Kisah Cinta Senjaya Bag 2

"Ah kenapa aku seberani ini? Tak sepatutnya se orang wanita mendatangi rumah kawan lelakinya.." Hati Ayuni pun bergejolak.

"Tapi apa salahnya?. Aku kan hanya ingin berkenalan dengan ibunya. Lagipula aku sudah terlanjur mengatakan nya ke Senjaya. Ya aku akan berkunjung kerumahnya.." Ayuni pun ke dapur, mempersiapkan makanan untuk dibawa ke pekerja ayahnya. Ia pun pamit. Dan bergegas menuju sawah. Tapi ditengah perjalanan ia dihadang oleh Randu.

"Mau kemana kau Ayuni..?" Ayuni memandang Randu dengan heran.

"Apa kau tak lihat apa yang kubawa ini kang Randu..?"

"Hmm bukankah ada Mbok Arum yang biasa mengerjakan itu. Kenapa kau mau bersusah payah menggantikan pekerjaanya Ayuni?. Aku tau. Kau pasti ingin bertmu Senjaya yang lemah itu. Iya kan..?"

"Itu bukan urusan mu Randu. Apa kepentinganmu sebenarnya hah..?" Ayuni membentak.

"Hay. Kenapa kau jadi galak begitu. Aku hanya melakukan tugasku. Ayahmu cemas bila kau lama berduaan dengan Senjaya. Ayahmu tak menyukainya. Lebih baik kau menjauhinya. Lagi pula anak itu lemah. Bisa apa dia? Kalau ada hal yang buruk diperjalanan, mana bisa ia menolongmu.."

"Hahaha. Randu. Sebagai pengawal ayahku. Seharusnya kau mendoakan ku yang baik-baik. Bukan yang buruk. Lagi pula tau apa kau tentang ayahku..?" Wajah Randu pun menegang. Tak disangka Ayuni bersikap seperti itu.

"Kau keras kepala Ayuni. Baiklah. Tapi bila ada apa-apa dengan dirimu. Aku tak bertanggung jawab.."

"Aku bisa menjaga diriku sendiri. Lebih baik kau yang menyingkir dari hadapanku.." Merah lah wajah Randu. Hatinya membara, tapi ia tahan perasaan itu. Tak dinyana ia di hina seperti itu.

"Baik Ayuni..baik. silahkan.." Ia pun memberi jalan kepadanya. Lalu dalam hati ia bergumam.

"Aku harus berbuat sesuatu atas Senjaya keparat itu. Hmm lihat saja nanti.." Lalu ia meninggalkan tempat itu.

Senjaya yang telah lelah menyangkul tanah untuk mengairi sawah beristirahat sambil menggoyang boneka sawah. lalu burung hama pun berterbangan. Sejenak ia pun teringat dengan Ayuni yang kemarin menemaninya disini. "Begitu cantik gadis itu. Mengapa ia berani sekali berkenalan denganku. Hmm kemanakah bidadari itu. Sepertinya hari ini ia tak datang.." Senjaya bergumam dalam hati.

Matahari telah sampai di tengah langit. Para petani mulai meninggalkan sawahnya. Sementara Senjaya yang menunggu Ayuni mulai resah. Ia berpikir mungkin ayah Ayuni telah melarangnya pergi ke sawah. Atau mungkin saja memang Ayuni tak berminat lagi bertemu dengan dirinya.

"Lebih baik aku pulang saja bermain dengan kucingku. Ketimbang menunggu Ayuni. Siapalah diriku ini? Seharusnya aku sadar.. aku hanya se orang petani yang buruk. Lagi pula pastilah ayahnya melarang. karena kemarin pengawal itu pasti mengadu..ah sudahlah aku pulang saja.."

Senjaya tak tahu dibalik sebuah pohon ada Ayuni yang mendengar keluh kesahnya. Ia sengaja bersembunyi untuk menggoda Senjaya. Tetapi hati Ayuni senang mendengar keluh kesah Senjaya. Itu berarti Senjaya memang telah menunggu dirinya. Lalu dari balik pohon. Ayuni pun berkata.

"Kenapa kau berkata seperti itu Senjaya..?" Senjaya kaget mendengar suara itu. Ia menoleh kekanan dan kekiri. Tapi ia tak melihat siapapun.

