Bab 17

Suasana mendadak canggung,

"Kami benar - benar tidak berdua. Edo dan asistenku tadi keluar lebih dulu untuk-"

"Berarti benar kan, kalian hanya berdua didalam?!", potong Raya cepat

"Kami sedang membicarakan tentang pekerjaan-"

"Kenapa kamu sibuk ingin menjelaskan semuanya. Apa terjadi sesuatu yang coba kalian tutupi?" Raya kembali memotong kalimat Regina

Axel menatap istrinya kemudian menghela nafas, "Tidak ada yang terjadi antara kami berdua"

Raya mengangguk, "Tidak perlu khawatir. Aku percaya, suamiku pria yang setia. Meskipun aku tahu banyak lalat yang menyukainya!"

Camelia tersenyum mengejek ke arah Regina. Lihatlah, perempuan itu nampak salah tingkah,

"Jangan khawatir, seperti yang dikatakan Axel tadi, tidak ada sesuatu di antara kami", ucap Regina

Raya tidak menghiraukan ucapan Regina. Begitupun dengan Axel yang ia abaikan.

"Bagaimana Ray, kita masih akan melanjutkan acara kita"

"Raya akan pulang bersamaku", putus Axel

"Jangan ganggu acara kami. Bukankah aku sudah izin padamu sebelumnya?"

Axel menghela nafas lemah, "Baiklah. Tapi jangan pulang terlambat"

"Tentu saja. Aku tahu tugas dan batasanku sebagai istri!", Raya sengaja menekankan setiap kalimat yang dia ucapkan. Ia mengandengan Camelia lalu pergi begitu saja.

"Maaf karena sepertinya, istrimu salah sangka dengan kedekatan kita"

"Kita tidak dekat, Regina. Kedekatan kita hanya sebatas rekan kerja"

Regina tersenyum kecut, "Aku tahu"

"Tolong foto kita jangan sampai diketahui orang lain. Aku tidak mau istriku salah paham lagi"

Deg

Jantung Regina berdetak cepat. Dia bahkan sudah memposting foto yang tadi diminta untuk dihapus oleh Axel.

"Kamu mendengarku, Gin!"

"A-ah iya"

"Selesaikan proses syutingnya dengan baik. Aku akan meminta Edo yang memantaunya"

"Tentu"

Axel meninggalkan Regina yang masih berdiam ditempat.

"Bagaimana, Gin? Berhasil?" tanya Damian

Regina menggeleng, "Sepertinya aku sudah melakukan kesalahan besar"

"Hah! Memangnya apa yang kamu perbuat?"

"Nanti saja aku ceritakan. Sekarang kita pulang dulu"

🌿🌿🌿

Edo langsung membukakan pintu begitu melihat bos nya mendekat.

"Langsung ke kantor, Tuan?"

"Hm"

Pria itu segera mengemudikan mobilnya. Edo sempat melirik bosnya dari kaca spion.

"Sepertinya tidak ada masalah. Bos tidak mungkin tidak tahu berita ini. Aku rasa, aku tidak perlu memberitahunya"

Tak berselang lama, mereka tiba di kantor. Axel langsung masuk kedalam. Namun, ia merasa agak aneh, tidak biasanya para karyawan memperhatikannya begitu detail. Pria itu menatap dirinya sendiri, tidak ada yang ganjil. Axel tetap berjalan dengan langkah percaya diri.

Begitu tiba di ruangannya, Axel langsung menjatuhkan tubuhnya di kursi. Ia mengambil ponsel untuk menghubungi Raya, namun sayang ponselnya mati.

"Ck, aku lupa tidak membawa charger!"

Axel memilih melanjutkan beberapa pekerjaannya yang belum selesai. Pria itu tidak tahu jika dirinya sedang menjadi bahan perbincangan banyak orang.

Ditempat yang berbeda, Raya sedang berada di salah satu toko yang ada di Mall. "Harusnya tadi kamu cakar saja wajah Regina. Kenapa kamu malah diam saja? Kalau aku jadi kamu, aku akan langsung menginterogasi mereka!"

"Bukankah seharusnya kamu menenangkan aku? Kamu malah semakin mengompori"

Camelia tergelak, "Maafkan aku, Ray. Sungguh! Aku hanya merasa kesal. Ya meskipun diantara mereka mungkin memang benar tidak ada apa - apa. Tapi tetap saja, foto yang di posting Regina sudah menggemparkan semua orang. Baru beberapa menit saja, sudah ada ribuan komen netizen. Tidak sedikit yang mendoakan hubungan mereka! Gila saja, masa iya Axel tidak tahu hal ini? Harusnya foto itu sudah di take down! Kok bisa dia malah diam saja!"

"Bisa jadi Axel memang tidak mengetahuinya"

Lia memutar bola matanya malas, "Tidak mungkin pria sekelas Axel tidak mendengar berita ini"

Raya merutuki sikap Camelia. Perempuan itu terang - terangan berkomentar tanpa memikirkan perasaannya. Ah, begini resiko kalau berteman dengan orang yang ceplas - ceplos.

"Eh, lingeri ini bagus. Aku rasa cocok untukmu"

"Aku sedang datang bulan"

"Ya apa hubungannya, Ray? Ini bisa kamu pakai nanti"

"Kamu saja yang beli"

Raya meninggalkan Lia, istri Axel itu segera meninggalkan toko pakaian dalam yang tadi mereka masuki.

"Eh, Ray tunggu!"

Raya masuk kedalam salah satu klinik kecantikan. Perasaannya sedikit kacau, sepertinya ia perlu memanjakan diri.

"Kamu mau perawatan?"

"Iya. Mempercantik diri salah satu obat untuk mengatasi kegalauan bukan?"

"Kamu memang pintar. Aku yakin, Axel akan semakin terpesona padamu"

"Itu memang tujuanku", Raya tersenyum, "Kalau dia bisa membuatku kesal. Aku bisa menghukumnya dengan caraku sendiri!"

"Aku suka gayamu, Ray!"

Usai melakukan perawatan, Raya terlihat semakin cantik. Perempuan itu tersenyum puas.

"Saatnya memberikan hukuman padamu, Axelio!"

"Sudah selesai?", tanya Lia

"Sudah. Sekarang kita pulang"

Karena tidak membawa mobil, Raya diantar pulang oleh Camelia.

"Tidak mau mampir dulu?"

"Lain kali saja. Teo sudah menungguku"

"Baiklah, terima kasih Lia"

"Sama - sama"

Raya masuk kedalam rumah setelah mobil Camelia keluar dari pekarangan rumahnya. Perempuan itu bergegas masuk kedalam kamar. Raya ingin membersihkan tubuhnya yang terasa agak lengket.

Usai mandi, Raya memilih gaun tanpa lengan untuk ia kenakan. Tak lupa memoles wajahnya sedikit. Sebenarnya wajah Raya sudah cantik. Namun ia sengaja ingin berdandan untuk menghukum suaminya. Usai siap dengan penampilannya, Raya turun ke lantai bawah.

Ting Tong

"Pas sekali", gumam Raya bergegas membuka pintu

"Mama dan Papa sudah datang?"

"Iya, Sayang. Mamamu langsung memasak banyak waktu kamu bilang kangen masakan Mama", terang Papa Danu

"Mama memang terbaik"

Raya mempersilahkan orang tuanya masuk, "Suami dan mertuamu belum pulang?"

"Belum. Mungkin sebentar lagi. Papa sama Mama duduk saja dulu. Raya akan buatkan minum"

"Mama ikut ke dapur"

Mama Raisa mengekor putrinya ke belakang. Begitu tiba di dapur, Raya mengambil beberapa piring dan mangkok untuk menata makanan yang Mamanya bawa.

"Kamu nggak mau cerita apa - apa?", pancing Mama Raisa

"Tidak ada"

"Kamu baik - baik saja kan?"

Raya tersenyum, Mamanya memang selalu tahu apapun yang menimpa putrinya. Jika dulu Raya akan menceritakan semuanya, sekarang ada hal - hal yang tidak boleh ia ceritakan pada Mamanya. Masalah rumah tangga, jangan sampai melibatkan orang tua. Karena antara suami dan istri harus bisa saling menjaga kekurangan pasangan.

