Ch 3. Meningkatkan Kualitas Tulang

Paginya Lin Yan sudah berdiri di depan gubuk.

Setelah semalam mengolah tubuh dan memikirkan kembali teknik-teknik yang dulu ia kuasai, pagi ini Lin Yan diminta oleh Guru Bai untuk memburu binatang iblis berumur 10–50 tahun.

Menurut penuturan sang guru, binatang iblis pada rentang usia itu setara dengan kekuatan pendekar bergelar Awal. Misi ini bukan hanya ujian, melainkan juga pelatihan nyata bagi Lin Yan.

Ia segera menuju hutan luar, wilayah yang masih dianggap cukup berbahaya meski belum tergolong zona maut. Udara pagi yang dingin tak menghalangi langkahnya.

Dengan langkah ringan namun waspada, ia mulai menyusuri semak-semak, memperhatikan jejak, dan mendengar setiap gerakan dari kejauhan. Butuh waktu hampir satu jam hingga ia akhirnya bertemu dengan seekor serigala hitam.

"Serigala hitam... Umumnya mereka sangat kuat jika berkelompok, tapi sepertinya aku sedang beruntung bertemu satu ekor saja," gumamnya pelan sambil menyipitkan mata.

Serigala itu menatap Lin Yan dengan mata merah yang buas, seolah menyadari keberadaan mangsanya. Dalam hitungan detik, makhluk itu melesat maju.

Lin Yan segera memasang kuda-kuda bertahan. Ia tidak membawa senjata, hanya mengandalkan tinju dan tendangan. Tubuh kecilnya melenting mundur, menghindari cakaran tajam serigala.

Pertarungan pun dimulai.

Kecepatan serigala itu membuat Lin Yan kerepotan. Beberapa kali serangan baliknya hanya mengenai angin kosong. Ia bahkan sempat terkena cakaran di lengan dan pundaknya. Darah menetes dari luka kecil, tapi ia tidak mundur.

"Serigala hitam yang dulu bisa ku bunuh dengan satu pukulan, kini justru mengancam nyawaku..." pikirnya dalam hati. "Tubuh ini terlalu lemah. Aku tidak bisa sembarangan menggunakan jurus yang dulu kupelajari, bisa-bisa Guru Bai curiga."

Dengan napas teratur, Lin Yan mulai mengamati pola gerak serigala. Ia mencoba membaca ke mana arah lompatan berikutnya, dan kapan celah akan terbuka.

Cakar serigala kembali meluncur ke arah dadanya. Lin Yan merunduk, memutar tubuh, lalu menendang ke samping. Gagal.

Serigala kembali melompat. Kali ini Lin Yan berguling ke tanah dan menendang ke arah perutnya.

"Terlalu cepat! Tapi aku mulai melihat polanya..."

DUAR!

Pukulan Lin Yan akhirnya mengenai sisi tubuh serigala. Hewan itu terpental sejauh lima langkah, mengerang kesakitan. Tanpa ragu, Lin Yan segera mengejarnya dan mengakhiri hidupnya dengan pukulan terakhir ke bagian kepala.

Ia terdiam sejenak, mengatur napas. "Butuh waktu lama untuk mengalahkan satu serigala ini..."

Ia membelah dada makhluk itu dan mengambil kristal iblis dari dalam tubuhnya. Kristal merah berkilau itu memancarkan energi panas yang khas.

"Untung aku tidak bertemu kawanannya... sepertinya dia memang terpisah."

Lin Yan kembali ke gubuk dan menyerahkan kristal itu kepada Guru Bai.

"Ini, Guru. Kristal dari serigala iblis berumur sekitar 30 tahun," ucap Lin Yan.

Guru Bai mengangguk puas. "Bagus, Yan'er. Mulai sekarang, selama dua tahun ke depan, kamu akan terus berlatih bertarung dengan binatang iblis. Itu cara terbaik untuk mengasah insting dan teknikmu."

Guru Bai kemudian mengeluarkan sebuah pedang panjang bersarung kain dari balik dinding bambu.

"Ambil ini, Yan'er. Mulai besok, kamu akan berlatih menggunakan pedang."

Lin Yan menerima pedang itu dengan khidmat. Pegangannya terasa familiar—seolah tubuhnya mengenali rasa itu.

Malam harinya, Lin Yan duduk bersila di pojok ruangan. Ia memejamkan mata, mengingat kitab pembalik surga. Meski wujud kitab itu belum muncul, isi dari halaman-halamannya sudah tertanam kuat dalam ingatannya.

Halaman pertama berisi dua teknik: teknik pedang Penyatu Langit dan jurus Pembelah Langit. Penyatu Langit mengandalkan kecepatan dan kelincahan serangan, sementara Pembelah Langit mengandalkan kekuatan penuh dalam satu tebasan horizontal.

Halaman kedua adalah teknik tubuh surgawi, pondasi dari semua kekuatan fisik tingkat tinggi. Teknik itu meningkatkan kualitas tulang, otot, dan daya tahan tubuh. Dan Lin Yan memutuskan untuk mulai dari sana.

Keesokan harinya, saat Guru Bai keluar untuk urusan lain, Lin Yan segera bergerak ke arah utara.

"Seingatku... di sekitar sini, 30 tahun dari sekarang, akan ditemukan sebuah goa kecil tempat tumbuh ginseng berumur 200 hingga 500 tahun," gumamnya.

Ia menyusuri pepohonan besar dan perdu yang lebat. Tiba-tiba, dari balik semak belukar, muncul sekelompok serigala hitam.

"Tidak mungkin...! Apakah mereka mencium bau darah dari baju yang kupakai kemarin?"

Geram, Lin Yan menggertakkan gigi. "Kenapa aku bisa seceroboh ini? Tubuh kecil ini benar-benar merepotkan."

Ia mencabut pedangnya dan memasang kuda-kuda. Napasnya ditarik dalam-dalam.

"Teknik Pedang Penyatu Langit."

Dengan kecepatan mengejutkan, tubuhnya melesat menerjang kawanan serigala. Tebasan pertama menebas dua serigala sekaligus. Serangan berikutnya berputar lincah, menghantam ke arah leher dan dada musuh-musuhnya.

Serigala-serigala itu mengaum marah dan menyerang secara bersamaan. Lin Yan menghindar, namun satu cakar berhasil menyayat pundaknya.

Darah menyembur. Ia terhuyung, namun tetap menyerang.

"Tubuh ini... belum sanggup menahan teknik Penyatu Langit!" teriaknya dalam hati.

Namun ia tidak mundur. Dengan pedang di tangan, ia mengayun liar tapi presisi. Satu demi satu serigala roboh. Mereka yang tersisa mulai ragu menyerang. Keraguan itu adalah celah bagi Lin Yan.

Dengan satu dorongan penuh, ia menerjang sisa dua ekor yang mundur dan mengakhiri mereka.

Dengan napas tersengal, tubuh luka dan berdarah, Lin Yan berlutut sambil mengatur napas.

"Ini pelajaran. Tubuh kecil ini tak bisa terus dipaksa. Tapi setidaknya aku masih hidup."

Tak jauh dari lokasi pertarungan, ia menemukan sebuah celah batu yang mirip goa.

"Akhirnya... kutemukan juga."

Ia masuk dengan hati-hati. Di dalamnya terdapat puluhan ginseng tumbuh di tanah lembab. Namun seekor ular besar mengawasi dari balik batu.

Lin Yan mundur perlahan, tidak ingin bertarung dalam kondisi seperti ini. Ia hanya mengambil ginseng bagian luar, yang tampaknya berumur 50–100 tahun, lalu segera keluar dan kembali ke gubuk.

Perjalanan pulang memakan waktu lama. Luka-lukanya makin parah, dan hanya bisa diobati secara sederhana. Sesampainya di gubuk, ia segera menutup luka dan mulai menyerap energi melalui lingkaran tenaga dalamnya.

Siang pun tiba. Guru Bai kembali.

"Yan'er! Apa yang terjadi padamu?!"

"Guru... saat berlatih, saya diserang sekelompok serigala hitam. Saya melarikan diri, dan mereka berhenti mengejar setelah saya memasuki wilayah lain. Saya kira saya memasuki teritori binatang iblis yang lebih kuat, jadi saya kembali."

Guru Bai menghela napas. "Kau sangat ceroboh... Tapi kau juga beruntung. Istirahatlah. Ini, minum obat ini."

Lin Yan menerima ramuan dan meminumnya. Setelah sang guru pergi, ia mengeluarkan ginseng hasil buruannya.

"Ini cukup untuk sebulan..."

Ia duduk bersila, memakan satu ginseng, dan mulai mengaktifkan teknik Tubuh Surgawi. Rasa sakit langsung menjalar ke seluruh tulangnya, seperti tertusuk jarum dari dalam. Tapi ia menahan semuanya, karena inilah jalan untuk kembali menjadi Sang Pendekar Surgawi.

Terpopuler

Comments

maz tama

maz tama

ok Thor tetap seperti ini pertahankan alur ceritanya /Grin/

2025-06-20

0

absolut

absolut

lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut

2024-03-11

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

nice

2024-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Ch 1. Kembali Ke Awal
2 Ch 2. Melatih Diri Kembali
3 Ch 3. Meningkatkan Kualitas Tulang
4 Ch 4. Pedang Di Dalam Air
5 Ch 5. Di Serang Gurita
6 Ch 6. Kembali Mengambil Ginseng
7 Ch 7. Perjalanan Menuju Sekte
8 Ch 8. Membunuh Pemuda Arogan
9 Ch 9. Acara Lelang
10 Ch 10. Penyerangan Di Desa
11 Ch 11. Tiba Di Sekte
12 Ch 12. Bertemu Dengan Ketua Sekte
13 Ch 13. Gadis Kecil
14 Ch 14. Teman Pertama
15 Ch 15. Menyelamatkan Seorang Pemuda
16 Ch 16. Nasib Buruk
17 Ch 17. Desa Terpencil
18 Ch 18. Meninggalkan Desa
19 Ch 19. Kota Batu Bara
20 Ch 20. Waktunya Sudah Tiba
21 Ch 21. Kota Bunga Mawar
22 Ch 22. Sampai Di Tujuan
23 Ch 23. Makam Dewa (1)
24 Ch 24. Makam Dewa (2)
25 Ch 25. Makam Dewa (3)
26 Ch 26. Makam Dewa (4)
27 Ch 27. Makam Dewa (5)
28 Ch 28. Makam Dewa (6)
29 Ch 29. Keluar Dari Makam
30 Ch 30. Pertarungan Di Tengah Kota
31 Ch 31. Akhir Tetua Feng Xi
32 Ch 32. Hancurnya Kota Kematian
33 Ch 33. Keberadaan Pedang Gerhana Bulan
34 Ch 34. Empat Tahun Telah Berlalu
35 Ch 35. Menyelamatkan Desa
36 Ch 36. Konflik Dengan Klan Wang
37 Ch 37. Pertemuan Tak Terduga
38 Ch 38. Pendekar Bertopeng Ungu
39 Ch 39. Akhir Ke Dua Pendekar Bertopeng
40 Ch 40. Seleksi Ujian
41 Ch 41. Seleksi Ujian (2)
42 Ch 42. Seleksi Ujian (3)
43 Ch 43. Seleksi Ujian (4)
44 Ch 44. Seleksi Ujian (5)
45 Ch 45. Seleksi Ujian (6)
46 Ch 46. Seleksi Ujian (7)
47 Ch 47. Guru Bai
48 Ch 48. Wajah asli
49 Ch 49. Menunjukan Sedikit Kekuatan
50 Chp 50. Cahaya Masa Depan
51 Chp 51. Rencana
52 Chp 52. Sekte Seribu Teratai
53 Chp 53. Cakar Keempat
54 Chp 54. Keputusan
55 Chp 55. Masa Lalu Yang Kelam
56 Chp 56. Membujuk
57 Chp 57. Informasi
58 Chp 58. Pertarungan Besar Yang Akan Datang
59 Chp 59. Beristirahat
60 Chp 60. Serangan Dalam Diam
61 Chp 61. Pendekar Suci
62 Chp 62. Pertarungan
63 Chp 63. Pertarungan (2)
64 Chp 62. Puncak pertarungan
65 Chp 65. Kekhawatiran
66 Chp 66. Gunung Jurang Terkikis
67 Chp 67. Jalan Memutar
68 Chp 68. Bersiap
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Ch 1. Kembali Ke Awal
2
Ch 2. Melatih Diri Kembali
3
Ch 3. Meningkatkan Kualitas Tulang
4
Ch 4. Pedang Di Dalam Air
5
Ch 5. Di Serang Gurita
6
Ch 6. Kembali Mengambil Ginseng
7
Ch 7. Perjalanan Menuju Sekte
8
Ch 8. Membunuh Pemuda Arogan
9
Ch 9. Acara Lelang
10
Ch 10. Penyerangan Di Desa
11
Ch 11. Tiba Di Sekte
12
Ch 12. Bertemu Dengan Ketua Sekte
13
Ch 13. Gadis Kecil
14
Ch 14. Teman Pertama
15
Ch 15. Menyelamatkan Seorang Pemuda
16
Ch 16. Nasib Buruk
17
Ch 17. Desa Terpencil
18
Ch 18. Meninggalkan Desa
19
Ch 19. Kota Batu Bara
20
Ch 20. Waktunya Sudah Tiba
21
Ch 21. Kota Bunga Mawar
22
Ch 22. Sampai Di Tujuan
23
Ch 23. Makam Dewa (1)
24
Ch 24. Makam Dewa (2)
25
Ch 25. Makam Dewa (3)
26
Ch 26. Makam Dewa (4)
27
Ch 27. Makam Dewa (5)
28
Ch 28. Makam Dewa (6)
29
Ch 29. Keluar Dari Makam
30
Ch 30. Pertarungan Di Tengah Kota
31
Ch 31. Akhir Tetua Feng Xi
32
Ch 32. Hancurnya Kota Kematian
33
Ch 33. Keberadaan Pedang Gerhana Bulan
34
Ch 34. Empat Tahun Telah Berlalu
35
Ch 35. Menyelamatkan Desa
36
Ch 36. Konflik Dengan Klan Wang
37
Ch 37. Pertemuan Tak Terduga
38
Ch 38. Pendekar Bertopeng Ungu
39
Ch 39. Akhir Ke Dua Pendekar Bertopeng
40
Ch 40. Seleksi Ujian
41
Ch 41. Seleksi Ujian (2)
42
Ch 42. Seleksi Ujian (3)
43
Ch 43. Seleksi Ujian (4)
44
Ch 44. Seleksi Ujian (5)
45
Ch 45. Seleksi Ujian (6)
46
Ch 46. Seleksi Ujian (7)
47
Ch 47. Guru Bai
48
Ch 48. Wajah asli
49
Ch 49. Menunjukan Sedikit Kekuatan
50
Chp 50. Cahaya Masa Depan
51
Chp 51. Rencana
52
Chp 52. Sekte Seribu Teratai
53
Chp 53. Cakar Keempat
54
Chp 54. Keputusan
55
Chp 55. Masa Lalu Yang Kelam
56
Chp 56. Membujuk
57
Chp 57. Informasi
58
Chp 58. Pertarungan Besar Yang Akan Datang
59
Chp 59. Beristirahat
60
Chp 60. Serangan Dalam Diam
61
Chp 61. Pendekar Suci
62
Chp 62. Pertarungan
63
Chp 63. Pertarungan (2)
64
Chp 62. Puncak pertarungan
65
Chp 65. Kekhawatiran
66
Chp 66. Gunung Jurang Terkikis
67
Chp 67. Jalan Memutar
68
Chp 68. Bersiap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!