"Kau tak perlu dusta Ayuni. Mari kita buktikan kata-katamu itu. Ayo kita pulang.."
"Baik. Marilah kita bertemu ayah. Senjaya kau pulanglah. Biar aku di antar Randu saja.." Lalu Randu pun melangkah diikuti Ayuni. Setelah agak jauh. ia melihat kedua orang yang tadi bersama Randu masih disamping Senjaya.
"Kenapa kau tak ajak dua orang temanmu itu Randu..?" Randu pun menoleh lalu meraih tangan Ayuni. Dan menggenggamnya dengan kuat.
"Sudahlah kau tak usah menghiraukan mereka. Mereka hanya ingin berkenalan dengan Senjaya.." Ayuni meragu, pastilah mereka ingin mencelakai Senjaya.
"Tidak Randu. Kau mau apakan Senjaya hah?. Kau pasti ingin mencelakai senjaya bukan?. Lepaskan tanganku randu. Lepaskan.." Tapi cengkraman itu kuat sekali. Ayuni pun meronta. Tapi tenaganya tentu kalah dengan Randu yang berbadan besar. Randu pun menarik paksa Ayuni.
Sementara Senjaya yang melihat dari jauh Ayuni ditarik paksa oleh Randu menjadi khawatir. Ia pun ingin menyusulnya tetapi di tahan oleh 2 orang itu.
"Hey anak dungu. Kau mau kemana hah? Kau pasti orang yang sering mengganggu anak Ki Demang itu. Betul kan..?"
"Siapa kalian? Aku tak pernah melihat kalian di desa ini.."
"Siapa kami bukan urusanmu anak dungu. Yang pasti kami disini akan memberimu pelajaran. Karena kau suka mengganggu putri Ki Demang itu.." Senjaya memandang heran kepada kedua orang itu.
"Apa maksud kalian sebenarnya..?" Tanpa tendeng aling salah seorang mereka langsung memukul ke arah kening Senjaya. Tapi karena mendadak. Senjaya tak sempat mengelak. Ia pun terjerembab. Walau tak merasakan sakit.
"Itu maksud kami anak dungu. Hahaha.." Mereka pun tertawa. Lalu kedua orang itu melanjutkan serangannya dengan tendangan-tendangan. Senjaya meringkuk ditanah menahan tendangan itu. Tapi ia tak merasakan sakit sama sekali. Padahal tendangan itu begitu kuat. Tetapi karena jengkel. Senjaya menangkap kaki salah seorang yang menendangnya lalu memelintirnya. Bukan main orang itu merasakan kakinya seperti remuk dan terlepas dari pangkalnya. Ia pun terlempar dan meronta berguling ditanah.
Melihat hal itu. Seorang lagi yang tak terima dengan keadaan temannya itu langsung menyerang.
"Anak keparat kau. Kau telah melukai temanku. Sekarang kau harus mati keparat.." Ia pun menyerang beringas dengan pukulan-pukulan. Senjaya langsung bangkit dan menahan pukulan. Lalu ia kembali menangkap lengan kiri orang itu. Lalu ia remas pergelangan tangannya. Remasan bukan sembarang remasan. Rasanya seperti ditiban oleh batu sebesar kerbau. Tulang-tulangnya pun terasa remuk. Orang itu pun meronta minta dilepaskan. Lalu Senjaya melepaskan nya.
Senjaya terkejut melihat kedua orang itu meronta dan berguling ditanah. Ia mendekati orang-orang itu. Tetapi kedua orang itu bergeser surut kebelakang.
"Ampun anak muda. Ampun. Jangan sakiti kami lagi. Kami tak tau Kalau kau ternyata orang sakti. Ampun.." Tapi Senjaya tak menghiraukan kedua orang itu. Ia ingat dengan Ayuni. Lalu bergegas menyusulnya.
Sementara itu. Ayuni yang masih meronta minta tangannya dilepaskan. Tak kunjung dilepaskan Randu. Bahkan kucing yang digendong Ayuni direbut oleh Randu dan dilemparkan saja dipinggir jalan. Yang membuat Ayuni cemas adalah ternyata Randu membawanya ke sebuah kebun yang kosong dan sepi. Di tengan kebun itu ada gubuk yang sudah usang. Didepan gubug itulah Randu berhenti. Ayuni menjadi cemas karena ternyata Randu tak membawanya pulang. Tapi malah di seret ke kebun yang kosong ini. Tapi ia masih meronta terus.
"Diamlah Ayuni. Kau jangan seperti anak kecil. Kau tenang sajalah. Aku membawamu kesini tanpa maksud apa-apa. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu.."
"Kau gila Randu. Buat apa kau membawaku kemari hah. Lepaskan tanganku.." Akhirnya Randu pun melepaskan genggamannya.
"Sudah kubilang aku ingin mengatakan sesuatu yang telah lama kupendam Ayuni". Ayuni memperhatikan wajah Randu dengan penuh heran.
"Apa yang kau ingin katakan, katakanlah Randu".
"Kau tau selama ini aku memperhatikanmu Ayuni. Aku ingin mengatakannya dari dulu. Tapi aku malu. Semenjak Senjaya dekat dengan kau, akupun cemburu. Ya. Aku cemburu karena aku mencintaimu Ayuni.." Terperanjat lah Ayuni. Ia tak menyangka pengawal itu mengatakannya. Tapi mana mungkin ia menerima cintanya. Ia tahu tabiat Randu yang kasar dan angkuh. Ia sering melihat Randu membentak pembantu dirumahnya. Entah karena telat membuat minum atau makan. Atau ada saja kelakuannya yang kasar. Ayuni juga pernah mendengar dari pengawal lain. Kalu Randu itu tukang judi dan suka minum arak. Ia sering mengadu ke ayahnya. Tapi ayahnya pun seperti acuh tak acuh.
"Maaf kang Randu. Aku tak bisa. Sekali lagi maaf.."
"Jadi kau menolak ku Ayuni..?"
"Dengan berat hati Kang Randu. Aku tak bisa menerima nya. Sebaiknya kau cari wanita lain. Masih banyak yang lebih cantik dariku di kademangan ini.." Kecewa sekali randu sore itu. Hatinya pun menjadi galau.
"Tapi Ayuni. Tak ada wanita lain di hatiku ini. Walau banyak wanita yang lebih cantik darimu tapi aku tetap memilihmu.."
"Aku hargai kejujuranmu Tapi maaf. Hatiku sudah ada yang punya. Aku pun telah menambatkan cintaku dengan pria lain.." Randu tampak menegang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments