Bertemu Qaila (Mama Tiri) di Mall?

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.45, Adis sudah bersiap untuk pergi bersama bosnya ke mall. Adis sangat sungkan jika hanya berdua di mobil dengan bosnya. Apalagi dengan kejadian barusan bosnya sudah berani mencium pipinya.

Adis sudah memakai kacamatanya kembali, keluar dari gedung perkantoran ia harus memakai kacamatanya jika tidak akan beresiko jika dirinya di temui oleh para pengawal papinya.

Zio sudah bersiap juga.

"Sudah semuanya? Gak ada yang ketinggalan?"

"Sudah pak, emm.. pak apa boleh saya bawa mobil nona Zia aja perginya," Adis memasang wajah puppy eyes nya. Imut sekali di mata Zio.

Zio mengernyitkan alisnya.

"Biasanya pergi rapat di kantor ini bareng, nona Adis, sebelum kamu masuk yang pergi rapat saya, Zia dan Abyan, apa kamu paham?" suara Zio tampak tegas.

Adis menciut mendengar suara tegas bosnya. Dirinya tak bisa membantah bosnya. Dirinya masih baru juga di kantor ini. Adis terdiam tak bisa berkata-kata.

Zio dan Adis keluar dari ruangan Zio, Adis ke ruangannya sebentar mengambil tasnya.

Zio menunggu di depan lift, sekretaris Fathika jaga kantor jika ada klien yang menelpon atau mencari bosnya.

Belum pernah sejarahnya seorang CEO mau menunggu seorang asisten di depan lift, biasanya Zio akan turun langsung bersama Abyan, entah kenapa saat ini Zio mau menunggu Adis asisten adiknya di depan lift.

Hal yang baru pertama kali Fathika lihat, pemandangan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Adis bergegas keluar dari ruangannya, ia hampir berlari melihat bosnya masih berdiri di depan lift, Adis kira bosnya sudah turun.

"Thika, aku duluan ya meeting sama klien sama pak bos," Adis berlari kecil sambil melambaikan tangannya ke Fathika.

"Oke, Adis, good luck ya," Fathika tersenyum ramah ke Adis.

Sampai di depan lift, Adis ngos-ngosan.

Zio mengernyitkan alisnya.

"Kenapa harus lari-lari?" tanya Zio sambil memandang wajah asisten Zia.

"Maaf pak, kenapa bapak masih di sini, saya kira bapak sudah turun duluan ke mobil,"

"Kamu sudah saya tungguin, kenapa lama di ruangan?"

Pintu lift terbuka, Zio dan Adis masuk ke dalam lift. Di dalam lift suasana tampak canggung terutama Adis. Zio biasa saja. Zio memasukkan tangan kanannya ke saku celana, tangan kirinya memegang HP.

"Kamu tadi bawa mobil Zia ke kantor?"

"Iya pak, nona Zia yang minta saya membawa mobilnya, padahal saya bisa naik bus ke kantor pak,"

Zio heran gadis di depannya ini bisa mengendarai mobil mewah. Zio bertanya-tanya dalam hatinya.

"Kamu belajar di mana bisa bawa mobil? Apalagi mobil Zia memiliki fitur berbeda,"

Adis kaget dengan pertanyaan bosnya. Untung pintu lift terbuka mereka sudah keluar dari lift dan menuju ke mobil mewah Zio limited edition.

Adis sudah terbiasa dengan mobil mewah makanya dirinya gak kaget masuk ke mobil Zio.

Zio memperhatikan gadis di sampingnya ini yang tidak bertanya atau sekedar bicara tentang apa saja. Zio semakin penasaran siapa gadis ini sebenarnya.

Mobil yang dikendarai Zio melaju di jalanan, waktu cepat berlalu mereka sepertinya akan terlambat sampai di restoran di Mall X.

"Klien sudah menelpon mereka sudah berada di sana," Zio menambah kecepatan mobilnya. Mobil melaju kencang.

Adis menutup matanya, Zio melirik sekilas, tersenyum tipis.

Lucu sekali wajahnya, tegang, batin Zio.

"Sudah sampai, nona Adis," Zio mematikan mesin mobilnya mereka sudah sampai di halaman depan mall.

Zio memakai kacamata hitamnya keluar dari mobil. Tubuh tingginya dengan penampilan outfit di tubuh nya yang tampak mahal membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona. Zio berjalan pelan menunggu Adis yang membawa berkas di tangannya, agar berjalan bersisian dengannya.

Tubuh Adis yang juga tinggi dan mampu mengimbangi tubuh bosnya, hanya saja outfit Adis tidak semahal yang di kenakan bosnya, Adis memang sengaja tidak ingin mencolok di pandangan orang. Tetapi penampilan yang cupu tetap saja menjadi pusat perhatian.

"Cepat sedikit jalannya," ucap Zio yang menunggu Adis menyamai langkah nya.

Adis memanjangkan langkahnya, Mereka sudah berdampingan berjalan.

Banyak pasang mata yang menatap mereka.

Tanpa sengaja tubuh adis di senggol oleh seorang wanita.

"Ups, sorry, sorry, nona," wanita itu melihat ke Adis sekilas dan menatap ke lelaki sebelah Adis. Ya wanita tersebut menatap kagum ke Zio yang sangat tampan.

Adis kaget karena ia mengenal wanita itu.

"Honey, kenapa? Seorang lelaki peranakan dengan aksen bulenya memeluk pinggang wanita yang Adis kenal. Adis mengepalkan tangannya kuat-kuat. Wajahnya memerah.

Zio memperhatikan raut wajah Adis yang berubah. Zio memegang lengan Adis saat tubuh Adis di senggol seorang wanita.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Zio yang masih memegang lengan Adis.

"Eng, gak papa pak," Adis yang melihat wanita itu membuat hatinya panas.

"Wajah mu memerah, ayo kita ke restoran segera, apa kamu kenal wanita itu?"

Wanita itu sudah pergi dengan lelaki yang memanggilnya honey. Adis penasaran siapa lelaki itu, Adis tau wanita itu memang suka berhubungan dengan pria-pria tampan, termasuk papinya. Papinya sudah terjerat dengan pesona gadis model itu yang merupakan ibu tirinya sekarang ini.

Setau Adis papinya menikahi siri wanita tersebut. Saat itu papinya menikah diam-diam tanpa Adis tau, makanya Adis kesal dengan papinya dan melarikan diri dari rumahnya.

Adis tak suka melihat kemesraan papinya dan wanita itu di dalam rumahnya. Meski Adis tinggal di apartemen nya, tetapi Adis sering pulang ke rumah nya melihat keadaan papinya. Tapi sejak menikah lagi Adis jarang datang ke rumah. Pernah ia pulang dan mendapati papinya sedang ciuman di sofa ruang keluarganya.

Adis sebenarnya bekerja dengan papinya sebagai asisten papinya dan banyak bekerja di belakang layar. Tapi sejak papinya menikah lagi, Adis kecewa dan pergi meninggalkan rumah papinya dan apartemennya.

Zio dan Adis sudah berada di restoran tempat mereka akan meeting.

Adis kaget melihat siapa yang akan mereka jumpai, Adis mengenal lelaki yang sedang duduk bersama timnya di meja.

Om Prawira Wijaya, adik kandung papinya yang memiliki saham di perusahaan papinya. Adis gelisah, semoga saja Om nya tidak mengenal dirinya yang sudah cosplay menjadi gadis cupu. Mau gak mau Adis harus bisa menundukkan kepalanya di depan om nya ini.

Om nya tau Adis menghilang dari rumah, keluarga besarnya tau jika dirinya marah ke papinya. Keluarga besarnya juga sedang mencari-cari dirinya.

"Pak Zio," panggil Adis pelan.

"Saya sakit perut pak, saya izin ya pak ke toilet," ucap Adis ia lebih baik tidak bertemu dengan omnya.

Zio mengernyitkan alisnya.

"Tapi tadi kamu baik-baik aja, nona Adis,"

"Gak tau ni pak, tiba-tiba saya sakit perut, ini berkasnya bapak pegang aja ya, saya udah gak tahan pak, perut saya melilit ini," Adis sengaja memasang wajah puppy eyes nya lagi.

"Ya udah jangan lama-lama di toilet nya,"

Adis tidak menjawab ia langsung membalikkan badan dan pergi dari tempat pertemuan mereka rapat.

Adis lebih baik pulang ke rumah aja dari pada harus bertemu dengan om nya, pasti om nya bisa curiga dengan dirinya dari tinggi badan dan juga suaranya.

Adis berjalan keluar restoran ia berjalan menjauh dari restoran lewat halaman belakang restoran.

Adis sedang berjalan sendirian ia berencana mamakai jasa taxy atau ojek online saja. Tetapi tiba-tiba ada suara motor sport yang menggerung di belakangnya. Motor sport berwarna merah tersebut berhenti di depannya.

Siapakah gerangan lelaki itu? Yang masih mengenakan helmnya? Apakah Adis kenal? Apakah Adis akan pulang ke rumah bersama lelaki yang mengendarai motor sport tersebut?

Terpopuler

Comments

✍️⃟⃞ 𝙍𝘼🐛Dewᴳ᯳ᷢ

✍️⃟⃞ 𝙍𝘼🐛Dewᴳ᯳ᷢ

waduuhhh niat kabur malah ada yg ngikutin..

2024-03-14

0

❤️⃟Wᵃf Unyil Lena 😎

❤️⃟Wᵃf Unyil Lena 😎

harusnya buat bukti ke papi kamu adis supaya mereka pisah

2024-03-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!