Malas #5.

" Ih,.amit amit Din, tobat tujuh turunan jika harus memiliki seorang suami seperti itu, mending dengan Rendi,.!" seru Ranti lagi.

Ia sangat terkejut setelah mendengarkan cerita temannya itu , demikian pula dengan Laras, gadis ini pun sangat heran mendengarnya.

" Bukankah kita belum boleh menikah,kita masih kecil,mengapa orang yg bernama Bari itu dapat mengatakan demikian, Din,.?!" tanya Laras kepada Dini.

Sambil menggeleng lemah Dini menyebutkan tidak tahu, dan itulah penyebab dirinya menjadi susah tidur, di dalam benaknya tergambar jika hal itu benar , bagaimana lah kelak kehidupan nya.

" Mudah mudahan bapak ku mengatakan yg sebenarnya, tidak menutupi sesuatu akan hal itu,.!" ucap Dini lirih.

Sebab hatinya belum yakin benar dengan ucapan orang tuanya ini dikarenakan ia bekerja di rumah juragan Barkah yg terkenal akan kekayaan nya meski memiliki sifat yang sangat pelit.

Seusai jam istirahat, Dini mendapatkan undangan OSIS untuk membicarakan sesuatu, bersama dengan Laras serta Ranti.

" Lumayan bisa ketemu sang ketua OSIS lagi,.!" ledek Ranti kepada Dini.

" Mending lumayan daripada lu manyun,..!" sahut Laras kepada temannya itu.

" Eh, Ras jangan suka mengejek Ya,..nanti kutinggal baru tahu,..!" seru Ranti jengkel.

Ia memang bersahabat dengan kedua teman nya ini , namun acapkali dengan sebuah persoalan kecil mereka dapat bertengkar.

Namun hal itu tidak akan lama, sebab ketiganya sudah saling mengerti sifat masing-masing.

Seperti saat ini ketika mereka sedang mengadakan rapat OSIS guna mengadakan persembahan bagi sekolah nya sebab mereka sebentar lagi akan meninggalkan sekolah tersebut.

" Kita sudah hampir tiga tahun berada di sekolah yg tercinta ini, sudah sangat lama dan banyak yg kita lakukan, bahkan dari yg baik hingga yg buruk, untuk itulah sebagai seorang ketua OSIS diriku ingin memberikan sesuatu yang lain pada dewan Guru serta pihak sekolah, agar kelak kita semua dapat di ingat dan di kenang karena kebaikan nya, untuk itulah kalian semua aku undang datang kemari membicarakan nya,.!" ucap Rendi Syahputra sang ketua OSIS saat membuka rapat OSIS.

Pada kali ini secara mutlak , seluruh anggota OSIS menyebutkan untuk mengadakan pentas seni dengan di akhiri pembacaan puisi kepada para guru.

" Bukankah dirimu pandai membuat puisi, Ren,..!" seru Lola kepada Rendi.

Lola merupakan sekretaris OSIS di sekolah ini dan memiliki kedekatan dengan Rendi.

Disaat seperti ini, Ranti masih sempat sempat nya menggoda Dini.

" Tampaknya dirimu memiliki saingan yg sangat berat Din, nenek lampir itu terus saja mengekor di belakang Rendi,.!" ucapnya kepada Dini sambil menyikut tangan nya.

Dini hanya diam saja , ia menatap ke arah Lola yg disebutkan oleh Ranti tadi, bukan karena ia merasa bahwa sekretaris OSIS ini menjadi saingan nya tetapi ia cukup mengagumi kepintaran nya.

Beberapa usulan dari Lola lah yg akan dilaksanakan saat persembahan terakhir dari murid kelas sembilan ini dalam acara perpisahan nanti.

Di sebalik semuanya itu, hati Dini bertambah sedih,, ia tidak dapat lagi mengharapkan ibunya untuk hadir, karena keburu di panggil oleh sang maha kuasa.

Saat teringat akan hal itu mata Dini tiba tiba saja berkaca kaca, Laras temannya yang melihat hal tersebut segera memarahi Ranti.

" Ini ulahmu Ran,..sedari tadi terus saja meledek Dini,..!" seru Laras agak keras.

Sehingga membuat yg ada di situ memandangi kearah ketiganya.Tidak luput pula dengan Rendi sang ketua OSIS yang masih sibuk menyusun acara dalam rencana persembahan perpisahan sekolah.

Rendi Syahputra lantas berseru kepada ketiganya,.

" Oh iya,..untuk acara pembuka nanti, kami mengharapkan kepada Dini dan teman temannya untuk dapat menampilkan tari -tarian,..kalian sanggup bukan,..!?" tanya Rendi.

" Yah, yah, kami sanggup,..!" sahut Ranti buru -buru.

Ia tidak ingin jadi pusat perhatian para murid yg lain disebabkan Dini tampak sedang menangis.

Setelah selesai rapat OSIS bersamaan dengan selesai pula jam belajar mengajar.

Keriga BESTie ini pun berkumpul sebentar untuk berbicara.

" Maaf ya, Din. Jika ucapan ku tadi menyakiti hatimu,..!" kata Ranti seraya mengulurkan tangannya, ia merasa bersalah sebab membuat Dini sampai menangis.

" Baguslah kalau dirimu sadar,..!" seru Laras kepada Ranti.

" Eh, ini bukan salah Ranti, kok Ras,.!" sahut Dini.

Ketiganya saling berpandangan , mereka jadi heran , terutama nya bagi Laras dan Ranti.

" Bukan salahku,.Din,.?!" tanya Ranti tidak percaya.

Ia pun menanyakan apa penyebab dari Dini tadi menangis.

Oleh Dini disebutkan bahwa ia teringat dengan ibundanya, yg tampaknya kali ini sudah tidak dapat menemani nya lagi dalam acara persembahan terakhir itu.

" Lha, tadi kupikir dirimu menangis akibat dari kata kata ku,..!" seru Ranti senang.

Ia pun langsung memeluk temannya itu dengan erat , demikian pula dengan Laras , ketiganya pun saling bermaaf maafan.

" Sudah kayak lebaran saja,.saling maaf maafan,.!" seru seseorang dari belakang mereka.

Ketiganya pun menoleh ke arah asal suara tersebut.

" Rendi,...!" seru ketiga nya secara serempak.

Dan memang orang yg berada di belakang mereka ini adalah Rendi sang ketua OSIS.

Ketiganya menjadi salah tingkah melihat ketua OSIS ini , sebab bagaimana pun juga, aura dari Rendi dapat menggetarkan teman perempuan nya.

Wajahnya yg tampan, mirip dengan boy band asal Korea yg saat ini lagi di gandrungi oleh remaja di negeri ini, tidak terkecuali dengan ketiganya.

Ranti memberanikan diri menanyakan kepada Rendi mengapa ia berada di situ.

Oleh Sang ketua OSIS dijawab dengan sangat sederhana saja,.

" Aku harus memastikan kalian sanggup melakukan tugas pembuka itu,..kalian sanggup bukan.,.?!" ucap nya.

" Tentu, jangan khawatir,..kami akan tampil maksimal demi suksesnya acara kita kali ini,.!" sahut Laras.

" Jangn lupa , waktu kita tidak banyak , mungkin tidak sampai sepekan lagi,..!" ungkap Rendi lagi.

" Siiip,..ditanggung beres, asal ada Dini bersama kami, semuanya akan ditanggung beres,.!" kata Ranti sambil melirik ke arah Dini.

Sedangkan Dini hanya diam mematung, entah apa sebab nya , saat dirinya dekat dengan yg namanya Rendi, ada perasaan aneh yg menyelimuti hatinya.

Ada getar-getar di dalamnya, dirinya merasakan hal tersebut saat berhadapan dengan namanya Rendi ini.

" Din, mengapa diam mematung, apa yg merasuki mu,..?!" tanya Ranti kaget.

" Hehh,.!" ucap Dini kaget.

Ia pun segera menatap kearah Rendi Syahputra.

" Iya Din, kita sangat berharap sekali kalian mampu menjalankan tugas ini, pilih beberapa orang teman, agar acara pembuka itu berjalan sukses,.!" kata Rendi.

Ia pun berlalu dari ketiganya, dan meninggalkan Dini yg nampak masih terbengong.

" Din tugas kita kali ini cukup berat, selain sebagai pengisi acara pembuka tentu kita harus dapat tampil maksimal, !" ucap Laras.

" Tul.. sebaiknya kita harus segera latihan,..!" sahut Ranti .

" Bener..kita harus kembali latihan , tetapi di tempat siapa,..?!" tanya Laras lagi.

" Bagaimana kalau di rumah mu saja Din,.bukankah teman teman kita yang lain berdekatan dengan rumah mu,.!" ungkap Ranti.

" Aku setuju bagaimana denganmu Din,..?!" tanya Laras.

" Terserah kalian,..asalkan setuju , aku sih ikut aja,.. segeralah beritahukan kepada teman yang lain,.!" jawab Dini.

Mereka pun segera berpisah setelah menemukan tempat dimana mereka akan berlatih menari.

Seperti biasa , Dini segera mengayuh sepeda nya meninggalkan sekolah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!