Hari yang cukup melelahkan ini akhirnya bisa Asta lewati dengan baik dan ia benar-benar terbantu dengan adanya Nita sebagai sekretarisnya. Tidak hanya tidak perlu lembur tapi Asta bahkan bisa pulang lebih cepat sebelum jam pulang kerja tiba. Jika terus seperti ini Asta pasti akan memberikan Nita bonus walaupun wanita itu baru saja bekerja.
" Nita, berhubung semua pekerjaan sudah selesai, kamu boleh pulang cepat hari ini. Tapi ingat, jangan lupa kirim jadwal saya untuk besok " ucap Asta bangkit dari duduknya.
Asta juga akan segera pulang karena sore ini ia berencana akan mampir ke rumah adiknya untuk menemui kedua keponakan kesayangannya. Hanya kedua keponakannya itulah penghibur di kala lelah seperti ini, jadi tidak bisa jika sehari saja tidak bertemu mereka.
" Baik, Tuan, saya akan mengirimkannya nanti malam. Terima kasih, Tuan " jawab Nita sangat senang.
Jika bisa pulang cepat seperti ini maka Nita akan bisa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan sang putra. Selama ini Nita merasa sangat bersalah karena tidak bisa meluangkan waktunya untuk Farel karena dia sibuk bekerja. Walaupun Farel tidak pernah protes sama sekali tentang kesibukannya tetapi Nita tetap merasa bersalah.
" Kalau begitu, saya permisi, Tuan " pamit Nita menundukkan tubuhnya.
" Iya Nita, hati-hati ya di jalan " jawab Asta tersenyum.
Blush.
Pipi Nita tiba-tiba langsung memerah karena melihat senyum lagi dari bibir Asta, apalagi ucapan Asta yang seperti memberikan sebuah perhatian kepada dirinya.
" Itu hanya ucapan biasa, Nita. Jangan terlalu percaya diri kalau Tuan Asta memberikan perhatian pada kamu. Memangnya kamu siapa hingga Tuan Asta harus perhatian pada kamu " batin Nita pada dirinya sendiri.
Nita hanya bisa menganggukkan kepalanya untuk menanggapi ucapan Asta itu.
Kemudian Nita segera keluar dari ruang kerja Asta dan menuju meja kerjanya. Nita merapikan barang-barangnya di sana dan memasukkannya ke dalam tas miliknya. Lalu, Nita langsung pergi dari sana dan pulang karena dia tidak sabar untuk bertemu sang putra.
Sedangkan Asta yang masih berada di dalam ruang kerjanya malah memukul-mukul mulutnya pelan setelah Nita keluar dari ruangan itu.
" Astaga, Asta, kenapa kamu harus bilang begitu pada Nita? " rutuk Asta pada dirinya sendiri.
Asta juga tidak mengerti mengapa mulutnya itu begitu saja mengatakan hal itu pada Nita. Padahal pada sekretaris lamanya tidak pernah mengatakan seperti itu dan biasanya hanya sekedar mengatakan terima kasih. Tapi, entah mengapa kepada Nita dirinya bisa seperti itu dan seolah-olah menunjukkan perhatiannya.
" Semoga Nita menganggapnya biasa saja. Kan malu kalau tiba-tiba perhatian begitu, memang aku siapa dia " ucap Asta merasa malu tiba-tiba seperti perhatian pada Nita.
Setelah itu, Asta mengambil tas kerjanya dan keluar dari ruangan itu. Asta ingin segera pergi ke ke rumah Aska dan Yana secepatnya karena ingin bisa menghabiskan waktu lebih lama bersama Melody dan Aria.
***
Sebelum pergi ke rumah sang adik, Asta mampir dulu ke sebuah toko mainan yang dilewatinya. Asta ingin membelikan sebuah mainan untuk Melody dan Aria karena sudah lama dia tidak memberikan hadiah pada kedua keponakannya itu.
" Beli apa ya untuk Melody? " gumam Asta melihat mainan-mainan anak perempuan di sana.
Cukup bingung Asta memilih mainan untuk keponakan perempuannya itu karena begitu banyak pilihan di sana. Jika untuk keponakan laki-lakinya, Asta memilih sebuah mobil mainan remote control karena itu adalah mainan kesukaan Aria.
