Di rumah yang berbeda, Nita baru saja sampai dan segera turun dari ojek online yang mengantarnya pulang. Nita masuk ke dalam rumah sederhana yang berhasil ia bangun dengan hasil jerih payahnya selama ini. Senyum di bibir Nita mengembang dan rasa lelahnya seketika menghilang begitu saja setelah melihat putranya sedang bermain bersama dengan tetangganya yang ia percaya untuk menjaga putranya itu di saat dirinya bekerja.
" Bunda sudah pulang? " ucap putra dari Nita itu segera berlari menghampiri sang ibu.
Nita pun segera merentangkan kedua tangannya dan menyambut sang putra untuk memeluknya.
" Hari ini Farel tidak nakal, kan? " tanya Nita mengusap lembut kepala sang putra.
" Tidak, Bunda. Farel kan anak yang baik " jawab Farel tersenyum.
Farel adalah satu-satunya hal berharga yang Nita miliki. Putranya itu juga yang menjadi kekuatan dan penyemangat untuk menghadapi semua masalah dan ujian dalam hidupnya yang sangat berat. Apalagi selama ini Nita membesarkan Farel seorang diri tanpa adanya seorang suami. Hal itu pula yang membuat Nita dan Farel mendapatkan banyak hinaan dan cacian dari orang-orang, bahkan ada orang yang begitu tega mengatakan Farel sebagai anak haram.
" Mbak Nita, saya pulang dulu ya " pamit Yuni yang merupakan pengasuh Farel.
" Iya Yun, terima kasih ya sudah menjaga Farel hari ini " ucap Nita pada Yuni.
" Sama-sama, Mbak " jawab Yuni.
Setelah itu, Yuni pun segera pergi dari rumah itu untuk pulang ke rumahnya yang memang tidak terlalu jauh dari sana. Selama ini hanya Yuni dan keluarganya yang selalu baik pada Nita dan Farel, sedangkan tetangga yang lain begitu membenci mereka berdua dan tidak peduli. Oleh sebab itu, Nita memilih membeli tanah di ujung kompleks yang sedikit jauh dari rumah tetangga-tetangganya dan membangun rumah di sana.
" Sayang, kamu main sendiri dulu ya. Bunda harus mandi sekarang " ucap Nita pada Farel.
" Iya Bunda " jawab Farel
Nita pun segera beranjak pergi ke kamarnya dan meninggalkan sang putra yang kembali bermain dengan main-mainannya. Nita sangat beruntung karena memiliki seorang putra yang penurut dan tidak menuntut apa-apa dari dirinya. Bahkan, Farel sangat jarang meminta mainan kepadanya dan selalu menerima dengan senang apapun mainan yang ia belikan.
" Ah lelahnya " ucap Nita melepaskan sepatu di kedua kakinya dan meletakkannya di tempatnya.
Nita mengambil sebuah handuk bersih dan kembali keluar dari kamar untuk ke kamar mandi yang berada di dapur. Di rumah yang sangat sederhana itu memang hanya ada satu kamar mandi dan itu lebih dari cukup karena Nita hanya tinggal berdua dengan Farel.
***
Hari sudah berganti malam dan sepertinya yang setiap malam dilakukannya, Nita akan menemani Farel hingga putranya itu tidur. Biasanya Farel akan minta untuk dibacakan dongeng atau dinyanyikan lagu tidur, tapi malam ini tidak karena putranya itu hanya minta untuk dipeluk dan diusap-usap kepalanya.
" Bunda, kapan Farel punya ayah? Kenapa ayah tidak pulang dari surga dan tinggal bersama kita? " tanya Farel tiba-tiba.
Sebenarnya bukan pertama kali Farel bertanya seperti itu tapi Nita tetap saja terkejut dan bingung untuk menjawabnya.
" Farel punya ayah kok, tapi ayah sudah pergi ke surga. Farel juga harus tahu kalau orang yang sudah pergi ke surga itu tidak bisa pulang lagi dan tidak bisa tinggal bersama kita " jawab Nita berharap putranya itu akan mengerti kali ini.
Terlihat wajah Farel berubah menjadi sedih. Pasti anak itu menginginkan sosok seorang ayah dalam hidupnya seperti anak-anak yang lain.
" Apa Farel tidak bisa punya ayah baru kalau ayah Farel sudah pergi ke surga? Kemarin teman Farel cerita kalau dia baru saja punya ibu baru karena ibunya sudah pergi ke surga. Farel juga mau punya ayah baru seperti teman Farel itu " ucap Farel menatap wajah sang ibu.
" Mungkin bisa, Sayang " jawab Nita dengan tidak yakin.
Sebenarnya Nita sama sekali tidak memiliki niatan untuk menikah dan memberikan seorang ayah untuk putranya itu. Baginya hidup berdua dengan Farel sudah sangat membuatnya sangat bahagia dan ia tidak memerlukan sosok seorang pria dalam hidupnya. Sayangnya, hal itu sepertinya tidak cukup untuk Farel karena putranya itu menginginkan seorang ayah seperti anak-anak yang lain.
" Kapan, Bunda? Kapan Farel akan punya ayah baru? " tanya Farel sangat antusias saat mendengar jawaban dari sang ibu.
Farel sangat-sangat menginginkan seorang ayah sehingga ia sudah merasa begitu senang walaupun Nita tidak memberikan jawaban yang pasti.
" Nanti, Sayang. Farel harus terus berusaha supaya cepat diberikan ayah yang baik untuk Farel " jawab Nita tersenyum.
" Farel akan selalu berdoa, Bunda. Farel juga mau punya ayah seperti teman-teman " ucap Farel pada Nita.
Nita tersenyum dan menganggukkan kepalanya karena tidak ada jawaban lagi untuk merespon ucapan sang putra.
" Ya Allah, tolong berikan Farel ayah yang baik. Farel ingin sekali punya ayah seperti teman-teman. Tolong kabulkan doa Farel, Ya Allah. Aamiin " doa Farel dengan begitu tulus lalu menangkupkan kedua tangannya di wajahnya.
" Aamiin " ucap Nita dengan mata berkaca-kaca.
Hatinya terasa seperti teriris jika melihat putranya seperti ini. Nita sudah berusaha menjadi seorang ibu sekaligus ayah untuk Farel tapi ternyata tidak bisa memberikan kasih sayang seorang ayah yang sebenarnya.
" Maafkan Bunda, Sayang. Sekuat apapun Bunda berusaha, Bunda tidak bisa memberikan kasih sayang ibu dan ayah sekaligus untuk kamu " batin Nita menangis.
Walau hatinya sangat lemah dan rapuh, Nita berusaha untuk selalu kuat demi Farel. Nita segera menghapus air matanya agar putranya itu tidak melihat jika dirinya menangis.
" Sekarang Farel tidur ya, Sayang. Ini sudah malam dan kamu besok harus sekolah " ucap Nita pada Farel.
" Iya Bunda " jawab Farel.
Farel melingkarkan tangan kecilnya di pinggang sang ibu dan mulai memejamkan matanya. Sedangkan Nita terus mengusap lembut kepala Farel agar putranya itu cepat tertidur.
" Andai kamu masih ada di sini, aku dan Farel tidak akan hidup seperti ini. Farel membutuhkan sosok seorang ayah tapi aku tidak bisa memberikannya " ucap Nita di dalam hati mengingat ayah kandung dari Farel yang telah tiada.
Nita terus menangis sepanjang malam hingga tanpa sadar dia pun tertidur di kamar Farel. Semua penderitaan yang wanita itu alami membuatnya menjadi wanita yang kuat menghadapi setiap masalah dan ujian yang menerpanya. Semua itu Nita lakukan untuk putranya yang menjadi alasan satu-satunya untuk tetap hidup dan bertahan hingga saat ini.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments