah nak. Kau memang orang yang tepat. Tak percuma aku memantaumu selama ini. Orang lain mungkin sudah mati bila mengalami kejadian di air terjun tadi.." Lalu ia mengusap-ngusap janggutnya yang panjang.
"Hmmm. Darmala. Bersiaplah. Aku mengabulkan keinginanmu dan istrimu. Tapi anakmu akan mempunyai banyak musuh. Karena ia akan menjadi pendekar sakti yang ditakuti lawan-lawannya. Kita akan betemu lagi senjaya, Hahahahah.."
Hutan itu pun bergetar. Lalu bagai kilat menyambar, kakek itu melesat meninggalkan tempat tersebut. Bukan main sakti kakek itu. Entah siapakah ia. Yang pasti ia telah menurunkan kesaktiannya kepada senjaya melalui kelabang raksasa.
Senjaya akhirnya tiba dirumah. Didepan pintu ia terhenti. Dalam pikirannya ia cemas akan ibunya yang pasti marah karena ia pulang tengah malam. Ia pun bingung harus menjawab apa.
"Apa aku harus berkata jujur dengan kejadian itu? Ohh tidak. Lebih baik untuk sementara tak ada yang tau. aku tak ingin ibu menjadi khawatir.." Ia bergumam dalam hatinya mempertimbangkan apa yang akan dijawabnya nanti. Akhirnya ia pun mengetuk pintu. Terdengar suara ibunya didalam
"Siapa..?"
"Aku bu.. Senjaya.." Lalu kinasih pun bergegas membuka pintu. Dengan wajah yang cemas kinasih pun berkata.
"Ya tuhan. Senjaya..tidak biasanya kau pulang larut malam nak. Kau habis dari mana..?" Ia lihat wajah ibunya. Sepertinya ia tak marah. Syukurlah.
"Anu Bu..tadi aku di ajak teman nonton tari topeng dikampung sebelah.."
"Hah? Siapa temanmu itu..?" Senjaya pun bingung.
"Ahh anu bu. Ibu tak mengenalnya. Ada kawinan di kampung sebelah. Ia mengajakku tadi sore bu. Sebenarnya aku mau pulang dulu bu. Tapi tadi ia memaksa. Maafkan aku. Aku tak izin dulu dengan Ibu.." Kinasih mendesah agak kecewa.
"Senjaya..tak biasanya kau seperti ini. Seharusnya kau bilang dulu ke ibu. Lain kali jangan ulangi lagi senjaya. Ibu cemas menunggumu.."
"Baik bu. Sekali lagi aku minta maaf bu.."
"Ya sudah masuk. Langsung kau tidur Senjaya. Besok kau sudah harus ke sawah lagi.."
"Baik bu.."
Malam itu di pembaringan Senjaya teringat lagi dengan kejadian di air terjun. "Aku pikir aku sudah mati malam ini. Tapi aku masih hidup. Kelabang itu tak membunuhku. Tapi malah sebaliknya. Apakah ia telah memberiku kekuatan?. Ada yang aneh dalam diriku ini. Tapi aku agaknya menyukainya.." Pikiranya bergelut dengan persoalan itu hingga ia pun tertidur. Tidur yang sangat pulas. Hingga ia bangun kesiangan. Dan ibunya pun terpaksa membangunkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
🇮 🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
tuh kan dia juga mikir begitu
2024-08-05
0
🇮 🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
langsung sakti
2024-08-05
0
Teteh Lia
menurunkan kesaktian secara instan..
2024-05-18
2