Aryani sampai dirumah sudah menjelang malam hari, hati sudah dag dig dug, entah omelan apa yang akan ia dapatkan.
Aryani masuk ke rumah dengan mengendapkan-endap, terlihat suasana rumah sudah sangat sepi.
" Ceklek ," suara lampu di nyalakan.
" Eh papah," Aryani tersenyum, "belum tidur pah."
" Kamu lihat papah sedang apa?" Pak Wisnu memandang tajam ke arah Aryani.
"Sedang berdiri pah, papah mau marah ya, nanti Aryani siapin hati sama telinga nya dulu."
Pak Wisnu sebenarnya geli melihat tingkah anak nya, takut karena bersalah tapi gengsi akui kalau dia bersalah.
" Jam berapa sekarang?
Aryani melihat ke jam tangan nya," jam 10 pah," Aryani menunduk sambil mendekati papah nya," nih jewer aja, tapi jangan ditampar Aryani paling tidak suka kalau di tampar, maaf Aryani tidak akan mengulangi nya lagi pah."
Ada rasa penyesalan di hati pak Wisnu, pasti selama ini tanpa ia sadari ia telah menyakiti anak nya, pak Wisnu menangis dan memeluk Aryani.
" Papah hanya khawatir Kamu belum pulang, takut kamu kenapa-kenapa."
" Iya pah maaf Ar tidak akan mengulangi nya lagi."
" Iya papah tahu, pergi lah sana istirahat, besok sebagai hukumannya Kamu bantuin papah di toko."
" Ya pah tapi siang ya, pagi nya Ar janji sama temen."
" Ya, pergi lah istirahat sana.
" Ya pah , Ar naik dulu makasih pah," Aryani memeluk papah nya dan mencium pipinya kemudian berlari naik.
Pak Wisnu memperhatikan tingkah anak nya, sebenarnya Faruk sudah ijin sama pak Wisnu sebelum mengajak Aryani, tanpa Aryani tahu, bahkan semua kegiatan mereka disana pak Wisnu mengetahui nya.
Pak Wisnu jadi teringat dengan mendiang isteri, " kartika anak mu sudah tumbuh menjadi seorang gadis, dia pintar dan sedikit nakal, Kartika aku rindu sama kamu." pak Wisnu menangis mengambil foto di dompet nya, ia pergi keruang kerjanya sambil memandangi foto mendiang istrinya.
Pagi itu pak Wisnu, tante Lestari dan yumi sedang sarapan, Aryani mengambil gelas susu nya ia menghampiri papah nya yang sedang sarapan, di peluk dan dicium nya pipi papahnya.
" Kamu pulang jam berapa semalam, anak gadis kerjaan nya keluyuran enggak jelas," tante Lestari mulai mengoceh, ia memandang Aryani dengan tajam seperti nya tidak afdol kalau pagi rumah harus sepi.
" Jam 8 lebih ya pah ( maksud nya lebih 2 jam ) ,"kata Aryani sambil berbisik pada papah nya, "emang kenapa tante, Tante nungguin Ar pulang yah?"
" Tuh pah, kamu sih selalu manjain dia, jadi keterlaluan kan, lihat nih Yumi anakku, cantik, baik, nurut tidak suka macam-macam, anak mu itu susah diatur."
" Iya aku tahu Yumi memang tidak suka macam-macam, tapi suka ngabisin duit." pak Wisnu menimpali omongan tante Lestari dengan santai.
Yumi yang sedang makan tersedak, ia memandang Mamah nya, dan pandangan beralih ke arah papah nya.
" Pah, kok ngomong nya kejam gitu sih," mamah lestari tidak suka kalau anaknya di sentil.
Pak Wisnu memandang Yumi," sekarang papah mau tanya sama Kamu, kamu habiskan kemana saja tuh uang 3 jt? uang saku Kamu yang harus nya buat satu bulan Kamu habis kan dalam satu Minggu.
Aryani terkejut,"masa sih pah, aku saja 3 juta masih bisa aku simpan lagi nya, ini tiga juta dalam satu Minggu, wah.. wah...wah hebat betul kau Yumi."
" Kok jadi yumi sih yang kena, tau ah kesal," Yumi membanting sendok nya dan pergi dari tempat makan.
Tante lestari tidak berani menerus kan omongan nya, pasti ia juga akan kena," pah ayo terusin makan nya, Aryani kamu enggak sarapan? "tante Lestari berusaha mengalihkan pembicaraan.
" Aku udah kenyang pah aku pergi dulu, Aryani ingat nanti siang janji mu," Pak Wisnu pergi meninggalkan meja makan.
"'Ok pah," Aryani mengacungkan ibu jarinya, ia kemudian pergi ke dapur mengambil bekal makan siang nya.
Papah nya Aryani sudah berangkat ke toko nya, sementara Aryani naik ojek menuju ke sekolah.
Aryani sudah sampai di depan gerbang sekolah , Aryani mendekati pos satpam, ia melihat pak satpam sedang tertidur sambil duduk di kursi, diambil nya batu kerikil, ia melempari pak satpam dengan batu kerikil tersebut.
Pak satpam terkejut, ia melihat kesana kemari, ia kembali duduk sambil tidur meneruskan mimpi nya , Aryani kembali melempar nya dengan batu kerikil, pak satpam langsung bangun, mengambil sikap kuda-kuda.
" Siapa di sana, ayo keluar?! mata nya melihat kesana kemari.
Aryani yang tidak bisa menahan tawa nya keluar," hahahaha, pak ini Ar, Aryani keluar memegang perutnya.
" Ya Allah mba, ngagetin kok ke sini? kan libur.
" Kan sepeda Ar ada di sini pak .
" Oh iya, bawa itu enggak biasa lah?" Pak satpam membuka kunci gerbang dan mendorong nya.
" Tenang sini in dulu sepeda nya, Ini," Aryani mengangkat kontak makan nya.
Pak satpam tersenyum ia membawa sepeda Aryani keluar, " nih mba makasih ya sarapan nya."
" Ok, Ar jalan dulu ya pak."
" Hati-hati, terima kasih." pak satpam mengacungkan bingkisan nya.
Aryani meninggal kan gerbang sekolah menuju pinggir hutan, Alfian berjanji mau mengajak Aryani melihat rusa di hutan.
Aryani sudah sampai pinggir hutan tapi ia tidak melihat Alfian disekitar situ, Aryani kecewa padahal ia sudah membawa bekal, Aryani terduduk di rumput sambil cemberut.
Aryani hampir menangis karena kesal, ia bangun mengusap airmata nya," Alfian nyebelin, awas aja aku enggak akan datang menemui nya lagi."
Ketika Aryani akan pergi, Aryani merasakan tangan dingin memeluk pinggang nya dari belakang," kalau lagi ngambek tambah cantik.
Aryani berbalik menatap tajam pada Alfian matanya dipincing kan, " kenapa sih telat?," Mata Aryani masih terus memandang Alfian.
" sorry, sorry, " tangan dingin Alfian mencakup wajah Aryani, "jadi enggak mau lihat rusanya kalau siang udah bubar."
" Ayo, sambil berjalan duluan.
Alfian bingung malah ditinggal duluan, Alfian berlari mendekati Aryani.
Mereka berjalan masuk ke dalam hutan, setelah beberapa saat Alfian menahan tangan Aryani.
" Ssst... berhenti dulu.alfian menarik tangan Aryani untuk berjongkok dan tidak bersuara.
" Apa, sambil berbisik.
"Jangan berisik tuh lihat," Alfian menyibak semak-semak , disana terdapat rusa-rusa bergerombol yang sedang minum .
" Wow.... Aryani mengeluarkan handphone nya ia merekam momen itu, " indah nya kamu tidak merekamnya?" Aryani memandang wajah Alfian, Aryani baru menyadari selama ini dia tidak pernah melihat Alfian membawa handphone.
" Tidak, aku sering kesini aku bisa melihat nya langsung."
" Oh begitu...
Alfian menarik tangan Aryani, "aku punya tempat yang indah mau lihat enggak."
" Boleh...
Alfian mengajak Aryani berlari, mereka berlari menyusuri jalan hutan tapi Aryani bingung seperti nya ia melayang dan ia berlari sangat cepat tubuh nya terasa ringan.
Alfian berhenti didekat sebuah lembah," kita udah nyampe."
Aryani memandang lembah di depan nya, pemandangan dibawah lebah seperti berada di negeri dongeng, Aryani membentangkan tangan nya takjub, mata nya berbinar-binar.
" Mau ketempat yang tinggi, di sana jauh lebih indah."
" Boleh cara nya? aku enggak bisa manjat."
Alfian mendekati Aryani, ia memegang pinggang Aryani.
" Apa yang kamu lakukan Alfian?"
" Tenang kita akan ketempat yang bagus, kamu pasti suka, sekarang pejamkan mata mu sebelum aku menyuruhmu membuka nya, jangan di buka."
"Peluk aku yang erat aku akan membawa mu ke atas."
" Tapi Alfian," Aryani masih ragu.
" Percaya padaku aku tidak akan melukai mu, ayo pejamkan mata mu."
Aryani memejamkan mata nya, ia memeluk Alfian dengan erat sekita tubuh nya serasa melayang, Aryani semakin mengeratkan pelukannya, setelah beberapa saat Alfian mengusap pipi Aryani.
" Buka lah," Alfian masih memeluk tubuh Aryani.
Aryani membuka matanya secara perlahan lahan, ia begitu terkejut sudah berada diatas pohon besar.
" akhhh," Aryani semakin mengeratkan pelukannya, " apa yang terjadi Alfian kita dimana," Aryani kembali memejamkan mata nya.
"Buka lah aku akan memengang mu."
Aryani membuka mata nya perlahan lahan, ia memandang sekeliling nya, terdapat hamparan lembah yang indah.
"Indah sekali, tapi aku takut Alfian."
Alfian mengajak nya duduk," ayo sini duduk," Alfian menarik tangan Aryani.
Cabang yang Alfian duduki cukup lebar, Aryani duduk dengan hati-hati.
" Indah kan," Alfian menarik tubuh Aryani kedalam pelukan nya.
" Yah sangat indah seperti dalam dongeng, tapi aku masih takut."
" Aku memegang mu, tak akan kubiarkan Kamu terluka walau sedikit pun, aku ingin menghabiskan waktu bersama mu selama aku bisa," di belai nya rambut Aryani dan dicium nya rambut aryani, ada raut kesedihan disana.
" Ar, kalau suatu saat aku tidak bisa mendampingi mu , aku harap kamu bisa selalu berbahagia."
Aryani memandang wajah Alfian, " aku tidak suka ucapan mu, apa kamu berniat akan meninggalkan ku, Alfian ?" Aryani menangis, "aku tidak suka ucapan mu, aku mau pulang, aku benci Alfian."
" Ssst, jangan menangis, kalau kamu tidak suka aku tidak akan berbicara seperti itu lagi."
" janji"
" Janji," Alfian memandang wajah Aryani di cium nya hidung, mata dan pipi Aryani, Alfian memeluk Aryani begitu erat, seolah olah iapun takut kehilangan Aryani.
Mereka berdua terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing, hanya suara hembusan angin yang menerpa pohon yang terdengar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Kak Dsh 14
Boros bnget tuh s yumi😬
2024-07-08
0
Amelia
👍❤️❤️❤️❤️❤️
2024-05-28
0
Anita Jenius
5 like + 1/Rose/buatmu kak. semangat ya.
mari saling mendukung ya.
2024-05-28
1