Part. 1
"Jihan...."
"Jihan...."
"Jihan...."
Sontak Jihan terbangun dari tidurnya. Ia bermimpi buruk lagi. Suara yang memanggil namanya itu terus terngiang. Sekelebat ingatan mengacaukan pikirannya di pagi buta itu. Matanya tiba-tiba tergenang, ia meringkuk memeluk lutut bagai orang ketakutan.
"Kamu kenapa?" Suara berat Ibunya muncul dari balik pintu kamar, membuat Jihan seketika terkejut.
"Tidak apa-apa Bu, Jihan hanya mimpi buruk."
"Iyah, Ibu sampai khawatir. Belakangan ini Ibu selalu dengar kamu seperti orang meracau. Apa yang menganggu pikiranmu Jihan?"
"Seperti biasa Bu, bayangan dan mimpi buruk itu kembali hadir. Belakangan ini semakin sering. Aku takut Bu---"
Ibu Jihan bergegas memeluk anak semata wayangnya itu. Ia tahu apa yang sedang berkecamuk di dalam hati anaknya. Tidak mudah bagi Jihan, itu pasti. Meski kejadiannya sudah lama dan berbagai terapi psikologis pun telah dijalani Jihan, namun kejadian itu terus membekas di dalam kepala anaknya. Membuat Jihan semakin tertutup dari hari ke hari.
"Kalau kamu tidak ingin ke kampus hari ini tidak apa-apa, Ibu mengerti. Kamu lebih baik istirahat, jangan sampai kamu sakit karena memikirkan mimpi buruk itu terus menerus."
"Tapi Bu---
"Sudah, Ibu juga tidak pernah memaksa kamu untuk kuliah kan? Sudah tidak usah dipikirin. Ibu akan lebih sedih jika kamu terus-terusan menangis dan merasa bersalah. Ibu tahu kamu kuat."
Jihan memeluk Ibunya begitu dalam. Ia sangat berterimakasih pada Tuhan karena telah dilahirkan dari rahim seorang Ibu yang begitu sabar dan penyayang seperti Ibunya.
***
Hujan pertama sebagai pertanda musim telah berganti, Jihan termangu dj jendela. Mengamati tetes demi tetes hujan yang turun. Menggapai gerimis yang mencuri masuk melalui kisi-kisi jendela. Jihan memang suka hujan. Ia rela duduk berlama-lama hanya untuk menikmati air yang jatuh ke bumi itu.
---
Bruukk!!!
Jihan bertubrukan dengan sosok besar dan tinggi di sebuah koridor sekolah. Ia terjatuh ke lantai, perlahan ia mendongak dan melihat siapa yang tidak punya mata dan menabraknya hingga terjatuh.
"Eh sorry, aku tidak sengaja." Ucap lelaki bertubuh besar dan tinggi itu. Jihan terdiam lama, matanya terpaku pada sosok itu.
"Eh kenapa? Ada yang sakit ya? Perlu aku bawa ke UKS gak?" Tanya lelaki itu yang tak lain adalah Rio, raja Basket idola cewek-cewek di sekolahnya.
"En--Nggak apa-apa. Nggak ada yang luka kok." Buru-buru Jihan berdiri dan matanya sejurus kemudian bertubrukan dengan mata Rio.
"Rio." Ucapnya sembari menjulurkan tangan.
"Eh Jihan..."
"Aku minta maaf atas insiden tadi. Sebagai gantinya maukah kamu menemaniku makan di kantin? Aku traktir. Gimana mau gak?"
Jihan terbelalak.
Ini benar kan? Aku diajak makan bareng sama Rio? Ditraktir pula! Wah kesempatan langka. Ini gak bisa dilewatin gitu aja.
Seru Jihan dalam hati.
Ia pun ikut bersama Rio ke kantin. Tak terbilang berapa pasang mata yang menatap penasaran. Ada juga yang tersenyum dan meneriakinya "Cieee Cieee...."
Jihan tak sanggup menahan letupan bahagia di dalam hatinya. Ia merasa hari ini Dewi Fortuna sedang berpihak padanya.
"Pesan apa?" Tanya Rio
"Apa saja. Terserah kamu." Jihan deg deg-an.
Ia masih fokus ke sosok di depannya. Tak henti ia menatap sampai Rio membubarkan lamunannya.
"Segitunya ngeliatin."
"Iyah, kamu--
"Kenapa?"
"Nggak... nggak..."
Jihan merasa tertangkap basah dan jadi salah tingkah. Tiba-tiba teman-teman Rio datang ke arah meja mereka.
"Kecengan baru? Boleh juga tuh." Goda Brian pada Rio.
"Kapan resminya?" lanjut Reza.
Jihan terlihat makin canggung.
"Apaan sih kalian ini. Kenalin namanya Jihan. Tadi gak sengaja aku nabrak dia karena buru-buru mau ke kantin. Dan sebagai ucapan permintaan maaf aku nawarin Jihan makan."
"Oo..."
"Hai... Jihan."
"Brian"
"Reza"
"Kalau mereka banyak bicara yang tidak-tidak, jangan didengar. Mereka memang senang menggoda cewek-cewek, otaknya suka korslet."
Ucapan Rio kemudian disambut senyum oleh Jihan dan muka kecut kedua temannya Brian dan Reza.
---
Sekeping cerita pertemuan pertama Jihan dengan Rio kembali memenuhi kepalanya. Hujan selalu membawa ingatannya pada Rio. Lelaki yang ia jatuh cinta untum pertama kali, sekaligus lelaki yang paling ia benci di dunia ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Mita Sumita
next jd penasaran
2020-08-05
0
Ika Aprianti SSC🌹
next....makin penasaran
2020-08-04
0
Hasnawati Kusi
next
2020-07-02
0