"Ayuni. Kau kah itu? Dimana kau? Kenapa bersembunyi..?" Lalu dari balik sebuah pohon Ayuni pun menampakkan dirinya dengan malu-malu. Senjaya tertegun.

"Hay Ayuni. Kenapa kau bersembunyi? Apa kau mendengar yang tadi kukatakan..?"

"Sudah tentu aku mendengarnya. Pohon ini dekat dengan tempatmu duduk.." Merah lah wajahnya. Hatinya berdesir. Bukan main malunya senjaya. Hingga ia pun menjadi diam bagai batu kali sebesar kerbau.

"Hihihi. Kenapa kau jadi diam dan gugup begitu Senjaya..?"

"Aku malu. Siapalah aku ini. Tak sepatutnya aku berkata seperti itu. Maafkan aku Ayuni.." Ayuni pun mengerutkan keningnya

"Senjaya. Kau tak perlu minta maaf. Kamu tak bersalah apa-apa denganku. Buat apa kau minta maaf?. Dan kau pun tak perlu merendahkan dirimu. Aku tak pernah melihat seseorang dari rumahnya, dari pekerjaanya atau apalah itu.."

"Tapi kau anak seorang Demang Ayuni. Aku takut nanti ayahmu memarahiku bila kau sering berjumpa denganku.." Ayuni pun kembali tertawa cekikikan

"Hihihi..Senjaya kau ini aneh. Kau tak tau banyak tentang ayahku. Tapi se akan-akan kau paham siapa ayahku itu. Sudahlah Senjaya. Kau tak perlu bersikap seperti ini. Hei tadi kau mengatakan kau punya kucing peliharaan..?" Ayuni mengalihkan pembicaraan.

"Ya Ayuni. Aku punya 5 kucing peliharaan. Mereka lah yang menemaniku dikala senggang dirumah. Mereka masih kecil-kecil.."

"Wah pasti kucing itu lucu-lucu. Aku mau melihatnya. Dirumahku tak boleh memelihara kucing. Ayahku pasti mengusirnya bila ada satu saja kucing dirumah. Padahal waktu aku tinggal dirumah nenekku, aku juga memelihara kucing. Tapi cuma satu.."

"Ah kucing-kucing itu nakal Ayuni. Suka mencakar dan menggigit. Nanti kau pasti di gigitnya.."

"Hmmm tak apalah senjaya. Namanya juga kucing. Aku pun tau sifat-sifatnya. Apa mereka ada dirumahmu..?"

"Ya mereka pasti sedang ada dikamarku bermalas-malasan.."

"Marilah kita kerumahmu Senjaya. Oh ya maaf senjaya hari ini makananku habis.."

"Tak apa Ayuni. Marilah kalau kau mau kerumahku. Nanti kau makan saja disana.." Ayuni pun tersenyum senang. Lalu merekai melangkah menuju rumah Senjaya. Hari yang terik membuat Ayuni kepanasan. Mereka melewati jalan-jalan kecil melewati rumah tetangga Senjaya. Para tetangga pun heran melihat Senjaya berjalan dengan seorang gadis cantik. Siapakah ia? Saudaranya kah? Teman wanitanya kah?. Warga dusun sendang galuh memang tak pernah melihat wanita itu. Karena Ayuni yang tak pernah keluar rumah. Baru kali ini lah Ayuni berjalan jauh. Seorang wanita paruh baya dekat rumah Senjaya pun menyapa.

Terpopuler

Comments

👁Zigur👁

👁Zigur👁

lagi apa sih urusan randu ini menghalangi ayuni. padahal ia cuma pengawal saja. dasar koplok

2024-07-04

2

Teteh Lia

Teteh Lia

sombong sekali sampai menyepelekan orang seperti itu.

2024-05-18

2

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

kak, yang divisi alam gaib nya dihapus kah? kok gak ada. Btw semangat.

2024-04-19

2

lihat semua
Episodes
1 Lahirnya Sang Pendekar
2 Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3 Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4 Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5 Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6 Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7 Kisah Cinta Senjaya
8 Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9 Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10 Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11 Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12 Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13 Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14 Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15 Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16 Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17 Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18 Makhluk Terkutuk
19 Makhluk Terkutuk Bag 2
20 Makhluk Terkutuk Bag 3
21 Makhluk Terkutuk Bag 4
22 Makhluk Terkutuk Bag 5
23 Makhluk Terkutuk Bag 6
24 Makhluk Terkutuk Bag 7
25 Makhluk Terkutuk Bag 8
26 Makhluk Terkutuk Bag 9
27 Makhluk Terkutuk Bag 10
28 Makhluk Terkutuk Bag 11
29 Makhluk Terkutuk Bag 12
30 Penempaan diri
31 Penempaan Diri Bag 2
32 Penempaan Diri Bag 3
33 Penempaan Diri Bag 4.
34 Penempaan Diri Bag 5
35 penempaan Diri Bag 6
36 Penempaan Diri Bag 7
37 Penempaan Diri Bag 8
38 Penempaan Diri Bag 9
39 Penempaan diri Bag 10
40 Penempaan diri Bag 11
41 Penempaan diri Bag 12
42 Penempaan diri Bag 13
43 Penempaan diri Bag 14.
44 Penempaan Diri Bag 15
45 Penempaan Diri Bag 16
46 Penempaan Diri Bag 17
47 Penempaan Diri Bag 18
48 Penempaan Diri Bag 19
49 Penempaan Diri Bag 20
50 Penempaan Diri Bag 21
51 Penempaan Diri Bag 22
52 Penempaan Diri Bag 23
53 Penempaan Diri Bag 24
54 Penempaan Diri Bag 25
55 Penempaan Diri Bag 26
56 Penempaan Diri Bag 27
57 Penempaan Diri Bag 28
58 Penempaan Diri Bag 29
59 Penempaan Diri Bag 30
60 Penempaan Diri Bag 31
61 Penempaan Diri Bag 32
62 Penempaan Diri Bag 33
63 Penempaan Diri Bag 34
64 Penempaan Diri Bag 35
65 Penempaan Diri Bag 36
66 Penempaan Diri Bag 37
67 Penempaan Diri Bag 38
68 Penempaan Diri Bag 39
69 Penempaan Diri Bag 40
70 Penempaan Diri Bag 41
71 Penempaan Diri Bag 42
72 Menuju Tanah Pasundan
73 Menuju tanah pasundan bag 2
74 Menuju tanah pasundan bag 3
75 Menuju tanah pasundan bag 4
76 Menuju tanah pasundan bag 5
77 Menuju tanah pasundan bag 6
78 Menuju tanah pasundan bag 7
79 Menuju tanah pasundan bag 8
80 Menuju tanah pasundan bag 9
81 Menuju tanah pasundan bag 10
82 Menuju tanah pasundan bag 11
83 Menuju tanah pasundan bag 12
84 Menuju tanah pasundan bag 13
85 Menuju tanah pasundan bag 14
86 Menuju tanah pasundan bag 15
87 Menuju tanah pasundan bag 16
88 Menuju tanah pasundan bag 17
89 Menuju tanah pasundan bag 18
90 Menuju tanah pasundan bag 19
91 Es dawet cendol
92 Menuju tanah pasundan bag 20
93 Menuju tanah pasundan bag 21
94 Menuju tanah pasundan bag 22
95 Menuju tanah pasundan bag 23
96 Menuju tanah pasundan bag 24
97 Menuju tanah pasundan bag 25
98 Menuju tanah pasundan bag 26
99 Menuju tanah pasundan bag 27
100 Menuju tanah pasundan bag 28
101 Menuju tanah pasundan bag 29
102 Menuju tanah pasundan bag 30
103 Menuju tanah pasundan bag 31
104 Menuju tanah pasundan bag 32
105 Menuju tanah pasundan bag 33
106 Menuju tanah pasundan bag 34
107 Menuju tanah pasundan bag 35
108 Menuju tanah pasundan bag 36
109 Menuju tanah pasundan bag 37
110 Menuju tanah pasundan bag 38
111 Menuju tanah pasundan bab 39
112 Menuju tanah pasundan bag 40
113 Menuju tanah pasundan bag 41
114 Menuju tanah pasundan bag 42
115 Menuju tanah pasundan bag 43
116 Menuju tanah pasundan bag 44
117 Menuju tanah pasundan bag 45
118 Menuju tanah pasundan bag 46
119 Menuju tanah pasundan bag 47
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Lahirnya Sang Pendekar
2
Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3
Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4
Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5
Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6
Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7
Kisah Cinta Senjaya
8
Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9
Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10
Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11
Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12
Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13
Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14
Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15
Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16
Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17
Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18
Makhluk Terkutuk
19
Makhluk Terkutuk Bag 2
20
Makhluk Terkutuk Bag 3
21
Makhluk Terkutuk Bag 4
22
Makhluk Terkutuk Bag 5
23
Makhluk Terkutuk Bag 6
24
Makhluk Terkutuk Bag 7
25
Makhluk Terkutuk Bag 8
26
Makhluk Terkutuk Bag 9
27
Makhluk Terkutuk Bag 10
28
Makhluk Terkutuk Bag 11
29
Makhluk Terkutuk Bag 12
30
Penempaan diri
31
Penempaan Diri Bag 2
32
Penempaan Diri Bag 3
33
Penempaan Diri Bag 4.
34
Penempaan Diri Bag 5
35
penempaan Diri Bag 6
36
Penempaan Diri Bag 7
37
Penempaan Diri Bag 8
38
Penempaan Diri Bag 9
39
Penempaan diri Bag 10
40
Penempaan diri Bag 11
41
Penempaan diri Bag 12
42
Penempaan diri Bag 13
43
Penempaan diri Bag 14.
44
Penempaan Diri Bag 15
45
Penempaan Diri Bag 16
46
Penempaan Diri Bag 17
47
Penempaan Diri Bag 18
48
Penempaan Diri Bag 19
49
Penempaan Diri Bag 20
50
Penempaan Diri Bag 21
51
Penempaan Diri Bag 22
52
Penempaan Diri Bag 23
53
Penempaan Diri Bag 24
54
Penempaan Diri Bag 25
55
Penempaan Diri Bag 26
56
Penempaan Diri Bag 27
57
Penempaan Diri Bag 28
58
Penempaan Diri Bag 29
59
Penempaan Diri Bag 30
60
Penempaan Diri Bag 31
61
Penempaan Diri Bag 32
62
Penempaan Diri Bag 33
63
Penempaan Diri Bag 34
64
Penempaan Diri Bag 35
65
Penempaan Diri Bag 36
66
Penempaan Diri Bag 37
67
Penempaan Diri Bag 38
68
Penempaan Diri Bag 39
69
Penempaan Diri Bag 40
70
Penempaan Diri Bag 41
71
Penempaan Diri Bag 42
72
Menuju Tanah Pasundan
73
Menuju tanah pasundan bag 2
74
Menuju tanah pasundan bag 3
75
Menuju tanah pasundan bag 4
76
Menuju tanah pasundan bag 5
77
Menuju tanah pasundan bag 6
78
Menuju tanah pasundan bag 7
79
Menuju tanah pasundan bag 8
80
Menuju tanah pasundan bag 9
81
Menuju tanah pasundan bag 10
82
Menuju tanah pasundan bag 11
83
Menuju tanah pasundan bag 12
84
Menuju tanah pasundan bag 13
85
Menuju tanah pasundan bag 14
86
Menuju tanah pasundan bag 15
87
Menuju tanah pasundan bag 16
88
Menuju tanah pasundan bag 17
89
Menuju tanah pasundan bag 18
90
Menuju tanah pasundan bag 19
91
Es dawet cendol
92
Menuju tanah pasundan bag 20
93
Menuju tanah pasundan bag 21
94
Menuju tanah pasundan bag 22
95
Menuju tanah pasundan bag 23
96
Menuju tanah pasundan bag 24
97
Menuju tanah pasundan bag 25
98
Menuju tanah pasundan bag 26
99
Menuju tanah pasundan bag 27
100
Menuju tanah pasundan bag 28
101
Menuju tanah pasundan bag 29
102
Menuju tanah pasundan bag 30
103
Menuju tanah pasundan bag 31
104
Menuju tanah pasundan bag 32
105
Menuju tanah pasundan bag 33
106
Menuju tanah pasundan bag 34
107
Menuju tanah pasundan bag 35
108
Menuju tanah pasundan bag 36
109
Menuju tanah pasundan bag 37
110
Menuju tanah pasundan bag 38
111
Menuju tanah pasundan bab 39
112
Menuju tanah pasundan bag 40
113
Menuju tanah pasundan bag 41
114
Menuju tanah pasundan bag 42
115
Menuju tanah pasundan bag 43
116
Menuju tanah pasundan bag 44
117
Menuju tanah pasundan bag 45
118
Menuju tanah pasundan bag 46
119
Menuju tanah pasundan bag 47

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!