Bab 20

Rendi, Serin, dan Sarah serta Fina juga Fika tengah berkumpul di ruang tengah. Mereka semua merayakan hari ibu itu penuh kebahagiaan. Kali pertama nya Sarah di beri kejutan oleh semua anak-anak nya.

    Fina datang dengan membawa sebuah kado kecil yang entah apa isi nya. Sedangkan Fika membawa sebuah kertas yang di hiasi pita.

Sarah membuka isi kado dari Fina. Satu set perhiasan keluaran baru di berikan sebagai hadiah di hari ibu.

"Masha Allah, ini cantik sekali. Tabungan kamu gimana, ? Nggak habis kan.." Sarah khawatir jika Fina telah menghabis kan tabungan nya.

   Fina terkekeh mendengar tuturan Sarah, "Mah kalo untuk mamah Fina nggak masalah. Karena kalo Fina bahagia kan mamah, insha Allah rezeki Fina akan datang lebih banyak lagi sebagai ganti nya mah." Terang Fina

Sarah pun memeluk Fina kemudian mencium pipih kiri dan pipih kanan nya. "Terimakasih nak, semoga kelak kamu dapat jodoh yang baik dan bisa membahagiakan kamu dunia akhirat."

   "Aamiin. Terimakasih doa yang mamah ucap kan. Karena doa ibu itu sangat mujarab". Ujar Fina kemudian membalas pelukan Sarah lalu mencium kedua pipih Sarah bergantian

Kemudian, Sarah beralih ke hadiah satunya. Ia membuka kertas yang di beri Fika. Terlihat simple dan biasa saja karena hanya sebuah kertas yang di beri pita.

    Di lepas ikatan pita itu, kemudian perlahan iya membuka gulungan kertas. Di dalam kertas itu ada gulungan kertas lagi, Sarah dan yang lain nya semakin penasaran dengan isi kertas itu. Fika tersenyum simpul melihat reaksi Sarah dan yang lain nya. Di buka lagi gulungan kertas ke dua, terlihat sebuah gambar yang berisi foto masa kecil Fika bersama Sarah. Di dalam gambar itu terdapat sebuah tulisan, yang kemudian Sarah dan Serin juga Fina membaca nya.

~` Hai Mah, mungkin hadiah yang Fika berikan kepada mamah tidak seindah yang kakak beri kepada mamah. Tapi hadiah Fika itu suatu saat nanti akan di kenang jika Fika tidak ada lagi. Di saat Fika membuat gambar itu, air mata Fika menetes karena terharu. Fika teringat di saat itu mamah sedang ingin menenangkan diri karena sesuatu. Fika mengajak mamah ke sawah kakek. Fika sangat menikmati moment itu yang dimana Fika bisa berfoto dengan mamah di pinggir rerumputan saat ingin menuju sawah kakek. Disana banyak kebahagiaan yang Fika rasa kan. Kenapa Fika memberikan kado mamah foto itu, ? Kelak agar mamah bisa mengingat moment yang sangat Fika sukai. Fika tidak meminta banyak sama Tuhan, cukup sembuh kan penyakit Fika agar terus bisa bersama mamah. Maaf kan Fika yang selama ini masih menyusahkan mamah 😭. Tapi Fika berjanji akan membuat mamah bahagia sebelum kepergian Fika nanti.

      ^ Selamat hari ibu sedunia Mah ^

Fika sayang mamah. Seburuk apa pun ucapan orang tentang mamah, mamah tetap orang tua terbaik Fika. 😘🥳 `~

    Sarah menangis terseduh-seduh saat membaca isi surat itu. Ia sangat paham dengan penyakit yang di alami Fika.

Serin dan Fina ikut menangis karena mereka ikut membaca isi surat itu.

   ' Penyakit apa yang di alami Fika Tuhan ? Apa kah seberat itu penyakit nya. Tapi kenapa Mamah diam saja tidak pernah bercerita tetang sakit nya Fika. Mah, mamah wanita yang hebat. Semoga kelak Serin bisa seperti mamah menjadi wanita yang kuat. ' Serin bermonolog dalam hati nya.

Belum waktu nya Serin menanyakan pada mamah nya tentang hal itu. Buka moment yang tepat.

    " Ck, dasar kalian ini wanita-wanita baper. " Ejek Rendi yang memang tidak mengetahui isi tulisan kertas itu. Bagaimana tidak tau kalo ia tidak ikut membaca dan menyimak nya.

" Huuu abang tidak tau saja. Kalo abang tau pasti abang banyak diam nya saja. " Sungut Serin kesal

     Sarah pun menyimpan kertas itu, ia membuat seperti awal kertas itu di berikan serta pita nya.

'semoga kamu bisa melawan penyakit mu itu Nak.' Gumam Sarah dalam hati nya yang terus menatap Fika dengan tatapan nanar.

" Ya sudah ayo kita potong kue nya. Mamah yang potong baru suapin anak nya satu satu. " Usul Fina

     Sarah pun memotong kue itu kemudian ia menyuapin semua anak-anak nya. Suapan pertama di berikan kepada Rendi sebagai anak tertua dan anak laki satu-satu nya. Kemudian selanjut nya Serin, Fina dan yang terakhir Fika. Mereka semua mengabadikan moment itu. Masing-masing orang memfoto moment itu, ada sebagian vidio yang di ambil.

...----------------...

Luna telah melihat stori aplikasi bewarna hijau itu, di buka status Serin yang memang sering ia kepoin.

     Beberapa vidio dan foto moment di hari ibu tempat nya Sarah.

Ia menduga di sana ada Wardi yang hadir karena kedua anak nya berada di sana semua.

      Luna pun mengomentari isi status Serin dengan kata-kata yang membuat Serin marah.

{ Seorang ibu mantan pelacur itu tidak pantas di beri ucapan apa lagi di rayakan. }

Tidak mendapat jawaban dari Serin, Luna pun mengirim pesan lagi,

   { Jangan marah kamu jika kenyataan nya seperti itu. Mamah kamu itu mantan pelacur, dan sekarang mau jadi pelakor. Jangan mimpi jika suamiku bisa di ambil sama pelakor seperti mamah kamu itu. } .

Satu jam tidak ada balasan. Dua jam, tiga jam tidak balasan juga. Luna semakin jengkel karena Serin tidak membalas pesan nya.

' apa dia marah ya sama aku, ? Padahal kan emang benar mamah nya dulu suka godain laki-laki yang lewat di depan. ' Batin nya

∆∆∆

     Setelah mendapat pesan, Serin menghilang tiba-tiba dari rumah Sarah. Tidak ada yang mengetahui keberadaan nya. Hingga Fix datang barulah mereka semua orang di rumah mengetahui jika Serin tidak ada.

" Ssffftt, nomor nya juga tidak aktif. " Desis Felix

     Rendi pun langsung menarik lengan Felix pergi mencari Serin. "Ingat-ingat di mana tempat biasa Serin pergi yang kamu tau."

Felix teringat dengan sebuah taman yang sering di kunjungi Serin saat ia lagi galau, atau pun ingin menyendiri.

Hampir seluruh taman yang ada di kota mereka datangi namun ia tidak melihat keberadaan Serin.

   Felix hampir frustasi, namun ia menyembunyikan kegelisahan itu dari Rendi.

Ia terus menghubungi nomor Serin. Sememtara Rendi terus menelisik di setiap sudut jalanan. Ia merasa lalai dalam menjaga adik nya.

'Aku tidak akan bisa memaaf kan diri ku sendiri jika terjadi sesuatu dengan Serin. Tuhan tolong beri petunjuk pada diri ku ini.'

Mata Felix berkaca-kaca, betapa bodoh nya ia sebagai laki-laki karena telah lalai dalam menjaga istri.

^^^^

Di sebuah tempat, seorang wanita tengah meratapi kesedihan nya. Sudah berapa lama ia berada di sana. Mata nya yang sembab terus mengeluarkan sisa-sisa air mata.

     " Apa benar mamah seperti itu ? Yang aku tau mamah wanita tegar, bukan wanita penggoda. " Ucap nya dalam hati

Tidak akan menyangka, tawa yang menemani nya seharian ini bisa berubah menjadi sedih.

Marah? Anak mana yang terima jika orang tua nya di hina. !

Matahari mulai terbenam, Serin masih enggan pergi. Ia lupa menyalakan ponsel nya. Hingga malam hari baru lah Serin berdiri ingin pulang. Ia di ingatkan oleh suami nya yang sama sekali tidak ia beri kabar.

    'Mas Felix pasti mencari-cari aku.' Batin nya.

Saat ia hendak berdiri, kepala nya terasa sangat pusing dan pandangan nya mulai mengabur. Ia tak dapat lagi menjaga keseimbangan tubuh nya hingga semua penglihatan nya menjadi gelap.

     Bruk !

...----------------...

Wardi yang baru saja pulang dari bekerja langsung di todong dengan berbagai pertanyaan oleh Luna.

    "Mas, kamu pasti bolos kerja kan ? Ngaku aja kamu mas kalo memang bolos kerja. Aku tau kalo kamu itu habis ketemu mantan istri kamu." Cecar Luna

Wardi menarik nafas nya dengan dalam kemudian menghembus kan nafas nya dengan kasar. Pulang kerumah bukan nya menghilangkan rasa capek, tapi malah menambah rasa capek.

Wardi enggan menjawab ucapan Luna, ia memilih menghindar dari Luna ketimbang menjawab. 'Percuma aku jawab kalo ujung-ujung nya tidak di percaya dan nuduh yang bukan-bukan.'

    "Mas kamu kok diam aja sih? Berarti benar dong kecurigaan ku ini kalo memang bolos kerja."

Terpaksa Wardi menghenti kan langkah nya. Ia berada di depan pintu kamar mandi, " bisa tidak sih kalo suami pulang kerja itu jangan mencari masalah." Jawab Wardi kemudian ia masuk menutup pintu kamar mandi nya.

   Brak !

Byyuuuurr ... Byyuuurrr !

Suara air terdengar dengan hentakan gayung yang mengenai pinggiran bak air.

'Cih, awas saja kamu Mas.'

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

   Di rumah sakit, di atas bangkar Serin masih belum menimbul tanda-tanda akan kesadaran nya. Felix yang mengetahui istri berada di rumah sakit panik bukan main.

Tak perduli seberapa macet nya jalanan yang ia lewati. Suara klakson terus ia bunyi kan. Ia memukul stir mobil karena masih mendapati lampu merah. 'Sial. Ini gara-gara kendaraan di depan yang lama sekali jalan nya.'

      Rendi tak lupa mengabari Sarah dan juga Wardi. Mereka semua akan bertemu di rumah sakit.

Sarah tiba duluan di rumah sakit. Ia menangis melihat kondisi Serin yang terbaring lemah di atas bangkar.

    "Maafin mamah Nak karena kurang perhatiin kamu. Mamah terlalu fokus dengan kesakitan yang di rasakan Fika saat penyakit nya kambuh." Ucap Sarah di iringi tetesan air mata

Di elus nya pucuk kepala Serin dengan lembut. Ia menatap lekat wajah Serin. 'wajah ku ada pada Serin.'

     "Kamu cantik sekali Nak. Tapi wajah kamu sangat pucat. Apa yang terjadi pada diri mu di luar sana tadi ? Mamah tidak bisa lagi menebus kesalahan mamah padamu Nak, jika terjadi apa-apa denganmu." Sarah terus berucap dengan lirih. Ia berharap suara nya dapat di dengar oleh Serin agar cepat pulih.

Felix datang berlari ke arah Serin. "Sayang.."

    Baru kali ini Felix menangis dengan suara sedikit kencang.

"Sayang bangun lah, aku datang. Aku janji tidak akan lalai lagi denganmu. Aku janji tidak akan membiarkan kamu dalam kesedihan. Ayo buka mata nya sayang! Hu huu huuuu.." Felix terus mengguncang tubuh Serin

     Wardi datang bersama Luna. Wardi menyentuh tubuh Felix, "tenang kan dulu dirimu. Biarkan Serin istirahat. Dia pasti akan pulih secepat nya." Ucap nya menenangkan

Felix menuruti ucapan Wardi, ia menarik kursi kemudian duduk di samping tempat tidur Serin.

Luna menatap tidak suka, terlebih Sarah juga ada di sana.

"Ck, dasar derama." Gumam nya pelan namun Wardi dan Rendi dapat mendengar nya .

    Wardi pun menatap tajam pada Luna. Seakan tatapan nya itu dapat membunuh lawan nya. Hingga Luna pun pergi mundur untuk duduk di sofa yang telah di sedia kan di dalam ruangan.

Satu jari Serin bergerak, Felix langsung bangun dari duduk nya. "Sayang di buka mata nya lagi," Felix kembali bersemangat walau pun hanya satu jari Serin yang memberi reaksi.

    "Fell, tenang dulu." Tegur Wardi

Felix menoleh, "Pah tadi satu jari nya bergerak. Felix hanya berbicara agar Serin mendengar ucapan Felix pah. Pasti akan cepat mengembalikan kesadaran nya kalo Serin mendengar suara kita." Bela nya

    Wardi pun membenarkan ucapan Felix. "Lakukan jika itu bisa cepat mengembalikan kesadaran nya."

Felix terus mengajak Serin berbicara. Ia tak perduli jika diri nya sudah seperti ODGJ yang penting istrinya cepat sadar.

     Dan benar saja, tak lama Serin sadar. "Mas.." ucap Serin dengan lemah

"Ia sayang. Kamu istirahat dulu ya, jangan banyak bergerak." Felix pun memencet tombol yang ada di dinding dekat tabung oksigen. Tombol itu bisa menyambung keruang dokter atau perawat jika ada pasien nya memanggil.

   Tak lama beberapa seorang perawat pun datang dengan membawa beberapa alat periksa. "Mohon maaf menganggu sebentar, kami periksa dulu ya kondisi pasien nya." Ucap salah satu perawat

Felix pun memberi celah perawat nya untuk memeriksa istrinya.

"Kondisi nya udah stabil. Hanya saja masih lemah karena faktor dari kehamilan nya. Mohon untuk di jaga kondisi janin nya ya Buk. Ibunya jangan banyak aktifitas dulu dan jangan banyak pikiran." Saran dari perawat nya.

    "Besok pagi Ibu nya akan kami periksa lebih lanjut untuk melihat janin nya bersama bidan kami nanti." Ucap nya lagi

Serin terharu, antara bahagia dan sedih. Begitu pun dengan Felix. "Tapi selama ini saya tidak tau jika sedang hamil Sus, dan saya juga tidak ada merasakan gejala-gejala kehamilan pada umum nya."

Perawat itu tersenyum, "Tidak semua ibu hamil itu dapat mengalami gejala seperti mual, muntah di pagi hari. Ada juga beberapa ibu hamil yang sama sekali tidak memiliki gejala. Dan ada juga di awal kehamilan tidak memiliki gejala namun di pertengahan kehamilan baru terasa." Terang sang perawat.

"Kalo begitu saya permisi dulu ya, besok kami akan kesini lagi".

Felix menghampiri sang istri, "Sayang kamu tidak memberi tau aku jika kamu sedang hamil." Protes nya kemudian mengusap-usap perut Serin yang masih rata.

"Maafin aku Mas, aku tidak tau jika aku sedang mengandung. Aku memang udah telat dua minggu, tapi aku pikir itu hal biasa karena aku biasa nya tiga bulan sekali baru datang bulan." Serin menekuk wajah nya.

"Aku antara percaya dan tidak percaya saat suster itu menjelaskan nya. Karena memang aku tidak merasakan tanda-tanda kehamilan."

Terpopuler

Comments

🌞MentariSenja🌞

🌞MentariSenja🌞

🌹🌹🌹𝚋𝚞𝚊𝚝 𝙰𝚞𝚝𝚑𝚘𝚛 😍

2024-06-12

1

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

hhhmmm akibat sirkulasi

2024-03-11

1

Atha Diyuta

Atha Diyuta

baca surat Fika bikin mewek asli 😭😭

2024-03-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!