Kisah Cinta Senjaya Bag 3

"Ehem ehem. Tumben nih Senjaya. Baru kali ini bibi melihat kau berjalan dengan seorang gadis. Cantik pula hehe.." Ayuni pun tersipu malu.

"Oh Bi Narsih. Ini anak Ki Demang Bi..."

"Loh Bibi tak pernah melihatnya. Bukanya anaknya yang dua orang sudah menikah..?"

Lalu Ayuni menyahuti

"Bibi betul. Aku lah anak yang terakhir. Sedari kecil aku tinggal di rumah nenek ku. Setelah kakak ku semua menikah. Aku kembali kesini menemani ayah.."

"Oh begitu. Siapa namamu cah ayu..?"

"Namaku Ayuni Bi"

"Wah nama yang cantik seperti orangnya. Cocok bila bersanding dengan nama Senjaya". Bibi itu pun menggodanya. Membuat mereka jadi tersipu malu.

"Ah Bibi bisa aja. Mari.."

"Iya cah ayu. Kapan-Kapan mampirlah kerumah Bibi.."

"Terima kasih Bi. Ya mungkin kapan-kapan Bi.." Mereka pun melanjutkan langkahnya menuju rumah Senjaya. Tiba-tiba Ayuni mencubit lengan Senjaya.

"Adaww. Hei kenapa kau mencubitku Ayuni..?" Senjaya mendelik keheranan

"Kenapa tadi kau berhenti Senjaya?. Seharusnya kita jalan terus.."

"Hah??. Kau ini bagaimana. Ada orang bertanya masa kita jalan terus. Itu kan tak sopan namanya.."

"Tapi aku jadi malu tau ih.."

"Ah kau ini. Bibi Narsih memang dekat dengan ibuku. Wajarlah ia bertanya.."

"Tapi Senjaya aku malu sepanjang perjalanan tetangga-tetanggamu seperti tak berkedip memperhatikan kita.."

"Hmm..kalau aku boleh jujur. Mungkin baru kali ini mereka melihat gadis secantik kau. Tak ada gadis di desa ini yang secantik dirimu. Jadi wajarlah kau jadi pusat perhatian. Nah kita sudah sampai. Inilah rumahku ayuni. Itu ibuku yang sedang membersihkan beras di pendapa.." Kinasih pun menyambut dengan senyuman juga wajah yang keheranan. Tapi Ayuni senang dengan senyuman itu. Tampaknya Ibu Senjaya orang nya baik.

"Aku pulang ibu. Air disawah sudah mengalir lancar. Rumput benalu pun sudah habis ku babat. Burung-burung hama itu sudah kuusir dari sawah kita. Pokoknya semua beres Bu.." Kinasih mendelik. Tak pernah senjaya berkata seperti orang laporan kepada atasannya.

"Aku tak menanyakan itu Senjaya. Yang aku tanyakan siapa gadis yang kau bawa ini?". Gugup lah Senjaya.

"E... ee. Ini..anak Ki Demang Bu.."

"Ooo..Ki Demang Chandra maksudmu..?"

"Betul Bu. Namaku ayuni. Aku kawan Senjaya.." Ayuni yang menjawab.

Kinasih memperhatikan gadis itu. Betapa cantik putri Ki demang ini. Yang lebih mengherankan lagi Senjaya. Mimpi apa ia bisa dapat kawan seorang gadis yang cantik. Padahal ia kebanyakan dirumah bermain dengan kucingnya. Hebat juga Senjaya ini. Pikir Kinasih.

"Ayuni. Bukankah anak Ki demang itu cuma dua..?"

"Tidak Bu. Aku yang ketiga. Tapi sejak kecil aku tinggal dengan nenek ku. Sekarang aku kembali lagi kesini menemani ayah.."

"Oh ya ya. Pantas Ibu tak pernah melihatmu. Nah marilah masuk. Kau pasti kepanasan. Ibu akan buat minuman untukmu. Dan kau Senjaya, Ibu butuh kayu bakar lagi. Ke belakang lah lebih dahulu.."

"Baiklah Bu". Senjaya pun ke belakang. Sementara Kinasih dan Ayuni masuk ke rumah yang sederhana itu. Ayuni hanya meminta air putih saja. Karena ia memang haus sekali. Lalu Kinasih bercakap ria dengannya.

"Cah ayu. Dimana kau mengenal Senjaya..?"

Dengan malu-malu Ayuni pun menjawab

"Disawah Bu. Aku bertugas membawakan makanan untuk karyawan ayah yang di sawah. Lalu secara tak sengaja aku berkenalan dengan Senjaya.."

"Oh begitu. Lalu sejak kapan kau jadi kawannya.." Agak canggung Ayuni mendengar pertanyaan itu.

"Hmm belum lama ko Bu.."

"Lalu apakah ayahmu tau tentang hal ini? Apa ki demang tak marah..?"

"Tidak ko bu. Ayah tau aku berkawan dengan Senjaya. Ayah juga tau Senjaya itu seperti apa.."

"Anakku itu orang yang aneh Ayuni. Ia orang yang jarang keluar rumah. Kecuali ke sawah atau ke ladang. Lalu pulang bermain dengan kucing-kucingnya. Tapi tiba-tiba ia sudah berkawan dengan gadis secantik kau. Anak Ki Demang pula.."

"Ah ibu. Biasa aja ko bu. Walau anak Demang. Akupun sama dengan anak yang lain Bu. Butuh kawan juga. Aku tak pernah pilah pilih kawan. Asal ia baik, aku pun pasti mau jadi kawannya.."

"Jadi kau pun sudah punya banyak kawan didesa ini Ayuni..?"

"Tidak juga Bu. Selama ini temanku hanya pembantu-pembantu ayah dirumah.."

"Baiklah. Ibu mau menghangatkan nasi dulu. Kau panggil lah Senjaya. Kita akan makan bersama.."

Dibelakang rumah. Ayuni melihat Senjaya yang membelah balok kayu hanya dengan sekali tebas. Padahal gelondongan kayu itu besar juga. Ia kagum akan tenaga Senjaya yang kuat itu.

"Oh kau Ayuni. Ada apa..?"

"Berhentilah dahulu Senjaya. Kita makan bersama.."

"Baiklah. Marilah Ayuni. Kau pasti sangat lapar.."

"Kau juga kan kakang..?" Senjaya mendelik ke Ayuni. Tapi ia senang sekali dipanggil kakang.

"Kau memanggilku Kakang Ayuni..?"

"Iya..apa tak boleh..?"

"Tentu boleh. Malah aku senang dipanggil kakang hehe. Nah marilah kita makan.."

Didalam Kinasih sudah menyiapkan sayur kacang. Tempe dan tahu goreng. Lalu yang membuat sedap adalah sambal terasi. Makanan yang sederhana. Tapi Ayuni lahap sekali menyantapnya. Hingga Kinasih tersenyum melihatnya. Setelah makan mereka pun bercakap ria. Terkadang Ayuni tertawa dikala ibu Senjaya menceritakan tentang Senjaya. Tentang masa kecilnya hingga dewasa. Senjaya malu kalau ibunya sudah mulai menceritakan tentang hal-hal pribadi tentang dirinya. Tapi ia tak marah. Karena memang begitulah Senjaya dengan segala sifatnya.

Terpopuler

Comments

🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐

🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐

aduh kakang Senjaya

2024-08-05

0

🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐

🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐

meralah pipinya/Chuckle/

2024-08-05

0

Teteh Lia

Teteh Lia

sambal terasi.....timun, daun kemangi, kacang panjang. mantep abis.

