Nita segera mengajak Asta untuk masuk ke dalam rumah setelah dua makhluk pengganggu itu benar-benar pergi. Mereka langsung disambut oleh Yuni yang ternyata menguping pembicaraan mereka berdua dengan Pak Roni dan Bu Heti tadi.
" Kamu menguping kami, Yuni? " tanya Nita pada Yuni yang terlihat sangat terkejut.
" Hehe iya, Mbak. Soalnya aku takut Mbak diapa-apakan oleh Nenek Lampir itu. Untung ada Tuan Asta yang melindungi Mbak Nita dari mereka " jawab Yuni yang sudah tertangkap basah.
Tadi Yuni sedang menemani Farel bermain saat mendengar suara mobil berhenti lalu disusul dengan suara ribut-ribut. Yuni pun memutuskan untuk melihat apa yang terjadi di luar setelah meminta Farel masuk ke dalam kamarnya.
Setelah itu, Nita mempersilahkan Asta untuk duduk di sofa ruang tamu dan meminta Yuni untuk menemani Farel yang sedang berada di kamar.
" Maaf Tuan, saya tinggal masuk dan ganti pakaian sebentar " ucap Yuni pada Asta yang sudah duduk di sofa.
" Iya Nita, silahkan " jawab Asta tersenyum.
Nita pun segera pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya dengan cepat. Nita tidak ingin membiarkan Asta terlalu lama sendiri di ruang tamu dan itu juga termasuk tidak sopan pada tamu.
Tapi sebelum itu, Nita pergi ke dapur terlebih dahulu untuk membuatkan kopi pahit untuk Asta. Sejauh ini hanya itu yang Nita tahu sehingga wanita itu membuatkan yang sudah pasti disukai oleh Asta. Tidak lupa juga Nita memotong bolu pisang yang dia buat tadi malam dan memindahkannya ke dalam piring.
" Sedang membuat minuman untuk Tuan Asta ya, Mbak? " tanya Yuni sembari berjalan menghampiri Nita.
" Iya Yun " jawab Nita yang sedang mengaduk kopi untuk Asta.
" Kamu kenapa di sini? Farel dimana? " tanya Nita pada Yuni.
" Farel di ruang tamu, Mbak. Dia langsung berlari ke ruang tamu saat mengetahui Tuan Asta ada di sini " jawab Yuni.
Nita pun mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Nita merasa heran sebenarnya mengapa putranya itu langsung menyukai Asta, padahal selama ini Farel tidak gampang dekat dengan orang yang baru dikenalnya. Saat didekati Pak Roni dan anaknya saja putranya itu malah takut dan tidak mau dekat-dekat.
" Oh iya Yuni, apa benar Farel menerima uang dari Pak Roni? " tanya Nita karena dia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi hingga Bu Heti marah seperti tadi.
" Tidak, Mbak. Pak Roni memang mau memberikan uang pada Farel tapi Farel menolaknya, begitu juga dengan aku. Kami juga langsung pergi saat Bu Heti datang dan marah-marah pada Pak Roni " jawab Yuni dengan kejadian yang sebenarnya.
Sesaat setelah Farel dan Yuni pulang dari mall, Pak Roni menghampiri mereka yang kebetulan sedang berada di rumah Yuni. Pak Roni memberikan sejumlah uang pada Farel yang katanya untuk jajan tapi Farel langsung menolaknya dan Yuni pun begitu.
" Mbak, yang dikatakan Tuan Asta itu benar ya? Dia benar-benar calon suaminya Mbak Nita? " tanya Yuni yang terlihat sangat penasaran.
Mendengar itu, Nita pun langsung menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah Yuni. Dia menjadi teringat dengan perkataan Asta yang mengaku sebagai calon suaminya di depan Pak Roni dan Bu Heti.
" Tidak, Yun. Tuan Asta mengatakan hal itu cuma untuk melindungi aku saja dari Pak Roni serta Bu Heti dan juga agar mereka tidak menganggu kita lagi " jawab Nita.
Nita tidak ingin terlalu percaya diri dengan ucapan Asta dan dia juga harus sadar diri bahwa dia dan Asta hanyalah atasan dan bawahan. Tidak mungkin pria sehebat dan sebaik Asta bersedia untuk menjadi suami dan ayah sambung untuk wanita sepertinya dan juga putranya.
Terlihat wajah kecewa dari Yuni saat mendengar jawaban dari Nita. Jujur saja, dia sangat berharap jika Asta akan menjadi suami dari Nita.
" Kalau seandainya itu benar maka aku akan sangat bahagia, Mbak. Tuan Asta itu terlihat sangat baik dan juga sangat cocok sama Mbak Nita, apalagi Farel juga sangat menyukai Tuan Asta. Ah kalian pasti akan sangat cocok dan benar-benar menjadi pasangan yang serasi " ucap Yuni masih berharap jika Asta akan menjadi suami dari Nita.
" Tidak mungkin lah, Yun. Aku ini tidak pantas menjadi istri dari laki-laki sehebat dan sebaik Tuan Asta, lagipula aku dan dia cuma sekedar atasan dan bawahan " jawab Nita mengangkat nampan yang sudah siap dengan secangkir kopi dan sepiring bolu pisang di atasnya.
" Tidak ada yang tidak mungkin, Mbak. Bisa saja Tuan Asta itu memang jodohnya Mbak Nita " ucap Yuni pada Nita.
" Sudahlah, Yun. Aku harus mengantar ini ke depan untuk Tuan Asta " ucap Nita lalu meninggalkan Yuni yang menurutnya berbicara hal yang tidak mungkin terjadi.
Kemudian Nita segera menuju ruang tamu dan ternyata benar di sana sudah ada sang putra yang sudah duduk di pangkuan Asta. Terlihat wajah bahagia dan suara tawa yang begitu keras dari Farel yang entah membicarakan apa dengan Asta.
" Silahkan, Tuan " ucap Nita meletakkan secangkir kopi dan sepiring bolu pisang yang dibawanya di atas meja.
" Ah iya, terima kasih, Nita " jawab Asta tersenyum.
Nita pun menganggukkan kepalanya dan membalas senyuman itu. Nita juga mendudukkan tubuhnya di sana tapi di sofa yang berbeda dengan Asta.
" Farel, sini sama Bunda yuk. Kasihan Om Asta kalau Farel terus berada di pangkuan seperti itu " ucap Nita yang merasa tidak enak karena sang putra terlihat sangat manja pada Asta.
" Tidak mau, Bunda. Farel maunya sama Om Baik saja " tolak Farel yang malah memeluk Asta.
" Biarkan saja, Nita. Lagipula saya senang Farel seperti ini karena mengingatkan saya pada kedua ponakan saya " jawab Asta mengusap lembut kepala Farel.
Akhirnya Nita hanya bisa pasrah dan melihat putranya yang begitu manja pada Asta, bahkan Farel sampai minta disuapi bolu pisang oleh pria itu.
Tak lama kemudian, Yuni menghampiri mereka bertiga untuk berpamitan pulang karena ibunya sudah memintanya untuk pulang.
" Mbak Nita, aku pulang dulu ya. Ibu sudah minta aku pulang soalnya " pamit Yuni pada Nita.
" Iya Yun, terima kasih ya kamu sudah menjaga Farel hari ini " jawab Nita.
" Untuk besok kamu tidak perlu datang dan istirahat saja. Besok akhir pekan dan aku juga akan tetap di rumah " ucap Nita karena setiap akhir pekan dia yang akan menjaga Farel.
" Iya Mbak " jawab Yuni.
Setelah itu, Yuni pun segera pergi dari rumah itu dan meninggalkan Nita hanya bersama dengan Asta dan Farel. Nita tersenyum kembali melihat betapa bahagianya Farel bersama dengan Asta, mungkin karena sang putra tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments