Siang itu, Nita menemani Asta untuk bertemu dengan rekan bisnisnya di restoran yang ada di sebuah salah satu mall besar di Surabaya. Rekan bisnis Asta yang berasal dari Jakarta itu sengaja meminta bertemu di luar karena sedang jalan-jalan bersama dengan keluarganya. Asta tidak masalah sama sekali karena dia pun tidak menyukai pertemuan yang terlalu formal.
" Terima kasih ya, Ardi, kamu sudah datang ke Surabaya. Jujur saja sekarang Kakak sedang sangat sibuk dan akan sulit mencari waktu yang pas untuk menemui kamu ke Jakarta " ucap Asta setelah pembahasan mereka tentang kerja sama dua perusahaan selesai.
" Tidak masalah, Kak. Aku malah senang karena bisa sekaligus mengunjungi kedua mertuaku, lagipula kalau direncanakan sering gagal karena ya kesibukan bekerja " jawab Ardi tersenyum.
Asta bisa sangat akrab dengan rekan bisnisnya yang bernama Ardi itu karena pria itu adalah sahabat sekaligus kakak ipar dari adiknya, sehingga mereka sudah cukup sering bertemu sebelumnya.
" Kenapa kalian cuma bersama Raila? Apa Adit tidak ikut ke Surabaya? " tanya Asta karena hanya melihat salah satu anak dari Ardi.
" Adit sudah sibuk dengan sekolahnya, apalagi cukup banyak kegiatan sekolah yang dia ikuti. Jadi ya untuk kali ini dia tidak bisa ikut, Kak " jawab Tya~istri dari Ardi.
Asta pun mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Setahunya memang putra pertama Ardi dan Tya itu sudah cukup besar dan sangat pintar, jadi wajar jika sudah sibuk dengan sekolahnya sekarang. Sedangkan Nita, dia hanya diam mendengarkan pembicaraan Asta dengan dua orang yang sepertinya sudah sangat akrab dengan atasannya itu.
" Kalian berdua yakin tidak mau pesan makanan? Tenang saja, nanti aku yang membayarnya " ucap Ardi karena Asta dan Nita hanya memesan minuman saja.
" Ah, bukannya ingin menolak, tapi kami memang sudah makan siang sebelum berangkat ke sini " jawab Asta.
Sedikit merasa tidak enak hati sebenarnya, tapi Asta dan Nita sudah makan siang bersama di ruang kerja Asta. Asta tentu tidak ingin melewatkan makanan yang sudah dimasak oleh Nita yang tentunya sangat enak.
Tak lama kemudian, Asta dan Nita segera pamit karena mereka berdua harus kembali ke perusahaan. Lagipula Ardi dan Tya serta putri mereka juga masih harus pergi ke suatu tempat untuk jalan-jalan.
" Maaf Tuan, sepertinya Anda sudah sangat akrab dengan Tuan Ardi dan Nona Tya. Apa kalian adalah teman sekolah? " tanya Nita sembari berjalan beriringan di samping Asta.
" Bukan, tapi kami adalah kerabat. Ardi dan Tya itu adalah sahabat sekaligus kakak ipar dari adik saya, orang tua Melody dan Aria " jawab Asta.
Nita pun menganggukkan kepalanya. Terjawab sudah rasa penasarannya karena Asta terlihat begitu akrab dengan rekan bisnisnya itu.
Saat Asta dan Nita berjalan keluar dari mall itu, ada sebuah suara anak kecil yang memanggil Nita. Alhasil Asta dan Nita pun langsung menoleh ke arah sumber suara itu.
" Bunda " panggil anak kecil itu yang adalah Farel karena Nita sangat mengenali suara putranya.
" Farel? " gumam Nita saat melihat ternyata itu benar putranya.
Terlihat Farel berlari menghampiri Asta dan Nita dengan Yuni yang mengejar anak itu di belakangnya. Farel merentangkan kedua tangannya untuk memeluk sang ibu dan Nita langsung menyambut pelukan itu.
" Kenapa Farel bisa ada di sini? Apalagi ada Tuan Asta juga sekarang " batin Nita melirik Asta di sampingnya.
