"Senjaya maksudmu..?"
"Kau tak perlu tau randu.."
"Haha. Pastilah Senjaya. Orang yang lemah itu sekarang pasti sudah cacat. Buat apa kau masih mengharapkan nya..?" Berubahlah paras Ayuni menjadi cemas.
"Apa yang telah kau lakukan Randu hah..?"
"Hahahah. Kedua orang temanku itu pasti sekarang sudah membuat Senjaya menjadi cacat. Mungkin kakinya pincang. Atau tangan nya sudah tak bisa dipakai lagi..hahaha.. sudahlah Ayuni. Buat apa kau berharap kepada Senjaya. Lebih baik kau ikut aku. Kita pergi ke guruku di kaki gunung merbabu. Lalu kita menikah disana. Bagaimana?. Tapi sebelum itu kita bisa bercumbu ria didalam gubug ini..hahahaha.."
Ayuni pun meremang jadi nya. Tak disangka pengawal ayahnya ini akan berbuat nista kepada dirinya. Sekejap Ayuni pun sadar, ia harus kabur dari situ. Dalam keadaan gemetar. Ia pun lari secepatnya. Tapi ayal. Randu berlari lebih cepat dan menyusulnya dan ia pun membekap tubuhnya hingga Ayuni pun meronta lagi.
"Lepas...lepaskan Randu. Kau busuk Randu. Tak kusangka kau sebejat ini. Kau akan dihukum berat oleh ayahku. Lepaskan.."
"Hahahha. Terpaksa aku melakukan ini Ayuni. Kau telah mengecewakanku. Aku tak akan kembali ke kademangan. Tapi kau akan kubawa ke guruku di kaki gunung merbabu hahaha." Randu pun menyeret paksa Ayuni ke arah gubug dimana ia akan merusak kehormatan Ayuni. Tetapi selagi ia memasuki pintu gubug. Tiba-tiba berteriaklah seseorang tak jauh dari tempat itu.
"Lepaskan ia Randu. Mau kau apakan Ayuni hah..?" Terkejut lah Randu dengan suara itu. Ia melihat Senjaya yang bertolak pinggang tanpa lecet atau pincang sedikitpun. Ia heran dengan dua orang temannya itu. Kenapa tak bisa membereskan Senjaya yang tak mengerti beladiri.
"Hay anak dungu. Bagaimana kau bisa sampai disini hah? Kemana kedua orang temanku..?"
"Buat apa kau menanyakan temanmu itu. Lebih baik kau lepaskan Ayuni. CEPATT..". Senjaya membentak dengan kuatnya. Hingga area itu bergetar. Ranting pohon bergoyang dan daun-daun pun berguguran. Senjaya sendiri pun ikut terkejut dengan akibat dari teriakannya itu. Sementara Randu yang mendengar teriakan itu bergoncang jantungnya. Hingga hatinya pun mengecut. Ayuni tampak pucat dan pingsan dengan tiba-tiba.
"Luar biasa anak ini. Ternyata ia punya ilmu simpanan. Pantas kedua orang temanku itu mungkin telah dikalahkan. Akupun tak mungkin mengalahkannya. Hampir saja aku pingsan mendengar teriakan itu.." Randu bergumam dalam hatinya. Ia meletakkan Ayuni di tanah. Dan dalam keadaan gemetar ia kabur meninggalkan Senjaya dan Ayuni. Tapi di kejauhan Randu sesumbar.
"Aku akan kembali Senjaya. Ternyata kau punya ilmu simpanan. Tunggulah kedatanganku nanti.." Ia pun berlari kembali. Senjaya membiarkannya. Ia lebih memperhatikan Ayuni yang terbaring pingsan.
"Oh Ayuni..maaf kan aku. Bangun lah Ayuni..bangun.." Senjaya merasa cemas sekali dengan keadaan Ayuni yang pingsan itu. Ia menepuk-nepuk pelan pipi Ayuni berharap ia sadar dari pingsannya. Dalam pangkuan Senjaya, perlahan-lahan mata ayuni terbuka dengan lemahnya. Senjaya pun tersenyum senang.
"Oh syukurlah. Kau tak apa-apa Ayuni..?"
"kakang Senjaya. Apa yang terjadi?..ohh dimana Randu yang bejat itu..?"
"Ia telah pergi ayuni. Entah kemana.."
"Kakang. Kita harus pulang. Aku akan melaporkan hal ini kepada ayahku. Tadi kang Randu ingin merenggut kehormatanku. Untunglah kau datang kakang.."
"Sudahlah. Mari kita pulang. Apa kau bisa berjalan Ayuni..?"
"Bisa kang.." Lalu Senjaya memapahnya hingga berdiri. Lalu mereka melangkah pergi. Tetapi Ayuni ingat akan sesuatu.
"Jaya kang. Kita harus mencari Jaya dahulu.." Senjaya mengerut heran.
"Jaya??? Siapa Jaya??. Maksudmu aku Ayuni?. Mengapa kau mencariku padahal aku ada disampingmu..?"Ayuni pun tertawa kecil. Tapi kembali wajahnya mengkerut karena pinggangnya terasa nyeri.
"Kau ini kakang. Masa kau tak ingat dengan pemberianmu sendiri. Dasar kau pelupa kakang. Baru tadi siang kau memberiku kucing. Huh.." Senjaya pun tersenyum
"Oh ya..maaf Ayuni. Aku memang pelupa. Marilah kita cari.." Tapi tak lama terdengarlah suara kucing itu lalu menghampiri Ayuni. Lalu Ayuni pun kembali menggendongnya.
"Uuuhhh kacian kau Jaya. Tadi kau dilempar ya sama Randu yang bejat itu. Uuuhh kacian. Cup cup cup.." Ayuni mengelus sayang kucing kuning itu. Senjaya yang melihatnya jadi gugup sendiri lalu berucap.
"Senang sekali sekarang si Jaya itu. Punya majikan yang cantik jelita dan suka mengelusnya.." Ayuni menoleh lalu tersenyum
"Oh ternyata kau cemburu kakang. Iya kan..?"
"Ah kau Ayuni. Buat apa aku cemburu sama kucing huh.." Ayuni pun tertawa kecil. Sejenak mereka melupakan kejadian yang hampir merenggut kehormatan Ayuni. Tak lama kemudian. mereka pun sampai di kademangan. Tapi Senjaya langsung ingin pamit pulang.
"Ayuni. Kita sudah sampai depan rumahmu. Aku pamit Ayuni.." Ayuni memandang senjaya dengan heran.
"Apa kau mau membuatku marah Senjaya..?" Kening Senjaya pun mengkerut.
"Tentu tidak Ayuni.."
"Kalau kau tak mau membuatku marah. Maka masuklah dulu kerumahku. Dan bertemulah dengan ayahku. Kau harus menjadi saksi atas perbuatan Kang Randu.."
"Aku bingung Ayuni. Pasti nanti ayahmu banyak bertanya. Dan aku pun tak tau harus bicara apa.."
"Kenapa kau bingung?.Bicaralah dengan apa adanya. Ayahku akan senang sekali bila ia tau kau telah menyelamatkan diriku.."
"Itulah Ayuni. Ada hal yang tak bisa kuceritakan. Kau ingat tadi aku berteriak hingga kau pingsan..?"
"Ya aku ingat Senjaya. Tapi kau tak usah takut. Kau tak akan dipersalahkan..." Ketika mereka berbincang. Tiba-tiba pintu rumah terbuka. Lalu ayah Ayuni keluar dari balik pintu. Ayuni yang melihat ayahnya, memberikan kucing itu ke Senjaya. Lalu menghamburkan diri memeluk ayahnya sambil tersedu sedan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Alta [Fantasi Nusantara]
Btw, per bab ini ada 1k kata gak Kak? Dibaca berasa kilat banget😁😁😁😁😁
2024-04-20
3