Bab 14

 Wardi dan Serin melihat keributan di dekat meja kasir, ia menatap tanpa berkedip.

" Pah, itu mamah Serin kan. ! Ayo kita ajak mamah sarapan bareng. Papah sudah janji dengan Serin kalo papah mau baik dengan mamah Sarah. " Ucap Serin sembari menatap iba saat melihat penampilan sang mamah amburadul.

   Wardi diam tak bersuara, ia tak percaya jika itu benar-benar sarah.

" Ayo pah, ajak mamah kesini, sarapan bareng kita. " Desak nya lagi

    Demi melihat Serin senang, Wardi mengikuti kemauan Serin. Tak ada salah nya jika ia hanya baikan dengan Sarah.

Wardi pun mendatangi Sarah yang hendak pergi.

   " Tunggu, " ucap nya sembari menahan lengan Sarah.

Jantung Sarah berdetak kencang tak karuan saat Wardi memegang lengan nya. Ia diam mematung. Keringat sebesar biji jagung membasahi seluruh wajah Sarah.

Wardi mengerti dengan ketakutan Sarah, terlihat wajah nya yang basah karena keringat besar yang terus bercucuran.

   " Maaf, " kemudian ia melepaskan tangan nya dari Sarah

" Ayo kita duduk disana, " tunjuk nya pada sebuah meja yang di tempati Serin.

Sarah melihat kearah Serin, yang kemudian di balas senyuman oleh Serin. Ada sebuah kerinduan yang terpancar di wajah Sarah.

   Serin melihat mamah nya sedang melamun, entah sedang memikir kan apa.

" Mah, " ucap Serin saat berada di dekat Sarah

    Sarah terlonjak kaget, ia menatap Serin dan Wardi secara bergantian.

" Ayo, Serin yang memintaku mengajak mu ikut sarapan barengan. Dia rindu sama kamu. "

Mereka bertiga pun ngumpul di meja yang sama. Sarah hanya memesan minuman hangat saja karena ia telah sarapan sebelum Wardi dan Serin tiba.

   " Maaf, kalo tadi sempat menimbulkan keributan. " Ucap Sarah tak enak hati.

" Nggak apa-apa kok Mah. Serin malah senang kita bisa ngumpul disini, walau pun kak Rendi tidak ada. Tapi semoga dilain waktu kita bisa berkumpul lengkap. " Pungkas Serin sembari tersenyum

Wardi menatap Sarah yang terlihat kotor akibat kesalahan nya sendiri, ada rasa penyesalan saat dulu ia mengancam Sarah.

Kemudian ia melihat jam di pergelangan tangan nya, " hmm saya duluan karena mau ada meeting di kantor, " Ucap nya

   " Ia pah. " Serin pun mencium punggung lengan Wardi

Tersisa Sarah dan Serin. " Kenapa kamu menyuruh papah untuk mengajak sarapan bareng dengan mamah Nak, "

Sarah penasaran dengan perubahan sikap Wardi, pasal nya Sarah sangat mengetahui sifat Wardi sangat lah keras.

   " Aku hanya ingin melihat mamah dan papah itu kembali berbaikan lagi. Serin tau papah dan mamah tidak bisa kembali lagi. Maka nya Serin hanya ingin mamah dan papah itu baikan saja. Yang berlalu biar kan berlalu. Anak-anak mamah sudah besar semua, mau sampai kapan mamah dan papah terus bermusuhan hanya karna ego masing-masing. "

Sarah sangat terpukul dengan ucapan Serin, andai saja dulu diri nya tidak pergi dan memutuskan permsalahan itu secara dingin dan baik-baik pasti diri nya sudah lama bisa bersama anak-anaknya.

    " Maafin mamah Nak, " Sarah berucap dengan mata yang berkaca-kaca.

Serin memegang kedua lengan Sarah, " Sarah janji akan sering mengunjungi mamah bersama papah untuk menghilang kan rasa bersalah itu. "

Setelah bercerita , Serin berpamitan dengan Sarah untuk berangkat kerja.

Hati Serin terasa lebih tenang saat melihat kedua orang tua nya bisa kembali baikan lagi, meski mustahil jika harus bersatu lagi pikir nya.

    ****

Sepulang bekerja Serin kembali dikejut kan dengan keributan-keributan dirumah nya.

Baru saja ia menapak kan kedua kaki nya di halaman rumah, keluar seorang wanita yang mengamuk pada nya.

   " Dasar biang kerok kamu, anak haram kamu ! " Luna berteriak-teriak di depan Serin

 Serin tak mengerti mengapa Luna murka padanya.

" Pergi kamu dari sini. Mamah kamu itu jangan di ajarin menjadi pelakor. " Hardik nya lagi

    " Kenapa bawa-bawa mamah ku, mamah ku tidak pernah mengusik hidupmu. " Serin tak tahan lagi dengan ucapan pedas dari Luna.

    Plak !

Serin memegangi wajah nya yang terasa perih akibat sebuah tamparan dari Luna.

  Sedih dan marah campur aduk pada Serin. Namun ia hanya diam tak membalas karena masih menghargai Luna sebagai istri papah nya.

      Plak.. Plak..

Tanpa di duga, Wardi datang langsung memukul wajah Luna secara bergantian.

    Wajah Luna sangat memerah, atara marah dan perih menjadi satu.

" Aku tidak pernah mengajarkan kamu berbuat kasar. Tapi kamu keterlaluan sama Serin. " Ucap Wardi menggebu-gebu

" Belain saja terus dia, " tunjuk nya pada Serin. " Kamu dan dia sama saja, kamu itu sudah punya istri ! Kenapa kamu masih main belakang sama mantan kamu itu hah "

    Kini Wardi paham akan kemarahan Luna, entah siapa yang telah membuat fitnah tentang diri nya hingga membuat Luna salah paham lagi terhadap diri nya.

" Kenapa diam? Benar kan kalo kamu masih belakang sama mantan kamu itu, jawab Mas " Ucap nya dengan suara sedikit bergetar, kemudian ia beralih pada Serin yang menangis karna ulah nya

" Sudah berapa kali aku bilang, jangan biarkan mamah kamu itu menjadi pelakor. Paham nggak sih kamu itu. " Hardik nya

" Aku gak pernah mengajarkan mamahku buat menjadi pelakor. Apa kamu harus menjadi janda anak 10 dulu baru tau jadi mamahku gimana. " Serin mulai tersulut emosi

" Jaga ucapan mu itu. "

" Aku bersumpah, suatu saat anakmu kelak akan merasakan seperti apa yang ku rasa kan. " Ucapnya kemudian pergi entah kemana diri nya pergi.

Wardi tak menghalangi Serin pergi, karena ia paham akan perasaan Serin.

Wardi langsung menerobos kerumunan tetangga-tetangga yang menonton. Ia sangat malu dengan perlakuan Luna.

" Mas, kamu mau kemana ? Jangan lari dari masalah kamu. " Luna mengekori Wardi kedalam rumah. Wardi kedapur pun di ikuti Luna.

" Aku mau b*r*k, apa kamu mau ngikuti aku juga kedalam wc ?"

Luna kesal dengan Wardi, sejak ada Serin Wardi jarang memanjakan nya lagi. Bahkan Wardi berani menampar nya demi membela Serin pikirnya.

Luna pun pergi ke kamarnya menunggu Wardi keluar dari kamar mandi. Satu persatu para tetangga yang menonton pun bubar dengan sendiri.

Siapa lagi di komplek itu biang nya kalo bukan Gina. Pagi-pagi Gina tak sengaja melihat Serin dan Wardi pergi sarapan di warung yang baru buka itu. Ia melihat ada seorang wanita yang ikut juga duduk di meja mereka. Gina pun kepo, ia mevidio aksi Serin, Wardi, dan juga Sarah untuk di perlihatkan pada Luna.

Gina sengaja menunjukkan vidio itu disaat sore jam pulang kerja. Sesuai dengan prediksi nya, Luna langsung marah-marah sendiri tidak jelas apa yang di ucapkan dengan segala sumpah serapah nya itu.

\*\*\*\*\*\*

Di pinggiran taman, Serin duduk sendiri. Ia menangis sejadi-jadi nya.

' *Kenapa harus aku Tuhan, apa kah sesalah itu aku hingga di kata anak haram padanya* ? '

Serin duduk sembari menyandarkan kepala nya di batang pohon besar. Ia memandangi langit yang mulai terlihat gelap karena akan terbenam nya matahari.

Sebuah sapu tangan di depan Serin, ia menatap sosok yang memberikan nya sapu tangan itu.

" Pakai lah.."

Terpopuler

Comments

MentariSenja

MentariSenja

𝚊𝚍𝚞 𝚍𝚘𝚖𝚋𝚊 𝚊𝚍𝚞 𝚍𝚘𝚖𝚋𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚍𝚞 𝚍𝚘𝚖𝚋𝚊....

2024-06-12

0

MentariSenja

MentariSenja

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-06-12

0

MentariSenja

MentariSenja

𝚖𝚊𝚊𝚏...𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚝𝚑𝚘𝚛

2024-06-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!