Bab 19

Alena menutup mulutnya tak kala melihat gambaran ramalan itu, Mattias yang sudah hidup berulang-ulang agaknya tidak terlalu terkejut. Dia bahkan sudah tahu apa yang akan terjadi.

"Iya, saya tahu itu akan terjadi. Putri mahkota memang tidak sebaik apa yang kita lihat, dia orang yang begitu licik dan melakukan segala cara agar dirinya mendapatkan apa yang dia inginkan." Ucap Mattias nampak acuh tak acuh.

"Aku tidak perduli dengan apa yang akan dia lakukan. Tapi, bila dia berani mengusik orang ku. Aku tidak akan bisa menjamin dia akan bisa bertahan!" Mattias menatap penuh benci.

Deg!

Jantung Alena terpompa lebih cepat tak kala mengangkat kepalanya dan mendapati Mattias yang tengah marah, mungkin tatapan inilah yang di maksud monster oleh para bangsawan.

"Sayang, aku lapar." Alena mencubit perut suaminya meski gagal, namun wajah Mattias langsung berubah dan tersenyum hangat pada Alena.

"Baiklah, ayo kita pinjam dapur mereka." Ucap Mattias tanpa beban, semua pendeta nampak terkejut dengan perubahan sikap dari sang duke yang sangat menakutkan itu.

"Mau bagaimanapun dia sudah melewati ratusan reinkarnasi, wajar bila tatapannya dingin." Ucap salah satu tetua yang merupakan orang sepuh di antara manusia suci.

"Benar, saya sangat terkejut saat mengetahui kenyataan ini." Ucap pendeta yang lain, bukan hanya terkejut mereka lebih ke arah tidak menyangka.

Orang yang terpilih oleh pedang reinkarnasi adalah orang yang memiliki cinta tak terbatas, memiliki anugrah dari dewa karena cintanya yang sangat dalam. Seperti cinta dewa pada manusia yang tak mengharapkan balasan, gambaran yang setimpal bagi manusia yang memiliki pedang reinkarnasi adalah seperti itu.

"Mungkinkah duckess yang merupakan cinta tak terbatas duke?" Tanya yang lain lagi, beberapa orang mengangguk setuju. Itu tak dapat di ragukan lagi keabsahannya.

.

.

.

Rumor tenang pangeran mahkota terus merambat luas sampai ke penjuru wilayah Lapileon, anak-anak yang bermain riang serta bernyanyi dan berlari-lari yang seolah mengolok-olok sang pangeran kini mulai terdengar di mana-mana.

Teater dan drama masyarat kelas bawah dan atas juga mulai mempertontonkan kisah sang pangeran mahkota. Berita tersebut merambat terus-menerus tanpa dapat di hentikan.

"Argh!" Teriak seorang pria bersamaan dengan jatuhnya banyak benda dari sebuah nakas.

"Yang mulia, anda tidak boleh marah seperti ini. Bagiamana pun juga hari ini adalah hari perayaan bagi anak kita." Ucap seorang wanita cantik tengah mengelus perutnya yang masih rata.

"Anak! Singkirkan dia dari hadapanku!" Teriak Pierta dengan wajah memerah di penuhi rasa amarah yang mengebu-gebu.

"Akh! Yang mulia, bagaimana bisa anda mengatakan hal kejam semacam itu? Bagaimanapun juga dia adalah anak anda!" Teriak Elizabeth dengan air mata turun membasahi pipinya.

"Siapa yang menyuruhmu memelihara anak itu? Aku bahkan tak menginginkan bermalam dengan mu!" Teriak Pierta, tangannya yang kekar telah di selimuti semburat yang mencekam. Wajah Elizabeth memucat saat tangan kekar itu mencengkram lehernya.

Bugah!

Elizabeth di lempar ke sembarang arah hingga terdengar suara benturan cukup keras, seseorang di balik pintu tersenyum melihat kejadian itu dan berlalu pergi.

Sebuah perayaan kecil di adakan di kerajaan, semua itu di lakukan oleh Evelin. Acara minum teh yang sangat mewah, para bangsawan mengeluh-eluhkan kelapangan hati Evelin.

Evelin sendiri hanya dapat tersenyum sinis di balik senyum manisnya, hingga kejadian yang mereka tunggu akhirnya tiba juga. Elizabeth datang ke acara tersebut, semua orang menatap sinis ke arah Elizabeth.

"Mari kita rayakan dengan meriah!" Ucap Evelin dengan senyum indah menghiasi sudut bibirnya, semua orang mengangguk seraya berbisik satu sama lain.

"Bukankah ini yang kau inginkan?" Tanya Evelin dengan senyum sinis dan bisikan yang terdengar seperti maut itu. Wajah Elizabeth langsung memucat di tambah lehernya yang masih terasa sakit.

Tatapan tajam dari para bangsawan seolah dapat meruntuhkan pertahanan yang susah payah di bangun oleh Elizabeth. Wajah para bangsawan seolah menertawakan apa yang tengah terjadi.

Mustahil Elizabeth untuk lari, dia pada akhirnya duduk di samping Evelin. Evelin tersenyum saat Elizabeth meminum teh di hadapannya.

"Uhuk! Uhuk!" Elizabeth terbatuk-batuk perutnya tiba-tiba terasa sakit. Dia bahkan belum meminum teh itu sedikitpun.

"Akh! Darah!" Teriak seseorang tak kala Elizabeth hendak bangkit dari duduknya. Semua orang tercengang dan langsung menatap Elizabeth secara bersamaan.

"Ah, ya ampun! Apa yang terjadi?" Evelin seolah berpura-pura terkejut hingga tak lama kemudian suara riuh tercipta saat Elizabeth terjatuh pingsan.

Keriuhan tercipta begitu saja saat semua orang melihat kejadian tersebut. Evelin nampak berusaha menyelamatkan Elizabeth dan bayinya menggunkan kekuatan suci yang dia miliki. Para bangsawan kembali mengeluh-eluhkan sikap Evelin yang bahkan ikut pingsan demi menyelamatkan Elizabeth.

Kabar mengenai kejadian tersebut akhirnya tersebar luas hingga ke seluruh penjuru Negri. Kabar itu juga sampai pada para manusia suci, mereka yang telah tahu apa yang terjadi dari ramalan yang di lakukan oleh sang Pemimpin nampak tak begitu terkejut.

Orang yang dapat menggunakan sihir dan menipulatif kekuatan suci bukanlah lawan yang enteng. Kekuatan suci yang di miliki Evelin juga bukan kekuatan yang murni. Itu adalah sebuah energi menakutkan dari seorang naga.

Ya, Evelin adalah seorang naga. Keluarga Evelin berhasil menyembunyikan fakta tersebut dengan sangat baik, hingga semua orang dapat mengira bila Evelin adalah manusia biasa.

Dua manusia yang tengah menikmati mie yang baru mereka buat belum mendengar kabar tersebut, keduanya tertawa dengan mulut penuh dengan mie.

"Lihat ini!" Mattias memakan mie dan menjulingkan matanya ke tengah hingga sebuah gambaran tiba-tiba muncul.

"Lihat ini!" Seorang pria yang tengah memakan mie cup di depan sebuah mini market. Wajahnya tak dapat di lihat dengan jelas oleh Alena. Hinga sebuah darah tiba-tiba terlihat jelas di hadapan Alena.

"Akh!" Teriak Alena, Mattias yang terkejut melihat sikap Alena langsung memeluk Alena yang menutup telinganya dan tubuh yang bergetar hebat.

"Sayang, ini aku." Mattias menangkup kedua pipi Alena hingga tatapan mereka bertemu. Mata Alena membulat tak kala menatap dua bola mata Mattias.

Gambaran sosok pria dengan mata yang sama terlihat jelas di mata Alena, seorang pria berambut pendek dengan senyum manis dan tawanya yang ringan. Wajah polos serta mata yang seolah memiliki kekuatan tak terbatas.

"Sayang?" Mattias menatap Alena dan mengusap air mata Alena dengan lembut.

"Sayang?" Kembali Mattias berusaha menyadarkan Alena. Gambaran dalam benak Alena tak mau berhenti mengalir, seorang bocah laki-laki terdengar berteriak dalam kepala Alena.

Brak!

Gambaran sebuah kecelakaan terlintas dalam benak Alena, mata Alena membulat air matanya terus mengalir dan tak dapat di hentikan.

[Bila dapat bab terbaik, insya allah bakal di adakan GA buat 3 orang pemenang. Mohon setia membaca, apa yang di hasilkan Author tidak seberapa, dan bila berhasil Author juga ingin berbagi.]

Terpopuler

Comments

Ani

Ani

mantaplah,
ternyata Evelin siluman naga . apakah dia juga termasuk komplotan naga yang menyerang tanah Altair 🤔🤔🤔 semakin dibuat penasaran.
lanjut kak

2024-02-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!