Ilham masuk ke dapur. Ilham membuka kulkas untuk mencari bahan sayuran yang mau di masak. Ilham rupanya mau memasak untuk Dira dan Boy makan malam.
Ilham memasak sup baso dan buat sambel. Ilham juga menggoreng udang tepung. Ilham yang ngga begitu pandai memasak, dapur jadi terlihat berantakan.
Setelah selesai memasak, Ilham membereskan semua yang kotor. akhirnya semuanya sudah rapi dan sudah matang masakan yang di masak Ilham setelah 1 jam memasak.
Ilham mencuci mukanya setelah melepaskan aprond. Ilham menunggu Boy bangun tidur dan Dira yang pulang dari kerja sambil tiduran di sofa.
Jam 4 sore, Boy bangun dan langsung mencari Ilham. Setelah melihat Ilham tidur di sofa, Boy merasa senang. Karena Ilham tidak pulang.
Boy yang sudah melihat Ilham belum pulang merasa lega. Boy lalu pergi mandi , biar nanti Mamih nya pulang sudah mandi.
Selesai mandi, Boy membangunkan Ilham. Karena sebentar lagi Mamih nya akan pulang .
"Om. Om bangun. Sekarang sudah sore. Mamih sebentar lagi pulang."
Boy sambil mengusap lengan Ilham. Ilham dengan pelan membuka matanya.
"Iya sayang, Om bangun. Boy sudah mandi?" sambil bangun dan duduk Ilham bertanya.
"Sudah Om. Om mau mandi?"
"Om mandinya nanti aja di hotel. Soalnya ngga bawa baju."
"Iya Om."
Ilham lalu pergi ke kamar mandi yang ada di dapur. Ilham cuci muka agar terlihat segar.
Ilham baru saja keluar dari kamar mandi dan Dira baru pulang kerja masuk rumah. saat Dira buka pintu, Dira langsung bisa melihat Ilham yang dari arah dapur.
"Mas. Kamu kok ada di sini?"
"Iya Dir. Aku kesini lebih awal. Karena aku sudah tidak ada lagi kerjaan."
Dira lalu melihat ke Boy. Dan Boy tersenyum karena takut Dira marah.
"Om tadi temani Boy main Mih. Boy jadi ada teman."
Dira lalu masuk ke kamar untuk ganti baju karena mau memasak untuk makan malam. Dira juga tidak tau kalau Ilham sudah masak.
Dira di kamar terlihat takut sebenarnya. Takut Ilham tau kalau Boy anaknya dan akan mengambil Boy dari nya.
Dira cepat cepat ganti baju. Setelah ganti baju, Dira keluar dari kamar dan pergi ke dapur. Tapi saat lewat meja makan, Dira melihat sudah ada makanan. Dira melihatnya ternyata ada sup dan udang tepung. Dira mengerutkan keningnya karena heran sudah ada masakan.
"Itu aku yang masak. maaf tadi aku lancang memakai dapur kamu. Aku lakukan ini biar kamu tidak capek capek masak setelah pulang kerja."
"Dira ngga suka Mas melakukan ini semua. besok Mas jangan sampai kesini lagi. Dira harap ini yang terakhir Mas datang ke sini," tatapan mata Dira terlihat tajam ke arah Ilham.
"Iya baiklah. Aku minta maaf. Aku tidak akan melakukanya lagi. Sekarang kita makan aja yuk. Aku sudah lapar."
Ilham memanggil Boy yang sedang menonton tv. Boy dan Ilham makan dengan lahap. Boy memuji masakan Ilham.
Dira sebenarnya merasakan enak juga masakan Ilham. Tapi Dira pura pura biasa aja. Dira melihat Boy yang sangat senang mengobrol dengan Ilham. Sepertinya Boy nyaman dan bahagia.
Ilham juga terlihat sayang sama Boy. Sesekali Ilham menyuapi Boy makanan.
"Mas, biarkan Boy makan sendiri. Nanti kalau kamu suapi begitu, Boy jadi manja."
"Biarkan sekali ini. Aku kan ngga tiap hari bertemu Boy."
Dira hanya diam saat dengar jawaban Ilham. Karena memang tidak setiap hari Ilham menyuapinya dan mungkin besok Ilham tidak akan bertemu Boy lagi. Itu yang di pikir Dira.
Mereka bertiga sudah selesai makan. Dira merapikan dapur. Lalu Ilham mengajak Boy ke kamar nya karena Ilham mau bicara.
"Boy. Om mau bicara sama Mamih. Dan pembicaraan ini sangat serius dan penting. Jadi Om minta Boy tetap di kamar saat nanti Om bicara dengan Mamih. Apa pun yang Boy dengar nanti, Boy jangan sampai keluar dari kamar ya. Boy harus percaya sama om, kalau om ngga akan berbuat jahat sama Mamih. Boy ngerti kan sayang?"
"Iya Om. Tapi Om harus janji, tidak boleh buat Mamih sedih."
"Iya sayang. Om tidak akan buat Mamih Boy sedih."
setelah selesai bicara, Ilham keluar dari kamar Boy. Boy yang menurut lalu mengambil buku untuk belajar.
Ilham mencari Dira. Ternyata Dira masih di dapur.
"Dir, aku mau bicara."
"Mau bicara apa Mas. Ini sudah malam, Dira mau istirahat dan tidur."
"Kasih waktu 10 menit untuk aku bicara."
Akhirnya Dira setuju. keduanya lalu menuju ruang depan dan duduk di sofa.
"Mas mau bicara apa. tolong yang cepat bicaranya. Dira sudah lelah ingin istirahat."
"Iya. Aku hanya ingin kamu baca isi amplop ini."
Ilham memberikan amplop hasil tes DNA. Dira yang tidak tau itu amplop apa, lalu mengambilnya.
Dira membuka amplopnya dan membaca kertas di dalam amplop itu. Tangan Dira gemetar saat membaca tulisan itu. Dira yang tau itu hasil tes DNA langsung membuangnya ke meja.
"Itu tidak mungkin. Itu pasti salah. Kenapa Mas berani melakukan itu tanpa seizin dari Dira !!" Dira langsung berdiri dan marah pada Ilham. Obrolan Dira dengan Ilham menggunakan bahasa Indonesia. Jadi Boy tidak terlalu faham.
"Maaf, aku melakukanya tanpa izin dari kamu. Kalau kamu tau, pasti tidak akan kamu izinkan. Makanya aku melakukanya dengan diam."
"Pergi kamu dari sini Mas. Dira tidak mau lagi mas datang kesini. Boy itu hanya anak Dira, bukan anak Mas. Dira yang mengandung, melahirkan dan membesarkan nya. Jadi Mas ngga punya hak untuk mengambil Boy dari Dira!!!"
"Aku tidak akan mengambil Boy dari kamu. Tapi Boy tetaplah anak ku. boy adalah darah daging ku. Jadi aku akan tetap mengakui Boy adalah anak ku. Dan Boy juga harus tau aku adalah Papih nya."
"Kamu sudah tau kan kalau Mega tidak bisa memberiku anak. Aku sangat bahagia saat tau Boy itu adalah darah dagingku. Karena akhirnya aku punya anak. Jadi aku mohon Dir, biarkan Boy tau kalau aku adalah Papih nya. Boy berhak tau kalau ternyata dia punya Papih."
"Ngga. Dira ngga mau. Boy taunya Papih nya sudah meninggal. Silakan Mas akui dia anak, tapi Dira tidak mau Boy tau kalau Mas papih nya!"
"Kenapa? Kenapa kamu tidak mau Boy tau aku ini Papih nya?"
"Karena Dira tidak ingin lihat Boy lebih sedih. Boy tau mas Papih nya, tapi Mas tidak tinggal bersama nya dan mas tinggal di Indonesia. Itu sama aja Boy tidak punya Papih. Jadi lebih baik Boy tidak tau masalah ini."
"Aku akan menikahi kamu Dir. Dan kita akan pulang ke Indonesia. Biar kita selalu bersama."
"Kamu jangan gila ya Mas. Siapa yang mau menikah dengan Mas. Siapa yang ingin pulang ke Indonesia. Dira tidak akan mau melakukan itu semua. Ngerti Mas!!?"
"Aku akan bilang ke Mega tentang kamu dan Boy. Aku akan izin pada Mega untuk menikahi kamu juga."
"Tidak!! Cukup Mas! Dira tidak mau dan tidak setuju. Dira tidak mau menyakiti dan menghancurkan perasaan sahabat Dira sendiri. Sebaiknya Mas sekarang pergi, dan jangan sampai Mas kesini lagi!!"
Ilham tidak bodoh seperti dulu lagi. Ilham sudah yakin pasti Dira akan pergi dari sini setelah dirinya pergi. Ilham tidak ingin itu terjadi. Ilham sudah sangat bahagia karena tau ternyata dirinya punya anak. Jadi Ilham tetap tidak mau pergi.
Dira pergi menuju pintu. Lalu membukakan pintu agar Ilham pergi. Tapi Ilham tetap berdiri dan diam.
"Silakan pergi Mas! waktu mas bicara sudah habis."
Ilham berjalan ke arah pintu. Tapi bukanya keluar, Ilham justru menutup pintu itu. Dan dengan cepat Ilham menarik Dira ke kamar.
Dira berontak dan mencoba melepaskan tangan Ilham yang mencengkram lengannya.
"Lepas Mas. Kamu mau apa!?"
Ilham terus menarik tangan Dira dan membawa ke kamar Dira. Sekuat kuatnya Dira, pasti masih kalah dengan tenaga Ilham.
Ilham melempar Dira ke kasur. Ilham mengunci pintu kamar . lalu Ilham berjalan mendekat ke Dira setelah mengunci pintu. Ilham sambil melepaskan kancing bajunya satu persatu. Dira yang melihat itu terlihat takut.
"Tidak Mas ... Dira mohon ...."
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih..
Hai kak,,baca cerita temanku juga yah. ceritanya bagus loh. Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
waduh ilham.bikin trauma dira balik lg..klo cinta jgn dgn cara jekerasan bicars baik2 wplg ksluan punta ank dan dulu dira sangat mencintaimu..
2024-02-23
0
Djuniati 123
bikinin boy adik biar punya teman😁
2024-02-22
1
Warni Tanjung
ilham kayak nya cuma nakutin dira.
2024-02-22
1