2024-05-18

3

lihat semua
Episodes
1 Lahirnya Sang Pendekar
2 Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3 Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4 Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5 Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6 Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7 Kisah Cinta Senjaya
8 Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9 Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10 Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11 Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12 Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13 Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14 Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15 Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16 Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17 Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18 Makhluk Terkutuk
19 Makhluk Terkutuk Bag 2
20 Makhluk Terkutuk Bag 3
21 Makhluk Terkutuk Bag 4
22 Makhluk Terkutuk Bag 5
23 Makhluk Terkutuk Bag 6
24 Makhluk Terkutuk Bag 7
25 Makhluk Terkutuk Bag 8
26 Makhluk Terkutuk Bag 9
27 Makhluk Terkutuk Bag 10
28 Makhluk Terkutuk Bag 11
29 Makhluk Terkutuk Bag 12
30 Penempaan diri
31 Penempaan Diri Bag 2
32 Penempaan Diri Bag 3
33 Penempaan Diri Bag 4.
34 Penempaan Diri Bag 5
35 penempaan Diri Bag 6
36 Penempaan Diri Bag 7
37 Penempaan Diri Bag 8
38 Penempaan Diri Bag 9
39 Penempaan diri Bag 10
40 Penempaan diri Bag 11
41 Penempaan diri Bag 12
42 Penempaan diri Bag 13
43 Penempaan diri Bag 14.
44 Penempaan Diri Bag 15
45 Penempaan Diri Bag 16
46 Penempaan Diri Bag 17
47 Penempaan Diri Bag 18
48 Penempaan Diri Bag 19
49 Penempaan Diri Bag 20
50 Penempaan Diri Bag 21
51 Penempaan Diri Bag 22
52 Penempaan Diri Bag 23
53 Penempaan Diri Bag 24
54 Penempaan Diri Bag 25
55 Penempaan Diri Bag 26
56 Penempaan Diri Bag 27
57 Penempaan Diri Bag 28
58 Penempaan Diri Bag 29
59 Penempaan Diri Bag 30
60 Penempaan Diri Bag 31
61 Penempaan Diri Bag 32
62 Penempaan Diri Bag 33
63 Penempaan Diri Bag 34
64 Penempaan Diri Bag 35
65 Penempaan Diri Bag 36
66 Penempaan Diri Bag 37
67 Penempaan Diri Bag 38
68 Penempaan Diri Bag 39
69 Penempaan Diri Bag 40
70 Penempaan Diri Bag 41
71 Penempaan Diri Bag 42
72 Menuju Tanah Pasundan
73 Menuju tanah pasundan bag 2
74 Menuju tanah pasundan bag 3
75 Menuju tanah pasundan bag 4
76 Menuju tanah pasundan bag 5
77 Menuju tanah pasundan bag 6
78 Menuju tanah pasundan bag 7
79 Menuju tanah pasundan bag 8
80 Menuju tanah pasundan bag 9
81 Menuju tanah pasundan bag 10
82 Menuju tanah pasundan bag 11
83 Menuju tanah pasundan bag 12
84 Menuju tanah pasundan bag 13
85 Menuju tanah pasundan bag 14
86 Menuju tanah pasundan bag 15
87 Menuju tanah pasundan bag 16
88 Menuju tanah pasundan bag 17
89 Menuju tanah pasundan bag 18
90 Menuju tanah pasundan bag 19
91 Es dawet cendol
92 Menuju tanah pasundan bag 20
93 Menuju tanah pasundan bag 21
94 Menuju tanah pasundan bag 22
95 Menuju tanah pasundan bag 23
96 Menuju tanah pasundan bag 24
97 Menuju tanah pasundan bag 25
98 Menuju tanah pasundan bag 26
99 Menuju tanah pasundan bag 27
100 Menuju tanah pasundan bag 28
101 Menuju tanah pasundan bag 29
102 Menuju tanah pasundan bag 30
103 Menuju tanah pasundan bag 31
104 Menuju tanah pasundan bag 32
105 Menuju tanah pasundan bag 33
106 Menuju tanah pasundan bag 34
107 Menuju tanah pasundan bag 35
108 Menuju tanah pasundan bag 36
109 Menuju tanah pasundan bag 37
110 Menuju tanah pasundan bag 38
111 Menuju tanah pasundan bab 39
112 Menuju tanah pasundan bag 40
113 Menuju tanah pasundan bag 41
114 Menuju tanah pasundan bag 42
115 Menuju tanah pasundan bag 43
116 Menuju tanah pasundan bag 44
117 Menuju tanah pasundan bag 45
118 Menuju tanah pasundan bag 46
119 Menuju tanah pasundan bag 47