Asta terlihat bingung dan terus memperhatikan Nita yang berpelukan dengan anak kecil yang sepertinya dia kenali.
" Bunda? Apa itu anak dari Nita? Tapi bukankah di biodatanya Nita mencantumkan jika dia belum menikah? Atau anak laki-laki ini adalah keponakannya? " batin Asta bertanya-tanya.
Bukan tanpa alasan Asta berpikir jika anak laki-laki itu adalah keponakan Nita karena dia pun pernah meminta Melody untuk memanggilnya dengan sebutan Ayah, tapi karena adiknya yang sangat cemburu maka tidak jadi.
" Om Baik? Om Baik kenapa bisa bersama Bunda-nya Farel? " tanya Farel yang menyadarkan Asta dari lamunannya.
Asta tersenyum dan segera berjongkok agar sejajar dengan tubuh kecil Farel. " Jadi dia ini Bunda kamu? " bukannya menjawab pertanyaan dari Farel, pria itu malah berbalik bertanya sembari menunjuk Nita.
" Iya Om Baik, ini Bunda-nya Farel. Om Baik juga harus tahu kalau Bunda ini adalah ibu terbaik di dunia " jawab Farel dengan sangat bangga.
Deg.
Asta tentu saja sangat terkejut karena ternyata Nita adalah ibu dari anak laki-laki itu. Asta langsung menatap Nita dan dia harus meminta penjelasan pada wanita itu.
" Jadi Nita sudah menikah? Tapi kenapa dia berbohong tentang statusnya? Ya Tuhan, jangan sampai aku jatuh cinta pada istri orang " batin Asta tidak menyangka.
Ibaratnya seperti bunga yang mulai berkuncup di hatinya tapi sudah dipaksa untuk layu sebelum mekar setelah mendengar hal ini. Asta sudah memutuskan untuk membuka hatinya untuk seorang wanita tapi ternyata wanita itu sudah menikah dan tidak sendiri lagi. Kenapa Nita membohonginya? Apa tujuannya? Rasanya tidak terima Asta telah dibohongi seperti ini.
" Bunda, ini ada Om Baik yang membelikan mobil remote control untuk Farel " ucap Farel pada Nita.
Nita menatap Asta yang sepertinya marah dan kecewa kepadanya, bukan bermaksud untuk berbohong tapi itulah kenyataannya dan yang dia cantumkan di biodata adalah benar. Nita juga tidak menyangka jika pria yang putranya ceritakan beberapa hari yang lalu adalah Asta.
" Apa Tuan Asta marah dan akan memecat aku? " ucap Nita dalam hati.
Ada ketakutan sendiri akan hal itu, apalagi dia baru saja bekerja dan mendapatkan atasan yang baik seperti Asta.
" Ah terima kasih karena telah membelikan mainan untuk anak saya, Tuan. Saya benar-benar tidak menyangka jika Om Baik yang dimaksud putra saya adalah Anda " ucap Nita menunduk hormat.
Asta pun hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
" Yuni, kalian sedang apa di sini? " tanya Nita karena dia tidak mengetahui tentang mereka yang juga berada di mall ini.
" Oh ini Mbak, aku harus membeli sesuatu dan aku tidak bisa meninggalkan Farel di rumah " jawab Yuni menunjukkan barang belanjaannya.
" Sekarang kamu bawa Farel pulang ya. Aku harus kembali ke perusahaan untuk bekerja " ucap Nita pada Yuni.
" Iya Mbak " jawab Yuni.
Yuni pun segera mengajak Farel untuk pergi dan dengan berat hati Farel harus menurut. Jujur saja, anak laki-laki itu masih ingin bersama dengan ibu serta pria yang dia anggap sangat baik.
" Farel pulang dulu ya, Om Baik. Semoga kita bisa bertemu lagi karena Farel ingin bermain bersama Om Baik " pamit Farel lalu memeluk Asta.
" Iya Farel " jawab Asta membalas pelukan itu dan mengusap lembut kepala Farel.
Setelah itu, Asta segera bangkit dan melihat Farel yang sudah pergi menjauh bersama dengan Yuni. Asta juga langsung beranjak pergi dan Nita segera mengikuti langkah atasannya itu.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments