Lahirnya Sang Pendekar Bag 2

"Ki Demang ini memang berhati mulia. Tak lupa dengan sanak saudara. Tidak tanggung-tanggung kalau membantu.." Berkata Ki Darma.

"Tapi Ki Demang, perjalanan ini akan menempuh waktu yang jauh. Butuh waktu 3 hari 3 malam. Aku butuh waktu untuk membicarakannya dengan istriku. Apa Ki Demang tidak tergesa-gesa..?"

"Oh tidak Ki Darma. Kami tidak tergesa-gesa. Begini saja. bila Kau bersedia, kami tunggu dua hari lagi di rumahku. Tapi kami harap engkau bersedia. Karena aku tau siapa Ki Darma ini. Hanya kau lah yang kami harapkan. Kalau soal biaya, kau tak usah takut.."

"Hmm baiklah Ki Demang. Apa pengawal kademangan akan ikut..?"

"Sepertinya tidak Ki Darma. Para pengawal kademangan sekarang rata-rata sudah berumur. Tak kuat mereka berjalan jauh. Sebaiknya Ki Darma memanggil kawan-kawannya untuk ikut serta, dan lagi-lagi soal biaya, kau tak perlu risau.." Ki darma berpikir sejenak. Tapi karena Ki Demang Chandra yang memang sudah dekat dengannya dan sering meminta bantuannya. Ia pun menyetujuinya.

"Yah sepertinya aku tertarik Ki Demang. Tunggulah 2 hari lagi. Persiapkanlah semuanya sebelum aku datang. Aku pun butuh waktu untuk memanggil kawanku. Pagi sekali aku akan sampai di rumahmu.."

"Baiklah Ki Darma, aku tunggu 2 hari lagi. Kesediaanmu sangat kami harapkan.." Lalu Sura gading melanjutkan.

"Betul Ki Darma, sedikit banyak aku juga tau siapa dirimu ini. Akan lebih aman bagiku bila engkau mengawal sampai tujuan.." Perbincangan itu pun berlangsung agak lama hingga menjelang siang. Tapi setelah itu Ki Demang pamit bersama keponakan nya.

Ki Chandra adalah orang yang berada. Ia mempunyai puluhan petak sawah. Rumah yang besar, sekaligus gedung untuk kademangan bantar mulya yang di pimpinnya. Padukuhan induk bantar mulya berada tidak jauh dari desa sendang galuh.

Setelah makan siang dirumahnya. Kinasih bertanya tentang perbincangan itu.

"Kakang..apakah kau akan pergi lagi kang?. Bukankah 3 hari lalu kau bertugas?".

"Sebenarnya aku pun tak ingin kinasih. Tapi kalau bukan Ki Demang chandra. Pasti sudah ku tolak. Karena badanku masih belum segar betul. Tapi tak apa lah. Hitung-hitung buat masa depan anak kita juga. Lagi pula aku akan dibantu Warok Jangkrik.."

Ya Warok Jangkrik adalah kawan dekat Ki Darmala. Ia adalah seorang mantan perampok terkenal di hutan bedari. Sebuah hutan lebat yang berada di sebelah selatan desa sendang galuh. Komplotannya bercokol di sebuah bukit.

Suatu hari dikala Ki Darmala mengawal se orang saudagar melewati jalan setapak di hutan bedari, ia pun di cegat oleh Warok Jangkrik. Terjadilah pertempuran seru, dalam pertempuran itu. Warok Jangkrik dan anak buahnya dapat dikalahkan oleh Ki Darmala dan pengawalnya. Di ujung nafas yang terakhir, Ki Darmala sempat memaafkannya Hingga pedang yang sudah terbentang dileher warok Jangkrik dilepaskannya. Karena kebaikan ki Darmala, Ia berjanji akan mengubah jalan hidupnya. Meninggalkan kehidupan kelam di dunia perampokan. Ki Darmala pun menawarkan pekerjaan sebagai pengawal lepas kepadanya.

Maka mulai hari itu. Warok Jangkrik memulai hidup barunya menjadi kawan setia Ki Darmala dalam dunia pengawalan. Malang melintang bersamanya. Yang tadinya merampok, maka kini ia melawan rampok. Markasnya di sebuah bukit di ubah menjadi sebuah padepokan kecil dengan beberapa murid yang dulunya juga anak buahnya sewaktu menjadi kepala rampok.

Ki Demang pun tahu riwayat Warok Jangkrik itu. Dimana ada Ki Darmala dalam bertugas pasti ada Warok Jangkrik. Maka Ki Demang dan masyarakat pun memakluminya.

Pria itu berdiri di depan murid-muridnya. Umurnya yang sudah 40 tahun mulai menyiratkan kerut diwajahnya yang berumur. Kumisnya tebal melintang menambah kesan garang diwajahnya. Berpakaian hitam dengan golok di pinggang. Membentak-bentak muridnya yang sedang di ajari beladiri. Tapi bagi murid yang juga mantan anak buahnya itu sudah hapal betul watak gurunya yang juga dulu memimpin komplotan rampok. Hingga bentakan itu bagai cambuk untuk lebih giat lagi belajar beladiri.

Maka hutan yang sepi itu pun jadi hingar bingar oleh bentakan Warok Jangkrik dan muridnya

"Satu...hiyaa. dua ... Hiyaaa... Tiga hiyaaaa..empat hiyaaa...liii....dutt prett dut.." Warok Jangkrik terkejut mendengar suara alam yang beracun itu. Sekejap matanya melotot. "juangkrik...kurang ajar siapa itu..?" Murid-muridnya yang tak tahan dengan ekspresi wajah gurunya..tersenyum-senyum sambil menutup mulut. Lalu salah satu murid yang di tengah berteriak.

"Jangkrik 6 ki. Bukan main harumnya ki. Mau pingsan rasanya.." Murid itu menunjuk-nunjuk teman yang disampingnya. Pucat lah temannya itu, tatkala gurunya menghampiri. Tapi selagi mendekat, Warok Jangkrik menghentikan langkahnya. "Hoekkk.. bukan main. Makan apa kau hah? Apa kau baru makan bangkai curut hah?..hoekkk" Murid-muridnya pun makin terpingkal-pingkal kecuali yang pucat satu itu.

"Maaf Ki. Pas tendangan tadi sudah kutahan. Tapi apa lacur ia keluar juga. Tadi aku makan ubi jalar 3 biji ki. Bukan bangkai curut" Warok Jangkrik pun makin melotot hingga jangkrik 6 makin pucat. Begitulah Warok Jangkrik memanggil muridnya yang berjumlah 10 orang. Ia sebut muridnya dari jangkrik 1 hingga jangkrik 10.

"Sekarepmu mau makan apa. Tapi lain kali kalo makan ubi jalar sekalian sebakul.."

"Loh ko sebakul ki..?"

"Ia biar kamu di jamban seharian dan tak usah ikut latihan. Sekarang kau harus kena hukuman karena kau membuatku hampir pingsan..hoekk.." Jangkrik enam makin pucat.

"Maaf Ki. Jangan berat-berat hukumanya.."

"Ohh sampean mau tawar menawar hah? Baik..tenang saja jangkrik 6, hukumanmu sangat ringan" Jangkrik 6 pun tersenyum. "Terima kasih. Ki Warok memang guru yang baik sekali.."

"Oh tentu... Nah kau liat lapangan kecil itu? larilah mengelilinginya. Mudah bukan..?"Jangkrik enam pun makin tersenyum melihat lapangan yang kecil itu. "Oh mudah sekali guru, tapi berapa kali guru..?"

"300 kali. Hehehe" Jangkrik 6 terkejut dan kembali pucat mematung. "Heh kenapa diam saja. Cepat sana lari. Atau mau kutambah..?" Tanpa tendeng aling karena takut ditambahi hukumanya, murid itu pun langsung lari terbirit-birit.

"Hehehe murid yang patuh. Nah buat yang lain, kalian harus paham. Dalam latihan beladiri itu kalian harus diselipin.." Murid-muridnya meralat. "Disiplin guru"

"Ya itu maksudku. Nah karena arena ini sudah tercemar oleh racun jahat, kalian boleh membubarkan diri.." Para jangkrik pun bertebaran dan beristirahat. Kemudian Warok Jangkrik memanggil muridnya. "Jangkrik 1, kemari kau.."

"Ya guru. Ada apa guru..?"

"Kau ambil lah kendi. Dan kau bawa ke pinggir lapangan kecil itu. Kalau sebelum 300 ia sudah kelelahan, hentikan saja dan beri ia minum.."

"Baik guru" Sambil menyeka keringat dilehernya, Warok Jangkrik beristirahat di pendapa padepokan. Angin semilir di sore hari itu membuat segar tubuhnya. Sementara para muridnya kembali ke pekerjaanya masing-masing. Ada yang ke ladang. Mengairi petak-petak sawah yang ada di belakang padepokan. Menebarkan pangan ikan dikolam. Adapula yang bekerja di dapur. Warok Jangkrik memang mengubah kebiasaan anak buahnya yang tadinya suka merampok, sekarang mereka harus mencari rezeki dengan jujur dan kerja keras. Mereka pun dengan rela mengerjakannya. Padahal sewaktu dirinya bertobat, ia membubarkan komplotannya itu. Tapi mereka tak mau dan tetap bertahan di markas.

Mereka tetap ingin berjuang bersama pimpinan nya itu. Walau dirinya suka membentak dan galak. Tapi mereka tau pemimpinnya itu selalu baik dan adil dalam pembagian hasil rampokan. Sama rata. Tak pernah sekalipun Warok Jangkrik mencelakai perempuan atau anak kecil. Bahkan bila keluarga anak buahnya ada yang sakit, ia akan menjenguk dan memberi bantuan.

