Zia Comeback

Zia, papi dan mami sudah kembali di rumah, malam ini Zia memanggil Adis ikut gabung ke keluarganya di ruang tengah. Adis awalnya menolak ia merasa sungkan selalu saja ikut bergabung bersama mereka.

Zia dengan caranya selalu bisa membuat Adis luluh. Zia menelpon Adis yang sedang berada di kamarnya. Zia meminta Adis ke ruang keluarga ia membelikan oleh-oleh buat Adis.

Adis yang sudah posisi nyaman di kamarnya mau gak mau ke ruang keluarga. Adis tidak memakai kacamata dan behelnya karena dari awal masuk ke rumah papi Kenzou mereka sudah mengenal wajah asli Adis.

Saat Adis berjalan dari paviliunnya mau ke rumah utama di jalan Adis bertemu dengan Ziko.

"Dis," panggil Ziko.

Adis menoleh ke belakang.

"Mau ke dalam juga kan, bareng jalannya," Ziko menyamakan langkahnya dengan Adis.

Mereka jalan berdampingan masuk ke rumah utama.

Di ruang keluarga sudah ada papi, mami, Zio dan Zia.

Zio menatap tajam Ziko yang berjalan berdampingan dengan kekasihnya. Zio malam ini akan mengumumkan tentang dirinya dan Adis. Zio tidak ingin orang tuanya tidak tau tentang hubungan mereka.

Ziko melihat kakak laki-laki nya menatap tajam kepadanya, Ziko memberikan cengirannya ke Zio.

"Adis sini," panggil Zia yang duduk di samping Zio.

"Iya, Zia,"

Zia bergeser ke samping Zio.

"Biar Adis di tengah duduknya Zia,"

"Kenapa sih lo, gak boleh gue deket ma lo?" Zia jutek ke kembarannya.

Zio merotasikan bola matanya.

"Sini yank, duduk dekat aku,"

Semua mata membola, kecuali papi hanya mengernyitkan alisnya.

Hening.. senyap..

Wajah Adis memerah, bos nya ini kenapa jadi begini.

"Jelaskan Zio, kenapa kamu panggil Adis yank? Emang dia yayang kamu?" tatapan mata Zia tajam ke Zio.

Zio mengedikkan bahunya.

"Kamu gak jawab aku kitikin kamu loh," Zia sudah meletakkan tangannya di pinggang

Ziko lemas, Ziko patah hati, layu sebelum berkembang. Ziko memandangi wajah cantik Adis yang masih merona. Harus bersaing dengan kakak sendiri tentu saja Ziko mundur teratur. Kakaknya Zio lebih dewasa darinya, sudah mapan umurnya juga pantas buat berumah tangga.

Ziko tentu saja kalah saing dengan kakaknya sendiri, tapi dengan melihat wajah Adis tanpa kacamata dan behel, Ziko mengingat-ingat wajah Adis tidak asing untuk dirinya.

Ziko mencoba mengingat-ingat dimana dia pernah bertemu dengan Adis. Sayang sekali memorinya belum mengingat juga.

"Zio, kamu berhutang penjelasan dengan aku, tau," Zia mencebikkan bibirnya.

Zia tidak memberikan kesempatan ke Zio untuk duduk bersebelahan dengan Adis. Zia gak mau bergeser duduknya di sebelah Zio. Adis duduk di sebelah Zia.

"Adis, tante gak bawa apa-apa, nanti Zia yang kasih oleh-oleh buat kamu ya?" mami Lovy bicara dengan lembut ke Adis.

"Iya te, eh mi, terimakasih," Adis tersenyum ke mami Lovy.

"Iya Dis ntar aja kita ke kamarmu aku ada bawakan banyak oleh-oleh buat dirimu,"

"Terimakasih Zia,"

"Sama-sama Adis, selama aku pergi Zio, Ziko gak ada gangguin kamu kan?"

"Apaan sih, Zi, ya gak adalah," protes Ziko tak terima.

Zio diam saja, ia menunggu momen yang tepat akan memberitahukan ke keluarganya tentang dirinya yang sudah berpacaran dengan Adis.

"Pi, mi, Zio mau ngomong sekalian di sini,"

"Ngomong apa Zi?" tanya mami.

"Zio dan Adis sekarang sedang dekat mi, dalam artian kami berpacaran,"

Wajah Adis kembali merona. Rasanya ia ingin menyembunyikan wajahnya di balik bantal. Semua mata memandang ke arahnya.

"Bener begitu Dis?" tanya mami Lovy, papi Kenzou hanya mendengarkan saja.

"Emm, sa-ya.." belum selesai Adis bicara Zio sudah memotongnya.

"Mi, Adis tu malu kalo ditanya-tanya langsung seperti itu, pasti Adis malu, liat aja wajah Adis udah merah gitu," Zio memotong pembicaraan Adis.

"Zio mami kan bertanya ke Adis bukan ke kamu,"

Zio hanya diam saja.

"Adis, apa Zio memaksa kamu buat pacaran dengan dirinya?" tanya mami lagi sambil menatap lembut Adis.

Adis menggelengkan kepalanya.

Zio menarik sudut bibirnya.

"Mi, udah donk, jangan di paksa Adis jawab, mami udah kayak petugas aja wawancara korbannya,"

"Ya udah, mami gak nanya lagi, mami gak mau ya Zio, Adis terpaksa berpacaran dengan kamu, ingat itu," mami menegaskan ke putra kembarnya.

"Iya mi, Zio gak maksa Adis kok mi, iya kan yank,"

"Yakin lo gak maksa Adis, Zi.. eh kak Zio," Ziko melirik ke maminya yang sudah memelototkan matanya ke Ziko.

Ziko langsung sadar dengan kesalahannya yang mau memanggil nama saja ke kakak laki-lakinya. Mami pasti ngamuk kalo dirinya memanggil Zio tanpa embel-embel kakak.

"Ziko, kamu masih bocil jangan ikut campur urusan orang dewasa ya," Zio memelototkan matanya ke adik bungsunya itu.

"Enak aja bocil, bocil yang bisa bikin bocil, wlee," Ziko mengejek kakak laki-laki nya itu.

"Sudah, sudah kalian tak sudah-sudah berantem aja terus," Zia menengahi kakak kembarnya yang berantem dengan adik bungsunya.

"Iya jangan berantem terus, masa Adis harus ngeliatin kalian berantem di sini," ucap mami ke kedua putranya.

"Mami papi mau ke kamar, kalian yang akur, jangan berantem, Adis kalo ada apa-apa kasih tau mami ya, kalo Zio nakal nyakitin kamu kasih tau aja sama mami, oke," mami dan papi beranjak dari duduk mereka dan meninggalkan putra putri dan Adis di ruang keluarga.

"Adis nanti kamu kasih tau ke aku ya, aku pergi cuma seminggu kalian tiba-tiba aja udah pacaran, jangan sungkan kasih tau ke aku kalo Zio macam-macam dengan kamu ya,"

Adis tersenyum ke Zia.

"Ziko gimana kerjaan kamu sejak aku gak disitu lagi," Zio bertanya ke adiknya Ziko.

"Sampai saat ini masih aman terkendali Zio,"

"Ziko," panggil Zia seakan ia mami.

"Ngapa sih Zia dari tadi aku aja terus yang kena,"

"Jangan panggil nama aja Ziko, panggilnya kakak Zio, kamu dengar," Zia memperagakan dirinya seperti mami Lovy.

Mereka kakak beradik saling tertawa, Adis hanya tersenyum tipis aja.

Beraninya anak-anak mami mengerjai menertawakan maminya sendiri, batin Adis.

"Adis, kuy kita ke kamarku," Zia menarik tangan Adis membawanya ke kamar dirinya.

"Jangan lama-lama Zia, kami mau berkencan nanti," teriak Zio.

Zia mencebikkan bibirnya ke Zio.

"Adis malam ini sama aku, gak sama kamu, Zio, Terima itu, wleee,"

Zia suka sekali berargumen sama kembarannya sendiri.

"Adis kamu harus cerita ke aku apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba Zio pacaran sama kamu?"

" Iya Zia, nanti aku mau cerita, oh iya ada yang mau aku tanyakan juga ke kamu nanti,"

"Tentang?"

"Nanti juga kamu tau Zia,"

Adis dan Zia berjalan sambil ngobrol pelan untuk naik ke lantai dua ke kamar Zia. Sebelah kanan kamar Zia kamarnya Zio, sebelah kiri kamar Zia. kamarnya Ziko.

Zia dan Adis berjalan ke kamar Zia mereka melewati kamarnya Zio. Adis dan Zia akan saling bercerita.

Zia sangat penasaran tentang Zio dan Adis yang bisa berpacaran hanya ditinggal dirinya seminggu saja.

Adis ingin menanyakan ke Zia tentang gadis yang menyapa Zio dan menangis di depan Zio, siapa gadis itu? Ada hubungan apa Zio dan gadis itu? Apakah belum usai cerita cinta masa lalu mereka? Adis juga penasaran dengan bosnya itu yang sudah mengklaim dirinya sebagai pacar bosnya, benarkah? Apa hanya sandiwara saja?

Terpopuler

Comments

❤️⃟WᵃfJonathan

❤️⃟WᵃfJonathan

kalau behel dan kacamata dilepas, berarti aslinya adis sangat cantiklah itu🤔wanita yg beruntung krn diperebutkan

2024-03-13

2

nining

nining

rame Y klo di rumah brantem...saling ejek🤣🤣 mawar sama vote udah di tf ya

2024-02-20

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!