Masih di Ruang Rapat

Sepasang laki-laki dan perempuan masih berada di dalam ruang rapat. Si kembar yang tidak pernah akur tersebut saling menatap tajam.

Adis hanya diam saja ia gak enak dengan bos kembarnya gara-gara dirinya bos nya jadi berseteru.

"Kenapa?" tanya Zio yang mendapatkan tatapan tajam dari kembarannya.

"Harusnya tadi aku yang introkan Adis, mengenalkan pada peserta rapat, Zio kenapa kamu potong jalan aku?" Zia semakin memelototkan matanya, bibirnya manyun.

"Kan sama aja Zia, aku sebagai CEO dan kamu sebagai wakilnya, di mana salahnya?" Zio heran dengan kembarannya begitu aja di permasalahkannya.

"Tau ah gelap, lagian kenapa kamu harus meminta Adis harus memperkenalkan dirinya dengan lengkap, Adis kan berkerja di bawahku sebagai asisten ku, Zio!" Zia semakin kencang suaranya.

Adis dan Abyan keduanya sama-sama hanya bisa menyaksikan keduanya berseteru tanpa bisa menghentikan. Adis sebagai asisten yang baru bekerja sehari sudah di suguhi oleh perseteruan si kembar.

"Nona Zia," panggil Adis.

Zia menoleh ke Adis, ia menaikkan alisnya maksudnya bertanya kenapa?

"Saya tidak apa-apa nona, sebaiknya kita ke ruangan aja nona, udah mau jam makan siang,"

Zio yang melihat kedua gadis di depannya berbisik-bisik segera bersuara.

"Kita akhiri sampe di sini, ayo makan siang bareng Zia, Adis tidak ada penolakan, ayo By,"

"Siap," Abyan segera bergerak dari duduknya mengikuti langkah kaki bosnya keluar ruangan. Abyan memberi kode ke Zia dan Adis agar segera menyusul.

Zia melengos.

"Kenapa juga jadi rajin ngajak makan siang bareng, ayo Dis, bos mu itu laen kalo gak dituruti ada aja nanti yang di buatnya buat kita gondok, kesal, uring-uringan," Zia menarik tangan Adis untuk menyusul Zio dan Abyan.

"Apa kita pake mobil nona Zia?"

"Palingan udah di tungguin di bawah, mana mau kita pisah dari mereka Dis, pasti pake mobil Zio lagi,"

Zia dan Adis keluar ruangan ternyata mereka di tungguin di depan lift oleh kedua lelaki tampan tersebut.

"Kenapa kalian gak duluan aja kami kan pasti turun," Zia mencebikkan bibirnya.

"Gak usah berisik, ayo gak usah ke ruangan lagi," ucap Zio sambil matanya melirik ke sebelah kembarannya.

"Bentar aja Zio letakin berkas dulu ke ruangan," pujuk Zia.

"Gak bawa aja, waktu terus berjalan, ayo masuk lift," Zio masuk ke lift menyusul Abyan yang sudah di dalam lift.

Zia cemberut sambil menghentakkan kakinya.

"Sabar nona, saya gak papa bawa berkas ini, ikuti aja apa maunya pak bos nona," ucap Adis yang membawa berkas rapat di tangannya.

Mereka berempat sudah berada di dalam lift.

Zio bersedekap dengan tubuh menyandar di dinding lift, Abyan memasukkan satu tangannya di saku celananya sedangkan satu tangannya lagi membawa berkas rapat tadi.

"Nona Adis, sini biar saya bawakan berkasnya sekalian punya saya ini, saya juga bawa berkas rapat tadi," Abyan menawarkan ke Adis.

Zio menatap tajam ke asistennya, dengan kode matanya Zio melarang Abyan mencari perhatian ke Adis.

Adis menoleh ke Abyan, ekor matanya tak sengaja melirik ke bosnya. Begitu juga dengan Zio yang memang menatap dirinya sejak masuk ke lift.

"Terimakasih pak, saya bisa bawanya," Adis hanya bicara seperlunya saja tanpa senyum, wajahnya tetap datar tanpa ekspresi.

Abyan menarik napas dalam-dalam, bosnya kenapa? Selalu aja tajam matanya ke gue, batin Abyan.

Pintu lift terbuka, mereka berempat keluar lift menuju ke pintu keluar gedung.

Abyan berjalan duluan membuka pintu mobil buat nona-nona cantik dan juga bosnya.

Abyan masuk mobil setelah semuanya masuk. Abyan melajukan mobilnya ke jalan besar menuju ke restoran favorit bosnya untuk makan siang.

***

Sementara di mansion mewah, seorang pemuda tampan baru saja datang dari luar negeri. Karena ia sudah selesai kuliahnya, si bungsu Ziko Dewangga Alexander sudah berada di kamarnya sedang tidur nyenyak, masih jetlag.

Mami Lovy membuka pintu kamar putra bungsunya. Di lihatnya putranya masih terlelap dengan selimut sudah mendarat di lantai.

Mami Lovy geleng-geleng kepala putra bungsunya ini selalu saja berantakan, liat aja baju- baju di dalam koper terbuka begitu aja dengan isinya yang berhamburan.

Mami mendekati ranjang putranya waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore putranya masih bermimpi indah.

Mami menggerakkan tubuh Ziko yang tidur telungkup.

"Ziko, bangun nak," suara lembut mami Lovy tidak tembus di telinga Ziko yang tidak bergerak sama sekali.

"Ya ampun ini anak, bukannya bangun bergerak aja tidak,"

Mami Lovy masuk ke kamar mandi, mengambil air di gayung membawanya ke tempat Ziko yang masih tidur nyenyak.

Mami Lovy memercikkan air di wajah putra tampannya, wajah Ziko copy paste wajah papinya, persis sama plek. Bagi yang melihat Ziko akan bisa mengetahui wajah papi Kenzou mudanya.

Ziko Dewangga Alexander, 23 tahun putra bungsu papi Kenzou dan mami Lovy, baru selesai lulus S2 di London mengambil master manajemen.

Ziko bertubuh tinggi kurang lebih sama seperti kakak lelakinya Zio tinggi nya 187 cm, wajahnya tampan, kulitnya putih seperti mami Lovy, rambutnya sedikit panjang, selama kuliah Ziko memang menyukai gaya casual, ia tidak suka terlalu rapi, beda dengan kakaknya Zio yang selalu berpenampilan rapi dari outfit di tubuhnya maupun rambutnya. Sifat Ziko hampir sama dengan Abyan yang tengil dan pinter merayu wanita.

Ziko kaget gelagapan saat wajahnya terasa dingin, ia segera mengerjapkan matanya. Perlahan matanya terbuka.

"Mami ihhh," Ziko kembali menutup matanya.

"Sayang bangun nak, udah sore loh, papi tunggu di ruang tamu, kamu kan belum ketemu papi sama kakak-kakakmu,"

"Iya, mi, nanti juga pasti ketemu,"

"Ayo bangun, mandi biar seger, mami papi tunggu di bawah, sebentar lagi juga kakak-kakakmu datang," mami menarik tangan putranya untuk bangun.

Dengan malas-malasan Ziko bangun dari tidur nya.

"Segera mandi, apa mami harus tungguin juga kamu mandi?"

"Gak usah mi, mami turun aja, nanti Ziko nyusul ke bawah,"

"Baiklah jangan lama-lama ya,"

"Iya mamiku yang cantik, jangan bawel deh," Ziko langsung melesat masuk ke kamar mandi.

"Ya ampun tu anak maminya di bilang bawel," mami geleng-geleng kepala. Mami akan meminta bibi atau maid untuk memebereskan baju-baju yang berantakan di koper Ziko.

Setengah jam kemudian, Ziko turun ke lantai satu di lihantnya mami papinya sudah berada di ruang keluarga. Ziko mendatangi papi dan mami nya, Ziko menyalami tangan papinya dan memeluk bahu papi ala laki-laki. Papi Kenzou menepuk-nepuk punggung putra bungsunya yang wajah mirip dengannya.

"Pi, mi, Ziko ke teras depan dulu ya, mau merokok dulu sekalian tungguin Zio sama Zia pulang kerja pi, mi,"

"Kakak Zio dan kakak Zia, Ziko mereka lebih tua dari kamu 2 tahun, ingat itu," mami proetes ke Ziko karena hanya memanggil nama tanpa embel-embel kakak di depannya memanggilnya.

"Iya, iya deh, mi, Ziko ke teras dulu mi,pi,"

"Hmmm," papi Kenzou yang menjawabnya.

Ziko bergegas keluar rumah duduk di teras depan gak berapa lama masuk dua unit mobil mewah di teras papinya.

Itu pasti kakak kembarku pulang, batin Ziko.

Ziko menghisap rokoknya dalam-dalam dan menghembuskannya.

Keluar dari mobil pertama kakak kembarnya Zia dan wanita tinggi yang berpenampilan gak banget bagi Ziko, *tapi kenapa gadis ini enak di*liat, batin Ziko. Ia mengernyitkan alisnya.

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf ariistaᴳ᯳ᷢ🍁❣️

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf ariistaᴳ᯳ᷢ🍁❣️

kembar zio zia yang akur aja napa.. jangan berantem terus yaa.. harus kompak dan akur donk..

2024-05-15

0

❤️⃟Wᵃf♡✿Alena97✿♡⍣⃝కꫝ 🎸

❤️⃟Wᵃf♡✿Alena97✿♡⍣⃝కꫝ 🎸

taulah zio itu pengen dekat2 dengan adis cuma bingung gimana mengatakan nya

2024-03-14

0

❤️⃟Wᵃf𝗥ҽȥȥα ⍣⃝కꫝ 🎸

❤️⃟Wᵃf𝗥ҽȥȥα ⍣⃝కꫝ 🎸

maksa banget sih zio nih gak sabaran, hati2 nanti adis ilfil

2024-03-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!