Bab 13

Jam sudah menunjuk kan pukul 17:00 yang arti nya seluruh karyawan segera pulang dan akan lanjut hari esok lagi tuk bekerja.

   Serin pulang berjalan kaki seperti biasanya. Dari kejauhan Felix memantau Serin untuk memastikan diri nya baik-baik saja karena ia sulit menghubungi Serin.

Tanpa Serin sadari bahwa Felix mengikutinya dari belakang.

   " Hmmm ," Felix berdehem

Serin mengenali suara itu, ia mencoba berbalik tuk memastikan pemilik suara itu. Dan benar saja dugaan nya.

Felix memegang tangan Serin, " Ser, "

    Serin menundukkan pandangan nya, ia tak berani menatap wajah Felix.

" Maaf, " ucap Felix kemudian melepaskan tangan nya.

    " Kenapa kamu susah sekali di hubungi ? Aku minta maaf jika ada salah sama kamu., "

" Kamu tidak salah apa-apa Fel, aku hanya tidak ingin terjadi fitnah di antara kita. " Serin berucap dengan mata berkaca-kaca. Kata-kata tuduhan dari Luna masih membekas dalam ingatan nya.

   " Tidak ada asap tanpa ada nya api. Begitu pun di antara kita, tidak ada fitnah tanpa orang yang membenci kedekatan kita. "

Felix memegang wajah Serin kemudian di angkat nya wajah itu hingga kedua mata mereka saling bertatapan.

" Aku akan pindah dari tempat itu agar tidak terjadi lagi fitnah. Aku tidak tau fitnah apa yang kamu dengar tentang kita sehingga kamu menjauhiku. Secepatnya aku akan pindah dari sana, asalkan kamu tidak menjauhiku. Biarkan aku mengenal kamu lebih jauh lagi Ser, "

Serin melihat dari tatapan mata Felix yang serius. Tak ada kebohongan dari raut wajah nya.

    Tes, !

Tes,

        Tes,

Air mata yang hanya menetes sekali kini menjadi deras, Serin sangat terharu. Selama ini tak ada kasih sayang yang ia dapat kan. Setelah kepergian Mamah Jul dan Papah Aan, ia menjadi anak yang pendiam. Ia sangat jarang sekali bergaul dengan orang-orang seperti anak remaja pada umum nya. Hingga saat ini pun ia jarang memiliki teman jalan.

       Felix merangkul bahu Serin, " Menangis lah hingga hati mu merasa tenang. Aku memang bukan siapa-siapa kamu, tapi percaya lah tulusku dengamu tidak sekedar kata-kata manis saja. Jika kamu ragu denganku, aku akan menunggumu sampai tidak ada lagi keraguan itu. Dan setelah nya aku akan menghadap kedua orang tua kamu untuk segera menikahimu. "

Tangis Serin semakin kencang, bagai anak kecil yang ditinggal ibunya kepasar.

Dengan setia Felix masih menenangkan Serin. Felix tidak tau apa yang sedang di alami Serin.

" Aku tidak tau seberapa dalam nya luka mu, tapi izinkan aku untuk bisa mengobati luka itu. Entah berapa lama aku bisa mengobati nya, aku akan berusaha hingga luka itu hilang tidak meninggalkan bekas lagi. "

Serin mengangkat kepala dari bahu Felix, " Terimakasih atas segala nya. Aku akan berusaha untuk kembali tegar lagi. Tapi, maafkan aku jika untuk sementara waktu ini menjaga jarak dengan mu. "

Felix hanya mengangguk terpaksa dan tersenyum kecut. " Tidak masalah jika itu membuatmu nyaman. Aku akan menunggu "

    Usai berucap masing-masing pergi ketujuan nya. Serin akan pulang kerumah, sedangkan Felix menuju sebuah butik.

Ia memesan sebuah kemeja dengan merek terkenal yang baru saja mengeluarkan prodak terbarunya.

Ia akan segera menghadiri sebuah acara perayaan di sebuah gedung. Sebenar nya ia sudah memikirkan mateng-mateng untuk mengajak Serin ke sebuah acara yang akan di hadirinya nanti. Ia terpaksa pergi sendiri jika Serin masih menjaga jarak dengan nya.

       ,,,,,

" Hmmm, jam pulang kerja udah telat setengah jam ! Pasti kamu ketemu lagi sama cowok itu kan, mau zinah lagi kamu ? Mending jual diri aja sekalian. " Kata-kata pedas keluar lagi dari mulut Luna.

Serin berlari kelantai atas dengan cepat. Ia tak ingin menambahkan luka nya karena tuduhan Luna.

Sesampai nya di kamar, Serin langsung mengambil handuk kemudian membersihkan diri nya.

Hingga malam hari pun Serin tidak menongol kan diri nya.

Wardi curiga dengan Serin yang belakangan ini selalu terlihat murung setelah kedatangan Luna istrinya. Namun ia masih membiarkan dan cukup memperhatikan secara diam-diam.

     Di dalam kamar, sebenar nya Serin lapar. Namun ia masih menunggu semua penghuni rumah itu tidur barulah diri nya keluar kamar untuk makan.

  *****

Pagi harinya, Serin tidak membuat sarapan lagi guna untuk menghindari Luna.

  ' Biarlah aku sarapan diluar saja, yang penting hatiku tenang. '

Wardi dan Serin berpapasan saat ingin berangkat kerja.

" Kok tumben pagi begini udah mau turun Ser, ?" Wardi bertanya dengan pelan pada Serin

   " Iya Pah, lagi pengen sarapan diluar aja. " Jawab Serin di iringi senyuman kecil nya

" Halah, paling juga udah janjian mau ketemu sama tetangga sebelah. Suka heran deh sama ni anak semakin menjadi saja tingkah nya. "

Entah dari mana Luna yang tiba-tiba nongol dengan kata-kata sewot nya.

  " Apa maksud kamu Luna, !" Wardi sedikit terpancing dengan ucapan Luna itu.

Pasal nya Wardi tak mengetahui jika Serin berjanjian dengan tetangga sebelah. Siapa yang di maksud tetangga sebelah ? Wardi hanya takut jika anaknya itu dekat dengan Raka anak keponakan Hani. Sebab Wardi dan orang tua Raka pernah bertengkar perihal sepele dan hingga sekarang ini tidak bertegur sapa.

   " Emang kamu nggak tau apa kalo anak kamu ini lagi dekat sama tetangga sebelah. Itu anak bujang yang tinggal di tempat Gina. " Luna semakin memanasin Wardi

" Oh, " Wardi hanya ber-OH ria membuat Luna kesal karena Wardi tidak memarahi Serin.

   " Kok kamu hanya ber-OH ria saja sih Mas, di tegur dong anak itu kalo salah. " Cetus nya

" Sebelum kamu tau, aku sudah tau kalo mereka dekat. Felix kayak nya anak baik karena waktu itu dia izin padaku saat mau mengajak Serin keluar. " Terang Wardi semakin membuat Luna panas.

  " Pah, Serin mau berangkat duluan ya. " Pamit nya

" Ayo Papah antar. "

      " Kalo mau ngantar, antar saja. Jangan lagi ketemu-ketemu. " Luna berucap kemudian berlalu kedalam rumah.

Wardi hanya menggeleng-gelengkan kepala karena sikap Luna yang tak berubah nya.

" Pah, kita mampir sarapan dulu yo di warung yang baru buka itu. " Wardi hanya meng-iya kan ucapan Serin.

    Setiba nya di warung lalapan itu Serin dan Wardi memesan masing-masing makanan. Serin memesan nasi campur sedangkan Wardi memesan lalapan ayam.

Sebelum pesanan datang, Wardi ke toilet sebentar.

" Papah ketoilet dulu ya, kamu makan saja duluan kalo sudah datang makanan nya. "

   Serin mengangguk, " Iya pah "

Di bangku yang agak jauh dari tempat duduk Serin dan Wardi, seorang wanita tengah memperhatikan nya.

Ia tak berani mendekat walau pun hanya sekedar menyapa.

Yah, dia Sarah mantan suami Wardi. Setelah puluhan tahun tidak bertemu, Sarah kini kembali melihat lagi wajah Wardi. Masih sama seperti dulu, hanya saja sedikit ada keriputan di area dekat mata nya.

Ketakutan Sarah menjadi saat melihat Wardi telah datang dari arah belakang. Ancaman yang di beri Wardi pada Sarah saat dulu masih terekam jelas di kepala nya.

' Sebelum mereka melihat aku disini, sebaiknya aku pergi duluan. Aku tidak ingin anakku disakiti. ' Batin Sarah

Sarah berjalan terburu-buru, hingga ia menabrak meja seorang yang membawa minuman itu kemudian membasahi tubuh Sarah.

" Maaf, saya buru-buru jadi tidak lihat. " Ucap Sarah

Ia mengeluarkan selembar uang merah kemudian membayar lalu pergi begitu saja .

" Tunggu !" Ucap seseorang di belakang Sarah

Terpopuler

Comments

🌞MentariSenja🌞

🌞MentariSenja🌞

𝚝𝚎𝚛𝚑𝚞𝚛𝚊🥺🥺🥺😭😭😭

2024-06-12

0

Zeyn Seyi

Zeyn Seyi

1 iklan untuk serin

2024-05-12

0

Zeyn Seyi

Zeyn Seyi

Luntong nyeblin

2024-05-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!