Riko sudah pulang ke Indonesia, sedang Ilham masih tetap tinggal. Ikbal masih bertahan karena ingin memastikan sesuatu.
Ilham menunggu Boy pulang sekolah. Di mobil Ilham sambil melihat ke hpnya. Ilham membaca artikel tentang tes DNA.
Kalau mengunakan rambut memang sangat mahal. tapi kalau menggunakan darah ngga mungkin. Ilham ngga mungkin membawa Boy kerumah sakit untuk mengambil darahnya, itu bisa ketahuan Dira dan akan jadi masalah.
Ada juga mengunakan air liur. Tapi kalau air liur akan susah mengambilnya. Saat Ilham masih sibuk membaca, terlihat anak anak sekolah sudah pada pulang. mata Ilham terus melihat ke arah pintu keluar. Boy belum juga terlihat, sampai akhirnya Ilham melihat Boy yang ada di dalam mobil jemputan.
Ilham langsung menjalankan mobilnya mengikuti mobil jemputan yang di naiki Boy. Setelah mengikuti 20 menit, mobil akhirnya mengantar Boy sampai rumahnya. Boy membuka kunci rumah lalu masuk.
"Ya Tuhan Dira. Kenapa kamu tinggal anakmu sendirian di rumah sih. Kalau ada orang jahat gimana."
Ilham lalu turun dari mobil. Karena Ilham yakin Boy di rumah sendiri. Kalau ada orang di rumah, pasti Boy tidak buka kunci pintu sendiri.
Ilham lalu mengetuk pintu rumah Boy. cukup lama pintu baru di buka. Ternyata Boy mengintip siapa yang mengetuk pintu rumahnya dulu dari jendela. Saat Boy melihat Ilham, Boy membuka pintunya.
"Om. Kok Om tau rumah Boy?"
"Tau dong. Kan Om temannya Mamih Boy."
"Mamih yang kasih tau om, ya?"
"Iya. Om boleh masuk ngga?"
"Boleh Om, ayo masuk."
Boy mengajak Ilham masuk ke dalam. Ilham melihat sekeliling rumah Dira. Banyak terpasang foto Boy saat masih bayi.
"Om, ayo duduk."
"Iya, tunggu bentar. Om sedang lihat foto foto waktu kamu bayi."
Ilham melihat kesemua foto, tapi Ilham dari tadi tidak melihat foto pernikahan Dira apa foto keluarga.
"Foto Papah Boy ngga ada ya?"
"Ngga ada Om. Kata Mamih Papah kan sudah ngga ada, jadi ngga boleh di pasang."
"Oh seperti itu."
Ilham lalu duduk, Boy juga ikut duduk. Ilham meminta Boy untuk duduk di dekatnya. Boy pun menurut.
Ilham mengajak Boy mengobrol, agar Ilham bisa cari kesempatan untuk mengambil rambut Boy.
Ilham lalu meminta izin pada Boy untuk memeluknya.
"Om sedang kangen sama anak Om. Jadi apa boleh, Om memeluk Boy buat pengganti rasa kangen om sama anak Om?"
Boy yang melihat Ilham seperti memelas akhirnya mengizinkan untuk memeluknya. Ilham tersenyum lalu memeluk Boy. Ternyata Ilham sudah menyiapkan gunting kecil, lalu dengan pelan memotong rambut Boy beberapa helai agar tidak tertera.
Setelah memotong rambut Boy, Ilham melepaskan pelukannya. Gunting dan rambut di genggam tangan Ilham.
"Boy, Om haus. Boleh minta minum ngga?"
"Boleh Om. Boy ambilkan dulu ya Om."
Boy lalu pergi ke dapur. Setelah itu Ilham memasukan rambut Boy kedalam plastik yang sudah di siapkan. Gunting dan plastik isi rambut Boy langsung di kantongi di saku celana nya.
Boy datang membawa gelas yang berisi air minum dan memberikannya ke Ilham. Ilham lalu meminumnya.
"Boy. Boy nanti ngga usah bilang ke Mamih Om datang ke mari ya. Soalnya om ngga bilang mau kesini sama Mamih Boy. Takunya nanti Mamih Boy marah, ya."
"Iya om."
"Anak pintar. Oh iya, Boy mau lihat foto om saat masih kecil ngga?"
"Emang om punya?"
"Punya. Om simpan dalam dompet. Tunggu om ambil ya."
Ilham mengambil foto waktu dirinya kecil di dalam dompet. Setelah itu Ilham memberikan pada Boy.
"Om waktu kecil lucu," kata Boy.
"Iya lucu. Foto om sangat mirip sama foto Boy saat kecil kan. Lihat foto yang itu, mirip kan," Ilham menunjuk foto yang ada di dinding.
"Iya om sama."
"Kita sama sama punya dagu belah. Dan alis kita juga sama sama tebal."
"Iya om. makanya kita mirip."
"Iya. ya udah kalau gitu Om pamit ya. Om masih ada kerjaan. dan ingat, Boy ngga boleh bilang Mamih kalau Om kesini. janji," Ilham sambil mengulurkan jari kelingking.
"Janji Om." keduanya saling mengaitkan jari.
Saat Ilham mau pergi, Ilham bertanya tentang Boy yang sendirian di rumah. Boy bilang kalau mba yang biasa menemaninya sedang cuti satu Minggu.
"Oh seperti itu. Ya sudah kalau gitu. Boy hati hati di rumah ya," Ilham sambil mengusap kepala Boy dengan sayang.
"Iya Om."
Ilham tersenyum kepada Boy. Senyuman Ilham justru membuat perasaan Boy merasa aneh. padahal Boy hanya seorang anak kecil, tapi sudah bisa merasakan sesuatu yang beda. Sepertinya ikatan batin Boy tau kalau Ilham adalah Papahnya.
Ilham menyuruh Boy masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu nya. Boy pun menurut. Setelah Boy masuk, Ilham masuk ke mobil.
Ilham akan langsung pergi ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA rambut Boy dengan dirinya. Ilham terlihat yakin kalau Boy itu anaknya.
Sampai di rumah sakit, ilham mendaftar untuk melakukan tes DNA.
Dira di kantor rupanya merasa tidak tenang. ada rasa kuatir pada Boy. Dira lalu menelfon Boy.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Evy
untuk tes DNA rambutnya tidak digunting tapi harus dicabut sampai akarnya Thor...
2024-05-27
0
Rina
Semoga semuanya baik” dan selalu bahagia 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
2024-02-18
1
Fitria Syafei
kk aku pinisirin 😩 KK kereeen 😍😍
2024-02-18
1