" Assalamualaikum. Melody, Aria, dimana kalian? Om Asta datang bawa hadiah untuk kalian berdua " teriak Asta saat memasuki rumah Aska dan Yana.
Pintu rumah itu memang sedang terbuka lebar sehingga Asta bisa mudah langsung saja masuk ke dalamnya.
Belum sampai sepuluh detik Asta berteriak, kedua anak Aska dan Yana itu sudah datang dengan berlari untuk menghampiri sang paman. Mereka berdua langsung memeluk Asta dengan erat seolah-olah sudah sangat lama tidak bertemu padahal tadi malam mereka makan malam bersama.
" Itu hadiah untuk aku ya, Om? " tanya Melody sudah tidak sabar melihat paper bag yang dibawa Asta.
Asta tersenyum mendengar itu. " Ini untuk Melody dan ini untuk Aria " ucap Asta memberikan hadiah yang dibawanya kepada mereka berdua.
" Terima kasih, Om Asta " ucap Melody dan Aria bersamaan.
Muach, muach.
Tidak lupa Melody dan Aria memberikan kecupan di pipi kanan dan kiri Asta.
" Sama-sama, Sayang " jawab Asta tersenyum lalu mengusap lembut kepala Melody dan Aria.
Kemudian, Asta beranjak menuju ruang tamu bersama dengan Melody dan Aria. Mereka bertiga menghampiri Aska dan yang yang ada di sana, sepertinya mereka tadi sedang bersantai sembari bermain dengan kedua anak mereka.
" Ma, lihat ini. Om Asta kasih aku dan Aria hadiah " ucap Melody menunjukkan pemberian Asta pada sang ibu.
Yana pun tersenyum melihat itu dan wanita itu sangat bahagia karena kakak iparnya itu begitu menyayangi Melody dan Aria seperti anaknya sendiri.
" Hadiah untuk aku mana? " tanya Aska mengadahkan kedua tangannya kepada Asta yang baru saja mendudukkan tubuhnya.
" Tidak ada, kamu sudah tidak pantas diberi hadiah " jawab Asta.
Aska pun terlihat kecewa walaupun sebenarnya dia sudah tahu kalau Asta tidak akan membawakan hadiah untuknya.
" Kak, nanti tolong bawa Melody dan Aria bersama Kakak ya. Aku dan Yana akan pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kandungan Yana. Aku tidak tenang kalau meninggalkan mereka di rumah bersama pelayan, jadi lebih baik mereka berdua berada di rumah Papa dan Mama. Lagipula ada Papa, Mama dan Kakak yang akan menjaga mereka " ucap Aska pada sang kakak.
" Iya, kalian tenang saja. Mereka akan pergi bersama Kakak nanti " jawab Asta.
Kecemburuan Aska kepada Asta memang sedikit berkurang karena dengan bertambahnya anak dan Yana yang sedang hamil tua, Aska memang sangat membutuhkan bantuan kedua orang tua dan kakaknya itu untuk mengurus Melody dan Aria. Apalagi kedua anak Aska dan Yana itu pasti akan tenang jika sudah bersama Asta.
Kemudian, Asta bermain sebentar bersama dengan Melody dan Aria sebelum dia membawa kedua anak itu ikut bersamanya.
***
Pada malam harinya, Asta pergi mengelilingi kota Surabaya bersama dengan Melody dan Aria. Tanpa angin dan tanpa hujan, kedua keponakannya itu tiba-tiba merengek meminta untuk pergi jalan-jalan dan mau tidak mau Asta harus menurutinya. Aska terlalu sayang kepada mereka berdua sehingga tidak bisa menolak setiap permintaan mereka jika masih wajar dan tidak salah.
" Kalian berdua mau mampir ke suatu tempat dulu? " tanya Asta pada Melody dan Aria.
Pasalnya dari tadi mereka tidak ada tujuan jelas dan hanya menyusuri jalanan Surabaya pada malam hari.
" Tidak, Om. Kita jalan-jalan caja cepelti ini dan melihat olang-olang di jalan " jawab Aria sembari mengunyah cemilannya di belakang.
Melody dan Aria memang duduk di belakang dan benar-benar menjadikan Asta sebagai supir mereka malam ini. Asta sudah meminta salah satu dari mereka untuk duduk di depan tapi keduanya kompak menolak, akhirnya Asta hanya bisa pasrah.
" Kalau begitu, kalian duduk dengan tenang dan cemilannya jangan berantakan kemana-mana ya " ucap Asta mengingatkan kedua keponakannya itu.
" Siap, Om Asta " jawab Melody dan Aria kompak.
Asta terus melajukan mobilnya menyusuri jalanan sesuai dengan keinginan Melody dan Aria. Sesekali bibirnya tersenyum mendengar tawa dan celotehan Melody atau Aria saat melihat sesuatu di jalan.
Hingga beberapa saat kemudian, mata Aska menangkap seseorang yang ia kenali sedang berdiri di pinggir jalan yang cukup sepi dengan beberapa kantong plastik di tangannya.
" Nita? Sedang apa dia malam-malam di sana sendiri? " gumam Asta saat melihatnya dengan jelas.
Asta pun segera mengarahkan mobilnya ke pinggir jalan dan menghentikannya tepat di depan Nita.
Tit, tit, tit.
Asta membunyikan klakson dengan keras lalu segera membuka kaca mobilnya itu.
" Nita, sedang apa kamu di sini? " tanya Asta pada Nita.
Terlihat Nita sangat terkejut dengan kedatangan mobil itu dan juga keberadaan Asta.
" Saya sedang menunggu taksi atau kendaraan umum, Tuan " jawab Nita dengan sopan.
" Kamu baru saja belanja ya? " tanya Asta melihat beberapa kantong plastik besar di tangan Nita.
Nita memang baru selesai belanja dari pasar yang tidak terlalu jauh dari sana karena harganya yang cukup murah. Nita sudah berusaha mencari ojek pangkalan yang biasanya ada di pasar itu tapi dari tadi dia tidak menemukannya.
" Iya Tuan " jawab Nita.
" Kalau saya antar pulang saja, bagaimana? Kamu pasti sedang butuh tumpangan sekarang. Jalanan ini sudah cukup sepi dan sepertinya tidak akan ada kendaraan umum yang akan melintas " ucap Asta menawarkan tumpangan.
Tidak tega rasanya Asta melihat Nita semakin lama berdiri di tepi jalan seperti itu. Lagipula jalanan itu sudah cukup sepi malam ini dan kemungkinan besar tidak akan ada kendaraan umum yang melintas. Asta juga takut jika ada orang jahat yang akan menyakiti Nita di sana.
" Apa tidak merepotkan Anda, Tuan? " tanya Nita sedikit ragu untuk menerima tawaran dari Asta.
Jujur, Nita merasa tidak enak hati jika harus merepotkan atasannya itu dengan mengantarnya pulang, tapi dia juga sepertinya tidak mempunyai pilihan lain. Seperti yang dikatakan oleh Asta, jalanan itu sepi dan Nita juga tidak membawa ponsel untuk sekedar memesan taksi atau ojek online.
" Tidak sama sekali, Nita " jawab Asta tersenyum.
" Cepatlah masuk " pinta Asta pada Nita.
Nita menganggukkan kepalanya lalu memutari mobil itu dan masuk ke dalamnya. Nita sedikit terkejut karena ternyata Asta tidak sendiri dan ada dua anak kecil di mobil itu.
" Melody, Aria, kita pergi antar Tante ini pulang ya " ucap Asta pada Melody dan Aria.
" Iya Om " jawab Melody, sedangkan Aria masih sibuk mengunyah cemilannya.
Kemudian Asta segera menjalankan mobilnya kembali menuju rumah Nita setelah menanyakan alamatnya pada wanita itu.
Nita tersenyum melihat kedua anak itu karena mengingatkannya pada Farel yang saat ini dia titipkan di rumah Yuni.
" Siapa nama kalian? " ucap Nita yang tidak tahan untuk bertanya pada kedua anak itu.
" Aku Melody, Tante, dan ini adikku namanya Aria " jawab Melody dengan begitu manis.
Aria hanya tersenyum dan melambaikan tangannya pada Nita. Sepertinya anak laki-laki itu begitu menikmati cemilannya sehingga enggan berbicara.
" Nama Tante siapa? " tanya Melody yang penasaran dengan wanita di samping Asta itu.
" Nama Tante, Bonita. Kalian bisa panggil Tante Nita " jawab Nita tersenyum.
" Tante Nita ini pacarnya Om Asta ya? " tanya Melody pada Nita.
Baik Asta maupun Nita sangat terkejut dengan pertanyaan-pertanyaan dari Melody itu. Mereka berdua saling melirik dan Asta segera menjawab pertanyaan dari Melody itu.
" Bukan, Sayang. Tante ini temannya Om Asta " jawab Asta dengan cepat.
Setelah itu, Asta segera mengalihkan pembicaraan agar Melody tidak menanyakan hal itu lagi. Ya walaupun sekarang suasana di mobil itu terasa sangat canggung, khususnya untuk Asta dan Nita.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments