Zio dan Masa Lalu

Malam saat Adis bersama Zia saling curhat, berbeda dengan Zio. Zio bersama Abyan pergi ke bar yang ada tempat bilyardnya. Zio di telpon sahabatnya Dylan untuk bertemu di Night's Bar & Billyard.

Dylan baru kembali dari luar negeri, Dylan yang juga pengusaha muda, baru menyelesaikan S2 di luar negeri. Beda dengan Zio sudah menyelesaikannya setahun yang lalu.

Zio bersama Abyan udah berada di Bar & Billyard mereka menunggu kedatangan Dylan.

Lima belas menit menunggu seorang lelaki tampan bertubuh tegap dengan rambut agak sedikit panjang, gaya Dylan sangat casual mendatangi meja di mana Zio dan Abyan duduk.

"Hai, Bro, udah lama?" tanya Dylan sambil mendudukkan dirinya ke kursi.

"Lumayan, pa kabar bro? Selesai juga akhirnya," Abyan yang hangat menyapa sahabat mereka.

Meski berjarak 1 tahun, Zio dan Abyan sudah dekat dari kecil, kemana-mana selalu bersama Mereka dekat sebagai sepupu dan sahabat juga.

"Gimana Lan, udah stay di sini lagi kan?" tanya Zio.

Dylan menganggukkan kepalanya.

"Ya, aku udah pindah ke sini, fokus di sini, dan akan menikah di sini juga," Dylan tersenyum.

"Oh ya? Siapa calon lo?" tanya Zio.

"Ada deh, yang jelas dia cantik,"

"Kenalkan lah ma kami," Abyan menimpali.

"Belum saatnya, nanti juga kalian tau, kalian udah pesen makan minumnya?"

"Kami sudah," jawab Zio.

"Jadi gimana Zio, perusahaan gue mau masukan proposal ke perusahaan lo,"

"Ya masukin aja,"

"Oh iya Zio, aku satu pesawat waktu dari London ke sini dengan mantanmu," Dylan menambahkan ia ingin tau respon sahabatnya itu.

Zio cuek saja tidak terlalu menggubris omongan Dylan. Baginya membahas masa lalu tidak penting.

Zio sudah bertemu dengan mantannya, Andara di mall kemarin.

Tidak ada yang mendebarkan di hati Zio saat bertemu dengan Andara. Perasaan yang dulu pernah ada di hatinya telah sirna saat Andara bermain api dengan bos nya.

Flashback On

Saat itu posisi Zio masih sebagai manager di divisi marketing di perusahaan Sadewa.Grup. Zio sibuk bekerja untuk mencapai target perusahaan. Zio bekerja tanpa ingat waktu.

Andara kekasih yang di cintainya saat itu seakan tidak mendapatkan perhatian dari Zio kekasihnya. Akhirnya Andara dekat dengan bosnya, Andara bekerja sebagai sekretaris di kantor itu. Bosnya sudah memiliki anak istri.

Andara muda terpesona dengan bosnya yang tampan dan berwibawa. Andara awalnya biasa saja dengan bosnya sebagai sekretaris tentu saja Andara sering bepergian dengan bosnya.

Andara tergoda dengan bosnya saat mereka ke luar kota. Sampailah saat Andara rela memberikan aset berharganya kepada bosnya.

Andara menjalani hari-harinya masih bersama bosnya tidak ada yang tau, hingga suatu hari dirinya ketahuan oleh Zio.

Saat itu Zio sedang berada di hotel yang sama dengan kekasihnya di luar kota. Zio melihat kekasihnya di rangkul di lorong hotel yang sama dengan lantainya dengan tempatnya menginap.

Zio saat itu bersama Abyan sedang ada acara di hotel tersebut. Andara tidak mengetahuinya. Hingga Zio memergoki kekasihnya sedang bersama bosnya di kamar hotel sedang melakukan hubungan yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Zio meminta tolong pihak hotel untuk membuka pintu hotel dengan lembaran uang merah, Zio memberikan tips ke staf hotel tersebut, Zio mengaku kunci kamarnya ketinggalan di dalam kamar.

Dengan bantuan dari staf hotel, perlahan Zio membuka pintu, suara desahan sepasang lelaki dan perempuan terdengar. Zio mengepalkan tangannya kuat.

Sialan, bisa-bisanya di belakang gue dia seperti ini, Zio bermonolog di dalam hatinya.

Zio membuka ponsel di sakunya. Dengan tanpa suara Zio merekam kegiatan panas kekasihnya yang tampak hot dan bikin wajah Zio mengeras.

Ada beberapa foto dan video yang direkam oleh Zio. Setelah puas memvideokan dan mengambil foto keduanya yang sedang bergelut. Zio menyimpan rekaman dan meyimpan kembali ponselnya ke saku celananya.

"Ehem," ucap Zio dengan kencang.

Andara yang sedang berada di atas tu buh bosnya kaget, ia menoleh. Wajahnya langsung pias.

Andara kaget bukan main. Kekasihnya menonton adegan live dirinya dengan bosnya.

Andara segera menarik selimut yang ada di samping tubuh bosnya. Bosnya mengernyitkan alisnya ke Zio.

"Siapa kau! Kenapa bisa masuk ke kamar ini?"

Bos Andara juga sudah merah padam. Dirinya ketahuan melakukan hubungan enak-enak dengan wanita yang bukan istrinya.

"Keluar kau dari kamarku!" teriak bos Andara.

Pro.. prok.. prok..

Zio bertepuk tangan sambil mengejek ke kekasih dan bos kekasihnya itu.

"Hohoho.. begini ternyata ya? Kelakuan seorang wanita yang kalo injak semut aja tak mati," Zio menilai kekasihnya ini lemah lembut untuk menginjak semut aja tidak mati.

Andara sibuk menutupi dirinya dengan selimut tebal hotel. Wajahnya masih merah padam karena kaget.

"Zi, kamu jangan salah paham,"

"Diaam kamuuu!"

"Pak Zio jangan marahi kekasih saya," ucap lelaki pasangan Andara.

"Cih, kekasih anda?! Hohoho..saya tau anda tuan Raditya, saya tidak marah ke kekasih saya tetapi saya kecewa. Saya kecewa dengan kekasih saya yang bermain di belakang saya dengan anda. Ambillah wanita itu untuk anda, untung saya tidak pernah melakukan hal yang sama dengan tuan lakukan, ingat tuan Raditya kartu As anda ada sama saya!" suara Zio terdengar tajam, tegas dan mengancam.

Zio berjalan melangkah keluar kamar tanpa menoleh ke sepasang pria dan wanita itu, Zio bicara dengan tegas.

"Untuk kau! Mulai saat ini jangan mencariku dan menghubungi aku, kita tidak ada hubungan apa-apa lagi, cam kan itu!"

Zio melangkah dengan pasti menuju keluar pintu. Dirinya tidak menyangka jika kekasihnya yang di pikirnya polos ternyata sugar baby laki-laki berduit.

Sialan!!

Zio berjalan keluar kamar dengan wajah yang memerah wanita yang sudah menyentuh hatinya ternyata tidak sepolos yang di pikirkannya. Selama berpacaran selama dua tahun Zio tidak pernah menyentuh kekasihnya, kecuali ciuman bi bir.

Andara kekasihnya memang suka memancing dirinya untuk melakukan hal lebih, tetapi Zio tidak mau larut dan terbuai dengan hasratnya.

Zio lelaki yang sudah mulai dewasa saat itu tentu saja tergoda dengan rayuan kekasihnya tetapi Zio tau batasannya. Zio baru saja memulai kariernya saat itu, ia tidak ingin membuat keluarga nya kecewa dengan kepercayaan yang sudah di berikan kepadanya jika ia melakukan hal-hal yang diinginkan oleh kekasihnya.

Sebagai lelaki normal tentu saja kadang dirinya tergoda tetapi sekuat hati dirinya menahannya.

Flashback Off

"Bro, kenapa melamun? Ingat mantan?" tanya Dylan sambil terkekeh.

Zio mencebikkan bibirnya.

"Gara-gara lo sebut-sebut mantan," Zio meminum wine nya sekali teguk.

Dirinya tanpa sadar mengingat masa lalunya. Masa lalu yang membuatnya tidak mau dekat lagi dengan wanita. Apalagi sekarang posisinya sebagai CEO pasti banyak wanita yang mencoba menarik perhatiannya.

Banyak rekan bisnis wanita atau model-model cantik yang ingin berhubungan dengannya mengajak janjian, ketemuan, sekedar makan siang atau makan malam.

Tidak semua Zio tanggapi jika masih berhubungan dengan pekerjaan tentu saja Zio akan meladeninya sebatas pertemuan bisnis di luar itu Zio menolaknya.

"Gue udah lama gak ketemu Zia, apa kabar dia sekarang?"

"Lo kenapa kangen ma Zia?" berondong Abyan.

Dylan terkekeh, "Bisa di bilang begitu,"

"Hilliihh," Abyan mengerucutkan bibirnya.

"Susah di dekati kalo Zia, pendiem tapi galak," tambah Abyan lagi.

"Ya itu yang bikin penasaran," ucap Dylan langsung menerima timpukan kulit kacang ke tubuhnya dari Zio.

"Jangan Zia napa? Bukannya lo playboy tengil huh?" tambah Zio lagi.

"Kalo gue demen gimana?" ucap Dylan dengan tampang seriusnya.

Zio dan Abyan kembali melempar Dylan dengan kacang kulit yang ada di meja mereka.

"Awas aja lo," ancam Zio ke Dylan.