Adis di Ruangan Zio

Adis masih bergeming di tempatnya di sofa ruangan Zio, lelaki tampan putra majikannya. Adis dengan wajahnya yang datar tetap duduk dengan tenang. Zio CEO di kantor yang dia datangi sekarang mengambil posisi duduk di sofa di seberangnya.

Hening

Senyap

"Ehem," Zio mencoba membuka pembicaraan.

Suasana akward sangat terasa.

Adis menoleh perlahan menatap wajah kembaran Zia.

Sekali lagi netra mereka beradu, Adis kali ini tidak mengalihkan pandangannya ia mencoba melawan tatapan netra laki-laki tampan di depannya ini.

Zio yang mengalihkan pandangannya.

"Baiklah, kita mulai saja, nona silahkan perkenalkan diri anda, saya dengar katanya kamu mau dijadikan asistennya Zia mulai besok,"

"Maaf tuan, saya baru saja di kasih tau oleh nona Zia,"

"Jangan panggil saya tuan, panggil aja Pak kalo di kantor tapi kalo di luar kantor kamu bebas untuk memanggil nama aja, tak perlu pakai kata tuan atau pak, cukup panggil nama aja,"

"Baik Pak,"

"Ya silahkan perkenalkan dirimu,"

Zio duduk menyandar di kepala sofa dan melipat kakinya memandangi wajah cantik di depannya yang hanya mengenakan liptint di bibir merahnya yang tipis.

Adis menarik napasnya ia tak menyangka harus memperkenal kan dirinya di depan seorang CEO putra majikannya.

Dengan wajah datarnya Adis memperkenalkan dirinya.

"Nama saya Adis, usia 23 tahun lulusan sarjana informatika, itu saja pak,"

Zio mengernyitkan alisnya.

"Kenapa singkat sekali, nama panjang siapa?"

Adis menghela napasnya kembali. Wajahnya masih saja datar tidak memperlihatkan ekspresi apapun.

"Adis aja pak,"

"Saya tidak percaya, pasti ada nama panjangmu,"

Adis hanya diam saja tidak menjawab.

Zio merasa gadis di depannya ini banyak menyembunyikan tentang dirinya, ia akan mencari tau sendiri, ia akan menyelidikinya.

"Jika kamu berkerja di kantor ini kamu harus masukkan lamaran pekerjaan dengan CV sekalian, apa kamu mengerti?"

Adis tidak merasa mau bekerja di kantor ini ia diminta nona mudanya untuk menjadi asistennya bukan keinginannya mau bekerja di kantor ini.

"Maaf sebelumnya Pak, bukan maksud saya untuk melawan Bapak, tapi menurut saya, yang menginginkan saya menjadi asisten adalah nona Zia sendiri, dan saya tidak bermaksud bekerja di kantor ini, sebaiknya Bapak tanyakan saja dengan nona Zia apakah saya harus memasukkan lamaran juga ke kantor ini,"

Zio heran dengan gadis di depannya ini, ternyata gadis ini bukan gadis yang gampang di intimidasi.

Sialan, berani sekali dia membantah ku, tapi ini menarik, batin Zio.

"Apa kamu merasa tersanjung bisa menjadi asisten Zia," Zio bertanya sambil memicingkan matanya ke gadis di depannya ini.

"Tidak sama sekali, saya tidak tersanjung dan tidak tertarik juga, saya sudah menolaknya tetapi nona Zia lah yang tetap meminta saya menjadi asistennya," tegas Adis tanpa mengalihkan pandangannya ke lelaki tampan di depannya ini tetapi sayang terlalu banyak bertanya kepadanya membuat dirinya jengah.

Adis sangat tidak suka mempublikasikan siapa dirinya. Dia tidak ingin ada yang tau tentang jati dirinya.

Adis sengaja melakukan hal seperti itu agar orang yang ingin berteman atau dekat dengannya tidak memandang harta dan siapa orangtuanya, Adis tidak suka dengan seseorang yang berpura-pura baik di depannya tetapi ada maunya. Fake friends.

Zio yang baru kali ini merasa tidak dikejar-kejar oleh cewek di depannya ini, semakin penasaran dengan calon asisten kembarannya ini.

Zio heran kenapa ada wanita yang begitu dingin tatapannya, wajah tidak berekpresi dan tidak mudah di provokasi.

"Baiklah, saya kira cukup sampai di sini saja pertanyaan saya, jika sewaktu-waktu saya ingin bertanya lagi denganmu tolong jangan menghindar,"

Adis mengerutkan dahinya, ia menatap lelaki di depannya ini dengan wajah yang tidak bisa dibaca.

"Menghindar? Apa saya berani menghindar dari Bapak?"

Zio mengedikkan bahunya.

"Bagus kalo memang kamu tak berani, kamu boleh kembali ke ruangan Zia, saya rasa cukup itu saja pertanyaan saya hari ini,"

"Baik Pak, terimakasih saya pamit ke ruangan nona Zia lagi,"

"Hemm," Zio tidak menoleh ia sedang mengetik di ponselnya.

Adis melangkah keluar dari ruangan Zio.

Zio mengirim pesan ke Zia mengajaknya makan siang bareng Adis sekalian.

Zio juga mengirim pesan ke Abyan, mereka akan makan siang bareng berempat.

Entah kenapa Zio sangat penasaran dengan gadis yang baru saja meninggalkan ruangannya.

Zia yang menerima pesan kembarannya, mengerutkan alisnya.

"Mau apalagi, tumben-tumben ajak makan siang bareng, biasanya juga gak pernah,"

Zia membalas pesan kembarannya, ia setuju aja permintaan saudara kembarnya itu kebetulan sekarang sudah masuk jam istirahat.

Pintu di ketuk dari luar.

"Masuk,"

Ceklek.. Adis membuka pintu ruangan Zia.

"Kirain siapa Dis, gak usah di ketuk masuk aja kalo kamu mau masuk,"

Adis tersenyum tipis. Adis duduk di sofa.

"Bagaimana? Aman kah?"

"Aman,"

"Bagus lah, sekarang kita akan makan siang bareng dengan CEO, beliau yang traktir,"

Adis hanya menganggukkan kepalanya.

Ketemu bos lagi, padahal juga barusan dari ruangannya, batin Adis merasa jika bosnya sedang mencari perhatian dirinya.

Sebagai seorang wanita Adis dapat merasakan gelagat, sinyal-sinyal tatapan yang penasaran dengan dirinya.

"Apakah makan siang ini undangan makan siang dari bos, Zi,"

"Yes kamu benar, kuy lah, mereka sudah berada di lobby menunggu kita,"

"Mereka? Emang semua karyawan ikut ya Zi?"

"Hah? Semua karyawan? Ya nggaklah Dis, itu si bos mu sama asisten yang menyebalkan itu aja mereka berdua sudah menunggu di lobby,"

"Ohh, tak kirain semua karyawan di ajak makan pak bos,"

"Kalo itu tunggulah pak CEO kita menikah ya, haha, CEO kita lebih suka menjomblo padahal banyak gadis-gadis cantik yang mengincar dirinya,"

Adis manggut-manggut. Ia akhirnya berdiri juga melihat Zia berdiri.

Mereka berdua meninggalkan ruangan Zia, melangkah ke lift untuk turun ke lobby kantor.

Tiba di lobby tampak dua lelaki jangkung dengan pesonanya sedang berdiri sambil memainkan ponselnya.

"Kami sudah disini, ayo kita pergi, pakai mobil masing-masing kan Zio?" tanya Zia antusias.

"Coba aja kalo berani, aku tidak tanggungjawab kalo ada suatu hal terjadi dengan mobil itu,"

"Iya, iya, segitunya, ayolah Dis kita jalan duluan aja, Zio memang menyebalkan," Zia gondok dengan saudara kembarnya suka sekali mengancam dirinya.

Tentu saja Zia gak berani melawan kembarannya itu, Zia tau Zio sangat tegas dan tidak bisa di bantah, dia akan tega dengan seseorang jika orang tersebut membantahnya dan tidak melakukan apa yang diinginkannya, Zio memang mendominasi, Zio sangat tegas dan tidak pandang bulu jika menghukum seseorang. Itulah Zio yang Zia kenal jangan coba-coba memprovokasi nya.

Mobil Zio lah yang dipakai untuk pergi ke restoran Nusantara yang menghidangkan menu nusantara. Mau makan tinggal ambil saja, karena prasmanan.

Mobil Zio memasuki halaman depan restoran, mereka baru saja keluar dari mobil saat seorang gadis cantik dengan rambut panjang hitamnya memanggil diri Zia.

"Zia,"

Zia menoleh ternyata Aura teman Zia yang memanggil dirinya. Aura mendekati rombongan mereka berempat, semua menatap ke Aura kecuali Zio.

"Aura, kamu di sini juga? Mau makan siang juga?"

Zio dan Abyan sudah duluan berjalan. Zio tau jika Aura teman kembarannya itu suka dengan dirinya tetapi Zio tidak suka. Makanya Zio sangat cuek dengan Aura.

"Zia apa kalian makan siang bareng? Apa aku boleh bergabung?"

"Aku harus tanya ke Zio dulu Ra, Zio lah yang mengajak kami makan di sini,"

"Ohh ya udah kalo gitu tanya kan ya, aku ke toilet dulu, kebelet pipis,"

"Baiklah,"

Zia akhirnya berjalan bersisian dengan Adis menuju ke restoran. Ia tau Zio pasti tidak mengizinkan Aura ikut bergabung dengan mereka. Zia mengenal sekali kembarannya itu.

Apakah Aura akan datang kembali ke restoran setelah dari toilet dan akan ikut bergabung dengan rombongan Zio?

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ𝐌ᴜᷞʀͧɴᷠᴀᷧ

☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ𝐌ᴜᷞʀͧɴᷠᴀᷧ

adis bersikap seperti itu karena punya rasa percaya diri yg tinggi karena dia juga seorang nona muda

2024-05-15

1

❤️⃟Wᵃf❦ᴰᴱᴸᴹᴬᴿ❦㋛🏖🍉

❤️⃟Wᵃf❦ᴰᴱᴸᴹᴬᴿ❦㋛🏖🍉

zio merasa tertantang dgn sikap adis yg ngak ngejar dia kayak cewek lain, adis bukan sebarangan cewek yaa, dih udah tahu org ngak suka masih aja mau ikut gabung ngak punya malu mungkin.

2024-05-15

1

Riyanti 🦋ιиɑ͜͡✦

Riyanti 🦋ιиɑ͜͡✦

tenang Zia sebentar lagi Abang mu bakalan mengakhiri masa jomblo nya , karena calon nya dah ada di depan kamu 🤣
semoga aja aura nggak balik dari toilet deh

2024-05-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!