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Lahirnya Sang Pendekar
2
Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3
Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4
Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5
Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6
Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7
Kisah Cinta Senjaya
8
Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9
Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10
Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11
Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12
Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13
Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14
Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15
Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16
Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17
Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18
Makhluk Terkutuk
19
Makhluk Terkutuk Bag 2
20
Makhluk Terkutuk Bag 3
21
Makhluk Terkutuk Bag 4
22
Makhluk Terkutuk Bag 5
23
Makhluk Terkutuk Bag 6
24
Makhluk Terkutuk Bag 7
25
Makhluk Terkutuk Bag 8
26
Makhluk Terkutuk Bag 9
27
Makhluk Terkutuk Bag 10
28
Makhluk Terkutuk Bag 11
29
Makhluk Terkutuk Bag 12
30
Penempaan diri
31
Penempaan Diri Bag 2
32
Penempaan Diri Bag 3
33
Penempaan Diri Bag 4.
34
Penempaan Diri Bag 5
35
penempaan Diri Bag 6
36
Penempaan Diri Bag 7
37
Penempaan Diri Bag 8
38
Penempaan Diri Bag 9
39
Penempaan diri Bag 10
40
Penempaan diri Bag 11
41
Penempaan diri Bag 12
42
Penempaan diri Bag 13
43
Penempaan diri Bag 14.
44
Penempaan Diri Bag 15
45
Penempaan Diri Bag 16
46
Penempaan Diri Bag 17
47
Penempaan Diri Bag 18
48
Penempaan Diri Bag 19
49
Penempaan Diri Bag 20
50
Penempaan Diri Bag 21
51
Penempaan Diri Bag 22
52
Penempaan Diri Bag 23
53
Penempaan Diri Bag 24
54
Penempaan Diri Bag 25
55
Penempaan Diri Bag 26
56
Penempaan Diri Bag 27
57
Penempaan Diri Bag 28
58
Penempaan Diri Bag 29
59
Penempaan Diri Bag 30
60
Penempaan Diri Bag 31
61
Penempaan Diri Bag 32
62
Penempaan Diri Bag 33
63
Penempaan Diri Bag 34
64
Penempaan Diri Bag 35
65
Penempaan Diri Bag 36
66
Penempaan Diri Bag 37
67
Penempaan Diri Bag 38
68
Penempaan Diri Bag 39
69
Penempaan Diri Bag 40
70
Penempaan Diri Bag 41
71
Penempaan Diri Bag 42
72
Menuju Tanah Pasundan
73
Menuju tanah pasundan bag 2
74
Menuju tanah pasundan bag 3
75
Menuju tanah pasundan bag 4
76
Menuju tanah pasundan bag 5
77
Menuju tanah pasundan bag 6
78
Menuju tanah pasundan bag 7
79
Menuju tanah pasundan bag 8
80
Menuju tanah pasundan bag 9
81
Menuju tanah pasundan bag 10
82
Menuju tanah pasundan bag 11
83
Menuju tanah pasundan bag 12
84
Menuju tanah pasundan bag 13
85
Menuju tanah pasundan bag 14
86
Menuju tanah pasundan bag 15
87
Menuju tanah pasundan bag 16
88
Menuju tanah pasundan bag 17
89
Menuju tanah pasundan bag 18
90
Menuju tanah pasundan bag 19
91
Es dawet cendol
92
Menuju tanah pasundan bag 20
93
Menuju tanah pasundan bag 21
94
Menuju tanah pasundan bag 22
95
Menuju tanah pasundan bag 23
96
Menuju tanah pasundan bag 24
97
Menuju tanah pasundan bag 25
98
Menuju tanah pasundan bag 26
99
Menuju tanah pasundan bag 27
100
Menuju tanah pasundan bag 28
101
Menuju tanah pasundan bag 29
102
Menuju tanah pasundan bag 30
103
Menuju tanah pasundan bag 31
104
Menuju tanah pasundan bag 32
105
Menuju tanah pasundan bag 33
106
Menuju tanah pasundan bag 34
107
Menuju tanah pasundan bag 35
108
Menuju tanah pasundan bag 36
109
Menuju tanah pasundan bag 37
110
Menuju tanah pasundan bag 38
111
Menuju tanah pasundan bab 39
112
Menuju tanah pasundan bag 40
113
Menuju tanah pasundan bag 41
114
Menuju tanah pasundan bag 42
115
Menuju tanah pasundan bag 43
116
Menuju tanah pasundan bag 44
117
Menuju tanah pasundan bag 45
118
Menuju tanah pasundan bag 46
119
Menuju tanah pasundan bag 47

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!