Dahulu, ada seorang pandai besi yang sangat terkenal. Namanya menggema ke seluruh negeri karena kehebatannya dalam menciptakan senjata.
Ia berhasil membuat sebuah pedang yang mampu mengeluarkan dua aura bertolak belakang—api dan es. Aura merah menyala melambangkan api, sedangkan aura biru melambangkan es.
Namun, sebelum ia menyelesaikan sentuhan terakhir pada pedang ciptaannya, ia dibunuh oleh orang tak dikenal. Pedang itu dicuri, dan menghilang selama setahun.
Setelah itu, pedang kembali muncul di medan pertempuran. Pemiliknya selalu menang dalam tiap pertarungan, dan karena itu pedang itu dijuluki "Pedang Kekacauan." Tiga puluh tahun berlalu, hingga pedang itu kembali menghilang. Orang-orang menduga pedang tersebut telah hancur.
Namun, saat pedang itu muncul lagi, warnanya berubah. Aura merah dan biru berpadu menjadi ungu kehitaman, dengan hawa membunuh yang kuat. Pedang itu bahkan dapat mengendalikan pemiliknya untuk terus membunuh.
Pemilik terakhir pedang itu, seorang pendekar hebat, mencari cara untuk menghilangkan aura membunuh tersebut. Ia akhirnya bertemu dengan anak dari pandai besi yang dulu menciptakan pedang itu.
Awalnya, si anak menolak untuk membantu, karena ayahnya tewas karena pedang itu. Namun, setelah satu bulan lamanya terus dibujuk, ia setuju dengan satu syarat: pedang itu hanya boleh digunakan untuk kebaikan dan menolong sesama.
Si pendekar menyanggupi, dan anak pandai besi itu memperbaiki serta menyempurnakan pedang tersebut. Ia menamai pedang itu dengan nama baru: "Pedang Surgawi."
Namun, sang pendekar akhirnya tergoda oleh kekuasaan. Ia mengkhianati janjinya dan mulai membunuh demi ambisinya. Mengetahui hal itu, anak pandai besi yang marah melepaskan segel rahasia yang telah ia tanamkan dalam pedang.
Segel itu membuat pedang menyerap seluruh kekuatan si pemilik, hingga ia mati dengan mengenaskan. Pedang itu pun terbelah dua—pedang merah bernama "Pedang Gerhana Matahari" dan pedang biru bernama "Pedang Gerhana Bulan."
Sayangnya, kedua pedang tersebut membawa kutukan: siapa pun pemiliknya akan mati sebelum menginjak usia dua puluh lima tahun. Seiring waktu, pedang itu dilupakan.
Konon, pedang surgawi telah ada jauh sebelum kelima Harta Suci muncul. Bahkan, kekuatannya setara, dan bisa disebut sebagai Harta Suci keenam.
Kembali kemasa kini
hawa panas samar masih terasa di udara, seolah belum hilang dari tempat ia menemukan pedang aneh yang bersinar merah menyala. Pandangannya tertuju pada kerangka tua yang bersandar di dinding gua, tubuhnya menyatu dengan debu dan tanah, namun di sampingnya tergeletak pedang merah membara.
Lin Yan memandangi pedang merah yang masih mengeluarkan hawa panas itu. Ia lalu menunduk pada kerangka tua itu dan mengambil cincin penyimpanan dari jari kerangka.
Dengan meneteskan setetes darahnya, cincin itu menjadi miliknya. Di dalamnya, ia menemukan koin emas, beberapa kitab teknik tingkat tinggi, dan satu surat lagi.
"Kau pasti sudah membaca surat itu, bukan? Perkenalkan namaku Lin Cao. Aku menemukan pedang ini di dekat sebuah jurang, tapi aku hanya menemukan bagian ini saja—Pedang Gerhana Matahari. Aku harap siapa pun yang menemukannya bisa menjaga pedang ini dan suatu hari menemukan bagian yang satunya lagi."
Setelah membaca itu, Lin Yan menghela napas panjang. Ia tahu risikonya, tapi tetap menjulurkan tangan ke arah pedang.
Begitu kulitnya menyentuh gagang pedang, aura panas membara seketika menyedot paksa lingkaran tenaga dalamnya.
"Ugh...!"
Rasa sakit luar biasa merayap dari perut ke seluruh tubuhnya. Dunia berputar, pandangannya menggelap, dan tubuhnya jatuh tak sadarkan diri.
Keesokan paginya.
Lin Yan membuka matanya. Pedang Gerhana Matahari kini sudah berada di sampingnya. Namun, rasa senangnya segera digantikan oleh kebingungan. Ia tak merasakan aliran tenaga dalam sedikit pun di tubuhnya.
Ia menatap telapak tangannya. "Lingkaran tenaga dalamku... hilang?" gumamnya pelan.
Ia mengertakkan gigi. Di satu sisi, ia bangga mendapatkan pedang langka. Di sisi lain, kehilangan lingkaran tenaga dalam berarti kehilangan segalanya sebagai seorang pendekar.
Tiba-tiba, goa tempat ia beristirahat mulai bergetar hebat. Bebatuan di langit-langit mulai runtuh.
"Sial, ini mau runtuh!"
Lin Yan segera berdiri. Ia menunduk hormat ke arah kerangka, "Terima kasih, senior. Aku akan menjaga pedang ini."
Tanpa membuang waktu, ia lari menyusuri jalan sempit dalam gua dan melompat ke air terjun tempat ia masuk sebelumnya.
Namun, tak disangka, sesosok bayangan besar bergerak dari bawah air. Seekor Gurita Malam muncul dari balik kabut air.
"Sepertinya dia penjaga tempat ini," pikir Lin Yan.
Gurita Malam melesat dengan kecepatan luar biasa dan menyerang. Lin Yan memutar tubuhnya dan berenang naik ke permukaan dengan sekuat tenaga.
"Cepat... sedikit lagi...!"
Tapi baru beberapa meter dari permukaan, tentakel hitam pekat menyambar dari belakang.
Lin Yan membalik tubuh dan menangkis serangan itu dengan pedangnya. Dentuman keras terdengar di dalam air, dan arus deras mengguncang tubuhnya.
Satu tentakel lagi menyusul, diikuti beberapa lainnya. Lin Yan berputar, menghindar, lalu menebas dua di antaranya. Namun, luka di tentakel itu segera sembuh, seolah tak pernah terluka.
"Mahluk ini bisa regenerasi cepat...!"
Dengan sisa tenaga, ia kembali berenang ke atas. Daratan sudah tampak di atas sana. Namun, Gurita Malam tak berhenti mengejar.
Lin Yan menghunus Pedang Gerhana Matahari. Meskipun lingkaran tenaga dalamnya hilang, pedang ini masih bisa menyalurkan kekuatan samar. Ia menebas lurus ke arah tentakel yang menghalangi jalannya.
Ledakan air terjadi, dan Lin Yan berhasil lolos dari belitan. Begitu mencapai permukaan, ia menghirup udara dengan keras dan melompat ke batu besar di tepi air terjun.
Namun, Gurita Malam menyusul, meluncur dari balik air dengan tentakel mengangkat tinggi, siap menebas Lin Yan lagi.
"Aku tidak bisa bertarung lama dalam kondisi seperti ini. Harus cari celah!"
Dengan satu dorongan kaki, Lin Yan melompat ke batu lain, terus menghindar sambil mencari celah untuk menyerang balik.
Pertarungan baru saja dimulai. Namun dengan tenaga dalam yang kosong dan lawan sebesar Gurita Malam, Lin Yan sadar bahwa ini akan menjadi pertarungan hidup dan mati.
Dan semuanya... dimulai dari pedang yang terkutuk itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
maz tama
lanjut thor gaaaaaas lah
2025-06-20
0
y@y@
👍🏼🌟👍🏿🌟👍🏼
2025-06-17
0
Jimmy Avolution
ayo
2024-03-08
0