Terpopuler

Comments

Author GG

Author GG

😂😂

2024-11-14

1

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

lanjut

2024-06-18

2

Amelia

Amelia

hahaha ubi jalar jd alasan, padahal emang perut aja eror 😀😀

2024-05-08

2

lihat semua
Episodes
1 Lahirnya Sang Pendekar
2 Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3 Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4 Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5 Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6 Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7 Kisah Cinta Senjaya
8 Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9 Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10 Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11 Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12 Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13 Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14 Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15 Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16 Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17 Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18 Makhluk Terkutuk
19 Makhluk Terkutuk Bag 2
20 Makhluk Terkutuk Bag 3
21 Makhluk Terkutuk Bag 4
22 Makhluk Terkutuk Bag 5
23 Makhluk Terkutuk Bag 6
24 Makhluk Terkutuk Bag 7
25 Makhluk Terkutuk Bag 8
26 Makhluk Terkutuk Bag 9
27 Makhluk Terkutuk Bag 10
28 Makhluk Terkutuk Bag 11
29 Makhluk Terkutuk Bag 12
30 Penempaan diri
31 Penempaan Diri Bag 2
32 Penempaan Diri Bag 3
33 Penempaan Diri Bag 4.
34 Penempaan Diri Bag 5
35 penempaan Diri Bag 6
36 Penempaan Diri Bag 7
37 Penempaan Diri Bag 8
38 Penempaan Diri Bag 9
39 Penempaan diri Bag 10
40 Penempaan diri Bag 11
41 Penempaan diri Bag 12
42 Penempaan diri Bag 13
43 Penempaan diri Bag 14.
44 Penempaan Diri Bag 15
45 Penempaan Diri Bag 16
46 Penempaan Diri Bag 17
47 Penempaan Diri Bag 18
48 Penempaan Diri Bag 19
49 Penempaan Diri Bag 20
50 Penempaan Diri Bag 21
51 Penempaan Diri Bag 22
52 Penempaan Diri Bag 23
53 Penempaan Diri Bag 24
54 Penempaan Diri Bag 25
55 Penempaan Diri Bag 26
56 Penempaan Diri Bag 27
57 Penempaan Diri Bag 28
58 Penempaan Diri Bag 29
59 Penempaan Diri Bag 30
60 Penempaan Diri Bag 31
61 Penempaan Diri Bag 32
62 Penempaan Diri Bag 33
63 Penempaan Diri Bag 34
64 Penempaan Diri Bag 35
65 Penempaan Diri Bag 36
66 Penempaan Diri Bag 37
67 Penempaan Diri Bag 38
68 Penempaan Diri Bag 39
69 Penempaan Diri Bag 40
70 Penempaan Diri Bag 41
71 Penempaan Diri Bag 42
72 Menuju Tanah Pasundan
73 Menuju tanah pasundan bag 2
74 Menuju tanah pasundan bag 3
75 Menuju tanah pasundan bag 4
76 Menuju tanah pasundan bag 5
77 Menuju tanah pasundan bag 6
78 Menuju tanah pasundan bag 7
79 Menuju tanah pasundan bag 8
80 Menuju tanah pasundan bag 9
81 Menuju tanah pasundan bag 10
82 Menuju tanah pasundan bag 11
83 Menuju tanah pasundan bag 12
84 Menuju tanah pasundan bag 13
85 Menuju tanah pasundan bag 14
86 Menuju tanah pasundan bag 15
87 Menuju tanah pasundan bag 16
88 Menuju tanah pasundan bag 17
89 Menuju tanah pasundan bag 18
90 Menuju tanah pasundan bag 19
91 Es dawet cendol
92 Menuju tanah pasundan bag 20
93 Menuju tanah pasundan bag 21
94 Menuju tanah pasundan bag 22
95 Menuju tanah pasundan bag 23
96 Menuju tanah pasundan bag 24
97 Menuju tanah pasundan bag 25
98 Menuju tanah pasundan bag 26
99 Menuju tanah pasundan bag 27
100 Menuju tanah pasundan bag 28
101 Menuju tanah pasundan bag 29
102 Menuju tanah pasundan bag 30
103 Menuju tanah pasundan bag 31
104 Menuju tanah pasundan bag 32
105 Menuju tanah pasundan bag 33
106 Menuju tanah pasundan bag 34
107 Menuju tanah pasundan bag 35
108 Menuju tanah pasundan bag 36
109 Menuju tanah pasundan bag 37
110 Menuju tanah pasundan bag 38
111 Menuju tanah pasundan bab 39
112 Menuju tanah pasundan bag 40
113 Menuju tanah pasundan bag 41
114 Menuju tanah pasundan bag 42
115 Menuju tanah pasundan bag 43
116 Menuju tanah pasundan bag 44
117 Menuju tanah pasundan bag 45
