Ch 19. Kota batu bara

2 orang itu yang melihat temannya di bunuh dengan mudah menjadi sangat terkejut.

Mereka berdua berpikir bahwa di daerah pinggir kerajaan tidak ada seorang pendekar jika memang ada pasti hanya tingkat rendah.

Nasib orang yang menyerang Lin yan sekarang dia tidak percaya bahwa dirinya akan mati karena hal ini. Hingga akhir hidupnya dia tidak mau mempercayai bahwa dia bisa mati di tangan bocah.

Ke dua orang yang melihat rekan terbunuh dengan sangat mudah mereka mematung sejenak tidak mempercayainya.

Melihat dua orang di depannya mematung Lin yan tidak tinggal dia dia segera menyerang mereka.

Merasakan bahwa Lin yan menyerang mereka berdua berusaha menghindari serangan Lin yan.

Namun serangan Lin yan menyerang tangan salah satu dari mereka "Meleset ya" ucap Lin yan.

"Keparat!!" ucap mereka berdua.

Kedua orang itu langsung menyerang Lin yan Mereka berdua menyerang Lin yan dari belakang dan depan Lin yan.

Lin yan memegang keras pedang di tangannya bersiap menghadapi serangan dari kedua orang itu.

Kedua orang itu akhirnya melesat ke arah Lin yan dengan cepat kedua pendekar itu berusaha menyerang Lin yan dari dari depan dan belakang Lin yan.

"Teknik pedang air" ucap pelan Lin yan.

Gerakan Lin yan menjadi sangat fleksibel Mendapatkan perlawanan Lin yan kedua pendekar itu kedua pendekar itu menjadi sedikit kerepotan.

Alasan dari ke dua pendekar itu berada sini karna di suruh oleh ketua sekte mereka untuk mencari tau dari keberadaan peta harta suci.

Rumornya peta dari hata suci kitab raja obat di bawa pergi oleh seseorang ke daerah pesisir pantai.

Karna itu hanya sebuah rumor jadi hanya mereka yang dikirimkan oleh ketua sektenya.

Mereka berdua sendiri hanya berada di tingkat pendekar bumi awal dan satu pendekar ahli akhir.

Namun peta tersebut sudah lebih dulu di ambil oleh Lin yan mereka jelas tidak tau akan kebenaran tersebut.

Pertarungan mereka semakin memanas jika di lihat belum ada yang terluka bahkan bisa di bilang seimbang.

Namun jika di perhatikan baik baik kedua pendekar itu mulai kewalahan jelas karna perbedaan stamina.

"Sial apa bocah itu staminanya tidak terbatas" ucap salah satu pendekar itu.

"Jika begini kami yang akan kalah" ucap salah satunya.

Mereka berdua menjauh dan menjaga jarak dari Lin yan kemudian mereka berdua mengangguk satu sama lain.

Mereka akhirnya maju menyerang Lin yan dengan ganas mereka berdua mengaliri pedang mereka dengan tenaga dalam dengan sangat banyak.

Terlihat juga adanya sedikit aura berwarna merah di dekat pedang yang di saluran tenaga dalam mereka.

Kali ini serangan mereka berdua terasa sangat berat dan cepat Lin yan yang melihat itu dia tau bahwa mereka sedang mengorbankan darah mereka atau kehidupan mereka untuk menjadikan mereka kuat.

Namun Lin yan tau bahwa kekuatan mereka hanya akan bertahan sesaat dan juga kekuatan nya akan mulai melemah seiring berjalannya waktu.

Ke kuatan dari kedua pendekar itu menaik hingga setara dengan tingkat pendekar bumi menengah.

Lin yan Mengeluarkan pedang gerhana matahari di cin cin penyimpanan nya.

Melihat sebuah pedang muncul entah dari mana kedua pendekar itu merasa terkejut.

Mereka berdua melihat cin cin di tanga Lin yan.

"Sepertinya itu adalah cincin penyimpanan kita sangat beruntung menemukannya di sini" ucap mereka berdua.

Dengan memegang pedang gerhana matahari Lin yan berlari mendekati ke arah mereka.

"Teknik pedang Penyatu langit" Kali ini Lin yan tidak ragu ragu mengunakan teknik pedang pembalik surga.

Dengan pedang gerhana matahari dan teknik pedang pembalik surga kekuatannya meningkat secara signifikan.

Kekuatan Lin yan sekarang mampu bersaing dengan kedua pendekar itu.

Pertarungan kembali terjadi hingga pedang terjadi keretakan dan tidak sanggup menakan serangan dari pedang gerhana matahari.

Melihat pedangnya mulai retak mereka berdua di landa kekesalan dan ketakutan akan kekuatan pedang Lin yan.

"Apa apa pedang itu bisa meretakkan pedang ku dan juga pedangnya juga bisa mengeluarkan hawa panas?"Ucap kesal salah satu dari mereka.

Lin yan Menyerang mereka dan tidak mengendorkan jarak nya membuat kedua pendekar itu menjadi sangat kesulitan.

Crack!...

Crack!...

Terdengar suara retakan pedang kedua pendekar itu melihat bahwa retakan pedang mereka semakin banyak.

pedangnya tidak akan bertahan lama lagi.

Crashh!...

Pedang mereka berdua akhirnya patah melihatnya patah mereka berdua tidak memperhatikan rekannya dan langsung berusaha melarikan diri.

Melihat kedua orang tersebut ingin melarikan diri jelas Lin yan tidak akan membiarkan nya.

"Teknik pembelah langit" ucap Lin yan menggunakan teknik pembalik surga.

Tebasan horizontal melayang mendekati mereka dan membelah ke dua pendekar itu menjadi 2 bagian.

Setelah membunuh ke duanya Lin yan merasakan rasa sakit itu kembali akibat mengunakan teknik pembalik surga dengan waktu yang cukup lama.

Setelah beristirahat memulihkan tenaganya Lin yan kembali melanjutkan perjalanannya.

"Seharusnya ini sudah tidak jauh dari kota terdekat" ucap Lin yan yang kembali berjalan.

Sampai lah Lin yan di kota yang bertulis kota batu bara Lin yan langsung memasuki kota itu.

Setelah memasuki kota itu tidak seperi kebanyakan kota. kota batu bara ini tidak banyak orang.

Lin yan langsung menuju penginapan karena waktunya yang memang sudah mau malam.

"1 kalam untuk 1 malam" ucap Lin yan

"Baik kamar tuan ada di lantai dua" ucap kasir tersebut

Lin yan segera menuju ruang dan beristirahat.

Keesokan harinya Lin yan pergi dari penginapan ke rumah makan untuk mengisi perutnya sebentar.

"Tolong sedih aku makan dan 1 botol arak" ucap Lin yan yang jiwa pria dewasa dia muncul.

"Maaf tuan tuan masih kecil belum boleh meminum arak"ucap pelayan tersebut dengan ramah.

"Bagai mana aku bisa lupa"ucap Lin yan

"Baik lah araknya tidak usah" ucap Lin yan

Sembari menunggu makannya di antar Lin yan mendengar ucapan dari pengunjung di sana juga.

"Eh apa kamu sudah tau bahwa beberapa hari lalu kita kedatangan 3 pendekar yang membunuh orang yang menabraknya ketika sedang berjalan."

"Ya aku sudah tau mereka sepertinya pendekar dari kerajaan we namun buat aoa mereka di sini"ucap satunya.

"Aku juga tidak tau namun yang jelas mereka adalah pendekar aliran hitam."

Lin yan yang mendengarkan itu dia langsung paham bahwa 3 pendekar itu lah yang Lin yan bunuh.

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

terus

2024-03-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!