"Baik lah Ki Demang. Aku memang merencanakannya semenjak peristiwa itu..,"
"Nah sekarang kau makanlah.." Maka Senjaya pun makan malam dengan keluarga Ki Demang. Setelah selesai makan, Ia kembali teringat dengan sesumbar Randu.
"Ki Demang. Disaat Randu kabur, ia sempat sesumbar bahwa ia akan kembali lagi.." kemudian Ayuni menyahut
"Ayah sewaktu randu mau memperkosaku ia mengatakan kalau ia mau membawaku ke gurunya di kaki gunung merbabu. Ayah sebaiknya kita waspada ayah..,"
Sejenak Ki Demang pun memikirkan perkataan mereka. Ia rasa memang sudah sepatutnya meningkatkan kewaspadaan.
"Baiklah. Ayah akan menambah pengawalan. Lalu kau senjaya. Apa kau ingin pulang,?"
"Ya Ki Demang. Ibu pasti menungguku,"
"Baiklah. Sampaikan salamku untuk Ibumu. Sekali lagi aku berterima kasih atas bantuanmu.." Selagi Senjaya mau menjawab. Tiba-tiba Ayuni memotong.
"Ayah biarlah Senjaya disini. Aku akan merasa lebih aman bila ia berada dirumah ini,"
"Ayuni. Kau harus mengerti keadaan dirinya. Ia punya Ibu yang harus dijaga,"
"Kalau begitu akulah yang akan ikut Senjaya kerumahnya.." Ki Demang terkejut dengan kata-kata ayuni yang keras kepala itu.
"Ayuni. Sadarlah. Kau belum punya hubungan apa-apa dengan Senjaya. Tak patut kau menginap di rumahnya. Itu menyalahi adat istiadat di kampung ini. Kau mengerti..?" Ayuni memasang muka cemberut lalu menoleh ke Senjaya. Tapi dirinya malah mendukung nasehat Ki Demang.
"Ayahmu benar Ayuni. Kalau kau mau berkunjung siang-siang mungkin tak apa. Lagipula ada Ibu ku. Tetapi bila menginap itu memang tak patut. Ibuku pun pasti mencegahnya.." Ki Demang pun melanjutkan
"Nah kau dengar sendiri kata-kata Senjaya. Aku tak melarangmu berkunjung ke rumahnya. Tapi jangan sampai malam. Apalagi menginap,"
"Tapi sekarang keadaan nya lain Yah. Apa Ayah yakin pengawal Ayah bisa melawan guru Randu itu..?" Ki Demang pun kembali berpikir. Ia tahu guru si Randu itu adalah seorang pendekar sakti bernama Kiyai Jagat Purba. Ilmunya hanya bisa disaingi oleh Ki Darmala, ayah Senjaya. Kalau memang ia datang kesini. Maka pengawalnya tak akan bisa menandingi.
Sementara Ki Darmala sedang pergi jauh. Tak ada lagi tokoh sakti disekitar kademangan ini yang bisa disewa. Maka ke keras kepalaan Ayuni bisa dimaklumi.
"Begini saja. Senjaya kau pulanglah dulu kerumah Ibumu. Dua pengawalku akan mengikutimu diperjalanan. Dan aku meminta tolong sekali lagi kepadamu. Ini demi Ayuni juga. Apa kau bersedia menolongku lagi Senjaya,?"
"Aku akan menolong sebisaku Ki Demang. Apalagi demi Ayuni. Katakanlah apa yang bisa kubantu,?"
"Begini Senjaya. Aku minta kau membujuk Ibumu untuk berada di kademangan selama 2-3 hari. Sebelum Ayahmu datang dari jauh.." Ayuni pun gembira dengan gagasan itu.
"Gagasan yang bagus Ayah. Aku sudah mengenal Ibunya. Ia pasti senang berada disini,"
"Kau jangan senang dahulu Ayuni. Ibunya belum tentu setuju.." Ayuni kembali cemberut.
"Senjaya aku minta tolong kepadamu. Demi anak ku yang keras kepala dan sangat manja ini.." Ayuni pun menggoyang-goyang pundak Ayahnya
"Ah Ayah jahat. Meledek aku ih.." Senjaya jadi tersenyum melihatnya.
"Baiklah Ki Demang. Aku akan berusaha. Aku pamit dulu.." Ayuni ikut bangkit lalu mengikuti Senjaya. Ki Demang menggelengkan kepalanya. "Bukan main anak ini.. keras kepala sekali.." Ki Demang bergumam dalam hati. Tapi Senjaya menghentikan langkah Ayuni.
"Ayuni kau tak usah ikut. Temani Ayahmu. Aku berjanji tuk segera kembali. Janganlah kau keras kepala. Kau bukan anak kecil lagi Ayuni. Kasian Ayahmu yang mencemaskanmu itu,"
"Iya...iyaa..Baiklah Kakang. Aku akan menunggumu disini,"
Berangkatlah Senjaya bersama dua pengawal Kademangan. Hari pun sudah menjadi gelap. Bulan sabit itu lumayan menerangi jalanan. Tetapi pengawal Kademangan tetap membawa obor. Karena mereka akan melwati perkebunan yang gelap. Sesampainya dirumah, Kinasih terkejut melihat Senjaya datang bersama dua pengawal kademangan. Senjaya menenangkan Ibunya. Ia pun menceritakan tentang kejadian mengenai Ayuni. Dan mengapa ia pulang bersama dua pengawal kademangan.
"Benarkah yang kau katakan itu Senjaya? Benarkah kau telah menyelamatkan ayuni,?"
"Benar bu. Ibu bisa menanyakan nya ke Ayuni nanti dirumah Ki Demang,"
"Baiklah. Tapi darimana kau mendapatkan kemampuanmu itu Senjaya,?"
"Ibu...nanti aku akan menceritakannya setelah Ayah pulang. Untuk sekarang biarlah hanya aku yang tau tentang kemampuanku,"
"Kau ini Senjaya...memang penuh kejutan. Kemarin tiba-tiba kau membawa wanita cantik. Lalu sekarang kau punya kemampuan bagai pendekar sakti. Tapi baiklah. Aku penuhi permintaan Ki Demang. Ibu sebenarnya juga senang dengan Ayuni. Lalu bagaimana dengan sawah dan ladang kita Senjaya,?"
"Iya juga bu. Aku tak sempat memikirkannya. Tapi nanti kita bicarakan lagi lah dengan Ki Demang,"
"Ya kau harus membicarakan itu. Karena sawah itu juga harus di urus. Sebentar lagi kan panen kita,"
"Baik Bu,"
"Ya sudah. Sekarang Ibu mau bersiap-siap dahulu. Kau pun harus bawa baju ganti Senjaya,"
"Baik Bu,"
Mereka pun bersiap-siap untuk kembali ke rumah Ki Demang. Setelah beberapa saat, Senjaya, ibunya dan dua pengawal kademangan. Berangkat. Tak lupa Kinasih mengunci pintu dan menggemboknya. Lalu Senjaya menitipkan kucing-kucing nya ke Bi Narsih tetangganya. Karena anak gadis Bi Narsih juga menyukai kucing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
anggita
ok👌
2024-02-18
2