Back to Office

Pagi Senin ini awal aktifitas bagi semua mahkluk hidup terutama kaum pekerja yang harus melakukan rutinitasnya.

Adis dan Zia sudah berada di kantor, Adis berada di ruangan Zia. Mereka tampak serius, mereka akan bertemu dengan klien yang baru memasukkan proposal kerjasamanya.

Jam 10 nanti mereka akan rapat dengan klien baru. Fathika sudah memberi tau ke Zia dan Adis jika rapat jam 10 pagi ini.

Zio masih belum kelihatan, Abyan sudah ada di ruangannya.

Abyan membuka pintu ruangan Zia, ia berjalan masuk dan ikut duduk di sofa bersama Adis dan Zia.

"Zio kemana Bi? Kok belum nongol?" tanya Zia ke Abyan.

Abyan mengedikkan bahunya.

"Kebablasan kali, tadi malam kami pulang dini hari dari bar, emang gak pulang ke rumah dia?"

Zia menggelengkan kepalanya, "Aku gak liat mobilnya di garasi palingan pulang ke apartemennya,"

Ceklek..

Pintu ruangan Zia terbuka.

"Lagi ngapain kalian? Mau demo? Gibahin bos?" ucap Zio datar.

Zio melangkah masuk ke ruangan Zia. Zio duduk di sebelah kekasihnya.

"Hari ini rapat dengan klien baru, siapkan berkas semuanya, presentasi tentang perusahaan kita. Pelajari berkas rapat hari ini," Zio memberikan perintah ke tiga orang di bawahnya.

Zio menatap lembut ke Adis.

"Udah sarapan?" tanya Zio perhatian.

Adis menoleh tersenyum ke bos yang sudah mengklaim dirinya sebagai pacarnya itu.

"Sudah,"

Zio menatap teduh wajah Adis membuat yang di tatap jadi merona dan salah tingkah.

Zia dan Abyan saling lirik-lirikan.

"Yang lagi kasamaran, dunia seakan milik berdua, yang lainnya numpang, hehehe," Abyan terkekeh.

"Aku ke ruangan dulu, ayo Bi, kita bahas untuk rapat nanti,"

Zio beranjak dari duduk nya. Zio sempat-sempatin mengacak rambut Adis di puncak kepalanya.

"Ziooo, apa-apaan sih, kusut lagi rambut Adis tu, Hhhhh," Adis yang komplen melihat Zio seenaknya saja mengacak-acak rambut Adis asisten nya.

Zio hanya nyengir saja ke Zia.

"Yang di acak rambutnya gak masalah kenapa kamu yang sewot," Zio berjalan meninggalkan Zia dan Adis.

"See you, my sweetheart," Zio sengaja makin membuat Zia dongkol.

Zia yang mendengar ucapan Zio merotasikan bola matanya.

Zio dan Abyan keluar dari ruangan Zia dan masuk ke ruangannya.

Zia dan Adis membahas semua pekerjaan yang Zia tinggalkan saat dirinya ke luar negeri.

"Apa kamu tau siapa klien baru hari ini Dis,"

"Aku gak tau Zi, menurut Fathika, ini mendadak rapatnya,"

"Owhh, ya udah kita bahas pekerjaan yang kemarin aku gak masuk dulu sama untuk rapat hari ini,"

"Siap, Zia,"

Waktu sudah menunjukkan pukul 9.45 menit, Zia dan Adis bersiap untuk ke ruang rapat di lantai yang sama dengan lantai mereka di sebelah ruangan Adis.

Mereka berdua masuk ke ruang rapat sudah ada Fathika yang sedang mempersiapkan snack juga minuman buat rapat, mengecek kembali infocus untuk rapat nanti.

"Selamat pagi Thika," sapa Zia ramah.

"Selamat pagi nona Zia, silahkan duduk nona,"

"Terimakasih Thika," Zia dan Adis mengambil posisi duduk masing-masing.

Pintu ruang rapat di buka, 4 lelaki tampan masuk ke ruangan. Adis dan Zia masih serius tidak memperhatikan keempat lelaki tampan tersebut masuk ke ruangan.

Zio mengambil posisi duduk di tengah meja di ujung dekat dengan proyektor rapat. Abyan di kursi di depan Zia berseberangan. Dua lelaki tampan tersebut duduk di samping Abyan.

Lelaki tersebut memandangi Zia yang belum mengangkat kepalanya.

"Ehem, selamat pagi semuanya," Zio mengeluarkan suara beratnya.

Zia dan Adis mengangkat kepala mereka, menatap ke Zio.

"Baiklah, selamat datang klien baru kita tuan Dylan Adijaya dan asisten Milo,"

Deg..

Zia mendengar nama Dylan jantungnya berdetak kencang. Zia menoleh ke lelaki di sebelah Abyan, Dylan sedang menatap ke arahnya, ia mengedipkan matanya ke Zia. Zia membolakan matanya wajahnya merona. Zia langsung menundukkan pandangannya.

Reaksi Zia di tangkap oleh Adis. Adis mengernyitkan alisnya sesaat. Kemudian menormalkannya kembali. Zio menatap ke Adis. Zio sempat melihat reaksi kembarannya saat menoleh ke Dylan sahabatnya.

Ada apa di antara mereka? Apa ada yang aku lewatkan? batin Zio bermonolog.

"Baiklah dengan tidak memperpanjang waktunya kita mulai rapat pagi ini, Zia kamu bisa menjelaskan kepada tuan Dylan perusahaan kita dengan singkat nanti di lanjutkan dengan Abyan penjelasan tehnisnya,"

Zia memelototkan matanya ke Zio sambil mengerucutkan bibirnya.

Sialan Zio, jantung aku masih deg-degan gini, di suruh pula jelaskan, batin Zia.

Dylan yang terus menatap ke Zia, menarik ujung bibirnya tipis. Dylan suka dengan Zia gadis itu memang menarik tidak bersuara, jutek, wajahnya dingin seperti papinya.

Zia harus bersikap profesional ia berdiri, Adis bersiap dengan flashbacknya untuk menampilkan profil perusahaan mereka.

Zia mau tak mau menatap ke Dylan, pandangan mereka bertautan. Desiran halus mejalar di hati Zia, pesona lelaki tampan sahabat kembarannya ini tidak pernah pudar semakin tampan aja.

"Selamat pagi tuan Dylan," Zia tersenyum tipis ke Dylan.

"Baiklah disini akan saya jelaskan tentang perusahaan Alex property di mana perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 19xx sudah berjalan sangat lama,"

Zia agak grogi karena ia bicara sambil harus menatap ke Dylan.

Zia menjelaskan dengan panjang lebar tentang perusahaan Alex Property, perusahaan Dylan meruapakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, mereka akan berkerjasama membangun resort mewah di kota mereka dengan konsep family happy.

Dylan terus memandangi wajah cantik dan datar Zia. Dylan sudah lama tidak bertemu dengan Zia. Dulu ia sering main ke rumah Zio saat mereka masih seragam abu-abu. Dylan sudah lama naksir dengan Zia hanya saja saat itu dia sudah punya pacar yang perjodohan dari orangtuanya, pacar nya sangat posesif. Zio dan Zia tau itu karena mereka sama-sama satu sekolah dan satu kelas.

Zia sebenarnya suka juga dengan Dylan pada saat itu hanya saja ia tau jika Dylan sudah punya pacar. Zia hanya menyukai Dylan dalam diam, begitu juga dengan Dylan ia sebenarnya juga suka dengan Zia, hanya saja keluarganya sudah menjodohkan dirinya dengan pacarnya sejak mereka kecil.

Setelah Zia menjelaskan tentang profil perusahaan, giliran Abyan lagi yang maju menjelaskan tentang proyek-proyek besar perusahaan mereka yang sudah mereka bangun.

Dylan juga memperhatikan dengan seksama. Dylan sekali-sekali melirik ke Zia. Dylan tak terlalu memperhatikan Adis, karena penampilan Adis yang tidak menarik di mata Dylan. Wanita cupu batin Dylan, kacamata tebal dan behel di giginya. Dylan tidak terlalu memperhatikan Adis, baginya bisa bertemu dengan Zia merupakan kabahagiaan tersendiri baginya.

Rapat berjalan santai karena pemaparan dari kedua belah pihak, dari perusahaan Dylan juga memperkenalkan tentang perusahaan mereka dan proyek-proyek bangunan apa saja yang sudah mereka bangun bekerjasama dengan perusahaan lainnya.

Selesai rapat, Zio mengajak perserta rapat makan siang bareng.

Dylan mendekati Zia yang sedang berjalan berdamping dengan Adis.

"Hai, Zia, apa kabar?"

Zia melirik sekilas ke lelaki tampan di sampingnya ini.

"Nona Zia saya duluan ya ke ruangan dulu," ucap Adis memberikan kesempatan untuk Zia bicara dengan lelaki tampan yang baru Adis lihat.

"Dis sama-sama aja," Zia ingin berjalan menyusul Adis, tapi tangannya di cekal Dylan.

"Jangan menghindar, cantik," Dylan menggenggam tangan Zia.

"Hei bro, ayo," panggil Zio.

Dylan dan Zia menoleh.

"Bentar," sahut Dylan.

"Bareng sama mobil aku aja Zi pergi ke restorannya," ucap Dylan.

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf ariistaᴳ᯳ᷢ🍁❣️

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf ariistaᴳ᯳ᷢ🍁❣️

maaf typo flashdisk maksudnya bukan flashback 🙏😊

2024-02-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!