Dating or Dinner?

Zio dan Adis hanya berdua saja di dalam mobil, rasanya Adis duduk di atas bara, ia jadi serba salah apalagi bosnya suka melirik ke arahnya, belum lagi kalo mengingat bosnya yang mencium dirinya, wajah Adis terasa panas, pasti wajahnya merona.

"Kita kemana dulu, tadi katanya ada yang mau kamu beli kita ke mall aja ya, belanja dulu baru makan malam,"

Dasarnya bos ya gitu bisanya ngatur di mana pun berada, aku bisa apa, batin Adis.

"Kok malah melamun," Zio menoleh ke wanita yang selalu cosplay jika berada di luar rumah, untungnya Zio sudah melihat wajah polos Adis di kamarnya. Wajah cantik natural tanpa perlu di make up.

Adis menoleh ke bosnya, dadanya berdesir.

Ya ampun dari samping aja cakep gitu, oh Tuhan bantu aku agar tak terpesona dengan bos ku ini, batin Adis.

Zio masih belum mendengar suara Adis di telinganya. Zio menoleh kembali, Adis ternyata masih menatap ke bosnya. Adis langsung gelagapan ke gap dirinya sedang menatapi wajah tampan bosnya.

Wajah Adis merona, dirinya malu sekali, tatapan mata keduanya kembali beradu.

"Kamu kenapa? Terpesona hmm?"

Adis memalingkan wajah nya ke arah jendela. Wajahnya masih terasa panas, ia ingin sekali mengipas-ngipas wajahnya dengan tangannya, tapi ia malu.

"Gak usah malu, kamu suka dengan wajah saya?"

Wajah Adis semakin memerah.

Aduh pak, udah donk saya malu ini, batin Adis.

Mobil sudah sampai di depan mall, Zio memarkirkan mobilnya. Ia mematikan mesin mobil setelah memastikan semuanya oke di dalam mobil, Zio membuka pintu mobil. Zio berjalan memutari kap mobil depan dan menuju ke pintu Adis.

Adis merasa di istimewa kan oleh bosnya, Adis semakin sungkan dengan bosnya. Adis keluar dari mobil, Zio masih memegangi pintu mobil. Harum rambut panjang Adis terhidu oleh hidungnya.

Adis sudah keluar dari dalam mobil, Zio menutup pintu mobil dan menguncinya.

Zio berjalan bersisian dengan Adis, mereka sudah memasuki mall.

Saat sedang berjalan berdampingan terdengar suara seseorang memanggil nama Zio.

"Zio," panggil seseorang yang berdiri di depan Zio.

Gadis tersebut ingin memeluk Zio, tapi Zio langsung meraih pinggang ramping Adis. Adis kaget, Zio semakin mengeratkan tangannya di pinggang Adis.

"Zi..o, ka.. mu, u.. dah lupain aku?" suara wanita di depan Zio seakan tercekat bicara tidak lancar.

Zio diam saja, ia masih memeluk erat pinggang Adis. Zio gak menggubris wanita yang sedang menangis

"Kita mau belanja kan sayang," ucap Zio di depan wanita yang tampak berkaca-kaca matanya.

"Zi..o," lolos sudah airmata wanita cantik berambut gelombang tersebut.

Wanita cantik itu tampak elegan, tubuhnya ramping juga tinggi sama seperti Adis, hanya saja wajah gadis tersebut bertambah cantik karena make up. Adis gak tau wajah asli gadis tersebut jika tanpa make up.

Adis hanya melihat saja wanita tersebut yang meneteskan airmatanya, terus memandangi Zio dan Adis yang berlalu dari hadapannya.

Zio masih memeluk pinggang Adis sepanjang jalan. Adis pun seakan lupa jika tangan bosnya masih berada di pinggangnya.

Adis dengan dandanan cupunya dipeluk oleh seorang lelaki tampan di sampingnya tentu saja menjadi pusat perhatian bagi orang-orang yang bersisian dan berjalan di depan mereka berdua.

Mereka memasuki supermarket yang ada di dalam mall.

Adis baru sadar ternyata tangan bosnya masih menempel di pinggangnya.

"Pak," panggil Adis.

"Hemm?"

"Tangan bapak, pak,"

"Kenapa, kamu gak suka? Kamu mau belanja apa? Biar saya yang bayar semuanya kamu pilih aja,"

"Ng, gak usah pak saya bisa bayar sendiri,"

Zio diam saja tidak menjawab.

Adis akhirnya belanja untuk keperluan di dalam kamarnya, gak banyak yang di belinya. Semua sudah masuk dalam troli.

"Sudah semua? Cuma segini aja? Belanja apa segini? Ayo kita ke bagian sana," Zio mengajak Adis ke bagian makanan, ia ingin membelikan Adis cemilan buat di kamarnya.

"Kamu suka coklat?" Zio menoleh ke Adis.

Adis menganggukkan kepalanya.

Zio juga menyukai coklat. Ia membelikan banyak coklat buat Adis dan juga buat dirinya sendiri di kamar. Zio memasukkan semua coklat ke dalam troli.

"Pak, ini kebanyakan, nanti saya gemuk makan coklat terus,"

"Siapa bilang? Badan kamu kurus gitu, itu nanti saya mau juga, saya juga suka coklat," Zio mendorong kembali troli setelah memasukkan coklat ke dalam troli.

"Oh, Bapak juga suka coklat,"

Setelah berbelanja dan membawa tentengan besar yang isinya coklat Zio dan Adis melanjutkan ke lantai paling atas tempat kuliner makanan berada.

"Kamu mau makan apa?"

"Saya ikut aja Pak,"

Mereka masuk ke restoran yang menyajikan banyak menu makanan nusantara, Zio dan Adis menyukai masakan nusantara daripada masakan luar negeri. Lidah mereka cocok dengan masakan nusantara.

Zio dan Adis sudah memesan makanan dan minuman mereka.

Adis masih merasa canggung berduaan dengan bos yang baru di kenalnya ini, apalagi ini hanya duduk berdua saja saling berhadapan.

Adis lebih banyak diam, dia mau bertanya pun takut salah, seperti wanita tadi yang menangis. Adis tidak tau siapa wanita itu. Adis juga bukan orang yang kepo dengan urusan orang lain.

Makanan dan minuman mereka datang, pelayan menyajikan semua menu yang mereka suka.

"Pak, ini apa gak kebanyakan?" tanya Adis melihat makanan di meja mereka.

"Sudah, ayo makan sekarang, nanti kalo udah dingin gak enak loh,"

Adis yang sungkan dengan bos nya ini selalu saja salah tingkah jika didpan bosnya.

"Adis,"

"Iya Pak, makanlah nanti udah dingin gak enak, apa mau saya suapin?"

"Eh, nggak, gak usah Pak, saya bisa makan sendiri,"

"Adis,"

"Iya Pak"

"Apa kamu punya pacar?"

Hening...

Senyap...

Tak ada suara hanya terdengar suara banyak orang yang sedang berbincang-bincang.

Zio memperhatikan gadis di depannya ini wajahnya memang menarik meski masih memakai kacamata jadul dan behel yang selalu berganti-ganti warna. Hari ini Adis memakai behel berwarna lilac.

Mereka mulai makan malam di restoran mall, selama makan Zio selalu memperhatikan gadis yang aslinya sangat cantik ini.

Selesai makan mereka berbincang santai. Di momen seperti ini lah yang selalu di tunggu oleh Zio.

"Adis,"

"Iy, iya Pak," jawab Adis gugup.

"Kok kamu jadi gugup gitu, kalo saya tanya kamu jangan marah ya,"

"Saya marah dengan siapa Pak?"

"Baguslah, kalo gak marah,"

"Saya berhutang ni dengan bapak,"

Zio mengernyitkan alisnya.

"Berhutang apa?" tanya Zio.

"Berhutang hari ini dengan Bapak, udah banyak yang Bapak berikan ke saya hari ini,"

"Tidak usah kamu pikirin, Adis, pertanyaan saya tadi belum kamu jawab, apakah kamu punya pacar?" Zio memandang wajah di depannya ini yang masih memakai kacamata tebalnya.

"Apakah harus saya jawab, Pak?"

"Ya kamu harus menjawabnya, saya rasa kamu belum punya pacar, apakah kamu mau menjadi pacar saya?"

Krik.. krik.. krik.. sunyi.. hening kembali..

"Bapak becanda deh," wajah Adis sudah merah padam, ia malu apalagi Zio menatap wajahnya dengan serius.

"Saya serius Adis," Zio menarik tangan Adis yanga ada di atas meja, di genggamnya erat tangan Adis.

"Bapak mengejek saya deh, masa Bapak mau jadi pacar saya yang cupu begini? Apa kata dunia?"

"Saya serius Adis, saya sudah terjatuh dengan pesona kamu Adis,"

"Pak, bapak ngomong begini apa karena wanita yang bapak temui tadi? Wanita itu menangis loh pak,"

"Ini semua serius Adis bukan karena ada gadis lain, gak ada itu, kalo kamu tidak menjawab tetap saja mulai detik ini kamu resmi menjadi pacar saya,"

"Tapi Pak.. " Adis ingin protes, tapi jari tangan bosnya sudah menempel di bibirnya.

"Tidak ada bantahan oke, mulai sekarang kamu adalah pacarku, jangan sekali-sekali kamu dekat dengan laki-laki lain," tegas Zio tanpa ada bantahan dari Adis.

Adis diam saja, mulutnya tertutup rapat.

Pacaran? Dengan bos? Aduh gimana ini kalo tau kembarannya sudah menembak aku apa nona Adis masih mau menjadikan aku sebagai asisten nya, Adis menghela napas dalam-dalam.

Zio masih memperhatikan gadis cantik di depannya ini. Masih banyak hal yang ingin dia tanyakan ke gadis yang mulai saat ini sudah di jadikannya pacar.

Terpopuler

Comments

nining

nining

hemmm.......zio curi star dari ziko....gercep banget🤣🤣

2024-02-19

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!