Akhirnya Laras pun mengalihkan pembicaraan nya setelah melihat teman nya ini nampak gugup sekali , sesaat setelah ia menyebutkan nama ketua OSIS yang sempat mengantarkan Dini pulang dari sekolah kemarin.
" Lalu ada apa dengan hari ini, Din,.kok tumben datang kemari,.?!" tanya Laras kemudian.
Dini pun menyahutinya dengan mengatakan sesuatu yang membuat teman nya ini terkejut.
" Apa, jadi benar apa yg dikatakan si Bari itu Din,.!" serunya tidak percaya.
Sambil mengangguk Dini menjelaskan bahwa memang kini dirinya berada di persimpangan jalan, jika ia tidak menuruti keinginan orang tuanya tentu keluarga juragan Barkah akan terus mendesak bahkan mungkin akan mengusirnya dari tempat itu, namun jika dirinya akan mengikuti permintaan dari bapaknya itu , sama artinya ia akan mengorbankan perasaannya juga pendidikan nya.
" Aku jadi bingung Ras,.tadi malam sempat terpikir olehku untuk bunuh diri,.!" ucap Dini Prananti lagi.
" Hehh,..!
Lagi lagi ucapan dari temannya ini membuatnya sangat kaget.
" Jangan pernah untuk melakukan hal itu, anak ku, seberat dan sesulit apa pun hidup ini janganlah pernah terpikir untuk membunuh diri, itu di larang dalam agama kita,..!" kata ibu Laras .
Yang tiba tiba saja datang membawakan minuman ke tempat tersebut.
Perempuan itu lantas duduk bersama dengan dua gadis remaja yang sama usianya ini.
" Memang nya permasalahan nya sehingga membuat mu harus bunuh diri, anakku ,..?!" tanya nya lagi kepada Dini.
Yg di tanya langsung menceritakan perihal mengenai keadaan nya saat ini, setelah di tinggal pergi untuk selama lamanya oleh sang Bunda, Dini merasa mendapatkan ujian yg bertubi-tubi, sampai dengan detik ini.
Bahwa tadi malam ia telah mendengar sendiri orang tuanya mengatakan akan segera menikahkan dirinya dengan putra juragan Barkah yg bernama Bardan itu.
" Dini tidak mau Bi,..Dini belum ingin menikah , terlebih dengan si Bari itu,..hik, hik, hikz.!" ucap Dini sambil menangis sesenggukan.
Tangis perlahan pecah dihadapan Laras dan ibunya.
Dalam hati ibu Laras sempat berpikir, di zaman sekarang ini masih ada juga cerita yang mirip dengan cerita Siti Nurbaya, sungguh keterlaluan, ucapnya dalam hati.
" Sudahlah kuatkan dirimu anakku,.meski sulit pasti akan ada jalan keluar yang terbaik untuk masalahmu ini,.!" kata ibu Laras sambil berusaha menenangkan hati Dini.
Ia pun bersedia untuk datang ke rumah Dini dan membicarakan hal tersebut kepada orang tuanya.
" Benarkah,.Bi,..!" seru Dini girang.
Di saat hatinya sedang pepat, ternyata masih ada juga orang peduli dengan nya , ia memandangi satu persatu wajah kedua orang itu secaea bergantian.
" Ada yang aneh dengan ucapan bibi tadi,..?!" tanya ibunya Laras heran.
Sambil menggelengkan kepalanya dengan lemah , Dini berkata,.
" Sungguh beruntung dirimu Ras ,masih mempunyai seorang ibu dan yg pasti mau mengerti dengan perasaan mu, Huhh,.berbeda dengan diriku yg sudah tidak memiliki nya lagi, kemana lah diriku harus mengadukan akan nasibku ini,.!" ujar Dini pelan.
Ia pun menundukkan wajahnya dan segera terbayang akan wajah sang Bunda, betapa hatinya pun larut akan kesedihan yg kini dialaminya saat ini.
" Sudah lah, jadikanlah bibi sebagai pengganti ibumu, bibi akan bersedia membantu dan mendengar segala keluh kesah mu,.!" ucap Ibu Laras sambil membelai rambut Dini yg panjang.
Layaknya seorang ibu terhadap putrinya sendiri.
Dan bertambah senang lah hati Dini.
Saat mentari sudah akan kembali ke peraduan nya barulah ia meninggalkan rumah Laras temannya itu dengan segudang harap akan janji orang tua Laras tadi.
Dengan bersemangat ia pun mengayuh sepeda nya agar cepat sampai di rumahnya.
Saat maghrib tiba , Dini pun sampai.
Dengan cepat ia pun masuk ke dalam , namun alangkah terkejutnya ia ketika masuk setelah mengucapkan salam , dilihatnya di dalam rumahnya itu telah ada Bari dan orang tuanya Juragan Barkah.
" He,..ini orang nya telah tiba,..!" seru Bari nampak senang.
Setelah melihat Dini Prananti masuk ke dalam rumah.
" Duduk lah disini, anakku,.!" pinta Bapak Suprananto kepada putrinya.
" Apa apaan ini,.Pak,.!" seru Dini heran.
Ia tentu sedikit banyak dapat meraba kemana arah tujuan kedua orang ini datang ke rumahnya.
" Tenanglah, duduk lah terlebih dahulu,..!" ucap ayah Dini lagi sambil menyuruh nya untuk duduk.
Pak Suprananto pun membisikkan sesuatu kepada Dini.
" Bersikaplah yg baik,..!" bisiknya.
Mau tidak mau Dini pun akhirnya menuruti permintaan dari orang tuanya itu, segera ia mengambil kursi plastik dan duduk di belakang bapaknya.
" Berhubung yg bersangkutan telah datang maka sebaiknya kita lanjutkan saja cerita kita ini, bukan begitu pak Prananto,.!" ucap Juragan Barkah , bapak Bari kepada ayah Dini.
Sedangkan Pak Suprananto hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Mulailah juragan Barkah menceritakan maksud dan tujuannya datang ke situ adalah untuk membicarakan kelanjutan tentang hubungan dari Dini dengan putranya Bari, bahwa telah di sepakati oleh mereka , sehabis Dini nanti tamat sekolah maka pernikahan itu akan diadakan.
" Dan kali ini aku akan membuat acara hajatan nya dengan sangat besar dan meriah sekali , jadi waktu nya telah kami sepakati pada bulan juli pada tahun ini,.!" ungkap Juragan Barkah lebih lanjut.
" Tidak , aku tidak setuju, aku masih ingin sekolah,.usiaku pun belum genap lima belas tahun,.bukankah juragan tahu batas usia yg boleh m nikah,.!?" seru Dini memprotes ucapan dari juragan Barkah tadi.
Sehabis Dini berkata, Bari pun langsung angkat bicara,
" Kau tidak bisa ingkar , ini sudah perjanjian antara orang tuaku dengan orang tuamu sendiri, Bapak mu sudah setuju, kalau dirimu menolak maka kalian harus membayar segala hutang hutang kalian itu sebanyak lima puluh juta, apa sanggup,.!" seru Bardan Subarkah dengan sangat geram nya.
Ia tidak terima atas penolakan dari Dini tadi, bahkan dengan sedikit kecewa sempat tersebut kata kata bahwa Dini masih seharusnya bersyukur karena akan menikah dengan dirinya bukan bapaknya , juragan Barkah yg sudah cukup tua itu.
Ih,.amit amit, dua dua nya, aku tidak suka sama sekali , apalagi juragan Barkah ini, berkata dalam hati Dini Prananti.
Selanjutnya Juragan Barkah lah yg menengahinya,.
" Bari, kamu tenang dahulu, biar persoalan ini bapak yg mengurus nya kamu tidak usah ikut campur, bukan begitu pak Prananto,.!" katanya sambil melihat kearah Bapaknya Dini tersebut.
Sementara orang tua Dini sendiri hanya terdiam saja, kepalanya terlihat menunduk, tidak sepatah kata pun keluar dari bibirnya.
" Pak , sekali lagi Dini tegaskan , bahwa Dini tidak akan menikah dengan siapa pun, termasuk dengan orang pengangguran seperti ini, yg bisanya hanya menyakiti hati seorang perempuan, pokoknya Dini tidak akan terims , titik,.!" ucap Dini dengan tegas.
Ia pun langsung masuk ke dalam kamarnya meninggalkan ruangan tengah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments