Lahirnya Sang Pendekar Bag 2

"Ki Demang ini sungguh berhati mulia," ujar Ki Darma. "Ia tak melupakan sanak saudara, dan tak tanggung-tanggung dalam membantu."

"Tapi Ki Demang, perjalanan ini akan sangat jauh, memakan waktu tiga hari tiga malam," balas Ki Darma. "Aku butuh waktu untuk membicarakannya dengan istriku. Apa Ki Demang tidak terburu-buru?"

"Oh, tidak, Ki Darma. Kami tidak terburu-buru," jawab Ki Demang. "Begini saja, bila kamu bersedia, kami tunggu dua hari lagi di rumahku. Kami sangat berharap kamu bersedia, karena aku tahu siapa Ki Darma ini. Hanya kamu yang kami harapkan. Soal biaya, kamu tidak usah khawatir."

"Hmm, baiklah, Ki Demang. Apa pengawal kademangan akan ikut?" tanya Ki Darma.

"Sepertinya tidak, Ki Darma. Para pengawal kademangan rata-rata sudah berumur sekarang, mereka tak kuat berjalan jauh. Sebaiknya Ki Darma memanggil kawan-kawanmu untuk ikut serta, dan lagi-lagi soal biaya, kamu tak perlu risau," jelas Ki Demang.

Ki Darma berpikir sejenak. Namun, karena Ki Demang Chandra memang sudah dekat dengannya dan sering meminta bantuannya, ia pun menyetujuinya.

"Yah, sepertinya aku tertarik, Ki Demang. Tunggulah dua hari lagi. Persiapkanlah semuanya sebelum aku datang. Aku pun butuh waktu untuk memanggil kawan-kawanku. Pagi sekali aku akan sampai di rumahmu," kata Ki Darma.

"Baiklah, Ki Darma, aku tunggu dua hari lagi. Kesediaanmu sangat kami harapkan," ujar Ki Demang. Kemudian Sura Gading melanjutkan, "Betul, Ki Darma, sedikit banyak aku juga tahu siapa dirimu ini. Akan lebih aman bagiku bila kamu mengawal sampai tujuan."

Perbincangan itu berlangsung cukup lama hingga menjelang siang. Setelah itu, Ki Demang pamit bersama keponakannya.

Ki Chandra adalah orang berada. Ia memiliki puluhan petak sawah dan rumah besar yang juga berfungsi sebagai gedung Kademangan Bantar Mulya, yang dipimpinnya. Padukuhan Induk Bantar Mulya terletak tidak jauh dari Desa Sendang Galuh.

Setelah makan siang di rumahnya, Kinasih bertanya tentang perbincangan itu.

"Kakang, apakah kamu akan pergi lagi, Kang? Bukankah tiga hari lalu kamu baru saja bertugas?" tanyanya.

"Sebenarnya aku pun tak ingin, Kinasih. Tapi kalau bukan Ki Demang Chandra, pasti sudah kutolak. Badanku masih belum segar betul," jawab Ki Darma. "Tapi tak apa, hitung-hitung untuk masa depan anak kita juga. Lagi pula, aku akan dibantu Warok Jangkrik."

Ya, Warok Jangkrik adalah kawan dekat Ki Darmala. Ia adalah seorang mantan perampok terkenal di Hutan Bedari, sebuah hutan lebat di sebelah selatan Desa Sendang Galuh. Kelompoknya bermarkas di sebuah bukit.

Suatu hari, ketika Ki Darmala mengawal seorang saudagar melewati jalan setapak di Hutan Bedari, ia dicegat oleh Warok Jangkrik. Terjadilah pertempuran seru, di mana Warok Jangkrik dan anak buahnya dapat dikalahkan oleh Ki Darmala dan pengawalnya. Di ujung napas terakhirnya, Ki Darmala sempat memaafkan Warok Jangkrik, hingga pedang yang sudah terbentang di lehernya dilepaskan. Karena kebaikan Ki Darmala, Warok Jangkrik berjanji akan mengubah jalan hidupnya, meninggalkan kehidupan kelam dunia perampokan. Ki Darmala pun menawarkan pekerjaan sebagai pengawal lepas kepadanya.

Maka, mulai hari itu, Warok Jangkrik memulai hidup barunya sebagai kawan setia Ki Darmala dalam dunia pengawalan. Mereka melanglang buana bersama. Yang tadinya merampok, kini ia melawan perampok. Markasnya di sebuah bukit diubah menjadi sebuah padepokan kecil dengan beberapa murid yang dulunya juga anak buahnya sewaktu menjadi kepala rampok.

Ki Demang pun tahu riwayat Warok Jangkrik itu. Di mana ada Ki Darmala bertugas, pasti ada Warok Jangkrik. Maka, Ki Demang dan masyarakat pun memakluminya.

Pria itu berdiri di depan murid-muridnya. Umurnya yang sudah 40 tahun mulai menyiratkan kerut di wajahnya. Kumis tebal melintang menambah kesan garang di wajahnya. Berpakaian hitam dengan golok di pinggang, ia membentak-bentak muridnya yang sedang diajari beladiri. Namun, bagi murid-muridnya yang juga mantan anak buahnya itu, mereka sudah hafal betul watak gurunya yang dulu juga memimpin komplotan rampok. Hingga bentakan itu bagai cambuk untuk lebih giat lagi belajar beladiri.

Maka, hutan yang sepi itu pun jadi hingar-bingar oleh bentakan Warok Jangkrik dan murid-muridnya.

"Satu... hiyaa! Dua... hiyaaa! Tiga... hiyaaaa! Empat... hiyaaa! Lii... dutt prett dut!" Warok Jangkrik terkejut mendengar suara alam yang 'beracun' itu. Sekejap matanya melotot. "Jangkrik! Kurang ajar, siapa itu?!" Murid-muridnya yang tak tahan dengan ekspresi wajah gurunya tersenyum-senyum sambil menutup mulut. Lalu salah satu murid yang di tengah berteriak, "Jangkrik 6, Ki! Bukan main harumnya, Ki! Mau pingsan rasanya!" Murid itu menunjuk-nunjuk teman di sampingnya. Temannya pucat pasi tatkala gurunya menghampiri. Namun, selagi mendekat, Warok Jangkrik menghentikan langkahnya. "Hoekkk... bukan main. Makan apa kamu, hah? Apa kamu baru makan bangkai curut, hah?! Hoekkk!" Murid-muridnya pun makin terpingkal-pingkal, kecuali yang pucat satu itu.

"Maaf, Ki. Pas tendangan tadi sudah kutahan. Tapi apa lacur, ia keluar juga. Tadi aku makan ubi jalar tiga biji, Ki. Bukan bangkai curut," jelas si murid. Warok Jangkrik pun makin melotot hingga Jangkrik 6 makin pucat. Begitulah Warok Jangkrik memanggil muridnya yang berjumlah 10 orang. Ia menyebut muridnya dari Jangkrik 1 hingga Jangkrik 10.

"Sekarepmu mau makan apa. Tapi lain kali kalau makan ubi jalar, sekalian sebakul!" bentak Warok Jangkrik.

"Lho, kok sebakul, Ki?" tanya si murid.

"Ya, biar kamu di jamban seharian dan tak usah ikut latihan. Sekarang kamu harus kena hukuman karena kamu membuatku hampir pingsan... hoekk!" Jangkrik 6 makin pucat.

"Maaf, Ki. Jangan berat-berat hukumannya..." mohon Jangkrik 6.

"Ohh, kamu mau tawar-menawar, hah? Baik... tenang saja, Jangkrik 6, hukumanmu sangat ringan," kata Warok Jangkrik. Jangkrik 6 pun tersenyum. "Terima kasih, Ki Warok memang guru yang baik sekali."

"Oh, tentu... Nah, kamu lihat lapangan kecil itu? Larilah mengelilinginya. Mudah, bukan?" Jangkrik 6 pun makin tersenyum melihat lapangan yang kecil itu. "Oh, mudah sekali, Guru, tapi berapa kali, Guru?"

"Tiga ratus kali. Hehehe." Jangkrik 6 terkejut dan kembali pucat mematung. "Heh, kenapa diam saja? Cepat sana lari! Atau mau kutambah?!" Tanpa tendeng aling karena takut ditambahi hukumannya, murid itu pun langsung lari terbirit-birit.

"Hehehe, murid yang patuh. Nah, buat yang lain, kalian harus paham. Dalam latihan beladiri itu kalian harus diselipin..." Murid-muridnya meralat, "Disiplin, Guru!"

"Ya, itu maksudku. Nah, karena arena ini sudah tercemar oleh racun jahat, kalian boleh membubarkan diri," kata Warok Jangkrik. Para Jangkrik pun bertebaran dan beristirahat. Kemudian Warok Jangkrik memanggil muridnya, "Jangkrik 1, kemari kamu!"

"Ya, Guru. Ada apa, Guru?"

"Kamu ambilkan kendi. Dan kamu bawa ke pinggir lapangan kecil itu. Kalau sebelum tiga ratus ia sudah kelelahan, hentikan saja dan beri ia minum," perintah Warok Jangkrik.

"Baik, Guru," jawab Jangkrik 1.

Sambil menyeka keringat di lehernya, Warok Jangkrik beristirahat di pendapa padepokan. Angin semilir di sore hari itu membuat tubuhnya segar. Sementara para muridnya kembali ke pekerjaan masing-masing. Ada yang ke ladang, mengairi petak-petak sawah yang ada di belakang padepokan, menebarkan pakan ikan di kolam. Adapula yang bekerja di dapur. Warok Jangkrik memang mengubah kebiasaan anak buahnya yang tadinya suka merampok, sekarang mereka harus mencari rezeki dengan jujur dan kerja keras. Mereka pun dengan rela mengerjakannya. Padahal sewaktu dirinya bertobat, ia membubarkan komplotannya itu. Tapi mereka tak mau dan tetap bertahan di markas.

Mereka tetap ingin berjuang bersama pemimpinnya itu. Walau dirinya suka membentak dan galak, tapi mereka tahu pemimpinnya itu selalu baik dan adil dalam pembagian hasil rampokan: sama rata. Tak pernah sekalipun Warok Jangkrik mencelakai perempuan atau anak kecil. Bahkan, bila keluarga anak buahnya ada yang sakit, ia akan menjenguk dan memberi bantuan.

Terpopuler

Comments

Author GG

Author GG

😂😂

2024-11-14

3

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

lanjut

2024-06-18

3

Amelia

Amelia

hahaha ubi jalar jd alasan, padahal emang perut aja eror 😀😀

2024-05-08

2

lihat semua
Episodes
1 Lahirnya Sang Pendekar
2 Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3 Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4 Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5 Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6 Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7 Kisah Cinta Senjaya
8 Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9 Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10 Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11 Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12 Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13 Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14 Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15 Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16 Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17 Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18 Makhluk Terkutuk
19 Makhluk Terkutuk Bag 2
20 Makhluk Terkutuk Bag 3
21 Makhluk Terkutuk Bag 4
22 Makhluk Terkutuk Bag 5
23 Makhluk Terkutuk Bag 6
24 Makhluk Terkutuk Bag 7
25 Makhluk Terkutuk Bag 8
26 Makhluk Terkutuk Bag 9
27 Makhluk Terkutuk Bag 10
28 Makhluk Terkutuk Bag 11
29 Makhluk Terkutuk Bag 12
30 Penempaan diri
31 Penempaan Diri Bag 2
32 Penempaan Diri Bag 3
33 Penempaan Diri Bag 4.
34 Penempaan Diri Bag 5
35 penempaan Diri Bag 6
36 Penempaan Diri Bag 7
37 Penempaan Diri Bag 8
38 Penempaan Diri Bag 9
39 Penempaan diri Bag 10
40 Penempaan diri Bag 11
41 Penempaan diri Bag 12
42 Penempaan diri Bag 13
43 Penempaan diri Bag 14.
44 Penempaan Diri Bag 15
45 Penempaan Diri Bag 16
46 Penempaan Diri Bag 17
47 Penempaan Diri Bag 18
48 Penempaan Diri Bag 19
49 Penempaan Diri Bag 20
50 Penempaan Diri Bag 21
51 Penempaan Diri Bag 22
52 Penempaan Diri Bag 23
53 Penempaan Diri Bag 24
54 Penempaan Diri Bag 25
55 Penempaan Diri Bag 26
56 Penempaan Diri Bag 27
57 Penempaan Diri Bag 28
58 Penempaan Diri Bag 29
59 Penempaan Diri Bag 30
60 Penempaan Diri Bag 31
61 Penempaan Diri Bag 32
62 Penempaan Diri Bag 33
63 Penempaan Diri Bag 34
64 Penempaan Diri Bag 35
65 Penempaan Diri Bag 36
66 Penempaan Diri Bag 37
67 Penempaan Diri Bag 38
68 Penempaan Diri Bag 39
69 Penempaan Diri Bag 40
70 Penempaan Diri Bag 41
71 Penempaan Diri Bag 42
72 Menuju Tanah Pasundan
73 Menuju tanah pasundan bag 2
74 Menuju tanah pasundan bag 3
75 Menuju tanah pasundan bag 4
76 Menuju tanah pasundan bag 5
77 Menuju tanah pasundan bag 6
78 Menuju tanah pasundan bag 7
79 Menuju tanah pasundan bag 8
80 Menuju tanah pasundan bag 9
81 Menuju tanah pasundan bag 10
82 Menuju tanah pasundan bag 11
83 Menuju tanah pasundan bag 12
84 Menuju tanah pasundan bag 13
85 Menuju tanah pasundan bag 14
86 Menuju tanah pasundan bag 15
87 Menuju tanah pasundan bag 16
88 Menuju tanah pasundan bag 17
89 Menuju tanah pasundan bag 18
90 Menuju tanah pasundan bag 19
91 Es dawet cendol
92 Menuju tanah pasundan bag 20
93 Menuju tanah pasundan bag 21
94 Menuju tanah pasundan bag 22
95 Menuju tanah pasundan bag 23
96 Menuju tanah pasundan bag 24
97 Menuju tanah pasundan bag 25
98 Menuju tanah pasundan bag 26
99 Menuju tanah pasundan bag 27
100 Menuju tanah pasundan bag 28
101 Menuju tanah pasundan bag 29
102 Menuju tanah pasundan bag 30
103 Menuju tanah pasundan bag 31
104 Menuju tanah pasundan bag 32
105 Menuju tanah pasundan bag 33
106 Menuju tanah pasundan bag 34
107 Menuju tanah pasundan bag 35
108 Menuju tanah pasundan bag 36
109 Menuju tanah pasundan bag 37
110 Menuju tanah pasundan bag 38
111 Menuju tanah pasundan bab 39
112 Menuju tanah pasundan bag 40
113 Menuju tanah pasundan bag 41
114 Menuju tanah pasundan bag 42
115 Menuju tanah pasundan bag 43
116 Menuju tanah pasundan bag 44
117 Menuju tanah pasundan bag 45
118 Menuju tanah pasundan bag 46
119 Menuju tanah pasundan bag 47
120 Menuju tanah pasundan bag 48
121 Menuju tanah pasundan bag 49
122 Menuju tanah pasundan bag 50
123 Menuju tanah pasundan bag 51
124 Menuju tanah pasundan bag 52
125 Menuju tanah pasundan bag 53.
126 Menuju tanah pasundan bag 54
127 Menuju tanah pasundan bag 55
128 Menuju tanah pasundan bag 56
129 Menuju tanah pasundan bag 57
130 Menuju tanah pasundan bag 58
131 Menuju tanah pasundan bag 59
132 Menuju tanah pasundan bag 60
133 Menuju tanah pasundan bag 61
134 Menuju tanah pasundan bag 62
135 Menuju tanah pasundan bag 63
136 Menuju tanah pasundan bag 64
137 Menuju tanah pasundan bag 65
138 Menuju tanah pasundan bag 66
139 Menuju tanah pasundan bag 67
140 Menuju tanah pasundan bag 68
141 Menuju tanah pasundan bag 69
142 Menuju Tanah pasundan bag 70
143 Menuju Tanah pasundan bag 71
144 Menuju tanah pasundan bag 72
145 Menuju tanah pasundan bag 73
146 Menuju tanah pasundan bag 74
147 Menuju tanah pasundan bag 75
148 Menuju tanah pasundan bag 76
149 Menuju tanah pasundan bagian 77
150 Menuju tanah pasundan bag 78
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Lahirnya Sang Pendekar
2
Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3
Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4
Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5
Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6
Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7
Kisah Cinta Senjaya
8
Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9
Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10
Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11
Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12
Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13
Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14
Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15
Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16
Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17
Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18
Makhluk Terkutuk
19
Makhluk Terkutuk Bag 2
20
Makhluk Terkutuk Bag 3
21
Makhluk Terkutuk Bag 4
22
Makhluk Terkutuk Bag 5
23
Makhluk Terkutuk Bag 6
24
Makhluk Terkutuk Bag 7
25
Makhluk Terkutuk Bag 8
26
Makhluk Terkutuk Bag 9
27
Makhluk Terkutuk Bag 10
28
Makhluk Terkutuk Bag 11
29
Makhluk Terkutuk Bag 12
30
Penempaan diri
31
Penempaan Diri Bag 2
32
Penempaan Diri Bag 3
33
Penempaan Diri Bag 4.
34
Penempaan Diri Bag 5
35
penempaan Diri Bag 6
36
Penempaan Diri Bag 7
37
Penempaan Diri Bag 8
38
Penempaan Diri Bag 9
39
Penempaan diri Bag 10
40
Penempaan diri Bag 11
41
Penempaan diri Bag 12
42
Penempaan diri Bag 13
43
Penempaan diri Bag 14.
44
Penempaan Diri Bag 15
45
Penempaan Diri Bag 16
46
Penempaan Diri Bag 17
47
Penempaan Diri Bag 18
48
Penempaan Diri Bag 19
49
Penempaan Diri Bag 20
50
Penempaan Diri Bag 21
51
Penempaan Diri Bag 22
52
Penempaan Diri Bag 23
53
Penempaan Diri Bag 24
54
Penempaan Diri Bag 25
55
Penempaan Diri Bag 26
56
Penempaan Diri Bag 27
57
Penempaan Diri Bag 28
58
Penempaan Diri Bag 29
59
Penempaan Diri Bag 30
60
Penempaan Diri Bag 31
61
Penempaan Diri Bag 32
62
Penempaan Diri Bag 33
63
Penempaan Diri Bag 34
64
Penempaan Diri Bag 35
65
Penempaan Diri Bag 36
66
Penempaan Diri Bag 37
67
Penempaan Diri Bag 38
68
Penempaan Diri Bag 39
69
Penempaan Diri Bag 40
70
Penempaan Diri Bag 41
71
Penempaan Diri Bag 42
72
Menuju Tanah Pasundan
73
Menuju tanah pasundan bag 2
74
Menuju tanah pasundan bag 3
75
Menuju tanah pasundan bag 4
76
Menuju tanah pasundan bag 5
77
Menuju tanah pasundan bag 6
78
Menuju tanah pasundan bag 7
79
Menuju tanah pasundan bag 8
80
Menuju tanah pasundan bag 9
81
Menuju tanah pasundan bag 10
82
Menuju tanah pasundan bag 11
83
Menuju tanah pasundan bag 12
84
Menuju tanah pasundan bag 13
85
Menuju tanah pasundan bag 14
86
Menuju tanah pasundan bag 15
87
Menuju tanah pasundan bag 16
88
Menuju tanah pasundan bag 17
89
Menuju tanah pasundan bag 18
90
Menuju tanah pasundan bag 19
91
Es dawet cendol
92
Menuju tanah pasundan bag 20
93
Menuju tanah pasundan bag 21
94
Menuju tanah pasundan bag 22
95
Menuju tanah pasundan bag 23
96
Menuju tanah pasundan bag 24
97
Menuju tanah pasundan bag 25
98
Menuju tanah pasundan bag 26
99
Menuju tanah pasundan bag 27
100
Menuju tanah pasundan bag 28
101
Menuju tanah pasundan bag 29
102
Menuju tanah pasundan bag 30
103
Menuju tanah pasundan bag 31
104
Menuju tanah pasundan bag 32
105
Menuju tanah pasundan bag 33
106
Menuju tanah pasundan bag 34
107
Menuju tanah pasundan bag 35
108
Menuju tanah pasundan bag 36
109
Menuju tanah pasundan bag 37
110
Menuju tanah pasundan bag 38
111
Menuju tanah pasundan bab 39
112
Menuju tanah pasundan bag 40
113
Menuju tanah pasundan bag 41
114
Menuju tanah pasundan bag 42
115
Menuju tanah pasundan bag 43
116
Menuju tanah pasundan bag 44
117
Menuju tanah pasundan bag 45
118
Menuju tanah pasundan bag 46
119
Menuju tanah pasundan bag 47
120
Menuju tanah pasundan bag 48
121
Menuju tanah pasundan bag 49
122
Menuju tanah pasundan bag 50
123
Menuju tanah pasundan bag 51
124
Menuju tanah pasundan bag 52
125
Menuju tanah pasundan bag 53.
126
Menuju tanah pasundan bag 54
127
Menuju tanah pasundan bag 55
128
Menuju tanah pasundan bag 56
129
Menuju tanah pasundan bag 57
130
Menuju tanah pasundan bag 58
131
Menuju tanah pasundan bag 59
132
Menuju tanah pasundan bag 60
133
Menuju tanah pasundan bag 61
134
Menuju tanah pasundan bag 62
135
Menuju tanah pasundan bag 63
136
Menuju tanah pasundan bag 64
137
Menuju tanah pasundan bag 65
138
Menuju tanah pasundan bag 66
139
Menuju tanah pasundan bag 67
140
Menuju tanah pasundan bag 68
141
Menuju tanah pasundan bag 69
142
Menuju Tanah pasundan bag 70
143
Menuju Tanah pasundan bag 71
144
Menuju tanah pasundan bag 72
145
Menuju tanah pasundan bag 73
146
Menuju tanah pasundan bag 74
147
Menuju tanah pasundan bag 75
148
Menuju tanah pasundan bag 76
149
Menuju tanah pasundan bagian 77
150
Menuju tanah pasundan bag 78

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!