Pada malam harinya, Nita yang sedang menyusun jadwal pekerjaan untuk Asta pada esok hari tiba-tiba dikagetkan dengan notifikasi pesan di ponselnya. Nita segera menghentikan kegiatannya dan membuka pesan itu tapi matanya langsung membulat sempurna saat melihat isi dari pesan itu.
" Lima juta? Ini serius? Kenapa banyak sekali hanya untuk makan siang? Ini bahkan cukup untuk kebutuhan rumah untuk aku dan Farel selama satu bulan " gumam Nita terkejut dan sedikit tidak percaya.
Itu adalah pesan dari sebuah bank yang memberitahukan jika ada sejumlah uang yang masuk ke dalam rekeningnya dan itu sudah pasti dari Asta. Tapi, Nita cukup terkejut dengan jumlah uang yang ditransfer oleh Asta, menurutnya itu terlalu banyak jika hanya untuk biaya makan siang pria itu saja.
Di saat Nita masih cukup terkejut dan memandangi layar ponselnya, tiba-tiba ponsel di tangannya itu berdering dan ternyata Asta yang melakukan panggilan telepon pada dirinya. Dengan cepat, Nita langsung menjawab panggilan telepon itu karena tidak ingin membuat atasannya itu terlalu lama menunggu.
" Halo, selamat malam, Tuan Asta " sapa Nita setelah panggilan telepon itu tersambung.
" Selamat malam, Nita " balas Asta dari ujung sana.
Sebenarnya Nita sangat gugup karena ini adalah pertama kalinya dia berbicara dengan Asta melalui panggilan telepon karena biasanya hanya berkirim pesan saja dan itu pun sekedarnya untuk membahas pekerjaan. Tangan Nita sudah memegang dadanya dan merasakan jantungnya yang kembali berdetak kencang.
" Maaf karena saya menghubungi kamu malam-malam seperti ini karena saya baru bisa memegang ponsel. Apa bukti transfer uang yang saya lakukan sudah kamu terima, Nita? Itu untuk kamu belanja bahan makan siang untuk saya selama satu bulan dan untuk bulan depan nanti akan saya transfer lagi " tanya Asta pada Nita.
" Sudah, Tuan. Saya baru saja melihatnya " jawab Nita.
" Maaf Tuan, apa uang yang Anda transfer tidak terlalu banyak? Jika hanya untuk makan siang Anda dengan menu makanan rumahan tidak membutuhkan uang sebanyak itu, satu atau dua juta juga sudah cukup, Tuan " ucap Nita karena memang uang yang dikirimkan oleh Asta terlalu banyak.
" Tidak, Nita. Jika memang ada sisanya itu adalah bonus untuk kamu karena kamu memasak juga butuh tenaga dan waktu " jawab Asta.
Nita tentu merasa sangat senang dan semakin yakin jika Asta adalah pria yang sangat baik. Dengan uang itu maka Nita tidak harus mengeluarkan uang untuk biaya makan dirinya dan sang putra. Bahkan mungkin bisa mencukupi kebutuhan rumah selama satu bulan karena sesuai dengan cara hidup Nita yang sederhana.
" Anda serius, Tuan? " tanya Nita memastikan.
" Serius lah, Nita. Kapan saya bicara main-main dengan kamu? " jawab Asta yang membuat Nita menganggukkan kepalanya mengerti walaupun pria itu tidak dapat melihatnya.
Benar yang dikatakan oleh Asta karena selama ini atasannya itu tidak pernah berbicara main-main kepadanya dan selalu serius dengan ucapannya.
" Terima kasih banyak, Tuan Asta. Saya pasti akan memasakkan makanan yang enak untuk Anda " ucap Nita sangat senang.
" Tentu saja kalau itu, makanan yang kamu masak harus enak " jawab Asta yang mungkin saja diiringi sebuah senyuman.
Walaupun Nita tidak bisa melihatnya, tapi Nita yakin jika Asta sedang tersenyum manis yang membuat hatinya berdebar-debar setiap kali melihatnya. Tanpa sadar, bibir Nita pun membentuk sebuah senyuman karena membayangkan Asta yang sedang tersenyum.
" Nita, ngomong-ngomong kenapa kamu belum tidur? Ini sudah cukup malam dan seharusnya kamu istirahat " tanya Asta yang sudah sedikit melenceng dari topik pembicaraan mereka tadi.
Nita melihat ke arah jam yang terpasang di dinding kamarnya dan ternyata memang sudah cukup malam dengan menunjukkan pukul sebelas malam.
" Saya masih menyusun jadwal Anda untuk besok, Tuan. Mungkin sebentar lagi saya akan segera tidur dan beristirahat " jawab Nita karena memang pekerjaannya itu sudah hampir selesai.
" Kalau begitu jangan tidur terlalu malam karena itu tidak bagus untuk kesehatan kamu, Nita. Saya tutup dulu ya teleponnya, agar kamu bisa segera istirahat " ucap Asta yang kembali memberikan sebuah perhatian kepada Nita.
" Iya Tuan, Anda juga segeralah beristirahat. Tidur terlalu malam juga tidak bagus untuk kesehatan Anda " jawab Nita dengan hati berbunga-bunga.
Entah keberanian dari mana yang membuat Nita berani untuk membalas perhatian dari atasannya itu.
" Iya, Nita. Saya tutup dulu, selamat malam dan selamat tidur " ucap Asta sebelum benar-benar mematikan panggilan telepon itu.
" Selamat malam, Tuan Asta " balas Nita tersenyum.
Setelah itu, sambungan telepon itu pun langsung terputus. Nita meletakkan ponselnya dengan bibir yang terus tersenyum. Sungguh, hanya perhatian kecil seperti itu saja dari Asta bisa membuat Nita sangat bahagia. Bahkan bisa membuat Nita melupakan rasa sedih dan sakit hati yang dirasakannya karena ulah Bu Heti pada putranya.
***
Sementara itu di rumah keluarga Alexander, bibir Asta juga terus menyunggingkan sebuah senyuman. Walaupun sempat merutuki dirinya sendiri karena tiba-tiba saja memberikan perhatian pada Nita, tapi dia juga bahagia kala perhatian itu juga dibalas oleh wanita itu.
" Nita, Nita, kenapa kamu sangat berbeda? Kenapa juga aku seperti sangat tertarik pada kamu? Bahkan tanda sadar aku melakukan hal-hal yang tidak seharusnya aku berikan kepada sekretarisku " gumam Asta sembari memeluk tubuhnya sendiri dan memandang langit yang sangat cerah malam ini.
Saat ini Asta memang sedang berada di balkon untuk menghubungi Nita, tapi sekarang malah dia begitu betah untuk tetap berada di sana. Langit yang cerah dan angin yang berhembus mengenai kulitnya membuat Asta begitu tenang malam ini.
" Apa memang sudah saatnya aku untuk membuka hatiku lagi? Atau sekarang malah sudah terbuka dengan sendirinya karena kehadiran Nita di hidupku? " ucap Asta walaupun belum seratus persen yakin.
Asta juga berpikir seperti itu karena dia merasa dengan mudahnya menerima Nita berada di dekatnya. Sungguh berbeda dengan wanita-wanita lain yang terkadang malam membuat Asta risih dengan keberaniannya.
" Ya Tuhan, jika memang Nita hadir sebagai jodohku maka dekatkanlah kami dan satukanlah kami. Aku juga berharap dia bisa menyembuhkan luka yang digoreskan oleh Jane di hatiku. Dengan begitu aku juga bisa membuat Mama bahagia yang sangat ingin melihat aku menikah dan mempunyai sebuah keluarga kecil " doa Asta penuh harap.
Setelah itu, Asta segera masuk ke dalam kamar karena hari sudah semakin larut dan juga udara terasa semakin dingin. Tidak lupa, Asta mengunci pintu balkon itu dengan benar sebelum pria itu bersiap untuk tidur.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments