Di rumah baru, Serin membereskan barang-barang nya. Ia menaruh baju-baju nya satu persatu di dalam lemari yang kosong.
Felix datang memeluk tubuh Serin dari belakang, " Apa perlu bantuan sayang ku," bisik nya di dekat telinga Serin.
Sekujur tubuh Serin merinding akibat hembusan nafas Felix. Melihat itu Felix terkekeh dan terus menggoda Serin.
" Biar kan aku selesai kan dulu Mas, dikit lagi selesai kok. " Ucap Serin lembut
Namun, tangan Felix tak berenti. Ia terus menjelajahi bagian tubuh Serin. " Mas, jangan ganggu dulu. Nanti nggak kelar-kelar aku beres-beres nya. " Protes Serin
" Masih ada hari esok sayang untuk bereskan nya. " Felix membalikkan tubuh Serin kemudian ia mengecup kening Serin.
Ia meresapi ciuman itu. Kemudian turun ke area bibir nya. Di lumat nya hingga menimbulkan desahan kecil.
Felix tak sabar ingin menikmati tubuh Serin. Ia membawa ketepi ranjang. Namun, Serin berkata " aku lagi dapat Mas,!"
Seketika tubuh Felix melemas. " Beneran lagi datang bulan, " Felix tak percaya, ia pun menyentuh area sensitif Serin dan benar saja ia memegang roti gembung Serin. Ia pun langsung merebah kan tubuh nya di kasur.
Serin tersenyum, ia berniat ingin mengerjain Felix. Tujuan utama nya adalah mengetes kekuatan iman Felix. Jika Felix bisa tahan, maka ia tidak meragukan Felix keimanan Felix dalam menahan nafsu.
" Mas, kenapa ? Kok lemas gitu. " Goda Serin. Ia mengetahui mengapa Felix lemas, namun ia tetap mengerjain Felix.
Bukan mendapat jawaban, Serin justru di tinggal tidur oleh Felix.
Terdengar suara dengkuran halus, ' Pantesan aja tidak ada jawaban, aku nya di tinggal tidur. Hmmm secepat itu ' gumam nya pelan
,
Serin pun melanjut kan kembali aktifitas nya yang sempat tertunda. Setelah semua beres, ia menyiapkan makan siang. Ia memasak makanan seada nya saja. Karena mereka baru pindah jadi belum menyetok bahan makanan di kulkas.
" Mas, bangun udah siang. " Serin menggoyang-goyang kan tubuh Felix dengan pelan.
Felix merenggang kan tubuh nya kemudian mengucek mata nya, " Sini sayang, " Felix menepuk-nepuk kasur di samping nya.
Serin menuruti perintah Felix, ia naik ke atas tempat tidur kemudian membaringkan tubuh nya di samping Felix. Felix pun memeluk tubuh Serin secara menyamping hingga tak terasa kedua nya tertidur hingga hari hampir magrib.
Serin mengerjap kan kedua mata nya. Ia tersentak melihat matahari yang hampir tertutup sempurna.
" Sayang, bangun. Kita telah melewat kan makan siang. " Ucap Serin sembari mengelus pipih Felix.
Mungkin efek kemarin seharian mereka di atas panggung, di malam hari nya pun mereka ikut membersih kan sisa-sisa kotoran makanan di tempat acara. Bagaimana tidak ikut membersih kan, tidak terlihat sedikit pun mereka akan di ejek sebagai pengantin baru. Hal itu membuat kedua nya memutus kan ikut membantu juga. Alhasil setelah kembali kerumah kontrakan mereka baru bisa istirahat dengan tenang.
" Astagfirullah,, aku telah melewat kan solat 8 rakaat sayang. " Ucap nya pelan dengan menundukkan kepala nya
" Maafin aku sayang, karena ikut ketiduran juga jadi tidak membangun kan mu. " Serin berucap dengan penuh penyesalan.
Felix kembali memeluk Serin, " Jangan sedih sayang, aku paham jika kamu kecapean karena seharian kemarin di atas panggung. Apa lagi kamu sedang datang bulan, aku sangat paham jika kondisi mu itu tidak stabil. "
" Sekarang, mandi lah. Sehabis itu aku juga mau mandi kemudian solat magrib. " Serin pun tersenyum.
Ia segera mandi, setelah itu ia kembali memanasin makan tadi siang untuk di makan di malam hari.
°°°°°
Rendi telah memesan tiket pesawat untuk kembali berangkat ke negara orang. Ia juga akan mengurus kontrak nya untuk di pindah ke tanah air setelah berakhir. Hanya tinggal enam bulan kontrak itu berakhir. Rendi pun berencana untuk tidak memperpanjang kontrak di sana.
Ia harus rela keluar dari zona nyaman nya demi melindungi keluarga nya. Jika Rendi tidak mengetahui kelakuan Luna, mungkin Rendi tetap memperpanjang masa kerja nya.
Kini ia telah berada di bandara. Ia di antar oleh Serin, Felix, dan juga Sarah.
Sebelum memasuki kedalam pesawat, Rendi memeluk adik nya dan juga mamah nya.
" Tolong jaga Adik ku, jangan sakiti dia. " Pesan Rendi pada Felix.
Felix meng-iya kan ucapan Rendi. Rendi pun menaiki anak tangga untuk masuk ke dalam pesawat. Ia melambaikan kedua tangan nya sebelum benar-benar memasuki pintu pesawat itu.
" Jangan lupa Kabarin Serin ya bang, " Serin melambaikan juga tangan nya kemudian memberikan kiss bay pada Rendi.
Pesawat pun berjalan secara perlahan sebelum akhir nya terbang keatas mengantar penumpang nya sampai tujuan.
Serin menitihkan air mata nya. Diri nya sangat gampang sekali untuk mengeluarkan air mata nya, walau pun hanya hal sepele. Bahkan menonton film saja ia kadang terbawa suasana yang bisa mengeluarkan air mata.
" Idih, kamu ini cengeng sekali. " Felix sengaja mencibir Serin dengan tujuan agar tidak seperti ucapan nya itu.
" Ihh, tega nya kamu ngatain aku begitu. " Serin mengerucut nya mulut nya
" Ya, habis nya kamu baperan sekali jadi orang. Gimana coba kamu tidak di tindas sama mamak tiri kamu itu. " Felix menjadi kesal sendiri mengingat Luna yang kerap kali membuat Serin terluka karena ulah nya.
Serin membenarkan ucapan suami nya. " Maaf, jika aku terlalu baper. Aku janji sama Mas tidak akan terlalu baperan. " Ucap Serin pelan.
Sarah tersenyum kecil melihat anak dan menantu nya. Iya sangat senang jika Serin bahagia bersama Felix.
" Mamah ada kesibukan nggak hari ini, ?" Tanya Serin
" Tidak ada. Adik kamu juga sedang mengerjakan tugas kelompok nya. " Ucap Sarah
" Ya sudah, gimana kalo hari ini kita jalan-jalan saja Mah. " Usul Felix
Serin tersenyum lebar saat Felix menawar kan untuk sekedar jalan-jalan. " Aku setuju, mamah juga setuju kan, !" seru Serin
" Demi anak dan menantu mamah, mamah akan ngikut kemauan kalian berdua. " Jawab Sarah
Mereka pun jalan-jalan ke mall. Serin tak lupa membeli beberapa barang yang masih belum terisi di rumah. Ia pun juga membelikan keperluan adik-adik nya.
" Mah, ini titip buat adik-adik ya Mah. " Ucap Serin sembari memberikan paper bag pada Sarah.
" Salam untuk adik-adik ya Mah, nanti kapan-kapan Serin main ketempat mamah. " Ucap nya lagi
Serin mengantar kan Sarah pulang hingga depan rumah nya.
" Dadah mah, " Serin melambai kan tangan nya di dalam mobil. Mobil yang di pakai Felix adalah mobil dari Rendi. Rendi sengaja membelikan mobil kepada Serin sebagai hadiah pernikahan mereka.
Sarah pun melambaikan juga tangan nya, " Hati-hati di jalan Nak. " ucap nya kemudian.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sebulan sudah pernikahan Serin dan Felix. Kedua nya nampak terlihat bahagia. Serin masih bekerja, dan rencana nya ia akan resign dari kerjaan nya. Felix sudah tak mengizin kan Serin bekerja lagi. Felix hanya ingin Serin fokus di rumah untuk diri nya. Karena Felix berencana akan memiliki anak.
Di usia nya yang cukup matang itu, ia tak sabar mengharap kan kehadiran seorang bayi yang akan melengkapi rumah tangga nya.
" Sayang, menyesal tidak resign dari kerjaan nya, ? " Felix bertanya dengan lembut. Ia takut jika istri nya tidak menyukai keputusan nya itu namun hanya bisa di pendam nya.
Serin kemudian tersenyum, ia menatap wajah Felix. " Aku tidak menyesal Mas. Justru aku setuju dengan keputusan kamu itu, dengan begitu aku fokus dengan mengurus rumah dan juga mengurus Mas di saat pulang kerja atau mau berangkat kerja. Aku juga sangat mengingin kan kehadiran anak kecil dalam hidupku, mungkin dengan ada bayi di dalam rumah tangga kita akan membangkit kan suasana rumah, aku juga sudah tidak kesepian lagi. " Ucap nya panjang
Felix memeluk Serin, "terimakasih sayang" ucap nya kemudian di kecup nya kening Serin dan itu berakhir dalam adegan panas mereka.
" Kamu menjadi candu bagiku sayang, " Saat selesai melaksanakan tanam singkong panas nya.
Serin menjadi malu mengingat betapa agresif nya diri nya dalam permainan tanam singkong itu.
Felix bangun dari atas tubuh Serin, kemudian ia mandi wajib sekalian membersihkan tubuh nya yang di penuhi keringat.
Tubuh Serin terasa lemas, rasa nya ia enggan untuk bangun. " Sayang bersih-bersih badan dulu sana. Biar aku buat makanan, aku paham kamu pasti capek. Jadi bersihin badan dulu sana baru isi stamina untuk nanti lagi. " Goda nya
Serin melotot kan kedua bola mata nya, " Apa masih kurang, padahal udah tiap hari juga. " Gerutu nya.
Felix terkekeh, " jadi mau sekarang lagi ya, kalo gitu aku setuju dan akan selalu siap. " Felix sengaja membuka kancing baju nya untuk mengerjain Serin
" Jangan dulu Mas, aku lelah . Ia iya aku bersihin badan sekarang. " Dengan berat ia terpaksa melangkah kan kaki nya ke wc untuk membersih kan tubuh nya juga.
Setelah mandi, ia mencari-cari keberadaan Felix.
" Mas, "
" Mas !"
Serin memanggil-manggil Felix. " Ternyata kamu di sini Mas, maaf kan aku yang lama. " Serin memeluk tubuh Felix dari belakang yang masih membuat makanan.
" Ayo kita makan, " setelah makanan siap mereka pun makan. Sepiring berdua, itu lah yang di lakukan Felix. Meski pun tidak setiap hari seperti itu, namun Serin sangat senang jika mereka makan sepiring berdua.
Setelah makan, mereka santai sejenak sembari menonton film.
Tok... Tok.. Tok.. !
Suara ketukan pintu dari luar rumah. "Siapa itu sayang," Serin hendak membuka pintu nya namun, Felix menahan nya.
"Biar aku saja yang buka pintu nya sayang." Felix pun beranjak dari tempat duduk nya.
Cklek !
Pintu telah di buka Felix. "Aduh lama sekali buka pintu nya." Luna langsung menerobos masuk begitu saja sambil ngedumel
"Aku tau kalian ini masih suasana pengantin baru, aku kan baru ini datang kok kayak nggak mau banget sih di ganggu, padahal aku hanya sebentar saja."
"Bukan gitu Mah, kami rasa juga tidak lama kami buka kan pintu nya." Serin mencoba membela diri nya.
"Terserah kalian dah."
Tak lama Wardi datang juga membawa beberapa barang belanjaan. Terlihat sangat jelas ketidak sukaan dari raut wajah Luna namun ia memaksa kan diri untuk tersenyum.
'Ck, buat apa juga aku iri sama ni anak. Lagi pula dia udah nggak tinggal serumah lagi dengan aku.' Luna membatin
"Ini papah baru sempat berikan kalian hadiah" ucap Wardi
"Ngga apa-apa kok pah. Cukup papah doakan rumah tangga kami ini langgeng dan bahagia kami udah senang," ujar Felix tersenyum.
Serin sedang membuat kan minuman untuk Wardi, dan Felix serta Luna. "Ini minuman nya" ia menaruh nampan di meja yang berisi minuman dan juga beberapa cemilan kue.
Cukup lama Wardi dan Luna berada di rumah mereka. Kini mereka telah pulang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Abang,, " Pagi-pagi sekali Rendi memberi kejutan kepada Serin.
Rendi sengaja tidak memberi kabar pada Serin selama seminggu.
"Ish, abang kok tega sih nggak ngasih kabar sama Serin." Protes nya kemudian mengerucutkan mulut nya.
"Kejutan dong,!" Dengan santai nya Rendi berucap tanpa memikirkan Sarah dan Serin yang mencemaskan diri nya.
"Tuh mamah khawatir sama abang karna tidak ada kabar nya selama seminggu. Mamah sempat datang kesini nangisin abang tau," kesel Serin saat mengingat Rendi sengaja tidak mengangkat panggilan telpon nya.
"Kita kerumah mamah, kasih kejutan sama mamah di hari Ibu ini."
Dengan antusias nya, Serin langsung mengambil kunci mobil nya lalu di beri kan pada Rendi.
"Sshhhh," desis nya
"Lah kenapa lagi Bang,"
"Hubungi suami kamu, takut nya lama di rumah mamah nanti bingung nyariin." Titah nya kemudian menyentil kening Serin
"Aww, sakit loh bang." Sungut nya kesal
Kemudian ia menghubungi Felix untuk memberi tau akan kerumah mamah Sarah. Namun, Serin tidak memberi tau jika ia pergi bersama Rendi.
Setelah mendapat izin, akhir nya mereka pergi. Rendi memberhentikan mobil nya di tokoh kue.
"Ayo turun, pilihkan kue nya."
Serin memutari seluruh bagian kue, ia tertarik pada Kue yang sederhana di lihat.
Ia pun mengambil kue itu, kemudian membawa ke meja kasir untuk di ukir tulisan.
Serin mengambil dua buah kue,
Ia pun mencari-cari hiasan yang berlambang kan kasih sayang antara anak dan ibu nya. Ia menemukan nya kemudian membawa ke kasir untuk di hiasi sekalian.
'Semoga saja mamah senang.'
Serin dan Rendi pun tak sabar ingin segera tiba di rumah Sarah.
Di jalan, Serin menghubungi adik nya untuk kerja samanya nanti. Mereka semua telah sepakat untuk membuat kejutan.
Rendi sengaja menaruh mobil nya di depan gang rumah Sarah agar lebih sempurna lagi kejutan itu.
Sementara Sarah yang tengah asik menjemur baju di belakang rumah, di kejut kan oleh Fina.
"Mah, ada paket atas nama mamah." Ucap nya
Sarah menengok kearah Fina, "mamah tidak ada pesanan paket. Mungkin itu punya tetangga sebelah rumah kita." Elak nya yang memang ia merasa tidak ada pesan apa-apa lagi.
"Tapi orang nya di luar nunggu mamah, aku tadi liat total nya lima juta. Emang itu apaan sih kok mahal banget. "
Sarah membelalak kan mata nya. Perasaan ia tidak pernah pesan paketan, dan kalo ada pun tidak pernah di atas sejuta. Ia pun keluar menemui kang paket itu.
"Permisi buk, ini ada paketan atas nama Sarah Herlina"
Sarah melihat nama yang tertera dalam paketan itu. Benar itu nama dia, tapi dia merasa tidak pernah memesan barang.
"Maaf kang, mungkin salah alamat. Soal nya saya tidak ada pesan barang." Sarah menjelaskan selembut mungkin
"Tapi ini nama ibu kan, dan ini alamat nya disini kan !" sentak pria itu
"Iy-ia benar itu atas nama saya dan juga alamat sini." Ucap Sarah dengan wajah sedikit pucat. Mungkin ia syok karena mendapatkan paketan yang harga nya lumayan besar.
"Kalo bayar sekarang, sebelum nanti nya saya viral kan." Ancam nya
Fina menyenggol lengan Sarah, "Udah bayar aja lah Mah. Lagian siapa tau itu pesan udah lama tapi baru datang sekarang."
Sarah masih diam memikirkan sesuatu. Mungkin ia mengingat-ingat pesan mana yang belum datang.
"Nggak usah kelamaan mikir buk, saya cape-cape kesini ngantar pesanan ibu sebesar ini. Hargai dong buk kerjaan saya ini." Ucap pria itu dengan nada sedikit emosi.
Mau tak mau Sarah masuk kedalam rumah untuk mengambil uang agar segera membayar nya.
Saat Sarah masuk, pria itu langsung pergi karena tugas nya sudah selesai.
"Ini uang...." Sarah menggantung kan ucapan nya lantaran kang paket nya tidak ada namun barang itu di tinggal.
'Huuuu.... Sungguh ngeselin saja.'
Sebenar nya Sarah pun penasaran dengan isi paketan itu. Ia mencoba membuka kardus nya.
" Taraaaa,, !"
Rendi dan Serin langsung keluar dari isi kardus itu dengan membawa kue yang di pesan nya tadi.
" Selamat hari ibu, Mah. " Ucap Rendi san Serin bersamaan sembari menyerah kan masing-masing kue di tangan nya.
Sarah tak dapat lagi membendung air mata nya. Rasa haru menyelimuti hati nya.
"Terimakasih anak ku" ucap nya kemudian mengecup secara bergantian kening Rendi dan Serin.
Serin pun ikut menangis, Fina terus mevidio untuk di jadi kan moment di suatu hari nanti agar bisa di kenang.
"Serin sayang sama mamah, Serin berharap di usia kita yang tidak lagi muda ini kita bisa berkumpul dalam kebaikan. Tetap akur meski pun dengan sodara lain nya."
.
.
TERIMAKASIH TELAH MENGIKUTI CERITA INI SAMPAI DISINI. SEMOGA BETAH DENGAN CERITA NYA DAN TERUS MENGIKUTI ALUR NYA.
***JANGAN LUPA DUKUNGAN NYA,, LIKE, COMEN, AND SHARE.***
TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN KALIAN SEMUA. 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Titik Kedua
Suka sama anak Sarah, yang baik sama Serin
2024-03-14
1
Selviana
Next
2024-02-23
1
Selviana
Ternyata Serin adalah wanita yang rajin sholat.Sungguh patut dicontoh sikap Serin ini, karena sebagai umat muslim tidak boleh melupakan tugas kita di dunia ini yaitu sholat.
2024-02-23
1