Setelah Nita lebih tenang, Asta melepaskan pelukannya. Asta juga menghapus sisa-sisa air mata di wajah wanita itu dengan kedua ibu jarinya. Entah mengapa Asta tidak bisa melihat air mata Nita seperti saat dia melihat Mama Lili menangis, rasanya hatinya ikut teriris.
" Mulai sekarang jangan menangis lagi ya. Jadikan masa lalu kamu itu sebagai pelajaran dan kamu harus menjadi orang yang lebih baik lagi. Kamu sekarang hanya perlu menjalani hidup kamu dengan bahagia bersama anak kamu " ucap Asta menatap mata Nita yang sembab.
" Iya Tuan, tujuan hidup saya sekarang hanya membesarkan anak saya dengan baik dan hidup bahagia bersamanya " jawab Nita lalu menyingkirkan tangan Asta yang masih berada di wajahnya.
Asta pun langsung tersadar dan memundurkan tubuhnya sedikit menjauh dari Nita. Sungguh, Asta tidak menyadari jika jarak mereka berdua sedekat itu karena terlalu fokus untuk menenangkan Nita.
" Maaf Nita, saya tidak bermaksud lancang dan maaf juga karena tadi saya tiba-tiba memeluk kamu " ucap Asta takut Nita risih dan tidak nyaman dengan apa yang dia lakukan.
" Tidak apa-apa, Tuan. Saya yang seharusnya berterima kasih karena Anda sudah meminjamkan bahu dan dada Anda untuk saya bersandar di saat saya sedang lemah seperti tadi. Sudah sangat lama tidak ada orang yang peduli seperti ini pada saya dan pelukan Anda memberikan ketenangan untuk saya " jawab Nita dengan wajah yang memerah.
Nita pun baru menyadari hal itu sama dengan Asta. Bodohnya dia merasa sangat nyaman dan menerima saja di saat Asta memeluknya.
" Apa itu artinya aku bisa masuk ke dalam hidup Nita? Dia merasa nyaman dengan aku " batin Asta menarik kedua sudut bibirnya.
Setelah mengetahui status Nita yang sudah jelas, Asta pun berniat untuk benar-benar membuka hati dan mendekati wanita itu. Rasa tertarik dan kasihan pada Nita membuat Asta memutuskan hal yang selama ini selalu dia tolak.
" Saya antar kamu pulang ya. Siang ini kamu tidak perlu kembali ke perusahaan dan sebaiknya menenangkan dulu di rumah " ucap Asta pada Nita.
Asta tidak tega jika harus membiarkan Nita tetap bekerja di saat sedang tidak baik-baik saja seperti ini.
" Tapi_ " ucapan Nita langsung dipotong oleh Asta yang tidak menerima penolakan.
" Tidak ada tapi-tapian dan sekarang saya antar pulang. Kamu tenang saja, bukankah setelah ini tidak ada pekerjaan yang terlalu penting sehingga tidak perlu kembali ke perusahaan " potong Asta tidak ingin dibantah.
" Tapi saya pulang sendiri saja, Tuan. Saya tidak ingin merepotkan Anda dengan mengantar saya pulang " ucap Nita yang merasa tidak enak hati jika kembali merepotkan Asta.
" Saya tidak merasa direpotkan sama sekali, Nita. Sudahlah, kamu diam dan duduk manis saja " jawab Asta tersenyum dan Nita pun akhirnya hanya bisa pasrah.
Kemudian, Asta segera menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya kembali menuju rumah Nita. Sesekali Asta juga bertanya tentang Farel untuk mengusir kecanggungan di dalam mobil itu. Sekaligus Asta ingin mencari cara untuk mendekati anak laki-laki yang sepertinya sudah menyukainya. Sebelum mendapatkan hati ibunya, lebih baik mendapatkan hati anaknya terlebih dahulu.
" Apa Anda ingin mampir dulu, Tuan? " tawar Nita ketika mobil Asta berhenti tepat di depan rumahnya.
" Boleh, saya juga ingin bertemu Farel " jawab Asta terlihat begitu antusias.
Sebenarnya Nita hanya basa-basi saja menawari Asta untuk mampir ke rumahnya dan tidak menyangka jika atasannya itu malah bersedia untuk mampir ke rumahnya yang sederhana.
Asta dan Nita pun segera melepaskan sabuk pengaman di tubuh mereka lalu turun dari mobil itu. Rumah itu terlihat sangat sepi tapi pintunya sedikit terbuka, mungkin saja Farel sedang bermain di dalam bersama dengan Yuni.
" Mari silahkan, Tuan. Maaf, rumah saya tidak besar dan sangat sederhana " ucap Nita mempersilahkan Asta untuk masuk ke dalam rumahnya.
" Tidak masalah, Nita. Biar sederhana, asal nyaman untuk menjadi tempat tinggal " jawab Asta.
Asta melepaskan sepatu di kakinya lalu meletakkannya di depan teras, mengikuti seperti yang Nita lakukan. Baru selesai Asta melepaskan sepatunya, tiba-tiba ada seorang pria dan wanita yang berteriak dan menghampiri rumah Nita.
" Hei wanita murahan, berani-beraninya kamu masih mengganggu suami saya " ucap wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah Bu Heti.
Bu Heti terlihat sangat marah dan berniat untuk menarik rambut Nita tapi beruntung Asta masih bisa mencegahnya. Sedangkan Nita bersembunyi di balik tubuh besar Asta karena dia takut akan disakiti oleh Bu Heti.
" Minggir, jangan ganggu saya untuk memberikan pelajaran pada wanita murahan itu " ucap Bu Heti dengan tatapan tajam pada Asta yang menghalanginya.
" Bu, sudah dong. Nita itu tidak salah, Ibu itu cuma salah paham " ucap pria yang datang bersama dengan Bu Heti yang ada suaminya, Pak Roni.
" Bela saja terus wanita murahan ini, Pak. Bilang saja kalau Bapak suka dan memang sudah berselingkuh dengan dia. Sampai-sampai Bapak berani memberikan uang untuk anak haramnya itu " ucap Bu Heti dengan sangat emosi.
Nita yang mendengar putranya kembali dihina dan dikatakan sebagai anak haram pun tidak terima. Nita segera menyingkir dari balik tubuh Asta dan berdiri di depan Bu Heti.
" Cukup, Bu Heti! Saya bisa terima kalau Ibu menghina saya atau mengatakan hal buruk tentang saya tapi tidak dengan anak saya. Anak saya belum mengetahui apa-apa dan tidak pernah mencari masalah dengan Ibu, jadi berhenti untuk mengatakan anak saya sebagai anak haram " ucap Nita tidak tahan lagi dengan semua hinaan dari Bu Heti.
" Anak kamu itu memang anak haram dari seorang wanita murahan seperti kamu " jawab Bu Heti.
" Jaga mulut Anda ya, Bu. Dari tadi saya diam karena menghormati umur Anda tapi saya tidak terima kalau Anda masih menghina Nita dan anaknya " ucap Asta tidak bisa tinggal diam.
Asta tentu saja tidak tahan melihat dan mendengar hinaan yang dilontarkan oleh wanita berbadan gemuk itu pada Nita dan Farel.
" Hei, kamu ini siapa? Kenapa ikut campur urusan kami? " tanya Pak Roni pada Asta.
" Saya calon suami dari Nita dan juga akan menjadi ayah dari anak Nita. Jadi, saya tidak akan membiarkan siapapun menghina dan menyakiti mereka berdua " jawab Asta dengan tegas.
Mereka yang mendengar itu tentu sangat terkejut, tidak terkecuali Nita. Wanita itu menatap Asta dengan tidak percaya dan mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh atasannya itu.
" Calon suami? Tidak mungkin. Nita itu calon istri kedua saya " ucap Pak Roni yang langsung mendapatkan pukulan dari sang istri.
" Jadi Bapak berniat untuk menikah lagi dan memiliki istri kedua? " ucap Bu Heti dengan mata yang melotot.
" Ah ti-dak, Bu " jawab Pak Roni takut.
Asta merasa muak melihat perdebatan suami istri yang tidak waras di depannya dan ingin segera mengusir mereka dari sana.
" Lebih baik sekarang kalian pergi dari sini. Saya bisa melaporkan kalian atas tindakan tidak menyenangkan dan tuduhan tanpa bukti " usir Asta dengan sebuah ancaman.
" Saya tidak akan pergi sebelum wanita murahan ini mengembalikan uang yang sudah diberikan suami saya pada anaknya " jawab Bu Heti masih berani saja.
" Sudahlah, Bu. Bapak tidak jadi memberikan uang pada Farel, kan keburu ketahuan Ibu " ucap Pak Roni pada Bu Heti.
Sungguh Asta tidak habis pikir dengan pasangan suami istri di hadapannya ini yang ternyata tidak mempunyai rasa malu. Asta pun segera merogoh dompet di dalam kantong celananya dan mengambil lima lembar uang seratus ribuan dari sana.
" Ini untuk mengganti uang yang entah di terima atau tidak oleh Farel " ucap Asta memberikan uang itu pada Bu Heti.
Bu Heti pun langsung menerimanya karena memang itu yang dia inginkan.
" Tolong jaga dan beritahu wanita murahan ini dengan baik untuk tidak menganggu suami saya " ucap Bu Heti menunjuk Nita.
" Dan tolong beritahu suami Anda yang mata keranjang itu agar tidak mengganggu calon istri saya lagi " balas Asta kesal.
Setelah itu, Bu Heti segera menarik Pak Roni yang tidak terima dengan ucapan Asta lalu membawanya pergi dari sana. Sedangkan Nita menghela napasnya lega karena berhasil selamat dari wanita itu.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments