Ilham membawa mobilnya dengan kencang agar cepat sampai rumah Dira. Dira di rumah menyuruh Boy tetap di kamar tidak boleh keluar karena Dira bilang akan ada tamu. Boy pun menurut dan jawab iya.
Dira menunggu Ilham di ruang depan. setelah menunggu 20 menit, terdengar suara mobil berhenti di depan rumahnya.
Dira reflek langsung bangun dan membukakan pintu. Saat pintu terbuka dan melihat Ilham yang turun dari mobil, Dira baru sadar dirinya kenapa seperti ini. seperti mengharap kedatangan Ilham.
Dira mau tutup pintu lagi ngga mungkin, karena Ilham sudah melihatnya. Akhirnya Dira hanya diam dan pura pura cuek.
"Selamat malam Dir. Maaf aku jadi merepotkan mu."
"Malam. Ngga papa, kita kan sesama teman haus saling bantu. silahkan masuk."
Dira lalu mengajak Ilham masuk ke dalam rumah dan menuju tempat makan. Mata Ilham melihat ke seluruh ruangan rumah Dira. Ilham rupanya mencari Boy.
"Silakan makan Mas. Adanya cuman kaya gini aja."
"Iya. Ngga papa. Ini juga sudah enak. kamu ngga makan?"
"Dira sudah makan tadi."
Ilham duduk, sedang Dira mau pergi karena ngga ikut makan. tapi Ilham melarangnya pergi.
"Temani aku makan. Aku merasa ngga enak kalau maka sendiri."
Akhirnya Dira duduk. Ilham mengambil nasi dan lauknya. sebenarnya Ilham sudah kenyang, tapi demi lebih dekat dengan Dira dan Boy, Ilham pura pura lapar.
"Boy mana Dir? Kok ngga kelihatan."
"Ada di kamar. sepertinya sudah tidur."
"Oh. masakan kamu enak Dir. Aku boleh nambah ngga?"
"Habiskan aja Mas, kalau Mas suka."
Padahal Ilham hanya basa basi aja. karena perutnya sudah benar benar kenyang.
"Aku besok lusa baru akan pulang ke Indonesia. Kalau besok malam sekali lagi aku makan di sini, boleh ngga Dir? Uangku soalnya buat bayar hotel, dan sudah menipis. Itu kalau sama kamu boleh sih."
Dira sedikit bingung, tapi lagi lagi Dira merasa kasihan saat Ilham bilang uangnya sudah menipis.
"Silakan. Kalau Mas mau."
"Mau lah Dir. Makasih ya."
Ilham lanjut makan, dan terus memaksa mulutnya untuk mengunyah. Dira pura pura sibuk lihat hp. Ilham rupanya dari tadi, sambil makan terus melihat ke Dira.
"Mas. Jangan tatap Dira seperti itu. Dira ngga nyaman," Dira akhirnya sudah tidak kuat lagi.
"Kamu makin cantik sekarang Dir."
Dira hanya diam. Menurut Dira itu hanya gombalan receh Ilham saja.
"Apa kamu tidak ingin menikah lagi?"
"Ngga. Dira ngga ingin menikah. Dira sudah punya Boy. Jadi ngga mau nikah lagi."
"Tapi kamu butuh laki laki untuk menjaga dan melindungi kamu. Boy juga pasti butuh seorang Ayah."
"Ngga. Boy ngga butuh Ayah. Boy sudah bahagia ada Dira. Karena Dira bisa jadi Ayah juga bisa jadi Ibu."
Mata Dira menatap tajam kearah Ilham.
"Baiklah. Aku ngga akan bicara lagi. Aku takut buat kamu marah, dan besok aku ngga boleh makan gratis di sini lagi."
Ilham rupanya melihat Dira yang sudah emosi. Ilham sudah selesai makan. Ilham akan membawa piring kotornya untuk di cuci, tapi Dira melarangnya.
"Biar nanti Dira aja yang cuci. Sekarang sudah malam, Mas pulang saja ."
"Baiklah. Besok aku akan datang lagi kesini. Terimakasih makan malamnya."
Saat Ilham dan Dira keluar dari tempat makan, Boy keluar dari kamarnya karena mau ambil minum.
"Om."
"Hai Boy. belum tidur?"
"Belum Om. Boy mau ambil minum."
Boy langsung mendekati Ilham. Dan wajah Boy terlihat senang. Sebenarnya Boy sangat ingin punya Ayah. Tapi Boy tidak berani bilang pada Dira. takut Dira jadi sedih. Dari kecil Boy memang kurang kasih sayang dari Ayah. Om Dira yang di kira ayah Boy aja jarang pulang karena tempat kerjanya yang jauh. Jadi Om Dira jarang pulang. Sekarang Om Dira sudah meninggal, makanya Boy sangat ingin punya Ayah.
"Om kita main yuk. Boy punya permainan baru."
Ilham melihat ke Dira untuk meminta izin membolehkan dirinya bermain dengan Boy.
"Boy sayang. Ini sudah malam. Boy harus tidur, besok kan sekolah sayang. Om juga mau pulang karena besok om nya mau kerja."
Ilham langsung lemas karena Dira tidak mengizinkannya.
"Ya Mamih."
"Besok om akan kesini lagi. Om akan datang sore hari. Biar kita bisa main lebih lama ya."
"Benar om. Om janji ya," Boy terlihat senang.
"Iya. Om janji. sekarang Om pulang dulu ya. Boy juga bobok biar besok ngga kesiangan sekolahnya."
"Iya om."
Boy lalu mengambil tangan Ilham untuk di ajaknya bersalaman. Setelah itu Boy mencium tangan Ilham. Perbuatan Boy membuat dalam hati Ilham tiba tiba terasa sakit.
"Sampai jumpa besok ya om. Om hati hati di jalan."
"Iya. Om pulang ya."
Ilham lalu dengan cepat keluar dari rumah Dira. Ilham tidak berpamitan lagi dengan Dira. Rupanya dada Ilham terasa sesak dan sakit .
Sampai di mobil, Ilham langsung memukuli dadanya.
"Ya Tuhan. Kenapa aku merasa sakit."
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
Hai Kaka ... Baca cerita temanku juga ya, ceritanya bagus loh. Terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
0v¥
thor up dong. nunggu hasil qtes DNA
2024-02-21
0
aila
kan dira bilangnya punya suami kak? koq merespon ilham waktu bilang engga cari suami lagi?
atau aku salah baca ya?
2024-02-21
0
sella surya amanda
lanjut
2024-02-21
0