Setelah menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit, mobil Asta berhenti di depan sebuah rumah sederhana yang merupakan milik Nita. Asta segera turun dari mobil mengikuti Nita yang sudah keluar lebih dulu.
" Terima kasih banyak sudah mengantar saya, Tuan. Maaf, saya sangat merepotkan Anda " ucap Nita pada Asta.
" Sama-sama, Nita, dan saya tidak merasa direpotkan sama sekali " jawab Asta tersenyum.
" Lagipula sekalian saya menuruti keinginan anak-anak untuk jalan-jalan menyusuri jalan. Kalau tidak mengantar kamu, saya malah tidak tahu harus mengajak mereka kemana " lanjut Asta.
Memang benar, Asta pergi bersama dengan kedua keponakannya tanpa tujuan sehingga saat mengantar Nita, dia sama sekali tidak keberatan karena tidak bingung lagi membawa mereka kemana.
" Kalau begitu, saya pulang dulu ya. Ini sudah cukup malam dan sepertinya sebentar lagi anak-anak pasti akan mengantuk " pamit Asta setelah melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
" Iya Tuan, sekali lagi terima kasih " jawab Nita dan Asta pun menganggukkan kepalanya.
Kemudian Asta segera masuk kembali ke dalam mobil dan Nita juga memundurkan tubuhnya agar tidak menghalangi jalan.
" Tante Nita, nanti main-main bersama aku dan Aria lagi ya. Dadah " ucap Melody dari dalam mobil.
Melody dan Aria berdiri di samping jendela mobil dan melambaikan tangan mereka kepada Nita.
" Iya Melody " jawab Nita tersenyum dan membalas lambaian tangan kedua keponakan Asta itu.
Mobil Asta itu pun segera melaju meninggalkan area rumah Nita. Tidak lupa Asta memerintahkan Melody dan Aria untuk menutup jendela mobil itu kembali dan duduk dengan tenang.
" Melody, Aria, kalian jangan bilang siapa-siapa ya kalau kita bertemu Tante Nita dan mengantar Tante Nita pulang. Biar yang terjadi malam ini menjadi rahasia kita dan kalian harus tutup mulut ya " pinta Asta pada Melody dan Aria.
Bukan apa-apa, Asta hanya malas jika harus menghadapi godaan ataupun dijodoh-jodohkan lagi oleh Mama Lili atau Aska dan Yeni jika kedua bocah itu mengadu pada mereka. Apalagi Nita adalah tipe wanita yang sangat disukai oleh sang ibu. Selain karena memang cantik, Nita juga merupakan wanita yang lembut dan rajin serta pekerjaan keras. Sudah tentu wanita itu akan masuk dalam daftar menantu idaman Mama Lili. Jadi lebih baik Asta meminta kedua keponakannya itu untuk tutup mulut walaupun dia juga tidak yakin mereka bisa dipercaya atau tidak.
" Oke, Om " jawab Melody.
" Aria? " tanya Asta karena tidak mendengar suara Aria.
Anak laki-laki itu yang paling Asta khawatirkan akan mengadu pada ibu serta adik dan adik iparnya. Apalagi di usianya yang masih 3 tahun membuatnya belum mengerti untuk menjaga rahasia, berbeda dengan Melody yang memang selalu bisa diajak kerja sama dan selalu ada di pihaknya.
" Aria tidur, Om " ucap Melody karena sang adik sudah memejamkan mata dan bersandar di pundaknya.
Asta melirik ke belakang dan benar saja Aria sudah tertidur pulas di sana. Asta hanya menghela napasnya panjang dan berharap keponakan laki-lakinya itu lupa jika mereka bertemu dengan Nita malam ini.
" Sayang, kamu juga tidur saja kalau sudah mengantuk. Nanti Om Asta akan bangunkan kalian kalau sudah sampai rumah " ucap Asta melihat mata Melody yang sudah mengantuk.
" Iya Om " jawab Melody.
Melody pun memejamkan kedua matanya dan menyusul sang adik yang sudah berlayar di alam mimpi. Sedangkan Asta kembali fokus menyetir dan menambah kecepatan mobilnya agar mereka bisa cepat sampai rumah.
***
Sementara itu, Nita baru masuk ke dalam rumah setelah menjemput Farel yang dititipkan di rumah Yuni selama dia sedang pergi untuk berbelanja. Nita tentu tidak akan tega membiarkan Farel di rumah sendirian walaupun putranya itu berani. Yuni juga tidak bisa datang ke rumahnya malam ini karena harus menjaga ibunya yang sedang masuk angin.
" Farel ke kamar duluan ya. Bunda harus menaruh semua belanjaan ini ke dapur, nanti Bunda akan menyusul ke kamar Farel " ucap Nita setelah mengunci pintu rumah itu dengan benar.
" Iya Bunda " jawab Farel yang sepertinya sudah sangat mengantuk.
Farel pun segera pergi ke kamarnya, sedangkan Nita langsung pergi ke dapur untuk menaruh semua belanjaannya.
" Aku bereskan yang ini saja dulu sekarang. Untuk yang lainnya, bisa besok saja sebelum berangkat bekerja " ucap Nita meletakkan dua kantong plastik besar di atas meja dapur.
Nita memasukkan bahan makanan seperti daging ayam, ikan, dan udang serta telur dan susu cair ke dalam kulkas. Tidak lupa juga Nita memasukkan sayur kangkung dan bayam ke dalam sebuah wadah yang sudah diisi air agar kedua sayur itu tetap segar.
Setelah itu, Nita pun segera pergi dari dapur dan menyusul sang putra yang sudah pergi ke kamar lebih dulu. Sudah menjadi kebiasaan bagi Nita untuk menemani Farel sebelum tidur sehingga jika terlewat satu malam saja maka dia akan sangat gelisah, padahal putranya itu juga baik-baik saja.
Saat masuk ke dalam kamar sang putra, Nita tersenyum saat melihat Farel sudah tidur dengan sangat lelap. Mungkin karena sudah sangat mengantuk sehingga membuat putranya itu tidur tanpa menunggunya terlebih dahulu.
" Selamat malam, Sayang. Tidur yang nyenyak ya " ucap Nita memberikan kecupan di kening Farel.
Nita juga menyelimuti tubuh kecil Farel hingga sebatas dada agar sang putra tidak kedinginan karena udara malam ini cukup dingin.
Malam ini, Nita tidak tidur bersama dengan Farel dan memilih untuk pergi ke kamarnya sendiri yang berada tepat di samping kamar sang putra. Nita mendudukkan tubuhnya di tepi tempat tidur setelah bersih-bersih dan mengganti pakaiannya dengan piyama panjang.
Kedua sudut bibir Nita tiba-tiba tertarik dan menciptakan sebuah senyuman ketika mengingat Asta yang merupakan atasannya. Walaupun baru beberapa hari bekerja dengan Asta, tapi Nita merasa sangat kagum dengan pria itu. Selain karena wajahnya yang tampan, Asta juga sangat baik dan sangat menghargai dirinya yang hanya seorang sekretaris.
Nita sempat memiliki ketakutan saat pertama kali akan bertemu dengan Asta karena dia pernah memiliki kenangan buruk di tempatnya bekerja sebelum perusahaan AA Company. Nita hampir saja mendapatkan tindakan pelecehan dari atasannya yang memang mata keranjang dan suka bermain wanita. Oleh sebab itu juga yang membuat Nita memilih berhenti dari pekerjaan lamanya dan kini menjadi sekretaris Asta.
" Aduh Nita, kenapa kamu malah memikirkan Tuan Asta? Ingat, kamu itu hanya sekretarisnya dan tidak sepantasnya memikirkan atasanmu seperti itu " gumam Nita segera membuang Asta dari pikiran.
Setelah itu Nita menaikkan kedua kaki dan segera membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Wanita itu harus segera tidur agar besok pagi tidak terlambat bangun untuk mengurus putranya dan pergi bekerja.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments