Aryani termangu di kelas nya setelah kejadian kemarin Aryani benar-benar badmood kalau bisa ia pingin bolos sekolah dulu tapi, ia malas dirumah.
" Hei kenapa tuh muka ini udah jam terakhir pelajaran ada apa? Kemana semangat Aryani dwi Yanti yang aku kenal, nih penambahan stamina, Faruk memberikan Yakult."
Aryani tersenyum," makasih, " ia langsung meminum nya "semangat-semangat, yah tetap aku masih malas, " Aryani tiduran dimeja nya, mencoret-coret buku nya.
Bu Siska guru matematika melihat Aryani yang hanya tiduran, menyuruh nya maju mengerjakan soal matematika, "Aryani maju kerjakan soal yang ada di papan tulis."
Aryani kaget, Faruk menengok ke arah nya prihatin, Aryani maju ke depan ketika ia melewati Yumi, Yumi tersenyum sinis.
" Mampus rasain lu," sambil mencibir kan lidah nya.
Aryani yang panas membalas dengan menatap nya tajam.
" Aryani cepat maju," bu Siska tahu suasana akan panas kalau mereka beradu mulut.
Aryani yang juara matematika dengan gampang dapat menyelesaikan soal hanya dalam beberapa detik, terlihat wajah bu Siska puas ia tahu Aryani pasti bisa.
" Bu kata Yumi tadi dia mau ngerjain soal no 2 kata nya ibu kalau bikin soal kok yang mudah-mudah, bagi dia soal begitu sambil tutup mata juga udah selesai."
" Oh gitu ya...
" Yumi kerjakan nomor 2...!!
"Aryani bohong itu bu, saya enggak pernah ngomong seperti itu, awas kamu Aryani."
" Yumi kenapa kamu protes terus.... ayo maju kata nya kamu lebih pintar dari Aryani buktikan dong."
" Wuih...riuh suara teman-temannya menyoraki nya.
Yumi maju mengambil spidol ditangan Aryani sambil melotot, Aryani pergi sambil berbisik, "Selamat berpikir mudah mudahan tuh kepala masih ada isinya," Aryani kembali ke tempat duduk nya.
" Bu saya tidak ingat bagaimana cara nya, bisa dijelasin lagi enggak bu."
" Oh Kamu belum mengerti ya, Aryani coba kamu ajarin yumi katanya belum mengerti," bu Siska memang suka kesal dengan kelakuan Yumi.
"Oh enggak usah Bu saya minta diajarin Faruk saja," Yumi menunjuk Faruk.
Faruk kaget untung jam pelajaran telah berakhir, anak-anak riuh cepat-cepat ingin pulang, bu Siska pun membereskan buku-bukunya.
" Siang anak-anak latihan di rumah ya Minggu depan ulangan, bagi yang belum mengerti minta diajarin sama Aryani selamat siang semua nya."
" Siang bu," anak-anak riuh berhamburan ke luar kelas,
Faruk melihat ke arah Aryani." kita pulang bareng yuk."
" Aduh jangan hari deh besok aja aku hari ini ada janji," Aryani memandang Faruk, " besok aja gimana."
Faruk senang akhirnya ajakan nya di respon juga," ok tapi janji, Faruk mengangkat jari kelingkingnya.
" Apaan sih faruk, kayak anak kecil aja, udah ah Aryani menepis kan tangan faruk.
" Ayo dong," janji Faruk masih mengangkat jari kelingkingnya.
" Ok..Aryani membalas dengan menautkan jari kelingkingnya, lalu ia tertawa dan pergi, Aryani ada janji dengan Alfian untuk pergi ke suatu tempat.
Sebagian murid udah pulang, Aryani menuntun sepeda nya, terlihat Faruk sudah meninggal kan gerbang sekolah dengan motor nya yang wah, bisa bikin teman-teman perempuan nya melotot dan berharap jadi pacar nya.
Aryani melihat ke arah seberang jalan terlihat Alfian sudah menunggu nya, Aryani segera menaiki sepeda nya, ia melewati gerbang dan menyapa pak satpam.
"Siang pak, Ar balik dulu.
" Iya ati-ati, pak satpam memperhatikan Aryani yang seperti nya sendang berbincang bincang tapi tidak ada siapapun di sana.
Aryani tersenyum melihat Alfian," berangkat sekarang?
" Ayo," Alfian memandang wajah Aryani begitu dalam, "cantik."
" Fian kamu ngomong apa tadi?
"Enggak, cantik Kamu cantik sekali pasti banyak teman laki-laki yang mendekati mu."
Aryani tertawa.. Fian, Fian mereka enggak bakalan suka sama aku, kata nya takut akunya jutek, ayo jadi enggak nih jangan kebanyakan gombal ah."
" Iya ayo ngambek kan."
"Aku enggak ngambek kan kok," muka Aryani mulai ditekuk.
" Ayo jalan, aku didepan kamu kan enggak tahu tempat nya."
" Iya bawel jadi cowok kok bawel banget, untung aku suka kalau enggak udah aku lempar pake sepatu."
Alfian hanya tertawa, ia tahu hanya mulut nya yang seperti itu tapi hati nya baik.. mereka terus menyusuri jalan.
" Di depan nanti kita berhenti," Alfian turun dari sepeda.
Aryani terkejut," loh Fian ini kan rumah sakit?!"
"ayo masuk,", Alfian memarkir kan sepeda nya.
Aryani ikut memarkir kan sepeda nya tetapi ia bingung orang-orang memandang nya aneh.
" Fian orang-orang kok memandang kita aneh ya, apa Kamu lihat ada yang tidak beres dengan bajuku."
" Enggak ada cantik seperti biasanya, mungkin karena melihat kamu cantik mereka terkejut."
" Sudah lah, ini kita mau kemana? Kata Aryani.
" Lurus nanti belok kanan ujung.
Mereka berjalan tanpa banyak bicara lagi, mereka sampai disitu, Aryani kaget tempat rawat penderita kanker dan di situ anak-anak semua.
" Kamu laporan dulu itu disitu, bilang mau jenguk Delan .
" Kamu aja deh, emang boleh kesini.
" Boleh, nanti kalau kita kesini kita bawa makanan buat mereka."
Aryani menghampiri ruang perawatan," sore suster saya mau jenguk Delan suster."
" Silahkan, saya mau lihat KTP nya dulu biar kita data kalau pulang bisa diambil kesini."
" Ia suster," , Aryani mengeluarkan KTP nya dan memberikan pada perawat tersebut.
"Silahkan Mba, "Aryani bingung kenapa hanya dia yang di suruh masuk, sedang kan Alfian tidak dan Kenapa cuma KTP nya yang diminta yah."
Alfian menyentil jidat Aryani," eh malah melamun, ayo," Alfian menarik tangan Aryani untuk masuk.
Ketika mereka masuk tiba-tiba seorang anak laki-laki kecil sekitar 7 tahunan berlari ke arah mereka dan memeluk Alfian.
" kak fian aku senang melihat kakak disini udah lama kakak enggak kesini."
Alfian membelai rambut anak itu," kakak sibuk."
" kak dia siapa?" Delan menatap heran pada Aryani.
"Dia Aryani teman kakak, ayo kenalan.
Delan mengulurkan tangannya pada Aryani," saya Delan mba, mbak cantik sekali pantas kak Alfian suka sama kakak, apakah kakak bisa melihat kak Alfian.
Aryani bingung, sementara Alfian kaget, ia langsung mengeleng kan kepala kepada Delan.
Delan kaget, berarti hanya dia yang tahu, " ayo mba sini saya kenalkan sama teman-teman saya."
Delan menarik memanggil teman-teman nya untuk memperkenalkan mereka pada Aryani, mereka semua berkumpul sedang bermain, rata-rata mereka hampir sama rambut rontok dan tubuh yang kurus dan pucat.
Aryani mendekati mereka ingin memeluk nya, batin nya menangis melihat mereka tegar atas vonis penyakit yang mematikan.
" kalian sedang main apa, kakak boleh ikutan enggak."
