INGIN #8

Apakah benar yg dikatakan Rian ini, gadis itu adalah takdirku, membathin Afnan Dilfa di dalam hatinya.

Bahkan tatkala temannya Rian berkata mengenai paras gadis ia tolong tadi, Afnan Dilfa malah tidak mendengarkan.

" He, kok malah ngelamun, apakah dia seorang gadis yang cantik,..?!" tanya Rian agak keras agar dapat membuyarkan lamunan teman nya ini.

Afnan Dilfa pun mengangguk,..

" Wajahnya mengingatkanku akan seseorang ,..!" sahut Afnan Dilfa.

" Siapa,..?!" tanya Rian agak sedikit berbeda.

" Inneke,..!" sahut Afnan Dilfa kemudian.

" Hah,.!"

Tentu saja Rian kenal betul dengan nama yg tadi telah disebutkan oleh temannya itu.

Gegara gadis yang bernama Inneke Rindani itu hubungan keduanya hampir putus sebagai seorang teman.

Rian pun sempat tercenung sejenak mengingat masa-masa SMA mereka yg indah, sayang kejadian yg kurang mengenakkan hampir saja memutuskan persahabatan keduanya.

Adalah sosok murid yg bernama Inneke Rindani lah penyebab nya, murid pindahan itu membuat keduanya jadi bersaing guna memperebutkan nya.

" Aku pengen bertemu dengan gadis itu,.!" ucap Rian pelan.

" Heh,..untuk apa,..?!" tanya Afnan Dilfa penuh selidik.

Meski bagaimana pun juga , kejadian masa SMA itu jangan sampai terulang lagi.

" Ah,..jangan terlalu curiga,.aku hanya ingin membandingkan ucapan mu itu dengan orang yg bernama Dini tersebut, itu saja,..!" ungkap Rian.

Lama terdiam Afnan Dilfa, meski mereka berteman cukup lama, ia pun mengerti dengan selera temannya ini mengenai seorang yg namanya perempuan.

Oleh sebab itu ia masih berpikir keras , agar Dini Prananti tidak usah bertemu dengan nya.

" Kapan -kapanlah ,akan kuperkenalkan,.,!" ucap Afnan Dilfa.

" Mengapa mesti kapan -kapan, apakah kamu tidak percaya denganku Nan,.besok kan bisa menemui gadis itu,.!" seru Rian kesal.

" He,.besok diriku sudah harus berada di desa dimana aku akan bertugas selama lebih setahun, jadi tidak ada waktu untuk mengenalkan mu dengan nya,.!" balas Afnan Dilfa.

Jadilah kini Rian yg terdiam, sebab ia memang hampir melupakan bahwa teman nya ini akan segera melanjutkan tugas kuliahnya di desa selama lebih satu, yeah, semacam KKN lah.

Dan itu sudah dikatakan oleh teman nya ini sebelum nya.

" Oke lah, kalau begitu,.nanti kapan -kapan kita akan bertemu dengan nya, dan semoga usaha mu berjalan lancar esok hari,..!" ucap Rian.

Teman karib Afnan Dilfa ini memang tidak dapat memaksa guna bertemu dengan Dini Prananti yg menurut cerita nya memiliki kemiripan wajah dengan Inneke Rindani, gadis yang sempat menjadi incaran keduanya disaat duduk di bangku SMA.

Masing -masing larut dalam lamunan nya.

Termasuk Afnan Dilfa, hingga ia kembali pulang ke rumahnya, wajah Dini Prananti seolah mengikutinya.

Bahkan hampir-hampir saja ia menabrak seorang pejalan kaki yg melintas , karena benaknya masih di penuhi oleh wajah gadis remaja yang bernama Dini Prananti itu.

Afnan Dilfa berhenti sejenak baru kemudian melanjutkan perjalanan nya .

Setibanya di rumah, sang mamah masih terlihat belum.

"Mengapa lama sekali,..?!" tanya sang mamah kepada anaknya itu.

" Maaf deh Mah,. tadi siang ada masalah sedikit sehingga membuat Afnan jadi terlambat pulang nya,..!" sahut Afnan Dilfa menjawab pertanyaan sang Mamah.

" Aneh, kejadian nya siang , mengapa malam nya harus terlambat pulang,?" tanya sang mamah lagi.

Lantas Afnan Dilfa pun menjelaskan duduk persoalan tanpa ada yg ditutup-tutupi.

Yang malah cemas dan tampak ketakutan adalah sang mamah, ia langsung menarik anak nya itu mendekat dan memeriksa sekujur tubuhnya,.

" Kamu tidak apa-apa kan,..anakku,.!?" serunya sambil terus memandangi putra satu -satunya ini.

" Aman Mah,.tidak sia -sia Afnan belajar karate selama ini, mereka berdua lah yg babak belur terkena hantaman Afnan,..!" sahut Afnan Dilfa.

Ia memang cukup bangga dengan kelebihannya dalam hal ilmu beladiri, di bidang karate , Afnan memegang sabuk hitam, sedangkan saat ini ia pun tengah berlatih tae Kwon do.

Ketika keduanya tengah asyik berbincang , tiba tiba saja papa nya datang secara tiba-tiba.Dan langsung bertanya.

" Jadi yg kau tolong itu adalah keponakan Pak Danu,.?!" ucap nya menanyakan kepada anaknya itu.

" He, darimana papah tahu,..?!" tanya Afnan Dilfa balik.

Ia sungguh tidak menyangka kalau orang tuanya ini mengetahui siapa orang nya yg ia tolong tadi.

" Pah,..apakah ia seorang gadis,..!?" tanya mamah nya tiba tiba.

Ada rasa penasaran pada wanita paruh baya yang masih terlihat cantik ini setelah sang suami mengetahui kejadian sebenarnya.

" Benar Mah, ia memang seorang wanita,..!?" sahut suami nya.

" Cantik Pah,..,?!" buru istrinya memastikan paras wajah gadis yang di tolong oleh putranya ini.

" Mamah ini ada apa sih, kok malah nanya yg engga-enggak,.yg nama nya perempuan itu pastilah cantik, kalau ganteng, ya itu lelaki,.!" ucap si papa agak kesal.

Sebab mood nya adalah ingin bertanya hal yang sebenarnya dengan sang anak, akan tetapi karena istrinya terlalu banyak bertanya, ia pun jadi lupa karena nya.

" Yeah,.maaf tho pah,..!" ucap sang mama.

Ia malah mengarahkan pandangan nya kepada anak semata wayangnya ini dengan penuh harap ia pun mengajukan pertanyaan.

" Apakah gadis itu memiliki paras yang cantik, Nan,.dan berapa usia nya,..?!" tanyanya kepada sang anak.

Sebelum Afnan Dilfa menjawab, Sang Papa yg menyahut nya,.

" Wajahnya mirip artis sinetron, akan tetapi umurnya masih lima belas tahun,..!" ungkap sang Papa.

" Bener itu Nan,..usianya baru lima belas tahun,..,?!" tanya sang Mamah kepada Afnan Dilfa.

Kini yg menjadi kebingungan adalah Afnan Dilfa sendiri, sang calon dokter ini malah mendapatkan banyak pertanyaan dari kedua orang tuanya.

Satu belum terjawab, pertanyaan yg lain pun sudah datang , ia sampai terdiam cukup lama.

" Mah, Pah,. sebenarnya malam ini Afnan hanya ingin membicarakan mengenai keberangkatan ku besok ke desa, apakah Bi Asih telah menyiapkan pakaian ku,..?!" kata nya seraya bertanya kepada sang bunda.

Sesungguhnya ia tidak ingin membicarakan mengenai keponakan dari Pak Danu itu, melainkan persiapan keberangkatan nya.

" He, jadi besok kamu akan pergi, Nan,.?!" mamanya bertanya.

" Ya, jadilah Mah, sebab sudah Afnan jadwalkan besok lah saatnya untuk hunting lokasi, apakah sesuai seperti yang di ucapkan oleh dokter Andra atau tidak, jangan setelah nya Afnan akan menyesal,..!" terang Afnan Dilfa kemudian.

Memang pemuda itu telah bertekad akan mencari tempat yang cocok untuk nya melakukan Internship atau semacam kuliah Lapangan.

Dan untuk itu , dirinya memang harus memfokuskan nya , tidak kepada yg lain, meski sebenarnya di dalam otaknya masih teringat akan wajah dari keponakan pak Danu itu.

Wajah Dini Prananti yg tampak polos itu terus membayangi di dalam pemikiran dari sang calon dokter.

Bahkan ketika ia ingin merebahkan tubuhnya di pembaringan , wajah itu terus saja mengikuti.

Mengapa wajah nya mirip sekali dengan Inneke Rindani, apakah ada hubungan persaudaraan antara keduanya, berkata dalam hati Afnan Dilfa.

Ia sulit untuk memejamkan matanya, hingga hampir jam menunjukkan pukup tiga barulah ia dapat memejamkan matanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!