Ch 4. Pedang Di Dalam Air

Pagi itu Lin Yan duduk bersila di depan gubuk, tubuhnya bergetar menahan rasa sakit luar biasa.

Rasa sakit itu seperti ditusuk ribuan jarum dari dalam tulangnya sendiri.

“Sial! Sakit sekali...” desis Lin Yan pelan, wajahnya pucat.

Sejak ia mulai menjalankan latihan Teknik Tubuh Surgawi, tubuhnya tak henti-hentinya ditempa oleh energi spiritual yang brutal. Tapi justru di tengah rasa sakit itu, Lin Yan tahu—tubuhnya sedang berubah.

Menjelang malam, rasa sakit itu mulai mereda. Tulangnya terasa lebih padat, lebih kokoh, seolah setiap sendi dan ruas tulangnya telah diperkuat dengan baja.

Namun Lin Yan tahu, ini belum cukup. Tulangnya belum mencapai tingkatan berikutnya. Latihan ini masih harus dilanjutkan.

Keesokan harinya, tubuhnya sudah lebih ringan. Untuk melatih kelenturan otot dan refleks, ia mulai berburu ayam hutan. Meskipun kecil, ayam liar ini sangat gesit, cukup untuk mengasah kepekaan geraknya.

Saat api unggun menyala di depan gubuk, aroma daging ayam yang dibakar menebar ke sekeliling.

Tak lama kemudian, suara langkah pelan terdengar dari balik semak.

“Ah, Guru sudah kembali!” seru Lin Yan, bersemangat. Ia langsung menawarkan potongan daging yang telah matang. “Apakah Guru mau makan ayam ini?”

“Terima kasih, Yan’er.” Guru Bai menerima potongan daging dengan senyum lembut.

Namun ekspresi serius mulai menggantikan wajahnya. Ia duduk di sebelah Lin Yan, memandang nyala api yang berkedip-kedip.

“Yan’er, ada hal penting yang ingin Guru bicarakan.”

Lin Yan mengangguk, menunggu dengan tenang.

“Guru harus pergi selama empat bulan ke depan. Selama itu, tetaplah berlatih di sini. Jangan jauh-jauh dari daerah ini. Bahaya bisa datang kapan saja.”

Guru Bai kemudian mengeluarkan beberapa tanaman spiritual dan botol kecil berisi cairan kental.

“Ini adalah ramuan dan tanaman langka. Gunakan ini untuk membantu meningkatkan lingkaran tenaga dalammu. Jika kau bijak menggunakannya, satu saja bisa membantumu menerobos tingkat berikutnya.”

Lin Yan menerima pemberian itu dengan hati-hati.

“Guru mau pergi ke mana sampai selama itu?” tanyanya.

Guru Bai terdiam sejenak. “Ada urusan di sekte Guru. Konflik internal. Tapi jangan khawatir, Guru akan kembali secepat mungkin.”

Lin Yan tahu, sebenarnya perjalanan Guru Bai akan berlangsung enam bulan. Ia sudah melihat kilasan masa depan ini sebelumnya. Namun ia pura-pura tak tahu.

Guru Bai pun tahu risiko meninggalkan bocah delapan tahun di hutan liar. Tapi membawanya ke sekte justru akan lebih berbahaya.

“Ini,” ucap Guru Bai sambil menyerahkan sebuah pedang berwarna merah menyala dan sebuah kitab lusuh yang robek di beberapa bagian.

“Pedang Merah Membara dan kitab teknik pedang yang Guru temukan dulu. Kitab ini tidak lengkap... namun teknik di dalamnya adalah teknik tingkat tinggi.”

Lin Yan menerima keduanya. Dari sentuhan saja, ia tahu ini bukan benda biasa. Bahkan kitab yang setengah robek itu menyimpan kekuatan besar yang belum terungkap seluruhnya.

“Guru akan berangkat hari ini juga,” ujar Guru Bai akhirnya.

“Baik,” jawab Lin Yan dengan tenang.

Setelah beberapa kata perpisahan, Guru Bai pun berbalik dan berjalan menjauh. Tak ada drama, hanya keheningan hutan dan suara langkah yang semakin menjauh.

Lin Yan menatap kepergian gurunya lalu masuk ke gubuk dan memulai latihan lagi, menggunakan tanaman dan ginseng yang tersisa.

Hari demi hari berlalu. Setengah bulan pun lewat dengan cepat.

“Aku tak menyangka... persediaan ginseng yang kupikir cukup untuk satu bulan ternyata sudah habis,” gumam Lin Yan sambil menatap botol-botol kosong.

“Sepertinya aku harus kembali mencari di tempat yang dulu... Tapi sebelum itu, aku ingin tahu sejauh mana kemajuanku.”

Lin Yan mengambil Pedang Merah Membara dan bergegas menuju air terjun di sisi barat lembah.

Di tempat itu, suara gemuruh air mengisi udara, dan embun menyegarkan wajahnya. Tak lama, seekor ular merah besar muncul dari balik semak, melata dengan gerakan mengancam.

Seekor ular racun merah.

Meski masih muda, binatang iblis ini setara dengan pendekar bergelar tingkat tinggi. Racunnya terkenal bisa melelehkan logam dalam sekejap.

“Baru dibilang ingin menguji kekuatan, langsung muncul lawannya...” gumam Lin Yan, matanya menyipit.

Dengan cepat, ia mencabut Pedang Merah Membara dan melesat ke depan.

Serangannya diarahkan ke bagian kepala, titik kelemahan ular. Namun sang ular bereaksi cepat, mengibaskan ekornya yang besar dan memaksa Lin Yan melompat mundur.

Tak mundur, Lin Yan kembali menyerang, kali ini menargetkan mata si ular. Dengan tenaga dalam yang dialirkan ke pedangnya, ia melompat tinggi dan menggoreskan luka di mata kanan sang ular.

Ular itu meraung, marah bukan main. Ekor besarnya mengamuk membabi buta, memaksa Lin Yan mundur jauh ke belakang.

Melihat Lin Yan mundur, ular itu menyambar maju. Kecepatan geraknya jauh lebih cepat dari yang Lin Yan perkirakan.

Dia tahu, ia tak bisa lari. Hanya ada satu pilihan—bertarung sampai akhir.

Lin Yan menyiapkan teknik yang baru ia pelajari.

“Jurus pertama Kitab Pedang Langit: Tarian Pedang Laut!” teriaknya.

Gerakan cepat dan mematikan mulai dimainkan. Pedangnya seperti ombak yang menggulung, menciptakan puluhan serangan dalam satu gerakan.

Setiap tebasan menggores tubuh ular, menciptakan luka-luka yang dalam. Darah hijau mulai mengucur dari sisik-sisik keras binatang itu.

Ular itu mengamuk, namun Lin Yan tak memberinya kesempatan. Dengan satu serangan yang penuh tenaga dalam, ia melompat dan menusukkan pedangnya tepat ke bagian tengah kepala ular.

Plak!

Ular itu akhirnya tumbang.

Napas Lin Yan terengah-engah. Ia berdiri di atas tubuh besar yang kini tak bernyawa. Ia menarik napas dalam, lalu mencabut kristal tenaga dari dalam kepala ular itu.

“Bajuku penuh darah ular... sebaiknya aku membersihkan diri dulu.”

Ia berjalan ke arah air terjun. Saat mencuci tubuhnya, tiba-tiba ia merasakan sesuatu.

Sebuah aura asing, seperti tangan tak kasat mata yang menariknya ke dasar air.

Tanpa pikir panjang, Lin Yan menyelam.

Di bawah air, ia menemukan tanaman spiritual tumbuh di antara batu-batu besar. Tapi yang lebih mengejutkan, ia menemukan celah di antara bebatuan, yang mengarah ke sebuah goa.

Ada semacam penghalang tak terlihat yang membuat air tak bisa masuk.

Lin Yan memasuki goa itu. Jalannya sempit namun kering. Ia terus berjalan sampai tiba di sebuah ruangan tersembunyi.

Di dalamnya, hanya ada satu kerangka manusia duduk bersila, dengan pedang merah menyala di pangkuannya. Panas yang terpancar dari pedang itu membuat udara di sekitar bergetar.

Di jari kerangka itu terpasang sebuah cincin penyimpanan—barang langka yang hanya dimiliki para ketua sekte dan penguasa klan besar.

Di samping kerangka, terdapat sehelai catatan tua yang mulai lapuk.

Lin Yan mengambilnya dan mulai membaca.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

nama jurus yg keren👏

2024-04-08

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

josss

2024-03-08

0

asep taufik

asep taufik

mengasih dan memberikan artinya berbeda tidak ya

2024-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Ch 1. Kembali Ke Awal
2 Ch 2. Melatih Diri Kembali
3 Ch 3. Meningkatkan Kualitas Tulang
4 Ch 4. Pedang Di Dalam Air
5 Ch 5. Di Serang Gurita
6 Ch 6. Kembali Mengambil Ginseng
7 Ch 7. Perjalanan Menuju Sekte
8 Ch 8. Membunuh Pemuda Arogan
9 Ch 9. Acara Lelang
10 Ch 10. Penyerangan Di Desa
11 Ch 11. Tiba Di Sekte
12 Ch 12. Bertemu Dengan Ketua Sekte
13 Ch 13. Gadis Kecil
14 Ch 14. Teman Pertama
15 Ch 15. Menyelamatkan Seorang Pemuda
16 Ch 16. Nasib Buruk
17 Ch 17. Desa Terpencil
18 Ch 18. Meninggalkan Desa
19 Ch 19. Kota Batu Bara
20 Ch 20. Waktunya Sudah Tiba
21 Ch 21. Kota Bunga Mawar
22 Ch 22. Sampai Di Tujuan
23 Ch 23. Makam Dewa (1)
24 Ch 24. Makam Dewa (2)
25 Ch 25. Makam Dewa (3)
26 Ch 26. Makam Dewa (4)
27 Ch 27. Makam Dewa (5)
28 Ch 28. Makam Dewa (6)
29 Ch 29. Keluar Dari Makam
30 Ch 30. Pertarungan Di Tengah Kota
31 Ch 31. Akhir Tetua Feng Xi
32 Ch 32. Hancurnya Kota Kematian
33 Ch 33. Keberadaan Pedang Gerhana Bulan
34 Ch 34. Empat Tahun Telah Berlalu
35 Ch 35. Menyelamatkan Desa
36 Ch 36. Konflik Dengan Klan Wang
37 Ch 37. Pertemuan Tak Terduga
38 Ch 38. Pendekar Bertopeng Ungu
39 Ch 39. Akhir Ke Dua Pendekar Bertopeng
40 Ch 40. Seleksi Ujian
41 Ch 41. Seleksi Ujian (2)
42 Ch 42. Seleksi Ujian (3)
43 Ch 43. Seleksi Ujian (4)
44 Ch 44. Seleksi Ujian (5)
45 Ch 45. Seleksi Ujian (6)
46 Ch 46. Seleksi Ujian (7)
47 Ch 47. Guru Bai
48 Ch 48. Wajah asli
49 Ch 49. Menunjukan Sedikit Kekuatan
50 Chp 50. Cahaya Masa Depan
51 Chp 51. Rencana
52 Chp 52. Sekte Seribu Teratai
53 Chp 53. Cakar Keempat
54 Chp 54. Keputusan
55 Chp 55. Masa Lalu Yang Kelam
56 Chp 56. Membujuk
57 Chp 57. Informasi
58 Chp 58. Pertarungan Besar Yang Akan Datang
59 Chp 59. Beristirahat
60 Chp 60. Serangan Dalam Diam
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Ch 1. Kembali Ke Awal
2
Ch 2. Melatih Diri Kembali
3
Ch 3. Meningkatkan Kualitas Tulang
4
Ch 4. Pedang Di Dalam Air
5
Ch 5. Di Serang Gurita
6
Ch 6. Kembali Mengambil Ginseng
7
Ch 7. Perjalanan Menuju Sekte
8
Ch 8. Membunuh Pemuda Arogan
9
Ch 9. Acara Lelang
10
Ch 10. Penyerangan Di Desa
11
Ch 11. Tiba Di Sekte
12
Ch 12. Bertemu Dengan Ketua Sekte
13
Ch 13. Gadis Kecil
14
Ch 14. Teman Pertama
15
Ch 15. Menyelamatkan Seorang Pemuda
16
Ch 16. Nasib Buruk
17
Ch 17. Desa Terpencil
18
Ch 18. Meninggalkan Desa
19
Ch 19. Kota Batu Bara
20
Ch 20. Waktunya Sudah Tiba
21
Ch 21. Kota Bunga Mawar
22
Ch 22. Sampai Di Tujuan
23
Ch 23. Makam Dewa (1)
24
Ch 24. Makam Dewa (2)
25
Ch 25. Makam Dewa (3)
26
Ch 26. Makam Dewa (4)
27
Ch 27. Makam Dewa (5)
28
Ch 28. Makam Dewa (6)
29
Ch 29. Keluar Dari Makam
30
Ch 30. Pertarungan Di Tengah Kota
31
Ch 31. Akhir Tetua Feng Xi
32
Ch 32. Hancurnya Kota Kematian
33
Ch 33. Keberadaan Pedang Gerhana Bulan
34
Ch 34. Empat Tahun Telah Berlalu
35
Ch 35. Menyelamatkan Desa
36
Ch 36. Konflik Dengan Klan Wang
37
Ch 37. Pertemuan Tak Terduga
38
Ch 38. Pendekar Bertopeng Ungu
39
Ch 39. Akhir Ke Dua Pendekar Bertopeng
40
Ch 40. Seleksi Ujian
41
Ch 41. Seleksi Ujian (2)
42
Ch 42. Seleksi Ujian (3)
43
Ch 43. Seleksi Ujian (4)
44
Ch 44. Seleksi Ujian (5)
45
Ch 45. Seleksi Ujian (6)
46
Ch 46. Seleksi Ujian (7)
47
Ch 47. Guru Bai
48
Ch 48. Wajah asli
49
Ch 49. Menunjukan Sedikit Kekuatan
50
Chp 50. Cahaya Masa Depan
51
Chp 51. Rencana
52
Chp 52. Sekte Seribu Teratai
53
Chp 53. Cakar Keempat
54
Chp 54. Keputusan
55
Chp 55. Masa Lalu Yang Kelam
56
Chp 56. Membujuk
57
Chp 57. Informasi
58
Chp 58. Pertarungan Besar Yang Akan Datang
59
Chp 59. Beristirahat
60
Chp 60. Serangan Dalam Diam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!