Ch 10. penyerangan di desa

Secara tiba tiba cin cin di tangan Lin yan menarik Lin yan kearah batu tersebut yang membuat Lin yan keheranan.

"Kenapa cin cin ini menarik ku kearah dari batu itu" tanya Lin yan dalam hati.

Lin yan merasa bahwa ada barang langkah karna cin cin di tangannya seperti menarik di ke arah batu itu.

"Harga dari batu ini mulai dari 650 koin emas."

Namun tidak ada yang menawar untuk membeli batu yang tidak jelas kegunaannya itu.

"Hahhh..."suara pasrah dari wanita pembawa acara lelang itu.

"Sepertinya tidak ada yang akan menawar batu ini."

"Jelas tidak ada orang yang akan mau membeli batu yang tidak jelas kegunaannya untuk apa"ucap wanita itu dalam hati.

Melihat tidak adaya yang menawar Lin yan akhirnya angkat suara dengan menawar batu itu dengan harga 650 koin emas.

"650 koin emas" ucap Lin yan.

"Dia pasti orang bodoh menawar baru yang bahkan tidak ada yang kau kegunaannya" Ucap seseorang di ruangan VIP no 2.

"Bahkan asosiasi pelelangan yang terkenal di kerajaan We tidak dapat mengidentifikasi batu tersebut" Ucap seseorang satunya lagi di ruangan VIP no 2.

Tok

Tok

Tok

"Terjual"ucap wanita itu.

"Baik untuk acara lelang kali ini sudah selesai."

"Untuk para pembeli datang ke ruang pengambilan barang untuk mengambil barangnya" ucap wanita itu.

Satu persatu tamu mulai ke luar pelelangan kali ini Lin yan bersama guru bai berjalan menuju ke ruang pengambilan barang.

Di sela perjalanan Guru bai bertanya mengapa Lin yan membeli batu itu.

"Yan'er mengapa kau mengambil batu yang bahkan asosiasi pelelangan tidak tau kegunaannya" tanya Guru bai.

"Aku merasakan aura dari batu tersebut seperti menarik ku" ucap Lin yan berbohong.

"Apa kamu juga memunyai uang sebanyak itu?" tanya guru bai.

"Tenang saja guru aku sudah mempunyai nya" ucap Lin yan sembari memperlihatkan cin cin yang ada di tangannya.

"Apa maksud mu bukanya i-" ucapan guru bai terhenti ketikan Lin yan mengeluarkan 1 koin emas dari cin cin itu.

"Cin cin penyimpanan!" ucap guru bai terkejut.

"Kukira itu hanya Cin cin biasa karna tidak mengeluarkan aura sedikitpun"ucap terkejut Guru bai dalam hati.

"Yan er kapan kamu menemukan cin cin penyimpanan Guru merakan dari dulu itu hanya cin cin biasa" ucap guru bai.

"Murid tidak sengaja menemukannya ketika sedang menyelam di dalan air terjun " jawab Lin yan.

"Ah jadi begitu" ucap Guru Bai.

"Jadi apa kamu akan menjual cin cin itu untuk mendapatkan batu yang kamu ambil di pelelangan itu?" tanya Guru bai.

Lin yan menggelengkan kepalanya lalu menjawab pertanyaan gurunya.

"Ketika murid menemukan cin cin penyimpanan ini di dalamnya sudah ada koin emas yang cukup banyak" ucap Lin yan.

Guru bai mengerti dan tidak melanjutkan bertanya. Sampailah Lin yan bersama gurunya di tempat pengambilan barang mereka segera masuk ke ruangan itu.

"Ini barang anda tuan" ucap pelayan itu sembari memberikan batu yang ada di tangannya.

Lin yan segera memberikan koin emas yang sudah di siap kan di luar untuk tidak memancing perhatian dari orang orang.

Setelah mengambil barangnya Lin yan bersama Guru bai segera pergi meninggalkan tempat pelelangan itu.

"Orang yang menarik" ucap wanita pembawa acara itu yang melihat Lin yan keluar dari tempat pelelangan itu.

"Guru apakah kita akan langsung berangkat kembali menuju ke sekte guru" tanya Lin yan.

"Ya,karna sudah tidak ada hal penting lagi di sini kita akan melanjutkan perjalanannya" jawan Guru bai.

Lin yan bersama gurunya kembali melanjutkan perjalanan mereka. Malam pun tiba mereka juga belum sampai di sekte pedang suci.

Guru bai memutuskan untuk bermalam di hutan lagi kaliini.

Lin yan di suruh untuk tidur terlebih dahulu dan Guru bai memutuskan untuk berjaga.

Ketika sudah tengah malam Lin yan terbangun karna asap kebakaran yang cukup banyak.

Lin yan melihat sekeliling dia tidak dapat menemukan kebenaran dari gurunya itu.

Lin yan juga melihat asap kebakaran yang sangat besar di dalam hutan jaraknya tidak terlalu jauh dari Lin yan.

Lin yan berasumsi bahwa gurunya pergi ke sana. Tidak menunggu lama Lin yan juga pergi ke arah asap kebakaran itu sesampainya. Di sana Lin yan melihat sebuah desa yang sedang di serang sekelompok orang.

Lin yan berlari memasuki desa itu ketika di sudah di dalam desa Lin yan melihat seorang anak kecil yang hendal di serang seseorang yang berpakaian serba hitam.

Lin yan dengan sigap menyerang orang yang berpakaian serba hitam itu dengan pedang nya.

Merasakan ada sebuah Serangan yang mendekati ke arahnya orang berpakaian serba hitam itu dengan segera menahan serangan Lin yan.

Akhirnya Lin yan bertarung dengan seseorang yang berpakaian hitam tersebut.

Serangan demi serangan Lin yan keluarkan yang membuat orang berbaju hitam itu hanya bertahan dengan pedangnya.

Akhirnya salah satu serangan dari Lin yan berhasil mengenai tersebut dan memutuskan salah satu lengan orang itu.

Namun tidak berselang lama teman-teman dari kawanan orang berpakaian hitam itu berdatangan.

"Apa yang terjadi" ucap salah satu dari dari mereka.

"Kamu di kalahkan oleh seorang bocah?" ucap satunya lagi.

"Jangan remehkan dia walaupun masih bocah tapi kekuatannya sangat besar" ucapnya.

"Itu hanya alasan karna dirimu itu lemah" ucap satu laginya menimpali.

Kemudian salah satu dari mereka maju bergerak ke arah Lin yan dan bersiap untuk menyerang.

Melihat lawannya yang meremehkannya Lin yan segera mengeluarkan jurus kitab pedang langit.

Lin yan menggunakan jurus pertama kitab pedang langit yaitu tarian pedang langit. Lin yan bergerak maju ke depan dan menyerang orang itu.

Melihat serangan Lin yan yang lebih cepat orang berbaju hitam itu berusaha menahan serangan Lin yan.

Karna kecepatan serangan dan kekuatan serangan Lin yan yang lebih kuat membuat orang itu tidak dapat menahan serangan Lin yan lebih lama.

Dan berakhir dengan kepalanya yang di penggal Lin yan. Dia tidak percaya bahwa dia harus mati di tangan bocah di depannya.

Melihat salah satu dari mereka yang dibunuh dengan sangat cepat.

Membuat mereka terkejut dan tidak meremehkan kekuatan Lin yan.

"Bodoh sudah ku bilang jangan meremehkannya" ucap seseorang yang tangannya sudah di potong Lin yan kepada temannya yang sudah mati itu.

Kali ini Lin yan di kepung oleh orang-orang yang berpakaian hitam yang masih hidup.

Pertarungan pecah Lin yan berada di posisi bertahan dia mengingat bahwa dia juga pernah di posisi di serang banyak orang.

[Ch 1]

Lin yan terkadang terkena beberapa serangan dari pada orang berpakaian hitam itu.

Namun Lin yan juga berhasil mendaratkan serangan yang cukup banyak ke pada mereka.

Lin yan menjaga jarak dengan melompat menjauh dari orang-orang berpakaian hitam itu.

"Teknik pedang air" Lin yan mengunakan salah satu teknik pedang elemen.

Kali ini Lin yan gerakan Lin yan yan seperti air yang mengalir dengan mudah menghindari serangan serangan orang berpakaian hitam itu.

Satu bersatu dari mereka mulai tumbang membuat yang lain menjadi ragu untuk menyerang.

Hal itu di manfaatkan Lin yan dengan cepat membunuh orang berbaju hitam yang masih hidup.

Tidak berselang lama Guru bai menemukan Lin yan dan menghampiri Lin yan.

Guru bai di beritahu bahwa Lin yan di kepung banyak orang oleh anak kecil yang Lin yan selamatkan.

"Yan er apa kamu baik baik saja" ucap khawatir guru bai.

"Iya guru murid baik baik saja" jawab Lin yan.

Guru bai yang melihat orang berpakaian hitam tersebut terbunuh oleh muridnya menjadi cukup terkejut.

Walaupun pembunuh ini hanya pendekar bergelar tingkat awal namun jika dikepung oleh banyak orang juga bukan hal yang mudah untuk membunuh mereka semua.

juga satu hal lagi yang membuat gurunya terkejut yaitu muridnya bisa membunuh banyak orang-orang berbaju hitam ini tanpa ekspresi seperti sudah menjadi hal yang biasa.

Guru bai mengesampingkan semua yang ada di pikirannya itu dan dia bertanya mengapa muridnya itu bisa berada di sini.

Lin yan menjelaskan kenapa dia bisa ada di sini. Guru bai akhirnya paham mengapa muridnya bisa berada di sini.

"Terima kasih pendekar kerana telah menyelamatkan kami di sini" ucap seseorang di belakang mereka.

"Aku kepala suku di desa ini benar benar mengucapkan terima kasih."

karna kebakaran masih berlangsung Lin yan dan guru bai tidak dapat berbicara banyak dengan kepala suku itu.

mereka berdua kembali membantu memadamkan api yang ada di desa itu.

Di pagi harinya api yang membakar desa tersebut telah padam.

Lin yan bersama guru bai memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka karna sudah dekat dengan tujuan mereka.

Lagi lagi kepala suku berterima kasih kepada Lin yan dan guru bai mereka meminta maaf Karna tidak dapat memberikan apa apa ke pada pendekar penyelamat mereka.

Lin yan dan guru bai menganggukkan perkataan kepala desa itu dan melanjutkan perjalanannya.

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

lanjut

2024-03-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!