"Mama jangan khawatir, gini - gini Raya bukan wanita lemah"

"Mama percaya sama kamu. Pesan Mama, jangan mudah terpengaruh oleh sesuatu yang belum tentu benar. Jangan menyimpulkan sesuatu sebelum ada bukti yang nyata. Tidak boleh mengedepankan ego. Jangan saling mencari pembenaran dan kesalahan pasangan. Dengarkan penjelasannya dulu. Setelah itu bicara dengan kepala dingin"

"Aku tahu. Terima kasih nasehatnya, Ma"

"Sama - sama, Sayang"

"Sayang, kok kamu nggak bilang kalau Mama sama Papa mau datang?", tanya Axel yang baru tiba. Wajah suami Raya itu terlihat cukup lelah

"Takut kamu sibuk"

Mama Raisa menatap menantunya, "Sebaiknya mandi dulu, Xel. Kamu kelihatan lelah"

"Iya, Ma. Kerjaan dikantor lumayan banyak. Kalau begitu, Axel pamit ke kamar dulu"

Mama Raisa mengangguk, "Kamu nggak nyusul suamimu?"

"Aku menyiapkan ini dulu", Raya masih menata makanan di piring

"Biar Mama saja. Sekarang, kamu susul suamimu. Meskipun sedang kesal atau bertengkar, jangan sekalipun mengabaikan tugasmu"

Raya menghela nafas, "Iya, Ma"

Raya segera menyusul suaminya ke kamar. Begitu masuk, dilihatnya Axel sedang membuka kemejanya. Jika biasanya Raya akan membantu Axel membuka kemeja suaminya, kali ini Raya nampak acuh

"Sayang, kamu marah sama Mas?"

"Nggak. Kenapa harus marah?"

"Kamu ketus loh, sama Mas", Axel mendekati Raya, baru akan memeluk namun perempuan itu langsung menghindar.

Axel menghela nafas, "Mas cuma makan siang aja loh. Nggak ada yang terjadi"

Raya mengambil pakaian Axel didalam lemari lalu menaruhnya di atas kasur, "Lalu bagaimana dengan foto Regina yang memeluk lengan Mas? Apa itu termasuk bukan apa - apa?!"

"Foto apa?", tanya Axel keheranan

Raya mengambil ponselnya. Dia membuka aplikasi instagram kemudian menunjukkan postingan Regina beberapa jam lalu pada suaminya,

"Thank for today?",

Raya membaca caption yang ditulis Regina, "Banyak yang mendoakan kalian bersama loh. Dan nggak sedikit yang memuji kalian sebagai pasangan serasi"

"Sayang, ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku sudah meminta Regina menghapus fotonya-"

"Jadi benar berfoto kan?!", tanya Raya dengan sinis

Axel semakin tersudut, dia mengumpati Regina yang ternyata membohonginya perihal foto tadi siang

"Kamu pikir, perasaan istri mana yang nggak sakit melihat foto suaminya ada di postingan wanita lain? Kamu tidak lebih seperti Haidar kedua?"

"Tentu saja tidak! Aku dan Haidar tidak sama!", Axel tak terima jika dibandingkan dengan mantan sialan Raya

Raya mengangguk lalu tersenyum. Senyum yang membuat Axel merinding

"Perasaanku jadi tidak enak", bathin Axel

Raya menatap suaminya lekat, "Dengarkan aku ya, Mas. Kalau sampai foto itu tidak di takedown dalam waktu lima menit. Kamu harus tidur sendiri selama sebulan!!"

Terpopuler

Comments

Arifin Wiwik

Arifin Wiwik

sangat setuju dgn raya

2024-03-17

0

Susanty

Susanty

syukurin kamu Axel, jadi laki kok gak tegas, udah jelas² bibit pelakor suka sama kamu, harusnya kamu tau dong, menghindar atau menolak dengan tegas, gini kan jadinya, kalo Raya salah paham.

2024-03-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!