" Boleh kak, Delan senang bila ada yang mengunjungi, orang tua Delan sibuk mereka jarang datang.
Mereka bermain sampai lupa waktu, Alfian bermaksud mengajak Aryani pulang tapi ia tertegun melihat Aryani yang sedang sibuk menggambar dengan rambut yang terurai di sibaknya kepinggir rambut Aryani sunguh sangat cantik sekali, Alfian melihat bagaikan peri di negeri dongeng.
" Fian, Alfian ,"Aryani mengoyang kan tangannya didepan Alfian.
" Eh iya, kenapa," Alfian gugup sendiri.
Aryani dan delan tertawa.
" kita pulang udah malam, kok melamun hayoo mikirin apa, Aryani cemberut.
" Mikirin kamu lah, terus mikirin siapa lagi, udah ayo kita pulang.
"Delan kami pulang dulu ya, " Alfian memeluk Delan.
" Kak kesini lagi ya," Delan menangis ia menghambur ke arah Aryani ia memeluk nya seolah tak mau berpisah.
Aryani melepaskan pelukan nya," kakak pulang dulu nanti kesini lagi, kalian mau apa," Aryani membelai kepala Delan dan anak-anak lainnya.
"Kakak kapan kesini, Kami enggak mau apa-apa asal kakak mau berkunjung kesini kami sudah senang.'
Aryani melambai kan tangan pada mereka ia mengusap air mata di pipi nya Aryani menuju ruangan perawat, "suster saya udah selesai mau mengambil KTP saya."
Perawat itu mengeluarkan KTP Aryani, lalu ia juga memberikan pin kenang kenangan, "terima kasih atas kunjungannya mereka butuh dukungan moril, kadang keluarga nya sendiri jarang mengunjungi mereka, bahkan ada yang tidak pernah dijenguk sama sekali," perawat itu memengang tangan Aryani.
Aryani keluar dari rumah sakit dengan perasaan bercampur aduk, ia berpikir ia yang paling menderita ternyata ada banyak orang yang lebih menderita dari nya.
Aryani mengayuh sepeda nya, ia terkejut ketika sudah sampai didepan rumah nya, " Fian kok aku bisa sampai disini cepat sekali ya."
" Kebiasaan kamu mengayuh sepeda sambil melamun, udah malam masuk," Alfian menstandarkan sepeda nya ia mendekati Aryani dan memeluk pinggang Aryani.
Aryani yang terkejut menutup mukanya, "Fian lepaskan malu."
Alfian melepaskan tangan Aryani sedangkan tangan satunya masih memeluk nya, "biar kan seperti ini dulu, biarkan aku puas memandangi mu, selamat malam Ar," Alfian mencium bibir Aryani dan memeluk nya, " masuklah udah malam," Alfian melepaskan pelukan nya ia membiarkan Aryani masuk.
Aryani masuk kerumah terlihat jam sudah menunjukkan jam 9 lebih papah, tante Lestari, Yumi berkumpul di ruang keluarga.
" dari mana kamu Ar sampai malam begini, makin enggak tahu aturan kamu."
" Habis main pah, Ar capek mau naik dulu," Aryani menuju tangga untuk naik ke kamar nya.
" Tunggu, papah Aryani menarik nya dan menampar Aryani, plak makin enggak ada aturan kamu, papah selama ini diam ternyata kamu malah......" papah Aryani terdiam ketika Aryani melempar kan pin logo rumah sakit dan ada tulisan kanker.
" Aku tadi ke situ," Aryani pergi naik kekamarnya butir air mata jatuh di pipinya, kini papahnya sudah benar-benar berubah.
Papah Aryani mengambil pin tersebut, ia mengengam nya ada butir air mata jatuh di pipi nya, sementara Yumi dan tante Lestari sudah kabur masuk kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Kak Dsh 14
2 iklan meluncur thor💚
2024-07-06
0
Bilqies
hai Kaka aku mampir niihh...
mampir juga yaa di karyaku /Smile/
2024-05-10
0
☆White Cygnus☆
kirim bunga dulu.
2024-05-09
0