" Aku beli puzzle ini saja untuk Melody. Lagipula anak itu sedang suka dengan tantangan apalagi sekarang dia semakin berpikir kritis " ucap Asta memilih puzzle yang tentunya akan berguna untuk sang keponakan.
Asta membawa puzzle dan mobil remote control ke kasir untuk segera membayarnya. Tapi, sebelum sampai di kasir, ada seorang anak kecil yang mencuri perhatiannya. Apalagi anak itu seorang diri karena tidak ada siapapun di dekatnya. Asta pun segera menghampiri anak laki-laki itu yang sedang memegang mainan remote control seperti yang dia pilih untuk Aria.
" Hei, kamu sedang apa? " tanya Asta pada anak laki-laki itu.
" Sedang melihat mobil ini, Om " jawab anak kecil itu yang ternyata adalah Farel.
Farel datang ke toko mainan itu bersama dengan Yuni untuk membeli hadiah ulang tahun untuk temannya. Di saat Yuni sedang membayar mainan yang mereka beli, Farel tiba-tiba melihat mobil remote control yang sangat diinginkannya.
" Kamu suka mobil ini? " tanya Asta walaupun sudah terlihat jelas.
" Suka, Om, tapi tidak bisa beli. Kata Mbak Yuni uangnya tidak cukup " jawab Farel terlihat sangat sedih.
" Kalau Om belikan, kamu mau? " tawar Asta yang sangat tidak tega melihat wajah sedih Farel.
" Serius, Om? Farel mau, Om " jawab Farel sangat senang.
Farel sudah menginginkan mobil remote control sedari lama tapi dia tidak berani memintanya pada Nita karena harganya yang cukup mahal. Jadi, Farel merasa sangat senang saat ada seseorang yang akan membelikan mobil remote control itu untuknya.
" Oh, jadi nama kamu Farel? Kalau begitu cepat Farel ambil mobil remote control itu dan kita bayar di kasir " ucap Asta pada Farel.
" Iya Om " jawab Farel.
Kemudian Farel mengambil mobil remote control yang diinginkannya itu lalu mereka berdua segera pergi ke kasir untuk membayarnya.
" Ya ampun, Farel, Mbak Yuni kan sudah bilang kalau uangnya tidak cukup. Kembalikan mobil remote control itu ya " ucap Yuni melihat apa yang dibawa Farel.
" Tidak mau, Mbak. Farel mau mobil remote control ini dan Om ini yang akan membelikannya " jawab Farel menunjuk Asta di sampingnya.
Pandangan Yuni beralih pada pria dewasa di samping Farel dan tentu saja wanita itu tidak mengenalnya.
" Mbak tenang saja karena saya yang akan membayar mobil remote control untuk Farel " ucap Asta pada Yuni.
" Jangan, Pak, kami tidak ingin merepotkan Bapak. Lagipula Bapak tidak mengenal kami " larang Yuni sedikit takut karena mereka tidak saling mengenal.
" Saya memang tidak mengenal kalian tapi saya tidak tega melihat Farel yang sangat menginginkan mobil remote control itu. Jadi tolong jangan menolaknya, Farel juga akan merasa senang " ucap Asta agar wanita di depannya itu mengizinkannya untuk membelikan mainan itu untuk Farel.
Akhirnya Yuni pun menganggukkan kepalanya setuju. Dia bisa melihat betapa bahagianya Farel bisa mendapatkan mainan yang diinginkannya, apalagi selama ini anak itu tidak pernah memintanya karena memikirkan sang ibu yang sudah bekerja sangat keras.
Asta pun segera membayar semua mainan itu dan memberikan salah satunya kepada Farel.
" Ini punya Farel " ucap Asta berjongkok agar sejajar dengan tubuh kecil Farel.
" Terima kasih ya, Om Baik. Farel sangat senang " ucap Farel menerima itu dan langsung memeluk Asta.
" Sama-sama " jawab Asta tersenyum dan membalas pelukan itu.
Setelah itu, Farel dan Yuni segera pamit pergi karena Nita sudah terus menghubungi mereka.
" Anak kecil itu sangat lucu dan entah mengapa, wajahnya mengingatkan aku dengan seseorang " gumam Asta tersenyum sembari melihat Farel yang berjalan menjauh.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments