Lunch With CEO

Rombongan 2 pasang lelaki dan wanita yang masuk ke area restoran mencuri perhatian para pengunjung.

Sosok yang tinggi berjalan bersisian sudah membuat pengunjung tertarik untuk menoleh apalagi ditunjang dengan wajah tampan si lelaki dan cantik si wanita.

Mereka berempat naik ke lantai dua di ruangan VIP yang adem. Zia dan Adis duluan masuk ke ruangan di ikuti oleh Zio dan Abyan.

"Awas lo deket ma Adis," ancam Zio di telinga Abyan.

Abyan kaget dengan ancaman sepupunya itu.

Ada apa dengan Zio, batinnya.

"Kenapa sih lo takut amat, naksir lo?"

"Berisik," Zio mempercepat langkahnya meninggalkan Abyan.

Abyan mendengus ditinggalkan sepupu sekaligus bosnya itu.

Abyan mengambil posisi di samping Zio dan berhadapan dengan Zia sepupunya juga.

Zio tersenyum smirk bisa duduk di depan wanita yang sudah membuat pikirannya gak tenang.

Pelayan ke meja mereka memberikan buku menu dan menanyakan menu yang mereka pesan.

Setelah masing-masing menyebut menu makanan yang mereka mau, pelayan meninggalkan meja mereka.

"Ehem," Zio memecah konsentrasi dua wanita yang sedang berbicara pelan, entah apa yang sedang mereka bahas.

Adis dan Zia menoleh ke arah Zio.

"Napa sih Zero lo gak bisa liat gue ma Adis bicara," Zia melipat kedua tangannya di dada dan menyandarkan punggungnya ke sofa yang di dudukinya.

"Kamu tu kita makan berempat biar bisa saling membahas tentang kerjaan di kantor bukannya nona di sebelah mu mulai besok jadi asisten mu,"

"Nona, nona, nona in siapa coba namanya? nona ini ada namanya loh Zio," Zia melototkan netranya ke kembarannya.

Zia gak mau Adis merasa gak betah berada dekat dengan mereka.

"Diiihh, Zia galak banget, jangan galak-galak Zia nanti gak ada yang mau baru tau,"

Puuukk..

Zia menepuk lengan Abyan kuat-kuat.

"Aduh, aduhh, sakit loh Zi,"

"Siapa suruh ngomong gak pake filter, banyak yang mau sama gue tau gak," Zia mengerucutkan bibir indahnya.

"Sudah, sudah berisik banget," ucap Zio.

Tanpa mereka sadari seorang wanita temannya Zia mendatangi meja mereka.

"Hai, Zia, Zio, aku boleh gabung ya?"

Semua terdiam gak ada yang merespon.

Zia kaget ternyata nyali temannya sekuat baja pantang menyerah.

Zia tersenyum kikuk, Adis menatap datar wanita cantik teman Zia.

Abyan tersenyum ke wanita tersebut.

"Aura kamu masih di sini?" tanya Zia yang merasa hawa dingin dari raut wajah kembarannya yang langsung berubah.

Zia bingung mau bersikap gimana, ia tau Zio pasti tidak suka jika Aura temannya gabung dengan mereka.

"Aura duduk aja," akhirnya Zia memutuskan tanpa bertanya ke kembarannya. Zia akan menanggung akibatnya jika Zio meradang. Zia gak enak jika ia mengusir Aura temannya itu yang selalu saja mencari perhatian ke kembarannya.

Aura tersenyum sumringah ia langsung meminta kursi ke pelayan yang ada di ruangan tersebut.

Berbeda dengan Zio yang menekuk wajahnya. Zio yang tadinya semangat dan wajahnya cerah duduk di depan Adis, tiba-tiba aja rautnya langsung berubah begitu tau wanita yang datang menyapa Zia adalah wanita yang selalu caper di depannya.

Aura berteman dengan Zia sejak SMA, ia sering main bersama Zia, dan mereka satu sekolah dengan Zio juga, satu kelas juga.

Zio yang peka tentu saja tau jika ada wanita yang suka dengannya.

Menu yang mereka pesan sudah terhidang di meja.

Zio makan dengan tak semangat, dirinya memandang wajah Adis yang makan dengan pelan, gadis di depannya ini bisa membuat mood Zio sedikit lebih baik.

Zio tidak menoleh sedikit pun ke Aura, gadis yang naksir kepadanya.

Zia lah yang melayani obrolan Aura. Sesekali Abyan menimpali. Sejak diancam oleh Zio dirinya tak boleh dekat-dekat ke Adis, Abyan nurut aja. Dirinya tidak mau di pecat atau di potong gajinya hanya gara-gara tak nurut dengan bosnya itu.

Sikap Adis biasa saja dia makan dengan tenang, geraknya pelan dan lembut, dari situ Zio sudah bisa menilai jika gadis yang duduk di depannya ini bukan gadis sederhana yang tidak memiliki keluarga, pasti ada yang di sembunyikan oleh gadis ini, begitulah yang dipikirkan Zio ke Adis. Zio memang sangat peka.

Zio dan Zia putra putri kembar dari pengusaha besar Kenzou Dewangga Alexander dan Lovely Dea Bagaskara, merupakan kembar yang tidak identik, wajah Zio perpaduan papi maminya mengikuti sifat maminya yang hangat tetapi ada juga sifat papinya yang dingin dan mengintimidasi sedangkan wajah Zia papinya banget sifatnya dominan sifat ayahnya sangat dingin dan pendiam bukan wanita yang ceria dan hangat.

Zia mengenal Adis saat maminya membawanya ke rumah siang hari, dari saat itu mereka mulai dekat. Zia merasa cocok berteman dengan Adis yang juga pendiam tak banyak suaranya.

Saat makan mata Aura selalu melirik ke arah Zio, entah kenapa Aura sangat suka dengan Zio yang tampan dan keren, Zio kadang baik dengan dirinya saat Zio belum mengetahui jika Aura menyukainya, tetapi sejak Aura mendatanginya di sekolah saat jam istirahat dan ia sedang berkumpul dengan sahabatnya Aura datang mendekatinya dan merangkul tangannya, seakan-akan mereka sepasang kekasih.

Tentu saja para sahabatnya mengira Aura adalah kekasihnya. Sejak saat itu Zio tidak pernah lagi menegur Aura dan bersikap baik ke Aura. Zio akan pura-pura tidak mengenal Aura dab lebih baik menghindar daripada berada dekat dengan gadis itu. Aura sangat agresif menurut Zio dan ia tidak suka itu.

Selesai makan siang tanpa menunggu waktu lama atau bersantai berbincang ringan, Zio bergerak beranjak dari kursinya, semua heran.

"Kita balik lagi ke kantor ada yang harus aku urus," ucap Zio dingin dan langsung ngeloyor pergi.

Keempat orang yang masih duduk di kursinya saling berpandangan, Abyan segera bergerak dan menyusul bosnya. Dirinya juga yang harus menyelesaikan bill makan siang mereka.

"Zio, tunggu, jangan cepat-cepat jalannya, ini aku harus ke kasir dulu bayar," teriak Abyan dengan suara baritonnya.

Zio masih aja berjalan dengan langkah lebar menuju pintu keluar.

Selesai membayar tagihan Abyan langsung berlari menyusul bosnya ke mobil. Abyanlah yang mengemudikan mobilnya.

Zio sudah memakai kacamata hitamnya. Zio memandangi gadis cantik yang sedang berjalan disamping kembarannya. Mereka hanya berdua saja Aura tidak bersama mereka.

Langkah Zia dan Adis sampai juga ke mobil. Mereka membuka pintu mobil dan menghempaskan tubuh mereka ke kursi.

Terdengar hembusan nafas dari Zia.

"Huffft, Zio kamu apa-apaan sih, belum juga makanannya nyampe ke dalam perut udah haru jalan ke mobil, kenapa sih harus buru-buru, minuman smoothies ku belum habis di minum, mending tadi gak usah pergi makan sama kamu," kesal Zia ngedumel.

Adis diam saja, di usapnya lengan Zia.

Zio melirik Adis dari kaca spion, ia agak tersenyum samar melihat Adis mengusap-usap lengan kembarannya.

"Tuan Zio lagi badmood, nona Zia," ucap Abyan mencairkan suasana. Berdua kembar ini selalu saja berdebat hal yang gak penting.

"Diam By," bentak Zia.

Abyan nyengir mendengar bentakan sepupunya. Gadis pendiam tapi galak.

"Jangan galak-galak nona Zia yang cantik nanti gak ada yang mau loh,"

Puukk..

"Aduh, sakit Zia!" teriak Abyan.

Zia memukul bahu Abyan dengan majalah yang ada di tangannya.

"Taupun sakit, makanya jangan berisik, awas kalo ngomong lagi,"

Abyan terdiam.

Ya ampun punya sepupu kembar sifatnya unik-unik, batin Abyan.

Mobil mereka terus melaju di jalanan ibukota menuju kembali ke kantor, siang hari dengan terik matahari yang panas. Di dalam mobil akhirnya semua pada hening tak bersuara, merasakan keademan AC yang menyala. Mendinginkan hati si kembar yang sedang panas.

Terpopuler

Comments

Mitha Candy

Mitha Candy

Waduh Zio belum jadian aja udah protektif orang lain gak boleh dekat2

2024-05-14

1

❤️⃟Wᵃf🥑⃟Fadillah

❤️⃟Wᵃf🥑⃟Fadillah

jangan sampai Abyan jadi saingan ma zio thor

2024-05-14

1

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf ariistaᴳ᯳ᷢ🍁❣️

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf ariistaᴳ᯳ᷢ🍁❣️

lah zio belum apa apa udah ngancam duluan.. hadehh..

2024-05-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!