Aku tidak tahu apa yang begitu menarik di dirimu, sehingga aku begitu penasaran padamu. Bahkan terkadang aku tak bisa menahan diriku untuk tak memperhatikanmu. Kau seperti membangun benteng kokoh di dirimu, hingga kadang kala jangankan merengkuhmu, melihatmu saja aku telah merasa bahagia.
...
Kurang lebih begitulah isi hati Dama. Membuatnya sesaat terdiam dan lamat-lamat menatap Jihan.
"Kamu seperti cowok mesum tahu gak?" Vio membuyarkan segalanya.
"Cih, maksud kamu apa Vi?"
"Buktinya kamu sejak duduk dari tadi kamu tak berhenti menatap Jihan. Barangkali jika tak kuhentikan, mungkin air liur kamu sudah menetes saking bernafsunya kamu."
Runtuhlah seluruh ketenanganku di depan Jihan. Sial Vio ini kenapa begitu jujur sih. Menyebalkan. Aku bukan mesum ya, aku hanya terpesona dengan keindahan di depanku.
Begitulah kira-kira yang bisa menggambarkan perasaan Dama saat itu.
"Aku bukan mesum. Lagian pikiran kamu ke mana-mana. Aku hanya--
"Hanya apa?" Ucapannya dipotong begitu saja oleh Vio.
Sedang Jihan terlihat begitu menikmati semangkok pangsit di depannya tanpa terganggu perdebatan dua orang di depannya ini.
"Han, memangnya kamu tidak risih yah diliatin begitu sama mahluk ini?" Tanya Vio tiba-tiba yang segera menghentikan Jihan dari aktifitas menyendokkan mie pangsit ke dalam mulutnya.
"Biarkan saja. Aku tidak merasa risih, biarkan dia lakukan itu sesuka hatinya. Aku tidak peduli."
Deg.
Kalimat terakhir Jihan seperti menusuk langsung ke tempt yang tepat di bagian organ dalam Dama yang paling vital.
"Ha ha ha..."
Vio tertawa begitu keras sampai beberapa pengunjung di toko itu menoleh ke arah mereka. Vio sangat tidak berempati pada hati Dama yang terluka.
"Puas kamu ketawanya? Kamu ih, tidak bisa diandalkan jadi teman ya. Bukannya membantu malah tertawa puas begitu saja, di depanku lagi."
Yah, meskipun sebenarnya ucapan itu tidak serius diucapkan Jihan, tetap saja Dama merasa bahwa Jihan sama sekali tidak peduli terhadapnya. Atau mungkin saja Jihan mengatakan itu lebih pada dia ingin melindungi dirinya sendiri. Dia belum terbiasa dengan kehadiran laki-laki di dalam hidupnya apalagi laki-laki yang belum dikenalnya lebih lama.
"Kamu kayak ini deh Dam, belum apa-apa sudah letoy duluan. Ha ha ha...."
Vio tidak hentinya tertawa, dalam hati Jihan sebenarnya dia juga ingin tertawa melihat ekspresi wajah Dama. Tapi karena dia tidak ingin Dama tersinggung lebih jauh lagi, maka dia lebih memutuskan untuk diam.
"Sialan kau. Aku jadi tidak selera makan jadinya. Maaf ya Jihan, aku duluan."
Dama akhirnya pergi, dia tidak menyangka akan begitu gugup di depan Jihan akibat ulah Viona yang kelewatan itu.
"Han, kayaknya Dama naksir kamu."
"Nggak usah dibahas. Lagian kamu keterlaluan ngerjain anak orang."
"Biarin saja, sesekali ngerjain dia kan gak apa-apa. Lagi pula cowok slengean kayak dia mana mungkin marah dalam waktu yang lama. Aku cukup kenal dengan Dama. Tapi sebenarnya sih anak itu baik, cuma terkadang aku juga tak tahan untuk mengusili dia jika itu ada hubungannya dengan kamu."
"Kenapa aku?"
"Kan sudah kubilang, Dama itu kayaknya naksir kamu."
"Ah kamu ini ada-ada saja. Aku sudah selesai nih, aku duluan yah. Masih ada perlu."
"Baiklah. Hati-hati Han."
Jihan pun keluar kantin dan beralih ke area parkiran motor. Dia mengendarai motornya keluar area kampus dan entah ke mana.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
𝔸𝕣𝕒𝕓𝕖𝕝𝕒
semangat
2020-06-28
1
QQ
MJ.... lanjut...
2020-05-26
5
Awan Luluk
klo dah ngrasain patah hati pasti emng membentengi diri 😌😌
2020-04-23
3