118 Menuju tanah pasundan bag 46
119 Menuju tanah pasundan bag 47
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Lahirnya Sang Pendekar
2
Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3
Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4
Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5
Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6
Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7
Kisah Cinta Senjaya
8
Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9
Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10
Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11
Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12
Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13
Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14
Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15
Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16
Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17
Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18
Makhluk Terkutuk
19
Makhluk Terkutuk Bag 2
20
Makhluk Terkutuk Bag 3
21
Makhluk Terkutuk Bag 4
22
Makhluk Terkutuk Bag 5
23
Makhluk Terkutuk Bag 6
24
Makhluk Terkutuk Bag 7
25
Makhluk Terkutuk Bag 8
26
Makhluk Terkutuk Bag 9
27
Makhluk Terkutuk Bag 10
28
Makhluk Terkutuk Bag 11
29
Makhluk Terkutuk Bag 12
30
Penempaan diri
31
Penempaan Diri Bag 2
32
Penempaan Diri Bag 3
33
Penempaan Diri Bag 4.
34
Penempaan Diri Bag 5
35
penempaan Diri Bag 6
36
Penempaan Diri Bag 7
37
Penempaan Diri Bag 8
38
Penempaan Diri Bag 9
39
Penempaan diri Bag 10
40
Penempaan diri Bag 11
41
Penempaan diri Bag 12
42
Penempaan diri Bag 13
43
Penempaan diri Bag 14.
44
Penempaan Diri Bag 15
45
Penempaan Diri Bag 16
46
Penempaan Diri Bag 17
47
Penempaan Diri Bag 18
48
Penempaan Diri Bag 19
49
Penempaan Diri Bag 20
50
Penempaan Diri Bag 21
51
Penempaan Diri Bag 22
52
Penempaan Diri Bag 23
53
Penempaan Diri Bag 24
54
Penempaan Diri Bag 25
55
Penempaan Diri Bag 26
56
Penempaan Diri Bag 27
57
Penempaan Diri Bag 28
58
Penempaan Diri Bag 29
59
Penempaan Diri Bag 30
60
Penempaan Diri Bag 31
61
Penempaan Diri Bag 32
62
Penempaan Diri Bag 33
63
Penempaan Diri Bag 34
64
Penempaan Diri Bag 35
65
Penempaan Diri Bag 36
66
Penempaan Diri Bag 37
67
Penempaan Diri Bag 38
68
Penempaan Diri Bag 39
69
Penempaan Diri Bag 40
70
Penempaan Diri Bag 41
71
Penempaan Diri Bag 42
72
Menuju Tanah Pasundan
73
Menuju tanah pasundan bag 2
74
Menuju tanah pasundan bag 3
75
Menuju tanah pasundan bag 4
76
Menuju tanah pasundan bag 5
77
Menuju tanah pasundan bag 6
78
Menuju tanah pasundan bag 7
79
Menuju tanah pasundan bag 8
80
Menuju tanah pasundan bag 9
81
Menuju tanah pasundan bag 10
82
Menuju tanah pasundan bag 11
83
Menuju tanah pasundan bag 12
84
Menuju tanah pasundan bag 13
85
Menuju tanah pasundan bag 14
86
Menuju tanah pasundan bag 15
87
Menuju tanah pasundan bag 16
88
Menuju tanah pasundan bag 17
89
Menuju tanah pasundan bag 18
90
Menuju tanah pasundan bag 19
91
Es dawet cendol
92
Menuju tanah pasundan bag 20
93
Menuju tanah pasundan bag 21
94
Menuju tanah pasundan bag 22
95
Menuju tanah pasundan bag 23
96
Menuju tanah pasundan bag 24
97
Menuju tanah pasundan bag 25
98
Menuju tanah pasundan bag 26
99
Menuju tanah pasundan bag 27
100
Menuju tanah pasundan bag 28
101
Menuju tanah pasundan bag 29
102
Menuju tanah pasundan bag 30
103
Menuju tanah pasundan bag 31
104
Menuju tanah pasundan bag 32
105
Menuju tanah pasundan bag 33
106
Menuju tanah pasundan bag 34
107
Menuju tanah pasundan bag 35
108
Menuju tanah pasundan bag 36
109
Menuju tanah pasundan bag 37
110
Menuju tanah pasundan bag 38
111
Menuju tanah pasundan bab 39
112
Menuju tanah pasundan bag 40
113
Menuju tanah pasundan bag 41
114
Menuju tanah pasundan bag 42
115
Menuju tanah pasundan bag 43
116
Menuju tanah pasundan bag 44
117
Menuju tanah pasundan bag 45
118
Menuju tanah pasundan bag 46
119
Menuju tanah pasundan bag 47

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!